KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2018

KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE/TOR) TAHUN 2016 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN ABALON (HALIOTIS SQUAMATA) HASIL DOMESTIKASI

USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAHAN MAKAN TARUNA TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

BAB III BAHAN DAN METODE

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 LAYANAN INTERNAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

EMBRIOGENESIS IKAN SYNODONTIS Synodontis eupterus (Boulenger, 1901) Disusun oleh :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

KERANGKA ACUAN KERJA LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD) SARANA DAN PRASARANA RISET PERIKANAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

II. BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN PAPUYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PEMANFAATAN KOMPOS KULIT KAKAO (Theobroma cacao) UNTUK BUDIDAYA Daphnia sp. ABSTRAK

Pematangan Gonad di kolam tanah

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2008 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

Pengujian Apilkasi Probiotik Pada Penggelondongan Calon Induk Bandeng Strain Barru Pada Bak Beton

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2008 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

III. BAHAN DAN METODE

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng Pada Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Satker Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (APBN-2017) [OUTPUT 2370.002 : Komponen Inovasi Perikanan Breeding, Genetik dan Bioteknologi Ikan Tuna, Kerapu Sunu, Lobster, Teripang, Bandeng dan Abalon Pengadaan Pakan) KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE / TOR) TAHUN ANGGARAN 2017 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kelautan dan Perikanan Unit Eselon I / II : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan / Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Program : Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Hasil (Outcome) : 1) Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan; 2) Meingkatnya hasil penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan (litbang) dan Layanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang Mendukung Kesejahteraan Masyarakat KP. Unit Eselon II/Satker : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya / Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Kegiatan : Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Komponen Teknologi Jenis Keluaran (Output) : Untuk melakukan kegiatan pemeliharaan induk Satuan Ukur dan jenis kegiatan : Pakan Induk yang optimal. Volume Keluaran (Output) : 1 Mendukung Kegiatan Prioritas Nasional /Bidang/KKP : Prioritas Nasional : Kesejahteraan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam

Industri Perikanan dan Hasil Laut Prioritas Bidang : Program Anggaran Responsif Gender (ARG) Program terkait Mitigasi Perubahan Iklim/Adaptasi Perubahan Iklim(MPI/API) Prioritas KKP : Kedaulatan (Sovereignty) Keberlanjutan (Sustainability) Kesejahteraan (Prosperity) I. LATAR BELAKANG 1. DasarHukumTugasFungsi / Kebijakan a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Perikanan; e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; f) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tanggal 7 Mei 2008 tentangkebijakanindustrinasional; g) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tanggal 20 Januari 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014; h) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan i) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. 2. Gambaran Umum Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pembenihan ikan adalah kualitas pakan induk yang digunakan. Pakan induk dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan kandungan nutrisi yang mencukupi akan dapat memacu pertumbuhan gonad dan pada akhirnya akan terjadi pemijahan yang akan menghasilkan telur dengan kualitas yang baik. Penggunaan induk hasil budidaya merupakan solusi alternatif dalam mengurangi ketergantungan

