TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia, industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Keputusan Program Personal Selling Meeting Package Terhadap Keputusan Pembelian Di Aston Braga Hotel & Residence

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

2015 PENGARUH SERVICE RECOVERY DAN CUSTOMER EMOTIONS TERHADAP KEPUASAN TAMU DI GRAND SERELA SETIABUDHI HOTELBANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan analisis regresi berganda,

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas. Persaingan

2016 PENGARUH ATRIBUT HOTEL D ALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGINAP TAMU THE LUXTON BAND UNG

2014 PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DI GRAND PASUNDAN CONVENTION HOTEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Pariwisata Dunia PBB, United Nation World Tourism

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat menjadi lahan usaha menjanjikan bagi masyarakatnya. United

VITRI DWI MARTINI DANIATI, 2014 PENGARUH PRODUCT BUNDLING DAN PRICE BUNDLING TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI D BATOE BOUTIQUE HOTEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sektor industri lainnya di masing-masing negara. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam menghasilkan devisa bagi negara. Hal ini perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu keberadaan industri pariwisata memang memberikan sumbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata telah menjadi industri terbesar dan menjadi andalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi pertumbuhan dunia karena dengan efek gandanya (multiflier effects)

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. industri yang menjanjikan, paling tidak kini pariwisata telah berarti bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran serta memberikan pelayanan makanan dan akomodasi. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD) PER KUNJUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal peningkatan perekonomian di beberapa negara di dunia. Hal ini terbukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kepariwisataan. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa sektor

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Melalui hasil observasi yang di lakukan oleh penulis pada hotel mahkota graha kota

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. dekade ke depan. Dengan pertumbuhan wisatawan yang berkisar 4. persen dalam 10 tahun ke depan, diprediksi akan ada sekitar 400 juta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran dari pariwisata yaitu bisa meningkatkan perekonomian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dunia saat ini. Bahkan, United Nation World Tourism Organization (UNWTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama dalam bidang sosial dan ekonomi. UNWTO pun memperkirakan akan ada 1.602 milyar orang wisatawan internasional (inbound tourism) pada tahun 2020, dengan masing 231 juta dan 438 juta juta orang berada dikawasan Asia Timur dan Asia Pasifik. Sejalan dengan perkembangan pariwisata global, pariwisata di Indonesia pun telah menjadi andalan penyumbang devisa negara bersama dengan ekspor minyak dan gas bumi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan kunjungan mencanegara ke Indonesia di tiap tahunnya. Secara lebih lengkap tersaji pada tabel 1.1 dibawah ini. TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2010-2013 Tahun Jumlah Kunjungan 2010 7.002.944 2011 7.649.821 2012 8.044.462 2013 8.802.189 Sumber : Modifikasi dari Baadan Pusat Statistik BPS 2014 Tabel 1.1 menunjukan bahwa tingkat kunjungan wisman dari kurun waktu 2010-2013 terus mengalami peningkatan, di tahun 2013 jumlah wisman yang datang ke Indonesia mencapai angka 8,8 juta. Dengan keanekaragaman tradisi, budaya, adat istiadat, keindahan alam, serta berbagai macam makanan khas dari seluruh penjuru nusantara, maka tidak heran Indonesia mengalami peningkatan kunjungan wisman di tiap tahunnya. Hal ini merupakan hasil kerja keras pemerintah Indonesia dalam mempromosikan 1

