BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
1) Sistem Free Fight Liberalism, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil merupakan salah satu penggerak utama dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, berbagai macam investasi yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Inasius (2014) di Indonesia, jumlah UMKM mencapai 56 juta unit dan

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pajak adalah iuran rakyat yang dikelola menjadi kas negara dan digunakan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

Jakarta, Desember 2006 Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS. Endah Murniningtyas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk jiwa

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis

Perluasan Lapangan Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang (Usaha Mikro Kecil Menengah). Usaha mikro kecil dan menengah () merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), nilai ekspor nasional dan investasi nasional. Secara keseluruhan, pada tahun 2012 sektor menyumbang sekitar lebih dari 56% PDB dan sekitar 10% dari ekspor. dapat terus tumbuh sehingga kontribusinya terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi makin besar serta PPn dan PPh dari dapat terserap dan bisa menambah optimalisasi penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (Kementerian Keuangan, 2012). Hingga tahun 2012 total di Indonesia sebanyak 56,7 juta dan dapat menyerap sekitar 107,6 juta tenaga kerja (Kementerian Koperasi dan, 2013). Pada tabel 1.1 ini merupakan Perkembangan pada periode 1997-2012.

Tabel 1.1 Perkembangan pada Periode 1997-2012 Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Tahun Jumlah Pertum buhan Jumlah Jumlah Tenaga Kerja Pertum buhan Jumlah Tenaga Kerja Sumbangan PDB (harga konstan) Pertum buhan sumban gan PDB Nilai Ekspor Pertum buhan Nilai Ekspor Unit Persen Orang Persen Rp. Miliar Persen Rp. Miliar Persen 1997 39 765 110 65 601 591 363 200,440 39 277,070 1998 36 813 578-7,42 64 313 573-1,96 552 945,40 52,24 69 315,40 76,48 1999 37 911 723 2,98 67 169 844 4,44 647 475,960 17,10 52 594,120-24,12 2000 39 784 036 4,94 72 704 416 8,24 760 089,450 17,39 75 448,610 43,45 2001 39 964 080 0,45 74 687 428 2,73 791 597,40 4,15 80 846,520 7,15 2002 41 944 494 4,96 77 807 897 4,18 829 616,40 4,80 87 290,030 7,97 2003 43 460 242 3,61 81 942 353 5,31 876 123,40 5,61 77 096,710-11,68 2004 44 777 387 3,03 80 446 600-1,83 924 483,60 5,52 95 548,240 23,93 2005 47 017 062 5,00 83 586 616 3,90 979 712,50 5,97 110 338,06 15,48 2006 49 021 803 4,26 87 909 598 5,17 1 032 573,90 5,40 123 767,87 12,17 2007 50 145 800 2,29 90 491 930 2,94 1 099 301,10 6,46 140 363,84 13,41 2008 51 409 612 2,52 94 024 278 3,90 1 165 753,20 6,04 178 008,28 26,82 2009 52 764 603 2,64 96 211 332 2,33 1 212 599,30 4,02 162 254,52-8,85 2010 53 823 732 2,01 99 401 775 3,32 1 282 571,80 5,77 175 894,89 2011 55 206 444 2,57 101 722 458 2,33 1 369 326,00 6,76 187 441,82 2012 56 534 592 2,41 107 657 509 5,83 1 504 928,20 9,90 208 067,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Banyaknya jumlah di negeri ini merupakan suatu bentuk ketangguhan dalam bertahan dari beberapa gelombang krisis yang pernah terjadi di negeri ini, seperti krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis global 2008 yang sempat memberikan pengaruh bagi Indonesia. Ketangguhan ini terbukti sebab di saat banyak perusahaan besar yang bangkrut dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya, justru mampu menyerap para pengangguran untuk dapat bekerja kembali(setyawan, 2007). Usaha mikro, kecil, dan menengah () mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.selain itu, juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil

pembangunan. Keberadaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai roda pertumbuhan aktivitas ekonomi. Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar.mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swastadifokuskan pada. Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.ekonomi kerakyatandikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatanterkait dengan ekonomi sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri.kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.

Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat.dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubung-hubungkan sentra-sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat. Ekonomi kerakyatan perlu dikembangkan di Indonesia karena memiliki peranan penting dalam pengembangan ekonomi negara dan daerah (Departemen Perdagangan, 2008).Pertama, memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan seperti peningkatan lapangan pekerjaan, peningkatan ekspor, dan sumbangannya terhadap PDB. Kedua, menciptakan iklim bisnis positif yang berdampak pada sektor lain. Ketiga, membangun citra dan identitas bangsa seperti turisme, ikon nasional, membangun budaya, warisan budaya, dan nilai lokal.keempat, berbasis kepada sumber daya yang terbarukan seperti ilmu pengetahuan dan peningkatan kreatifitas.kelima, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa.terakhir, dapat memberikan dampak sosial yang positif seperti peningkatan kualitas hidup dan toleransi sosial. Kota Solo adalah kota budaya yang mempunyai salah satu misi yaitu mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan sektor riil, pemberdayaan

usaha mikro kecil menengah dan koperasi (K) dengan fasilitas kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang. Pertumbuhan jumlah usaha mikro, kecil dan menengah () di Kota Solo bisa dibilang belum terlalu agresif. Mengingat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, angka pertumbuhannya baru sebesar 9,08 persen.seperti diungkapkan Kepala Subbagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Koperasi dan setempat, Edi Parmadi, saat ini jumlah pelaku sektor riil di Kota Solo mencapai 43.932. Jumlah ini tumbuh 9,08 persen jika dibanding 2008 silam. Secara umum dari 43.932 yang ada di Kota Bengawan, rata-rata bergerak di bidang kuliner. Sementara jika dilihat dari kapasitas serapan tenaga kerja (Naker), mayoritas cenderung didominasi usaha mikro. Jumlah Naker yang terserap di sektor ini mencapai 81 persen, sedangkan usaha kecil sebesar 12 persen. Adapun untuk usaha kelas menengah, serapan tenaga kerjanya hanya 7 persen, (dikutip dari Timlonet, 4 Februari 2014). Di samping pertumbuhan di Kota Solo mengalami peningkatan, ada beberapa masalah yang perlu ditangani oleh pemeritah setempat agar terciptanya yang tertata. Salah satu permasalahan di Kota Solo sendiri adalah kurang tertibnya penataan PKL. Gambaran kondisi PKL berbasis ekonomi kreatif di Kota Surakata masih ada yang belum rapi dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penataan PKL perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun dinas terkait maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya dengan tempat yang kondusif, bersih dan nyaman.

Penataan PKL merupakan fokus dari Pemerintah Surakarta saat ini.salah satu tempat PKL yang sudah dalam penataan adalah kawasan PKL di Manahan. Penataan shelter di Manahan dipilih dalam penelitian ini karena memiliki pengaruh besar terhadap pendapatan pedagang antara sebelum dibangun shelter dan setelah dibangun shelter. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Pembangunan Shelter Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Manahan Kota Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah profil PKL di Manahan Kota Surakarta? 2. Bagaimanakah perbedaan pendapatan pedagang kaki lima di Manahan Kota Surakarta antara sebelum dan sesudah penataan shelter? 3. Manfaat apa saja yang didapat pedagang kaki lima setelah penataan shelter di Manahan Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil PKL di Manahan Kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah perbedaan pendapatanpedagang kaki lima di Manahan Kota Surakarta antara sebelum dan sesudah penataan shelter. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis manfaat yang didapat pedagang kaki lima setelah penataan shelter di Manahan Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini penting karena menghasilkan informasi yang sangat rinci, akurat, dan aktual yang akan memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan penelitian baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis merupakan langkah untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dan secara praktis berwujud aktual, yaitu pemecahan terhadap permasalahan secara nyata. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengkaji secara ilmiah mengenai perbedaan pendapatan dan dampak-dampak yang ditimbulkan antara sebelum dan sesudah pembangunan shelter di Manahan Kota Surakarta. b. Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak pembuat kebijakan dalam meningkatkan sistem pembangunan shelter. b. Bagi ilmu pengetahuan, secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu ekonomi khususnya ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yaitu dapat melengkapi kajian mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan dari pembangunan shelter. c. Sebagai bahan masukan bagi pedagang agar mampu memperbaiki manajemen usaha dan hasilnya meningkatkan pendapatan. d. Bagi peneliti sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana dan dapat memperoleh banyak pengalaman, serta merupakan penerapan dan evaluasi terhadap teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. e. Bagi pembaca penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan kepustakaan dalam.