Konsentrasi Asidulan (%) ,12 ± 0,18 bc

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

3. HASIL PENGAMATAN 3.1. Kadar Air pada Sawi Sendok dan Sawi Putih

3. HASIL PENELITIAN 3.1. Analisa Sensori Rating Sikhye

3.1. Nata Komersial Hasil pengujian nata de coco dapat dilihat pada Tabel 1. merupakan nata yang difermentasikan menggunakan media air kelapa.

Gambar 6. Hasil Analisis Sensori Flavored Edible Film

Natrium Alginat 4% Natrium Alginat 0% Natrium Alginat 2% Natrium Alginat 1% Natrium Alginat 3%

4.1. Hasil Analisa Kuantitatif spora Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) (2:1)

Gambar 6. Bumbu Penyedap Granul Non-Monosodium Glutamate dengan Konsentrasi Maltodekstrin (a) 0%, (b) 10%, (c) 15%, (d) 20%, dan (e) 25%

APLIKASI SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi) SEBAGAI ASIDULAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA ROTI MANIS BERBASIS TEPUNG GAPLEK

Lampiran 1. Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff Schoorl ml 0,1 N Natiosulfat.

Lampiran 1. Spesifikasi Tepung Jagung

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 5. Penampakan Fisik dan Struktur Granul Bumbu Penyedap Rasa Spirulina pada berbagai Konsentrasi Natrium Alginat

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMAT MENAMPILKAN DATA TABEL, GAMBAR & TEHNIK MEMBAHAS

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. AW_Segar,071 54,200 *,958 54,054 AW_Kering,118 54,059,954 54,037. Tests of Normality

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penambahan berat badan Mencit (Mus musculus). Jarak penimbangan pada

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

2

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

EVALUASI SUBSTITUSI TEPUNG PISANG TANDUK (Musa Corniculata Rumph) TERHADAP PROFIL FISIKOKIMIA ROTI MANIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 2 Th 2013 PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI WORTEL DAN GLUTEN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Gambar 5. Tekstur dan Struktur Bumbu Penyedap Blok Spirulina Perlakuan Kontrol (A) dan Maltodekstrin 10% (B).

BAB IV HASIL PENELITIAN. jarak antara koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan sisi terluar paper

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura

Lampiran 1. Analisis statistika hubungan antara komposisi dengan kerapatan. a. Tabel anova hubungan antara komposisi dengan nilai kerapatan.

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

LAMPIRAN 1. KUESIONER UNTUK UJI ORGANOLEPTIK KUESIONER

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

konsentrasi pektin 20% Aquades TT TT Larutan buffer TT TT Keterangan : TT : Tidak terdeteksi (lebih kecil dari S 1)

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data yang merupakan parameterparameter

PEMBUATAN ROTI TAWAR DENGAN PROPORSI TEPUNG BERAS HITAM : TEPUNG TERIGU DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI TEPUNG UBI JALAR MERAH (Ipomoea batatas) DAN TEPUNG MOCAL PADA ROTI MANIS RENDAH GLUTEN

Lampiran 1. Tekstur Buah Alpukat pada hari ke-3

PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

7. LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Bakso Daging Sapi

PELAKSANAAN PENELITIAN

METODA PEMBUATAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU ROTI MANIS BERBASIS TEPUNG KOMPOSIT YANG DIFORTIFIKASI RUMPUT LAUT

Ulangan Umum Semester Semester 2 Kelas VI. I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar! 1.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kuisioner Pengujian Organoleptik Kerupuk Kulit Kelinci KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK. : Ujilah sampel-sampel berikut terhadap warna, aroma,

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

Lampiran 1 Data perhitungan analisis proksimat bahan baku

Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspartam. 200 kali sukrosa) 147/180 = 0,82 g. 195/180 = 1,08 g. 220/180 = 1,22 g. β-karoten

Formulasi Roti Tawar dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar dan Tepung Tempe Kedele (Kajian terhadap Kualitas Kimiawi Roti Tawar)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

EFEKTIVITAS PENGHAMBATAN EKSTRAK DAGING BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw.) TERHADAP PERTUMBUHAN Rhizoctonia sp. SECARA IN VITRO AHMAD ASRORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

3. HASIL PENELITIAN 3.1. Karakteristik Fisik 3.1.1. Volume Pengembangan Roti Manis Hasil pengujian volume pengembangan roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Volume Pengembangan (%) Roti Manis Tepung Tampilan Visual Volume Pengembangan (%) 93,12 ±,18 bc 25 14,53 ± 3,28 cd 5 81,54 ± 2,74 b 75 45,2 ± 7,95 a 1 91,35 ± 8,7 b 25 132,45 ± 9,28 de 12

