PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

BAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN NITROGEN PADA PRODUKSI NATA DE COCO

PEMANFAATAN EKSTRAK KECAMBAH KACANG HIJAU SEBAGAI SUMBER NITROGEN ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN NATA DE LERRY

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. yang awalnya dirasa dapat mencukupi menjadi tidak optimal lagi. Dalam keadaan

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA

BAB I PENDAHULUAN. membantu pencernaan. Kandungan kalori yang rendah pada Nata de Coco

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: nata de coco, gula, sumber nitrogen, medium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR FERMENTASI NATA DE COCO DENGAN VARIASI NUTRISI GULA DAN AMMONIUM SULFAT

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

PEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI "SKIM" SANTAN DAN SUKROSA

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum

BAB VI PEMBUATAN NATA DE BANANA MENGGUNAKAN Acetobacter sp.

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava

EXPLOITING A BENEFIT OF COCONUT MILK SKIM IN COCONUT OIL PROCESS AS NATA DE COCO SUBSTRATE

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

KAJIAN PENGARUH KADAR GULA DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS NATA de SOYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI ZWAVELZURE AMONIAK ( ZA ) TERHADAP KUALITAS NATA DE COCO

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11

PENGARUH PENAMBAHAN GULA, ASAM ASETAT DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KUALITAS NATA DE CORN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

Pengaruh Media Starter Dari Daging Nanas, Bonggol Nanas Dan Kulit Nanas Terhadap Kualitas Nata De Coco

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kata kunci : buah jambu mete, nata de mete, pelatihan pembuatan nata de mete

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bioselulosa Dari Nata De Coco Sebagai Bahan Baku Edible Film

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

PEMANFAATAN AMPAS BUAH SIRSAK (Annona muricata) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN NATA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

Kajian Variasi Kadar Glukosa Dan Derajat Keasaman (Ph) Pada Pembuatan Nata De Citrus Dari Jeruk Asam (Citrus Limon. L)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hylocereus polyrhizuz kulit dan buahnya berwarna merah, Hylocereus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI NATA DE SOYA (AMPAS TAHU) SEBAGAI BENTUK WASTE TO PRODUCT UKM TAHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menyebut pertumbuhan menyerupai gel atau agar - agar yang

ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI ZA TERHADAP KUALITAS NATA DE BANANA BERBAHAN DASAR KULIT PISANG KEPO

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata

BAB I PENDAHULUAN. beberapa daerah ada yang menyebutnya Cery ada juga yang menyebutnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP KELAPA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI DI LAHAN PASANG SURUT PROVINSI JAMBI

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari

MODEL REGRESI ANTARA WAKTU FERMENTASI TERHADAP KETEBALAN NATA DE SOYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siti Nur Lathifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

ANALISIS USAHA NATA DE COCO

Pemanfaatan Limbah Cair Tahu (Whey Tahu) Sebagai Media Tumbuh Acetobacter xylinum untuk Memproduksi Nata

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

Influence Old Age The Breeding Of Acetobacter Cylinum To Rendemen Nata Sugar Palm

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN UREA TERHADAP KARAKTERISTIK NATA DE SOYA ASAM JERUK NIPIS IN PRESS

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran produk makin terbuka luas. 1. buah-buahan sampai saat ini masih sangat sederhana (tradisional) dan pada

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi bakteri Acetobacter xylinum. Lembaran tersebut mengandung 35-62%

PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS GULA TERHADAP SIFAT MORFOLOGIS PRODUK MAKANAN BERSERAT TINGGI NATA DE PINA

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

JURNAL. KAJIAN MUTU NATA DE PEDADA (Sonneratia caseolaris) YANG DIBERI EKSTRAK TAUGE BERBEDA OLEH ELVI RAHMADANI SIAGIAN NIM:

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Formulasi Media Tumbuh Acetobacter xylinum Dari Bahan Limbah Cair Tempe dan Air Kelapa Untuk Produksi Nata De Soyacoco

FERMENTASI ANEKA BAHAN BAKU BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBUATAN NATA SEBAGAI PRODUK EKSPOR

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN

Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kelapa Terhadap Produksi dan Kualitas Nata de Coco