2 negara ini dimata dunia. Terlebih pada tahun tahun 2013 kemarin, Indonesia sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan Miss Universe 2013 di Bali. Dimana dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah ini, bisa dimanfaatkan sebagai ajang pengenalan dan promosi keanekaragamanwisata yang terdapat di Indonesia. Industri pariwisata menurut UU Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Dengan terus meningkatnya pertumbuhan pariwisata di Indonesia, maka dibutuhkan kerjasama dari sektorsektor usaha lain sebagai pendukung. Salah satu sektor yang dimaksud adalah usaha akomodasi. Akomodasi ini memiliki fungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisatanya. Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang potensial sebagai tujuan wisata bagi wisman dan wisnus. Hal ini dikarenakan Jawa Barat memiliki semua objek wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner dan wisata lainnya. Berikut ini tabel 1.2 yang menunjukan jumlah akomodasi yang ada di Jawa Barat : TABEL 1.2 JUMLAH HOTEL YANG ADA DI PROVINSI JAWA BARAT PADA TAHUN 2010-2013 Jenis Usaha Akomodasi Hotel Berbintang Akomodasi Lainnya Berbintang & Akomodasi Lainnya Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 Tahun Hotel Kamar Tempat Tidur 2010 178 14.548 23.949 2011 198 16.732 27.380 2012 210 18.643 30.942 2013 229 20.894 34.738 2010 1.374 29.433 48.156 2011 1.386 29.458 46.814 2012 1.442 31.599 51.661 2013 1.420 31.599 51.123 2010 1.552 43.981 72.105 2011 1.584 46.190 74.194 2012 1.652 50.364 82.603 2013 1.649 52.493 85.861

3 Tabel 1.2 menunjukan bahwa provinsi Jawa Barat mengalami pertumbuhan dalam bidang akomodasinya disetiap tahun, baik dalam hal hotel berbintang ataupun akomodasi lainnya. Bertambahnya usaha akomodasi di Jawa Barat ini, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan yang berkunjung ke provinsi Jawa Barat. Kota Bandung merupakan ibukota Jawa Barat yang menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para wisatawan local maupun asinh. Karena kota Bandung memiliki keanekaragaman tempat wisata yang dapat dinikmati pengunjungnya. Mulai dari wisata alam, wisata belanja hingga wisata kuliner. Selain itu, kota Bandung merupakan pusat pertumbuhan industri hotel di Jawa Barat. Berikut data jumlah hotel berbintang di kota Bandung tahun 2010-2013: TABEL 1.3 JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG Tahun Hotel Berbintang 1 2 3 4 5 Total 2010 7 16 28 19 6 77 2011 9 22 28 22 7 84 2012 10 22 28 24 9 93 2013 10 22 28 24 9 93 Sumber: Jabar.bps.go.id, 2014 Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah hotel dikota bandung terus mengalami pertumbuhan hingga tahun 2012 dengan total 93 hotel berbintang. Dimana terdapat peningkatan jumlah hotel berbintang sebanyak 16 hotel terhitung dari tahun 2010 hingga 2013. Selama kurun waktu tersebut terjadi beberapa perubahan, hotel bintang 1 mengalami peningkatan sebanyak 3 hotel lalu hotel bintang 2 mengalami peningkatan sebanyak 6 hotel. Sementara hotel bintang 4 dan bintang 5 mengalami peningkatan masing-masing sebanyak 5 hotel dan 3 hotel dari tahun 2010 hingga 2013. Seluruh hotel tersebut bersaing untuk menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya masingmasing, tidak terkecuali dengan hotel bintang 4. Berikut daftar beberapa hotel kategori bintang 4 di kota Bandung :

4 TABEL 1.4 DAFTAR NAMA HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG No Nama Hotel Alamat Jumlah Kamar 1 The Ardjuna Boutique Jl. Ciumbeluit No. 152 74 kamar 2 Aston Braga Jl. Braga No. 99 101 161 kamar 3 Arion Swissbell-hotel Jl. Otista No. 16 102 kamar 4 Aston Primera Jl. Dr Junjunan No. 96 204 kamar 5 Amarosa Jl. Aceh 71 90 kamar 6 Galeri Ciumbeluit Jl. Ciumbeluit No 42 A 144 kamar 7 Grand Setiabudhi Jl. Dr. Setiabudhi No 130-134 109 kamar 8 Golden Flower Jl. Asia Afrika 193 kamar 9 Holiday Inn Jl. Ir. H. Juanda No 31 211 kamar 10 Horison Jl. Pelajar Pejuang 45 No 121 253 kamar 11 Marbella Suites Jl. Sentra Dago Pakar 104 kamar 12 The Jayakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 381 A 211 kamar 13 Novotel Jl. Cihampelas No. 23 25 157 kamar 14 Panghegar Jl. Merdeka No. 2 400 kamar 15 The Luxton Jl. Ir. H. Juanda No. 8-20 94 kamar 16 Permata Bidakara Jl. Lemahneundeut No. 7 150 kamar 17 Savoy Homann Jl. Asia Afrika No. 112 186 kamar 18 The Majesty Jl. Surya Sumantri No. 91 120 kamar 19 Aston Tropicana Jl. Cihampelas No. 125 129 138 kamar 20 Grand Pasundan Jl. Peta No. 8 20 94 kamar 21 Grand Seriti Jl. Hegarmanah No.11-15 99 kamar 22 Sensa Jl. Cihampelas No. 125 129 120 kamar 23 Banana Inn Jl. Setiabudhi No.191 92 kamar

