BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PENGUKURAN IMPLEMENTASI OHSAS BERDASARKAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI PT.TRAKINDO UTAMA CABANG SURABAYA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

Key Performance Indicators Perusahaan

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS PT. KITO INDONESIA) TESIS. Ida Nahriah

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bank Jatim yang juga disebut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim,

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

ABSTRACT. Key Words: Balanced scorecard, mission, vision, strategy, performance, perspective balanced scorecard. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN LITERATUR

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

PILIHAN INDIKATOR KINERJA KUNCI ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG DALAM PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang bergerak di bidang engineering, pembelian dan jasa untuk

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. XYZ. Disusun Oleh : ANGELA CLARA BERNADIA S

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Anies Fariztian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik.

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

DAFTAR LAMPIRAN. Surat Penetapan Pembimbing. Photocopy Kartu Bimbingan. Lamipiran 5 Surat Keterangan Penelitian. Lamipiran 6 Daftar Riwayat Hidup.

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

Kata Kunci : Penilaian Kinerja dan Balanced Scorecard

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, Strategy, Strategic Management System

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT. Suryana bergerak dibidang ekspor impor bahan bahan kimia dimana

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PT. PDSI)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

2.1. Visi dan Misi...11

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Perancangan Strategy Map dengan Balanced Scorecard (Studi kasus : PT Dian Megah Indo Perkasa, Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

RANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS BERBASIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TESIS

PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. PAL INDONESIA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: balanced scorecard, perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja.

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

TUGAS AKHIR ANALISA IMPLEMENTASI HSE OPERATION EXCELLENT (OE) FRAMEWORK DAN HSE MANAGEMENT SYSTEM (HSEMS) DI PT XYZ

Transkripsi:

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 dan uji coba penggunaan sistem tersebut untuk mengukur kinerja di PT. Trakindo Utama Cabang Surabaya, dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : 1. Rancangan sistem pengukuran kinerja dapat dipergunakan dengan baik dan dapat memberi informasi yang lebih akurat kepada manajemen 2. Hasil rancangan ini memberikan petunjuk mengenai pembuatan suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan pandangan yang menyeluruh dan cepat mengenai kinerja suatu unit bisnis kepada pihak manajemen dan membantu pengambil keputusan dalam hal ukuran kinerja yang perlu diperhatikan. 3. Rancangan sistem pengukuran kinerja ini telah mengidentifikasi beberapa sasaran strategis beserta KPI nya yaitu: a. Perspektif Keuangan Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif keuangan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu mengelola biaya secara efisien dengan key performance indicator adalah: Safety Equipment Cost Accident Cost Training Employee Cost b. Perspektif Pelanggan Strategic objective yang harus dicapai dalam prspektif pelanggan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu 1) Memastikan peraturan CC dan SHE terpenuhi, dengan key performance indicator: OHSAS Achievement Star Rating Ratio CC Achievemen Ratio 105

106 2) Menurunkan tingkat kecelakaan, dengan key performance indicator: Inspection Ratio SHE Certificate Achievement Ratio SHE Meeting Ratio c. Perspektif proses bisnis internal Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif bisnis internal berdasarkan Balanced Scorecard yaitu: 1. Memastikan keandalan proses bisnis untuk mengakomodasi OHSAS 18001 dan pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan key performance indicator: Safety Talk Implementation Ratio CC Implementation Ratio Implementation OHSAS 18001 Document Ratio Job Safety Analysis Ratio 2. Menurunkan tingkat kecelakaan, dengan key performance indicator: Incident Frequency Rate Recordable Inc Frequency Rate Lost Time Case Frequency Rate Severity Rate d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu 1. Peningkatan kompetensi karyawan dibidang OHSAS 18001, dengan key performance indicator: Training Ratio Employee Qualification Ratio 2. Peningkatan fasilitas Safety Number Of Safety Equipment Ratio

107 4. Dari hasil rancangan sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 terhadap kinerja yang dibuat, didapat score tiap KPI dan nilai akhir kinerja tiap persepsi sebagai berikut: a) Financial Perspective yang meliput KPI: Safety Equipment Cost Ratio memiliki score 6 dengan kriteria baik. Accident Cost Ratio memiliki score 5 dengan kriteria cukup baik. Training Cost Ratio memiliki score 3 dengan kriteria standar. Indeks pencapaiaan kinerja untuk perspektif Financial secara umum sebesar 5.375 b) Customer Perspective yang meliput KPI: OHSAS Achievement Star Rating Ratio memiliki score 7 dengan CC Achievement Ratio memiliki score 4 dengan kriteria cukup baik. Inspection Ratio memiliki score 5 dengan kriteria cukup baik. SHE Certificate Achievement Ratio memiliki score 7 dengan SHE Meeting Ratio memiliki score 9 dengan kriteria memuaskan. Indeks pencapaiaan kinerja untuk perspektif Customer secara umum sebesar 5.969 c) Internal Business Process Perspective yang meliput KPI: Safety Talk Implementation Ratio memiliki score 7 dengan CC Implementation Ratio memiliki nilai score 7 dengan Implementation OHSAS 18001 Document memiliki score 10 dengan kriteria sangat memuaskan.