(PSLK) 2016, PENGARUH PENGGUNAAN FILTRAT

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN Bogor, 2006

PENGARUH PENAMBAHAN STARTER DAN UREA SEBAGAI SUMBER N PADA PRODUKSI NATA DE COCO Dian Adi A. *) Elisabeth *) dan Destialisma *) ABSTRAK Nata de coco merupakan produk makanan yang dihasilkan dari air kelapa yang mengalami proses fermentasi dengan melibatkan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga membentuk kumpulan biomassa yang terdiri dari selulosa dan memiliki penampilan seperti agar-agar berwarna putih. Nata de coco digolongkan sebagai makanan sehat karena tinggi serat dan rendah kalori. Penambahan bakteri Acetobacter xylinum sebagai starter dan penambahan sumber N sebagai sumber makanan bagi starter sangat berpengaruh dalam memproduksi nata de coco. Oleh karena itu, penelitian untuk mengkaji hal tersebut telah dilakukan di Laboratorium BPTP Bali pada bulan Juli-Agustus 2005. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor, yaitu : a) penambahan jumlah starter, masing-masing : 10%, 15%, dan 20%; serta b) penambahan jumlah urea sebagai sumber N, masing-masing : 0,10%; 0,50%; dan 0,70%; dengan dua kali ulangan. Parameter yang diamati adalah ph media starter, jumlah nata yang terbentuk, dan rendeman nata. Hasil analisis menunjukkan bahwa kisaran ph media starter adalah 3,70-4,00. Jumlah nata yang terbentuk antara 44 gram sampai 100 gram. Perbandingan jumlah nata dengan jumlah air kelapa yang digunakan menghasilkan rendeman nata. Hasil analisis menunjukkan rendemen nata adalah 10,80-20,00 persen. Rendemen nata tertinggi sebesar 20,00 gram didapatkan dari kombinasi penambahan starter 20% dan urea 0,10%. Secara statistik, penambahan jumlah starter, penambahan urea sebagai sumber N, dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata pada produksi nata de coco. Kata kunci : Nata de coco, air kelapa, starter, Acetobacter xylinum, urea, sumber N PENDAHULUAN Nata de coco berasal dari Filipina dan mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1987. Nata memiliki bentuk padat, berwarna putih seperti kolang-kaling sehingga sering dikenal sebagai kolangkaling imitasi. Nata de coco dihasilkan dari air kelapa yang mengalami proses fermentasi dengan melibatkan bakteri Acetobacter xylinum (Pambayun, 2002). Nata de coco mengandung selulosa, yang dikenal sebagai serat pangan alami (dietary fiber) yang mempunyai manfaat dalam proses pencernaan makanan di dalam usus halus manusia dan penyerapan air di dalam usus besar. Menurut penelitian dari Balai Mikrobiologi, Puslitbang Biologi LIPI, di dalam 100 gram nata de coco terkandung nutrisi, antara lain : kalori 146 kal; lemak 0,2%; karbohidrat 36,1 mg; Ca 12 mg; Fosfor 2 mg; dan Fe 0,5 mg. Nata juga mengandung air yang cukup banyak (sekitar 80%), namun tetap dapat disimpan lama (Warisno, 2005). *) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali

Karena memiliki kandungan serat tinggi dan rendah kalori serta tidak mengandung kolesterol, maka nata de coco sangat cocok digolongkan sebagai makanan kesehatan atau makanan diet. Menurut data statistik, di seluruh wilayah Indonesia, tanaman kelapa yang ditanam pada lahan seluas ± 3.384.000 ha dapat menghasilkan sekitar 11.465.000 butir kelapa per tahun. Dengan volume air kelapa rata-rata 0,3 liter per butir, dapat dihasilkan air kelapa sebanyak ± 3.439.000 liter per tahun yang mempunyai prospek untuk dimanfaatkan dalam pembuatan nata, baik dalam skala rumah tangga maupun industri skala besar (Pambayun, 2002). Di dalam air kelapa banyak terkandung nutrisi yang berguna bagi pertumbuhan dan aktivitas bakteri Acetobacter xylinum. Di dalam Warisno (2005) disebutkan bahwa air kelapa mengandung 91,27% air; 0,29% protein; 0,15% lemak, 7,29% karbohidrat, dan 1,06% abu. Selain itu, juga terkandung nutrisi lain yaitu sukrosa, dekstrosa, fruktosa, serta vitamin B kompleks, seperti asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, riboflavin, dan asam folat. Meskipun di dalam air kelapa telah terdapat kandungan N yang berasal dari protein dan senyawa N lainnya, namun karena jumlahnya yang sangat kecil, perlu ditambahkan sumber N dari luar, seperti ZA (amonium fosfat) dan urea (amonium sulfat). Nitrogen (N) bagi bakteri Acetobacter xylinum dibutuhkan sebagai unsur makro bagi pertumbuhan dan aktivitasnya; bersama dengan unsur karbon (C) yang dapat diperoleh dalam air kelapa dalam bentuk karbohidrat sederhana (Pambayun, 2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan jumlah starter dan urea sebagai sumber N terhadap produksi nata, yaitu jumlah nata yang terbentuk dan rendemen nata; juga terhadap ph media fermentasi nata. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan baku yang digunakan dalam penelitian adalah air kelapa, biakan starter Acetobacter xylinum, gula pasir, urea sebagai sumber N, dan asam asetat glasial (99,8% asam cuka). Sementara, alat yang digunakan adalah wadah/kotak plastik, kertas koran, karet gelang, kain saring, timbangan, gelas ukur, baskom, panci, pengaduk, kompor, dan phmeter. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu : a) penambahan jumlah starter, masing-masing : 10%, 15%, dan 20%; serta b) penambahan jumlah urea sebagai sumber N, masing-masing : 0,10%; 0,50%; dan 0,70%. Setiap perlakuan diulang sebanyak dua kali. Parameter yang diamati adalah ph media fermentasi, jumlah nata yang terbentuk, dan rendemen nata. Pengamatan dilakukan pada panen pertama produk nata de coco. Penghitungan rendemen nata menggunakan rumus : Jumlah Nata Terbentuk (g) Rendemen = x 100% (*) Jumlah Air Kelapa yang Digunakan (ml) Keterangan : (*) Dalam penelitian, jumlah air kelapa yang digunakan adalah 500 ml Hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam, yang dilanjutkan dengan Uji Duncan jika hasil yang diperoleh berbeda nyata. Waktu dan Lokasi Penelitian produksi nata dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali pada bulan Juli sampai Agustus 2005.