5 24 Gino Feruci Braga Jl. Braga no. 67 131 kamar Sumber: tripadvisor.com, 2015 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dikatakan bahwa adanya persaingan antar hotel bintang 4. Masing-masing hotel berupaya mempertahankan eksistensinya melalui berbagai keunggulan yang di miliki agar dapat terus bertahan di dalam persaingan. Persaingan antar hotel bintang 4 terus memberikan tantangan tersendiri sehingga perlu adanya perbedaan untuk mendapatkan keunggulan didalam persaingannya. Tak terkecuali Marbella Suites Bandung. Marbella Suites Bandung merupakan salah satu hotel bintang 4 di kota Bandung. Marbella Suites Bandung berlokasi disebelah utara kota Bandung, tepatnya di area komplek Resort Dago Pakar Bandung. Hotel ini tergolong kedalam golongan hotel Business and Leisure dengan konsep hotel & apartement. Menawarkan berbagai suasana ternyaman, fasilitas lengkap dan berstandar tinggi service apartement. Dengan banyaknya industri hotel saat ini, membuat pihak Marbella Suites Bandung untuk terus menjaga kekonsistenannya dalam menarik wisatawan untuk menginap. Hal ini terlihat dengan ketatnya persaingan dengan beberapa hotel sejenis yang tersaji dalam Tabel 1.5 berikut: TABEL 1.5 COMPETITOR STATISTIC REPORT OCCUPANCY HOTEL Tahun Hotel 2011 2012 2013 % Occ % Occ % Occ Marbella Suites 50.05% 56.07% 61.47% Jayakarta Hotel 62.35% 64.53% 63.88% Grand Setiabudhi 77.96% 75.99% 62.60% Aston Braga 76.74% 77.73% 65.32% Galery Ciumbeluit 72.80% 63.91% 61.54% Arjuna Hotel 76.32% 73.30% 61.51% Luxton 71.48% 72.50% 64.87% Sumber: Front Office Department, 2014 Data statistik pada Tabel 1.5 menunjukan persaingan yang sangat ketat bila dilihat dari tingat occupancy hotel-hotel pesaing pada tahun 2013. Hal ini terlihat dari perbandingan persentase yang kurang dari 5% dari tiap hotel. Dengan tingkat hunian tertinggi pada hotel kompetitor Marbella Suites Bandung yakni

6 Aston Braga dengan occupancy mencapai 65.32% dan tingkat hunian terendah ialah Marbella Suites Bandung dengan occupancy sebesar 61.47%. Meskipun perkembangan tingkat hunian kamar di Marbellas Suites Bandung ini sendiri dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun masih bisa dibilang kurang mengingat Marbella Suites Bandung berada di posisi terendah diantara kompetitor hotel yang tergolong sama. Jenis tamu yang sering menginap di Marbella Suites Bandung tergolong dalam beberapa kategori seperti bussiness (corporate, goverment, dan MICE), leisure (FIT atau free individual traveller, wholesaler/t/a contract) dan keanggotaan Marbella Return. Yang tersaji dalam tabel 1.5 berikut: Klasifikasi Tamu Bussiness (Corporate, Goverment, MICE) Leisure (FIT, wholesaler, T/A Contract) Others (Marbella Return) TABEL 1.6 DATA KUNJUNGAN TAMU HOTEL DI MARBELLA SUITES BANDUNG Tahun 2011 pax. 2012 pax. 2013 pax. (61.45%) 31.071 (60.3%) 33.639 (64%) 41.653 (33.75%) 17.066 (35.8%) 19.970 (30.9%) 20.110 (4.8%) 2.427 (3.9%) 2.2120 (5.1%) 3.319 Total 50.564 55.785 65.082 Sumber: Front Office Departmen, 2014 Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa pada tahun 2011 jumlah klasifikasi tamu bisnis mengalami fluktuasi, dengan presentase 61.45% pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 60.3% ditahun 2012 dan meningkat pada tahun 2013 dengan peningkatan sebesar 3,7% menjadi 64% ditahun 2013. Sementara pada klasifikasi tamu leisure yang mencakup tamu individu mengalami penurunan disetiap tahunnya, dengan presentase sebesar 33.37% pada tahun 2011 menjadi 35.8% di tahun 2012 dan mengalami penurunan kembali menjadi 30.9%

