Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung A. M. S. SUFANIR Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung 40012 E-mail: angga.mss@polban.ac.id Abstrak:Kebisingan lalu lintas adalah bunyi yang tidak diinginkan dari lalu lintas kendaraan bermotor dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan lalu lintas telah menjadi faktor lingkungan yang sangat penting di kota-kota, tetapi terkadang kurang terperhatikan pengaruhnya sehingga pemecahan masalah pada hal ini kurang diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model persamaan hubungan antara tingkat kebisingan lalu lintas dengan volume kendaraan dan kecepatan kendaraan. Lokasi penelitian berada di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung, jalan ini memiliki fungsi sebagai jalan arteri primer tipe 6/2 D dengan jenis perkerasan lentur, tata guna lahan di sekitarnya merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey lapangan dengan mencatat volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan tingkat kebisingan lalu lintas. Metode analisis menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan tingkat kebisingan lalu lintas (Y) sebagai variabel tidak bebas dan variabel bebas antara lain volume kendaraan ringan (X 1 ), volume kendaraan berat (X 2 ), volume sepeda motor (X 3 ), kecepatan kendaraan ringan (X 4 ), kecepatan kendaraan berat (X 5 ), kecepatan sepeda motor (X 6 ). Model persamaan terbaik yang didapat dari analisis regresi linear berganda yaitu Y = 0,0019.X 1 + 0,0015.X 3 + 0,0538.X 4 + 70,0484 dengan R 2 = 0,83. Dari model persamaan tersebut diketahui bahwa volume kendaraan ringan, volume sepeda motor, dan kecepatan kendaraan ringan paling berpengaruh terhadap tingkat kebisingan lalu lintas. Kata kunci: tingkat kebisingan lalu lintas, volume kendaraan, kecepatan kendaraan. 1. PENDAHULUAN Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi, akan semakin menambah beban lalu lintas dan menimbulkan masalah kebisingan akibat lalu lintas. Kebisingan lalu lintas adalah bunyi yang tidak diinginkan dari lalu lintas kendaraan bermotor dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan [2]. Kebisingan lalu lintas telah menjadi faktor lingkungan yang sangat penting di kota-kota, tetapi terkadang kurang terperhatikan pengaruhnya sehingga pemecahan masalah pada hal ini kurang diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model persamaan hubungan antara tingkat kebisingan lalu lintas dengan volume kendaraan dan kecepatan kendaraan. Lokasi penelitian berada di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung, jalan ini memiliki fungsi sebagai jalan arteri primer tipe 6/2 D dengan jenis perkerasan lentur, tata guna lahan di sekitarnya merupakan kawasan perdagangan dan jasa.jalan Dr. Djunjunan merupakan akses masukkeluar Kota Bandung bagi lalu lintas antar kota melalui Gerbang Tol Pasteur. 2. DASAR TEORI Kebisingan Lalu Lintas Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, yang dimaksud dengan tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel yang disingkat db. Kebisingan dapat diklasifikasikan berdasarkan asal 158
sumber bising, yaitu: kebisingan yang tidak secara terus-menerus/impulsif, kebisingan yang secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama/ continue, dan kebisingan yang hanya sekejap/intermittent[7]. Sumber bising terbagi menjadi sumber statis dan sumber dinamis. Sumber statis berasal dari sumber suara yang tidak bergerak, sedangkan sumber garis berasal dari sumber suara yang bergerak dan menyebar di udara [5]. Kebisingan lalu lintas termasuk ke dalam jenis kebisingan intermittent dengan sumber bising dinamis. Penggolongan jenis kendaraan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 terdiri dari kendaraan ringan, kendaraan berat, dan sepeda motor. Masing-masing golongan kendaraan mempunyai berat kendaraan dan tingkat kebisingan yang berbedabeda. Selain komposisi lalu lintas, kecepatan rata-rata kendaraan juga berpengaruh terhadap tingkat kebisingan. Faktor - faktor yang menimbulkan suara bising pada kendaraan bermotor, diantaranya: mesin kendaraan, jenis motor bakar, jenis kipas pendingin, sistem pembuangan gas sisa, hisapan dari karburator, jenis ban standar atau radial, dan bentuk kendaraan [8]. Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda yang disebut dalam [6] adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk mempelajari antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki. Persamaan regresi linear berganda memiliki lebih dari satu peubah bebas, bentuk umumnya adalah sebagai berikut: Y = A + B 1 X 1 + B 2 X 2 +.. + B N X N...(1) dengan: Y = peubah tidak bebas X 1, X 2, X N = peubah bebas A, B 1, B 2, B N = konstanta dan koefisien regresi Koefisien determinasi ganda dinotasikan dengan R 2, mempunyai batas limit sama dengan satu (perfect explanation) dan nol (no explanation), nilai antara kedua batas limit ini ditafsirkan sebagai persentase total variasi yang dijelaskan oleh analisis regresi linear berganda. Koefisien korelasi (r) adalah nilai yang menunjukkan kuat/ tidaknya hubungan linear antara peubah tidak bebas dengan peubah bebas antau antara sesama peubah bebas. Metode analisis langkah-demilangkah tipe 1 secara bertahap mengurangi jumlah peubah bebas sehingga didapatkan model terbaik yang hanya terdiri dari beberapa peubah bebas, prosesnya sebagai berikut: a. Tahap pertama yaitu menentukan parameter yang akan dijadikan peubah bebas dan peubah tidak bebas, kemudian melakukan uji korelasi untuk mengabsahkan keterkaitannya. Dua persyaratan statistik utama yang harus dipenuhi dalam memilih peubah bebas adalah: peubah bebas harus mempunyai korelasi tinggi dengan peubah tidak bebas, dan sesama peubah bebas tidak boleh saling berkorelasi, jika terdapat dua peubah bebas yang saling berkorelasi, maka pilihlah salah satu yang mempunyai korelasi lebih tinggi terhadap peubah tidak bebasnya. b. Tahap kedua yaitu melakukan analisis regresi linear berganda dengan semua peubah bebas terpilih untuk mendapatkan nilai konstanta dan koefisien regresinya. 159
c. Tahap ketiga yaitu menentukan peubah bebas yang mempunyai korelasi (r) terkecil terhadap peubah tidak bebasnya dan hilangkan peubah bebas tersebut. Kemudian melakukan kembali analisis regresi linear berganda dan mendapatkan kembali nilai konstanta dan koefisien regresinya. d. Tahap keempat yaitu melakukan kembali tahap ketiga, satu demi satu sampai hanya tersisa satu peubah bebas saja. e. Tahap kelima yaitu mengkaji nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik dengan kriteria berikut: banyak peubah bebas yang digunakan, tanda koefisien regresi (+/-) sesuai dengan yang diharapkan, nilai konstanta regresi mendekati nol, nilai koefisien determinasi (R 2 ) mendekati satu. Hand tally counter Stop watch 3. METODOLOGI Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey lapangan dengan mencatat volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan tingkat kebisingan lalu lintas. Survey dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan sampel pada pagi dan sore hari, karena biasanya lalu lintas kendaraan bermotor yang melewati suatu jalan akan menjadi lebih banyak pada waktu dimulainya aktivitas jam masuk sekolah atau kerja pada pagi hari dan selesainya waktu kerja pada sore harinya [4]. Peralatan yang digunakan untuk survey dapat dilihat pada gambar 1, diantaranya: hand tally counter untuk survey volume kendaraan, stop watch untuk survey kecepatan kendaraan, dan Sound Level Meter yang dipasang setinggi 1,5 meter di atas permukaan jalan untuk survey tingkat kebisingan. Sound Level Meter Gambar 1. Peralatan survey Metode analisis menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan tingkat kebisingan lalu lintas (Y) sebagai variabel tidak bebas dan variabel bebas antara lain volume kendaraan ringan (X 1 ), volume kendaraan berat (X 2 ), volume sepeda motor (X 3 ), kecepatan kendaraan ringan (X 4 ), kecepatan kendaraan berat (X 5 ), kecepatan sepeda motor (X 6 ). Model persamaan terbaik ditentukan berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) serta nilai konstanta dan koefisien regresi. 160