terhadap induk alam karena sulitnya mendapatkan induk alam. Namun demikian, untuk mendapatkan induk hasil budidaya yang berkualitas membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga diperlukan biaya penelitian yang tidak sedikit. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan berkesinambungan sangat diperlukan.penyediaan pakan Ikan Tuna, Ikan Kerapu Sunu dan Ikan Bandeng yang sesuai dengan kebutuhan perlu mendapat perhatian yang serius dalam mendukung seleksi induk dan pembenihan. 3. Kegiatan yang Dilaksanakan (a). Pakan Induk Tuna Larangan terkait eksploitasi tuna dan pembatasan daerah tangkapan serta permintaan untuk meningkatkan pertumbuhan tuna, mendorong para peneliti untuk mengembangkan teknik budidaya tuna. Diantaranya yaitu penelitian terkait upaya pemeliharaan induk tuna dan pemeliharaan larva tuna. Kegiatan penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan benih ikan tuna sirip kuning agar dapat mendukung teknologi pembenihan ikan laut. Oleh sebab itu dengan keberhasilan pembenihan ikan tuna sirip kuning akan membuka peluang budidaya ikan tuna yang secara tidak langsung dapat menjaga pelestarian ikan tuna sirip kuning di populasi alamiah. Penggemukan dan pemeliharaan induk ikan tuna sirip kuning di karamba Jaring Apung (KJA) di BBPPBL baru dilakukan tahun 2013, tetapi telah berhasil melakukan pembesaran dan pemijahan induk dengan baik (Hutapea et al., 2013). Kegiatan penggemukan ikan tuna sirip kuning ini terbukti dapat menekan tingkat kematian ikan, pertumbuhan dan kegesitan baby tuna juga lebih baik (Hutapea, et al., 2014). Selama tahun 2015 induk ikan tuna yang dipelihara dalam karamba jaring apung, telah memijah lebih dari 100 kali dengan jumlah telur yang dapat dipanen 7.000-5.000.000 butir/pemijahan. Ukuran rata-rata diameter telur ikan tuna yang dipanen selama tahun 2015 adalah 903 ± 20 µm dengan butiran minyak 180 ± 8 µm sehingga diperoleh rasio rata-rata antara butiran minyak dengan diameter telur sebesar 19.7 % (Hutapea et al., 2015). Pada tahun berikutnya 2016 ikan tuna sirip kuning yang dipelihara di karamba jaring apung hampir setiap bulan memijah, namun demikian jumlah telur yang dihasilkan masih sangat fluktuatif..

Ikan tuna sirip kuning yang telah dipelihara dari tahun 2013 hingga 2016 sudah teradaptasi dalam pemeliharaan di KJA adalah merupakan induk yang digunakan dalam penelitian ini. Menggunakan 1 buah KJA berdiameter 48,8 m dengan kedalaman jaring 8 meter. KJA sebagai media pemeliharaan diisi ikan tuna sirip kuning sebanyak 70-90 ekor dengan bobot tubuh berkisar antara 50-70 kg/ekor. Pakan induk ikan tuna sirip kuning yang diberikan berupa pakan segar yang terdiri dari : ikan layang + ikan lemuru + cumi-cumi + Vitamin mix, C dan E. Jumlah pakan yang diberikan antara 2-3 % dari biomas. Pakan diberikan satu kali sehari pada waktu pagi hari. (b). Pakan Induk Kerapu sunu Penelitian domestikasi induk kerapu sunu telah berhasil dengan melakukan pemijahan dan pemeliharaan larva. Hingga saat ini, telah dihasilkan induk-induk kerapu sunu hasil budidaya turunan pertama (F1) dan kedua (F2). Upaya perbaikan sifat genetik dan fenotip ikan kerapu sunu telah dilakukan melalui seleksi dengan aplikasi lokus indikator tumbuh cepat pada lokus PL-03 (metode microsatelit/ssrs). Populasi calon induk kerapu sunu F3 hasil seleksi yang membawa lokus tumbuh cepat masih harus dipelihara hingga menjadi induk F-3 dengan sifat unggul secara genetik. Penelitian lanjutan yang difokuskan pada profil reproduksi melalui analisa hormonal dalam darah, ekspresi gen dengan target gametogenesis dan vitelogenesis serta pemeliharaan larva kerapu sunu F-3 dari induk F-2 menjadi tujuan utama Jumlah ikan kerapu sunu yang dipelihara adalah : Jenis ikan kerapu sunu Jumlah (ekor) Berat (kg) Induk F0 35 3-5 Induk F1 marker 22 3-4 Induk F1 non marker 28 3-4 Induk F2 marker 54 2-3 Induk F2 non marker 20 2-3 Calon induk F3 marker 1 175 1 Calon induk F3 marker 2 100 0,7 Calon induk F3 non marker 1 175 0,9 Calon induk F3 non marker 2 100 0,6 Induk kerapu sunu dan calon induk baik yang membawa dan tidak membawa marker indikator tumbuh cepat di pelihara dalam bak beton volume 100 m 3 dengan sistem sirkulasi. Pakan yang diberikan berupa ikan segar (ikan