7 dengan presentase penurunan sebesar 4.9%. Fenomena penurunan jumlah tamu FIT atau individu yang menginap ini, menjadi acuan bagi pihak manajemen Marbella Suites Bandung untuk meningkatkan penjualan kamar terutama untuk kategori tamu FIT atau individu. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan tersebut seperti banyaknya competitor, hotel lain yang menawarkan produk atau jasa yang lebih menarik, sampai ketidakpuasan atas pelayanan hotel terhadap tamu ketika menginap. Upaya yang dapat dilakukan pihak hotel agar tamu hotel tidak berpindah pada produk atau jasa yang ditawarkan pesaing lain yaitu fokus terhadap kebutuhan dan keinginan tamu yang tidak terungkap dan belum dapat dipenuhi oleh pihak hotel sehingga dampaknya seringkali tamu merasa tidak puas. Dalam industri perhotelan kepuasan menjadi hal yang penting guna mendapatkan keuntungan, membantu perusahaan untuk mempertahankan tamu, dan melindungi perusahaan dalam menghadapi pesaing. Memiliki konsumen yang puas merupakan hal yang penting bagi industri perhotelan, mengingat tingkat persaingan yang tinggi pada industri perhotelan saat ini. Oleh sebab itu, industri perhotelan harus selalu berupaya memberikan sebuah pelayanan terbaik untuk kepuasan konsumennya. Penilaian terhadap kepuasan tamu saat menginap di suatu hotel dapat diperoleh dari pengisian guest comment. Dimana guest comment ini merupakan sebuah feedback dari pengalamannya menginap di suatu hotel. Beberapa poin yang penilaian yang terdapat pada guest comment ini meliputi proses check-in, kamar, food & beverage, fasilitas pendukungyang ditawarkan hotel, pelayanan yang diberikan karyawan hotel, dan kolom komentar yang diisi tamu mengenai pengalaman saat menginap. Berikut data statistik kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan Marbella Suites Bandung melalui guest comment yang di sampaikan oleh tamu individu.

8 Total Guest Comment yang masuk 171 Sumber: Front Office Departmen, 2014 GAMBAR 1.1 DATA KEPUASAN TAMU MARBELLA SUITES BANDUNG TAHUN 2013 Berdasarkan Gambar 1.1, dari 171 guest comment yang masuk ke departement front office Marbella Suites Bandung, sebanyak 65 tamu (38%) merasa puas, 32 tamu (19%) menyatakan merasa cukup puas dan sebanyak 74 tamu (43%) merasa belum puas saat menginap di Marbella Suites Bandung. Berdasarkan data statistik diatas, dapat disimpulkan masih banyak tamu yang merasa kurang puas menginap di Marbella Suites Bandung. Hal ini terlihat pada presentase tamu yang merasa tidak puas lebih besar berbanding dengan tamu yang merasa puas saat menginap di Marbella Suites Bandung. Berdasarkan komentar yang diungkapkan tamu dalam guest comment, para tamu secara garis besar mengeluhkan tentang pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Tamu yang merasa tidak puas menguluhkan akan kinerja hotel seperti: lambatnya penanganan checkin hotel yang membuat mereka menunggu untuk dilayani, tingkat kebersihan dan kelengkapan linen yang ada dikamar, variasi menu breakfast, kelengkapan saluran televisi, papan petunjuk arah menuju hotel mengingat lokasi hotel yang cukup jauh dari jalan utama, perawatan terhapat fasilitas pendukung seperti swimming pool dan ketanggapan akan pemenuhan request tamu. Hal ini tidak boleh diabaikan berlarut-larut supaya tidak terjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari, terus diabaikan akan menjadi suatu ancaman