108 Job Safety Analysis Ratio memiliki score 4 dengan kriteria cukup baik. Risk Assesment Evaluation Ratio memiliki score 8 dengan kriteria memuaskan. Incident Frequency Rate memiliki score 3 dengan kriteria standar. Recordable Incident Frequency Rate memiliki score 3 dengan kriteria standar. Lost Time Case Frequency Rate memiliki score 6 dengan Severity Rate memiliki score 3 dengan kriteria standar. Indeks pencapaiaan kinerja untuk perspektif Internal Bisnis Process sebesar 6.135 d) Learning And Growth Perspective yang meliput KPI: Training Ratio memiliki score 7 dengan Employee Qualification Ratio memiliki nilai score 3 dengan kriteria standar. Number Of Safety Equipment Ratio Ratio memiliki score 7 dengan Indeks pencapaiaan kinerja untuk perspektif Learning And Growth sebesar 5.06 5. Perspektif proses bisnis internal memiliki nilai indeks perbaikan terkecil (0,741) dimana hal ini perlu perbaikan kinerja yang lebih intensif dibandingkan dengan perspektif perspektif lainnya. Kemudian diikuti oleh perspektif keuangan dengan nilai (0,792), kemudian diikuti oleh perspektif pelanggan dengan nilai (1,009) dan kemudian diikuti oleh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (1.015). 6. Pencapaian semua perspektif belum ada yang mencapai target, yaitu sebesar 10 (100%). Tingkat pencapaian target tertinggi yaitu pada perspektif Learning and Growth yaitu sebesar 60.46%, kemudian perspektif Customer yaitu sebesar 60.46%, kemudian disusul oleh

109 perspektif Financial yaitu sebesar 53.75%, kemudian perspektif dengan tingkat pencapian target terendah yaitu perspektif Internal Business Process yaitu sebesar 52.24%. 7. Untuk memperbaiki kinerja di masa depan, beberapa hal yang periu dilakukan adalah : a. Perhatian perspektif keuangan perlu dirancang secara efisien, dengan mempertajam perencanaan pekerjaan yang tetap berpedoman pada kebutuhan untuk pengembangan sumber daya manusia, proses bisnis, dan konsumen, yaitu melalui KPI KPI pemicunya, b. Dalam menyelenggarakan training kepada karyawan perlu dibuat perencanaan pedoman training yang jelas sehingga pengeluaran biaya untuk pelaksanaan training tidak membengkak dan diharapkan tepat sasaran, c. Perlu adanya perawatan terhadap perlengkapan keselamatan kerja agar biaya pengadaan perlengkapan keselamatan tidak melebihi biaya yang ditentukan, d. Untuk menekan angka rata rata kecelakaan maka perlu di perbaiki kinerka dari KPI KPI penunjangnya yang memiliki pencapaian kinerja belum maksimal seperti inspeksi dan analisa terhadap kecelakaan yang mungkin terjadi, e. Walaupun KP1 Training Ratio dan Number Of Safety Equipment Ratio menunjukan pencapaiaan kinerja yang luar biasa, namun tanpa di imbangi pencapaiaan KPI Employee Qualification yang memadahi maka implementasi OHSAS 18001 tidak akan maksimal, hal ini terbukti dengan kurangnya inspeksi dan analisa terhadap kecelakaan yang mungkin terjadi, jadi perlu ada keseimbangan antar KPI dalam perspektif Learning and Growth ini.

110 7.2. Saran Dari kesimpulan yang telah disampaikan diatas. disarankan hal hal sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard akan membantu memudahkan manajemen dalam melakukan evaluasi kinerja dan mengendalikan perusahaan, oleh karena dengan metode ini perusahaan dapat mengetahui hal hal sebagai berikut : a) Tujuan utama penurunan biaya operasional. b) Keinginan dan kebutuhan pelanggan/user. c) Kualitas pelayanan, produk dan jasa. d) Efektifitas dan efisiensi operasi internal e) Motivasi dan pemahaman karyawan dalam memajukan perusahaan. 2. Pengukuran dilakukan secara periodik, sehingga dapat diketahui apakah KPI KPI yang dirancang menunjukkan indikasi kearah yang lebih baik atau lebih buruk. 3. Untuk mengaplikasikan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard diperlukan kajian yang lebih mendalam terhadap sasaran strategi yang ingin dicapai. 4. Bila memungkinkan, hasil rancangan sistem pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard ini digunakan di PT.Trakindo Utama Cabang Surabaya sebagai pemicu pencapaian target berdasarkan anggaran yang ditetapkan. 5. Dalam mengaplikasikan sistem pengukuran kinerja ini memerlukan komitmen dari pihak manajemen dan seluruh karyawan serta kesiapan sumber devisa perusahaan.

Halaman ini sengaja dikosongkan 111