layang, lemuru dan cumi-cumi) sebanyak 3%/BW dengan perbandingan 2:1. Selama pemeliharaan, setiap 2 minggu dilakukan treatment dengan perendaman dalam formalin 100 ppm selama 15 menit dan dicuci dengan air tawar untuk melepaskan parasit (Benedenia sp) dari tubuh. Selama periode pemijahan yaitu pada fase bulan gelap, dilakukan pemasangan egg kolektor pada tiap bak induk untuk menampung telur hasil pemijahan induk kerapu sunu. Kemudian besok paginya telur dipanen untuk diinkubasi dan selanjutnya ditebar di bak pemeliharaan larva. Pada bulan Februari dan Juli dilakukan penyuntikan hormon reproduksi (Ovaprim/Oodev) untuk meningkatkan perkembangan gonad induk. Parameter yang diamati adalah frekuensi pemijahan, jumlah telur yang dibuahi, jumlah telur yang tidak dibuahi, diameter telur dan oil globule, daya tetas telur kerapu sunu hasil pemijahan induk kerapu sunu F2. (c). Pakan Induk Bandeng Induk bandeng yang dipelihara berjumlah 166 ekor dengan berat 5-6,5 kg/ekor. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari sebanyak 2-3 % dari biomass dengan menggunakan pakan pellet apung yang berukuran 10-12 mm. Induk bandeng yang dipelihara adalah induk hasil seleksi yang sudah bertelur. Induk ikan bandeng ini dipelihara dalam bak beton yang sudah dilengkapi dengan sistem pergantian air dan aerasi. Jenis pakan yang diberikan berupa pellet komersial dengan kadar protein lebih dari 35 %, Lemak minimal 3 %, serat maksimal 6 %, dan abu maksimal 13 %. Pada tahun 2016 pemberian pakan induk bandeng dapat menghasilkan telur dengan kualitas dan jumlah yang cukup baik. II. PENERIMA MANFAAT Penerima Manfaat dalam penyediaan induk ini adalah masyarakat pembudidaya, penyuluh, masyarakat, dinas KP setempat dan stake holder yang terlibat dalam pengembangan budidaya. III. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN 1. Metode Pelaksanaan Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng Pada Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2017, melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Tim teknis yang telah dibentuk oleh kuasa pengguna anggaran bersamasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen membuat rincian dan jenis pakan yang akan dilakukan proses lelang b. Tim teknis mengadakan survey untuk mengetahui jenis dan harga pakan yang dibutuhkan c. Tim teknis menyusun spesifikasi teknis dan gambar dari pakan yang akan dilelang dan membantu menyusun HPS d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapakan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari hasil survey yang telah dilakukan e. Proses lelang yang melalui ULP f. Penandatanganan kontrak g. Pengiriman barang h. Berita acara serah terima barang 2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan Penyusunan dan Perencanaan Proses lelang Pengiriman PelaporanTahunan Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 IV. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN Durasi waktu yang dibutuhkan dalam pencapaian keluaran Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng selama 10 bulan kalender dan kegiatan dilaksanakan di kantor Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut. V. Biaya yang diperlukan Anggaran yang diperlukan untuk mendukung terselenggaranya kegiatan Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Tahun Anggaran 2017 adalah Rp. 716.100.000,- yang secara rinci disampaikan di dalam HPS. Gondol, Januari 2017 Kepala Balai Besar Litbang Budidaya Laut Ir. Bambang Susanto, M.Si NIP. 19611018 198903 1 003