9 bagi Marbella Suites Bandung, karena dampak yang terjadi akan mempengaruhi jumlah presentase hunian kamar, maupun revenue hotel. Banyaknya jumlah hotel saat ini atau tepatnya pesaing (competitor), tidak menutup kemungkinan para tamu akan mengalihkan pilihannya ke hotel lain. Cara menghindari berkurangnya minat tamu untuk menginap dan demi menjaga tingkat hunian mengingat dewasa ini semakin tingginya tingkat persaingan di industri perhotelan, pihak manajemen Marbella Suites Bandung menyadari perlu adanya strategi untuk mengusahakan agar kamar yang dimiliki dapat dijual secara maksimal pada waktu high season, low season, weekday dan weekend. Berikut ini serangkaian strategi yang dilakukan oleh Marbella Suites untuk menarik para tamu hotel khususnya tamu FIT atau individu: TABEL 1.7 STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN MARBELLA SUITES BANDUNG Product Membuat suatu paket menginap pada event tertentu, yaitu paket menginap dengan additional event. Price Menetapkan strategi penetapan harga promosi, dan discount. Place Memiliki area parkir luas, area outbound untuk permainan adventure, kids playground sebagai sarana bermain anak. Promotion Advertising di media elektronik dan website untuk seputar promo yang sedang berlaku Process Memberikan pelayan yang mudah dalam pembayaran kamar seperti melalui creditcard. People Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan Pshycal Evidence mengadakan employee training setiap bulannya. Menawarkan berbagai tipe kamar dengan konsep service apartement yang memiliki area living room disetiap tipe kamar dengan pilihan pemandangan mountain view dan city view. Sumber: Manajemen Marbella Suites Bandung, 2014 Setiap tamu individu yang telah menginap di Marbella Suites Bandung memiliki pengalaman yang berbeda, kepuasan tamu merupakan salah satu harapan pengguna jasa perhotelan. Salah satu sumber keberhasilan hotel berasal dari cara penyampaian jasa yang diberikan, maka aktivitas yang dilakukan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tamu. Seperti yang dikatakan oleh Kotler

10 (2012:128) satisfaction is a person s feelings of pleasure or disappointment that result from comparing a product s perceived performance (or outcome) to expectations. Yang memiliki arti bahwa kepuasan adalah perasaan seseorang yang didapatkan berdasarkan hasil perbandingan antara kenyataan dan harapan dari sebuah produk. Memberikan pelayanan yang bermutu tinggi, sebuah perusahaan harus memberikan sesuatu yang melebihi apa yang diharapkan tamu. Persepsi atas pelayanan yang diterima oleh tamu tergantung pada harapan mereka jika pelayanan yang diterima lebih baik daripada yang diharapkan, hal tersebut dianggap merupakan pelayanan yang bermutu tinggi. Kemampuan profesional karyawan diuji pada bagian ini, sehingga unit layanan dalam menghasilkan produk jasa harus sesuai dengan harapan tamu, di mana mereka yang berhak menilai kualitas dengan membandingkan yang diterima dan diharapkan mereka. Menurut Fandy Tjiptono (2006:121) kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat ukuran pelayanan yang diberikan mampu sesuai dengan harapan pelanggan. Suatu kualitas pelayanan merupakan kualitas yang harus dihubungkan dengan harapan dan kepuasan tamu, dengan kata lain penting mendengarkan suara tamu kemudian membantunya untuk memformulasikan kebutuhannya. Dalam perkembangan dunia jasa dewasa ini lebih dikenal dengan istilah pelayanan prima. Mencapai pelayanan yang prima perusahaan harus memiliki keterampilan tertentu, diantaranya berpenampilan yang baik dan rapih, bersikap ramah, memperlihatkan semangat kerja yang siap untuk melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan pada bagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu mengerti dan memahami bahasa isyarat (Gesture) tamu serta memiliki kemampuan menangani keluhan secara profesional. Menurut Swastika (3:2005) pelayanan prima mengandung tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan,