Metode Pembuatan Nata de Coco (Mentah/Lembaran) (Balitbangtan, 1997 dan Menristek, 2001)

ph Media Fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap ph media fermentasi menunjukkan kisaran hasil3,70-4,00 (Tabel 1). ph media yang rendah (asam) disebabkan oleh penambahan asam asetat glasial (asam cuka 99,8%). Suasana asam ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Menurut Pambayun (2002), Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada media dengan kisaran ph 3,5-7,5; namun, pertumbuhan dan aktivitas optimumnya terjadi pada ph 4,3; atau pada kisaran ph 4,0-4,5 (Saragih, 2004). Tabel 1. ph Media fermentasi Jumlah starter Penambahan urea 0,10% 0,50% 0,70% 10% 3.80 3.90 3.70 15% 3.70 3.80 3.90 20% 4.00 4.00 3.80 Hasil analisis sidik ragam terhadap ph media fermentasi menunjukkan bahwa jumlah starter, penambahan urea sebagai sumber N, dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata pada ph media fermentasi. Jumlah Nata yang Terbentuk Hasil pengamatan terhadap jumlah nata yang terbentuk pada panen pertama nata adalah 44-100 gram (Tabel 2). Lembaran nata terbentuk karena aktivitas bakteri Acetobacter xylinum yang mampu menyusun/ mempolimerisasi senyawa glukosa menjadi polisakarida, berupa selulosa. Lembaran benangbenang selulosa ini terkumpul menjadi sangat banyak dan mencapai ketebalan tertentu sehingga tampak seperti lembaran putih transparan dengan permukaan licin dan halus, yang disebut nata (Pambayun, 2002). Hasil rata-rata nata terbentuk yang tertinggi adalah pada perlakuan jumlah starter 20% dengan penambahan urea 0,10%, yaitu 100 gram. Sementara, hasil terendah adalah pada perlakuan jumlah starter 10% dengan penambahan urea 0,70%, yaitu 44 gram. Tabel 2. Jumlah nata yang terbentuk (gram) Jumlah starter Penambahan urea 0,10% 0,50% 0,70% 10% 54 56 44 15% 64 60 56 20% 100 63 77 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah starter, penambahan urea sebagai sumber N, dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata pada jumlah nata yang terbentuk pada saat penelitian. Secara teoritis, menurut Pambayun (2002), pembentukan nata dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : ketersediaan nutrisi (sumber C dan sumber N), tingkat keasaman media fermentasi, temperatur, dan ketersediaan oksigen. Urea (amonium sulfat) yang dipergunakan dalam penelitian sebagai sumber N yang mampu merangsang pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum memiliki kandungan N antara 20,5-21%, berbentuk kristal, dan berwarna putih (Saragih, 2004). Rendemen Nata Hasil penghitungan terhadap rendemen nata yang diperoleh menunjukkan kisaran 8,80-20,00% (Tabel 3). Hasil ini berbanding lurus dengan jumlah nata yang terbentuk pada Tabel 2. Tabel 3. Rendemen nata yang diperoleh (%) Jumlah starter Penambahan urea 0,10% 0,50% 0,70% 10% 10.80 11.20 8.80 15% 12.80 12.00 11.20 20% 20.00 12.60 15.40

Hasil analisis sidik ragam terhadap rendemen nata menunjukkan bahwa jumlah starter, penambahan urea sebagai sumber N, dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata pada rendemen nata yang diperoleh pada saat penelitian; meskipun secara angka pada Tabel 3 dapat dilihat adanya kecenderungan bahwa rendemen nata meningkat dengan semakin banyaknya jumlah starter yang ditambahkan. KESIMPULAN 1. Penambahan starter Acetobacter xylinum, penambahan urea sebagai sumber N, dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata pada ph media fermentasi, jumlah nata yang terbentuk, dan rendemen nata yang diperoleh. 2. Jumlah nata dan rendemen nata tertinggi diperoleh dari perlakuan jumlah starter 20% dan penambahan urea 0,10%, yaitu 100 gram nata terbentuk dengan rendemen 20,00%. DAFTAR PUSTAKA Balitbangtan. 1997. Pengolahan Buah Kelapa dan Hasil Ikutannya. BPTP Biromaru, Manado. Menristek. 2001. Nata de Coco. TTG Pengolahan Pangan. Diakses dari www.iptek.net.id. Selasa, 10 Juni 2004. Pambayun, R. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Kanisius. Yogyakarta. Saragih, Y. P. 2004. Membuat Nata de Coco. Puspa Swara. Jakarta. Warisno. 2005. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Cetakan ke-3. Agromedia Pustaka. Jakarta.