13 (Lanjutan Tabel 5) Tepung Tampilan Visual Volume Pengembangan (%) 5 116,29 ± 6,9 d 75 79,29 ± 5,18 b 2 87,21 ± 6,27 b 25 97,64 ± 4,77 c 5 96,79 ± 1,58 bc 75 8,92 ±,22 b 3 74,22 ± 7,55 b 25 92,68 ± 2,13 bc

14 (Lanjutan Tabel 5) Tepung Tampilan Visual Volume Pengembangan (%) 5 81,82 ± 1,78 b 75 48,29 ± 7,39 a Keterangan : a. Persen volume pengembangan adalah perbandingan antara volume setelah pemanggangan dan dan volume setelah proofing. b. Semua nilai yang dicantumkan adalah nilai rata-rata ± standar deviasi. c. Nilai huruf dengan superscript yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p<,5) dengan menggunakan uji Duncan. Dari Tabel 5 diketahui, hasil pengujian volume pengembangan roti manis tertinggi dari perlakuan formulasi 1% tepung gaplek dan 25% asidulan, sebesar 132,45 ± 9,28%. Nilai volume pengembangan terendah adalah 45,2 ± 7,95%, dihasilkan dari perlakuan formulasi % tepung gaplek dan 75% asidulan. asidulan yang menghasilkan pengembangan paling optimal adalah 25%. 16 Volume Pengembangan (%) 14 12 1 8 6 4 2 Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Tepung Gambar 2. Volume Pengembangan Roti Manis

15 Gambar 2 menunjukkan, volume pengembangan paling optimal diperoleh dari konsentrasi 1% tepung gaplek dan 25% asidulan. asidulan % menghasilkan anomali, hasil paling tinggi diperoleh dari formulasi % tepung gaplek, dan angka terus menurun hingga mencapai titik terendah, yaitu dari formulasi 3% tepung gaplek. Asidulan 25% memberkan hasil paling optimal pada formulasi 1% tepung gaplek, setelahnya terjadi penurunan ke titik terendah yang dihasilkan dari formulasi 3% tepung gaplek. Asidulan 5% juga menampilkan hasil optimal pada konsentrasi 1% tepung gaplek, kemudian terjadi penurunan hingga hasil dari konsentrasi gaplek 3%. Angka terendah pada penambahan asidulan 5% dihasilkan pada konsentrasi % tepung gaplek. Asidulan 75% menunjukkan peningkatan, dan hasil tertinggi pada konsentrasi tepung gaplek 2%, selanjutnya menurun pada konsentrasi 3% tepung gaplek. 3.1.2. Diameter Pori Roti Manis Hasil pengukuran diameter pori roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rerata Diameter Pori (mm) Roti Manis Tepung Tampilan Visual Diameter Pori (mm) 1,74 ±,6 ab 25 1,59 ±,9 ab 5 1,61 ±,2 ab

16 (Lanjutan Tabel 6) Tepung Tampilan Visual Rerata Diameter Pori (mm) 75 1,69 ±,4 ab 1 1,68 ±,9 ab 25 1,58 ±,13 ab 5 1,59 ±,22 ab 75 1,59 ±,9 ab 2 1,55 ±,15 ab 25 1,73 ±,7 ab 5 1,75 ±,17 ab 75 1,88 ±,13 b

17 (Lanjutan Tabel 6) Tepung Tampilan Visual Rerata Diameter Pori (mm) 3 1,55 ±,5 ab 25 1,52 ±,26 a 5 1,67 ±,9 ab 75 1,76 ±,6 ab Keterangan : a. Semua nilai yang dicantumkan adalah nilai rata-rata ± standar deviasi. b. Nilai huruf dengan superscript yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p<,5) dengan menggunakan uji Duncan. Pada Tabel 6 ditampilkan, hasil penghitungan rerata diameter pori roti manis menunjukkan beda nyata pada perlakuan konsentrasi 2% tepung gaplek dan 75% asidulan. Rerata diameter pori yang dihasilkan sebesar 1,88 ±,13 mm, sekaligus merupakan hasil tertinggi. Hasil rerata diameter pori terendah adalah 1,52 ±,26 mm, hasil dari perlakuan 3% tepung gaplek dan 25% asidulan. Semakin tinggi jumlah tepung gaplek dan asidulan yang digunakan, maka diameter pori-pori semakin meningkat.