11 upaya melayani dengan tindakan yang terbaik dan ada tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu Service excellence, istilah untuk pelayanan prima menurut Barata (2004:27) adalah kepedulian kepada tamu dengan memeberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada organisasi atau perusahaan. Barata (2004:31) mengungkapkan bahwa service excellence terdiri dari kemampuan (ability), attitude (sikap), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action), dan tanggungjawab (accounttability). Upaya untuk meningkatkan kepuasan tamu dengan menggunakan service excellence diimplementasikan oleh Marbella Suites sebagai berikut: TABEL 1.8 IMPLEMENTASI SERVICE EXCELLENCE YANG DILAKUKAN MARBELLA SUITES BANDUNG No Dimensi Implementasi 1 Kemampuan (ability) Melakukan proses check in/ check out dengan cepat tanpa membuat tamu menunggu terlalu lama. 2 Sikap (attitude) Melakukan senyum, sapa, salam ketika melayani ataupun bertemu dengan tamu. 3 Penampilan (appearance) Penggunaan uniform dengan rapi dan berpenampilan menarik sesuai grooming yang berlaku. 4 Tindakan (action) Melayani dan memenuhi semua kebutuhan tamu semaksimal mungkin. Memberikan respon yang cepat sesuai request tamu. 5 Perhatian (attention) Memberikan welcome drink saat tamu check in. Menanggapi complaint tamu untuk selanjutnya di follow up.

12 Memberikan fruit basket bagi tamu VIP dan longstay. 6 Tanggung Jawab (accounttability) Mengembalikan barang tamu yang tertinggal. Melakukan semua pekerjaan sesuai dengan jobdesk masing-masing. Menjaga keamanan barang bawaan tamu ketika sedang tidak berada di dalam kamar. Sumber: Front Office Departmen, 2014 Berdasarkan implementasi berbagai pelayanan pada Tabel 1.8, menunjukan bahwa kinerja yang dilakukan mengacu pada service excellence yang diharapkan dapat meningkatkan kepuasan tamu yang menginap di Marbella Suites Bandung. Service excellence merupaka unsur yang sangat penting bagi industri jasa termasuk industri perhotelan. Penerapan service excellence di industri perhotelan adalah hal yang penting untuk meningkatkan kepuasan tamu. Mempunyai konsumen yang puas merupakan hal yang penting bagi industri perhotelan mengingat tingginya tingkat kompetisi pada industri ini. Oleh karena itu, Marbella Suites Bandung dituntut untuk terus memberikan kualitas pelayanan yang baik terhadap seluruh tamunya agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kepuasan tamu. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dikatakan bahwa service excellence memiliki peran yang penting bagi peningkatan kepuasan tamu, namun apakah service excellence yang dilakukan oleh Marbella Suites Bandung sudah berhasil membuat tamu merasa puas, oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka perlu diadakan penelitian tentang Pengaruh Service Excellence Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Kepuasan Tamu Di Marbella Suites Bandung (Survey terhadap wisatawan individu yang memutuskan menginap di Marbella Suites Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah untuk memperoleh penelitian sebagai berikut:

13 1. Bagaimana gambaran service excellence yang terdiri dari kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action), dan tanggungjawab (accounttability) di Marbella Suites Bandung? 2. Bagaimana gambaran kepuasan tamu di Marbella Suites Bandung? 3. Sejauh manakah pengaruh service excellence yang terdiri dari kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action), dan tanggungjawab (accounttability) terhadap kepuasan tamu di Marbella Suites Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Memperoleh gambaran tentang service excellence di Marbella Suites Bandung. 2. Memperoleh gambaran tentang kepuasan tamu di Marbela Suites Bandung. 3. Memperoleh temuan mengenai seberapa besar pengaruh service excellence terhadap kepuasan tamu di Marbella Suites Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan yang dapat dipertimbangkan, yaitu mengenai pengaruh service excellence terhadap kepuasantamu yang menginap di Marbella Suites Bandung. 2. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan yang lebih luas kepada penelitipeneliti yang akan melakukan penelitian lebih jauh mengenai permasalahan yang sama. Memperoleh temuan mengenai tanggapan service excellence di Marbella Suites Bandung.