18 3 Rerata Diameter Pori (mm) 2 1 Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Tepung Gambar 3. Rerata Diameter Pori Roti Manis Pada Gambar 3 diketahui, asidulan 25%, 5% dan 75% menunjukkan tren yang serupa. Anomali data ditampilkan di grafik asidulan %, hasil tertinggi diperoleh dari konsentrasi tepung gaplek %, dan setelahnya rerata diameter pori terus menurun hingga hasil terendah yang diperoleh dari konsentrasi tepung gaplek 2% dan 3%. Untuk asidulan 25%, diameter pori pada awalnya menurun, kemudian naik di konsentrasi tepung gaplek 2%, dan kemudian menurun kembali pada konsentrasi tepung gaplek 3%. Hasil tertinggi untuk konsentrasi asidulan 25% adalah pada konsentrasi tepung gaplek 2%, dan hasil terendah dari konsentrasi tepung gaplek 3%. Asidulan 5% juga menampilkan penurunan sebelum hasil paling optimal pada konsentrasi tepung gaplek 2%, kemudian terjadi penurunan pada konsentrasi tepung gaplek 3%. Hasil terendah dihasilkan konsentrasi tepung gaplek 1%. Angka tertinggi pada hasil asidulan 75% diperoleh dari konsentrasi tepung gaplek 2%, angka terendah diperoleh dari konsentrasi tepung gaplek 1%. Hasil paling optimal dari pengujian ini diperoleh dari konsentrasi tepung gaplek 2% dan asidulan 75%. 3.1.3. Nilai Hardness Roti Manis Hasil pengujian nilai hardness roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek dapat dilihat pada Tabel 7

19 Tabel 7. Nilai Hardness (gf) Roti Manis Tepung 25 5 75 272,65 ± 3,89 b;4,5 211,12 ± 1,57 a;3 176,96 ± 2,33 a;2 122,55 ± 3,31 a;1 1 336,63 ± 4,77 c;7 295,81 ± 1,94 bc;5,6 259,12 ± 8,78 b;4 215,49 ± 8,66 a;3,4 2 385,32 ± 8,58 d;8 323,5 ± 6,6 bc;4 289,12 ± 4,56 b;5 242,56 ± 4,56 b;7,8 3 535,19 ± 7,9 d;11 488,29 ± 4,4 d;1 42,81 ± 2,16 d;9 315,97 ± 7,49 bc;6 Keterangan : a. Semua nilai yang dicantumkan adalah nilai rata-rata ± standar deviasi. b. Nilai huruf dengan superscript yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p<,5) dengan menggunakan uji Duncan. c. Keterangan beda nyata perbandingan baris ditunjukkan dengan pangkat huruf, keterangan beda nyata dengan perbandingan kolom ditunjukkan dengan pangkat angka. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran nilai hardness tertinggi adalah 535,19 ± 7,9 gf, dari perlakuan 3% tepung gaplek dan % asidulan. Nilai hardness terendah adalah 122,55 ± 3,31 gf, hasil dari perlakuan % tepung gaplek dan 75% asidulan. Beda nyata ditunjukkan pada hasil perlakuan 2% tepung gaplek dan 75% asidulan, kemudian 2% tepung gaplek dan % asidulan. 6 5 Nilai Hardness (gf) 4 3 2 1 Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Tepung Gambar 4. Nilai Hardness pada Roti Manis Dari Gambar 4 diketahui, hasil tertinggi pengukuran nilai hardness dihasilkan oleh formulasi 3% tepung gaplek dan % asidulan. Pada asidulan %, 25%, 5% dan 75%,

2 hasil tertinggi ada pada konsentrasi tepung gaplek 3%. Angka terendah dihasilkan konsentrasi tepung gaplek %. 3.1.4. Warna Permukaan Roti Manis Hasil pengujian warna permukaan roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek, meliputi parameter L*, a* dan b* dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Warna Permukaan Roti Manis Tepung Keterangan L* a* b* 48,49 ±,81 c 7,97 ±,4 b 36,8 ±,79 cd 25 53,99 ± 1,24 cd 9,71 ±,6 bc 29,62 ±,71 ab 5 53,43 ± 1,7 cd 6,55 ± 1,47 a 29,82 ±,74 ab 75 43,38 ±,64 a 4, ±,4 a 34,3 ±,78 c 1 55,25 ± 1,46 cd 7,21 ±,4 ab 32,65 ± 1,19 b 25 47,77 ± 4,21 b 1,22 ± 1,68 c 33,7 ±, bc 5 44,64 ± 1,59 b 8,97 ± 4,94 b 34,78 ± 3,75 c 75 43,61 ± 5,8 ab 6,52 ±,34 a 35,55 ± 3,65 cd 2 49,78 ±,34 bc 12,54 ± 4,35 cd 26,41 ± 7,76 ab 25 5,45 ± 3,82 cd 7,31 ±,26 ab 28,95 ± 6,22 ab 5 5,79 ± 1,46 cd 6,43 ± 2,69 ab 32,9 ± 4,9 b 75 5,25 ± 1,61 cd 4,94 ± 3,8 ab 33,59 ± 1,26 bc 3 67,64 ± 4,26 de 6,97 ±,8 ab 22,9 ±,58 a 25 61,23 ± 2,49 d 7,5 ±,59 ab 25,86 ± 1,78 ab 5 52,15 ± 2,76 cd 4,88 ± 1,8 a 26,59 ± 1,26 ab 75 43,98 ± 2,44 ab 3,84 ± 4,45 a 27,57 ± 5,15 ab : Semua nilai yang dicantumkan adalah nilai rata-rata ± standar deviasi. Hasil pengukuran nilai L* tertinggi yang ditampilkan pada Tabel 8 adalah 67,64 ± 4,26, hasil perlakuan 3% tepung gaplek dan % asidulan. Hasil pengukutan terendah adalah 43,38 ±,64, hasil perlakuan % tepung gaplek dan 75% asidulan. Hasil pengukuran L* tidak menunjukkan beda nyata. Hasil pengukuran nilai a* juga tidak menampilkan beda nyata. Hasil tertinggi adalah 12,54 ± 4,35, dari perlakuan 2% tepung gaplek dan % asidulan. Hasil terendah adalah 3,84 ± 4,45, hasil perlakuan 3% tepung gaplek dan 75% asidulan. Angka hasil pengukuran nilai b* terendah adalah 22,9 ±,58, dari perlakuan 3% tepung gaplek dan % asidulan. Hasil tertinggi adalah 36,8 ±,79, hasil dari perlakuan % tepung gaplek dan % asidulan. Nilai-nilai b* juga tidak menampilkan beda nyata.

21 8 6 L* 4 2 Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Tepung Gambar 5. Nilai L* pada Roti Manis Dari Gambar 5 diketahui, nilai L cenderung mengalami peningkatan pada konsentrasi tepung gaplek 3%, atau konsentrasi tepung gaplek paling tinggi yang ditambahkan. Penambahan asidulan dalam beberapa konsentrasi menampilkan penurunan angka L. Angka L terendah adalah 43,38 ±,64, hasil dari formulasi % tepung gaplek dan 75% asidulan. 16 a* 12 8 4 Tepung Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Gambar 6. Nilai a* pada Roti Manis Gambar 6 menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan dari hasil penelitian yang dilakukan. Nilai a* diketahui menurun setelah dilakukan penambahan tepung gaplek, dan penambahan asidulan juga menyebabkan nilai a* menurun. Nilai a* terendah adalah 3,84 ± 4,45, hasil formulasi 3% tepung gaplek dan 75% asidulan.

22 4 b* 3 2 1 Tepung Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Gambar 7. Nilai b* pada Roti Manis Pada Gambar 7 diketahui, penambahan tepung gaplek menampilkan tren grafik yang menurun. Nilai b* akibat penambahan asidulan untuk masing-masing konsentrasi tepung gaplek menghasilkan sedikit peningkatan. Hasil nilai b* terendah adalah 22,9 ±,58, hasil dari formulasi 3% tepung gaplek dan % asidulan. 3.2. Karakteristik Kimia 3.2.1. Kadar Air Roti Manis Hasil pengujian kadar air roti manis dengan penambahan asidulan dan substitusi tepung gaplek dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 8. Kadar Air (%) Roti Manis Tepung 25 5 75 26,79 ±,2 bc 18,32 ±,3 c 21,53 ±,1 c 25,56 ±,2 c 1 17,1 ±,3 ab 14,22 ±,3 ab 14,86 ±,3 ab 17,3 ±,2 b 2 12,51 ±,4 ab 11,78 ±, ab 13,14 ±, ab 15,37 ±,1 ab 3 9,73 ±,1 ab 8,87 ±,1 a 11,53 ±,2 ab 12,86 ±,4 ab Keterangan : Semua nilai yang dicantumkan adalah nilai rata-rata ± standar deviasi Tabel 9 menunjukkan hasil pengujian kadar air. Hasil diketahui tidak menimbulkan beda nyata. Angka kadar air terendah adalah 8,87 ±,1 a %, dari perlakuan 3% tepung gaplek dan 25% asidulan. Hasil tertinggi didapatkan dari perlakuan % tepung gaplek dan % asidulan, yaitu 26,79 ±,2 bc %.

23 3 25 Kadar Air (%) 2 15 1 5 Asidulan % Asidulan 25% Asidulan 5% Asidulan 75% Tepung Gambar 8. Kadar Air (%) Roti Manis Dari Gambar 8, diketahui data kadar air cenderung menurun. Asidulan % menghasilkan nilai tertinggi pada titik konsentrasi tepung gaplek %. Asidulan 25%, 5% dan 75% juga menunjukkan hasil tertinggi pada konsentrasi tepung gaplek %, dan hasil terendah pada konsentrasi tepung gaplek 3%.