4. HASIL DAN DISKUSI Data hasil survey volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan tingkat kebisingan lalu lintas disajikan dalam Tabel 1. Tingkat kebisingan lalu lintas (Y dba), volume kendaraan ringan (X 1 kendaraan), volume kendaraan berat (X 2 kendaraan), volume sepeda motor (X 3 kendaraan), kecepatan kendaraan ringan Tabel 1: Data hasil survey Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 79,76 1383 32 3311 41.38 41.33 44.01 80,77 1328 33 2832 58.82 25.39 86.75 78,96 1398 48 3023 40.45 39.34 50.07 78,39 1494 29 2697 52.55 29.90 63.49 79,99 1525 38 2665 41.28 27.57 51.21 78,33 1571 27 2167 33.74 33.15 35.82 79,32 1615 26 2702 41.00 37.23 48.00 77,49 880 35 2271 42.81 40.04 54.88 82,16 2447 70 4029 26.85 16.27 29.85 78,96 1349 72 4019 27.23 17.93 41.14 81,48 2111 54 3494 26.30 24.13 33.46 81,54 1912 43 3676 30.48 20.16 33.80 82,34 4655 68 2185 11.03 9.98 37.66 82,86 3280 90 3373 18.03 10.03 21.49 Tabel 2: Rekapitulasi hasil analisis regresi linear berganda (X 4 km/jam), kecepatan kendaraan berat (X 5 km/jam), kecepatan sepeda motor (X 6 km/jam). Untuk menentukan kecepatan kendaraan digunakan metode kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) dengan jarak 50 meter, kemudian dihitung menggunakan persamaan: = (2) No. Variabel Tanda yang Parameter Tahap diharapkan model 1 2 3 4 5 6 1 Intersep + / - C 72,5124 72,2589 71,4578 70,0484 73,9671 77,5637 2 Volume LV + X 1 0,0018 0,0018 0,0017 0,0019 0,0014 0,0013 3 Volume HV + X 2-0,0124-0,0166 4 Volume MC + X 3 0,0013 0,0015 0,0013 0,0015 0,0012 5 Kecepatan LV + X 4 0,0790 0,0416 0,0516 0,0538 6 Kecepatan HV + X 5-0,0388-0,0292-0,0197 7 Kecepatan MC + X 6-0,0240 R 2 0,85 0,84 0,83 0,83 0,78 0,59 Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 2. Model persamaan terbaik yang didapat dari metode analisis langkah-demilangkah tipe 1 yaitu: Y = 0,0019.X 1 + 0,0015.X 3 + 0,0538.X 4 + 70,0484 dengan R 2 = 0,83. Persamaan ini menunjukkan bahwa X 1, X 3, dan X 4 memiliki nilai korelasi yang tinggi terhadap Y, semua variabel bebas bernilai positif (+). Prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas (X 1, X 3, X 4 ) terhadap variabel tidak bebas (Y) adalah sebesar 83 %. 161
5. KESIMPULAN Dari model persamaan terbaik Y = 0,0019.X 1 + 0,0015.X 3 + 0,0538.X 4 + 70,0484 dengan R 2 = 0,83 (tahap 4) dapat disimpulkan bahwa volume kendaraan ringan, volume sepeda motor, dan kecepatan kendaraan ringan paling berpengaruh terhadap tingkat kebisingan lalu lintas di Jalan DR. Djunjunan Kota Bandung. 6. DAFTAR PUSTAKA 1 (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. 2 Griefahn B., Scheumer Kohrs-A, Scheumer R., Moehler U., Mehnert P. (2000). Physiological, subjective, and behavioural responses duringsleep to noise from rail and road traffic. Fed. Rep. Germany: Noise and Health Inter-disciplinary International Journal. 3 Menteri Negara Lingkungan Hidup (1996).Kepmen No. KEP- 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 4 Sumarawati (2004). Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas pada Jam Puncak terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (CO) di Jalan Raya Kaligawe Semarang. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung. 5 Suroto, W. (2010). Dampak Kebisingan Lalu Lintas terhadap Permukiman Kota. Surakarta: Journal of Rural and Development, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Vol. 1 No. 1. 6 Tamin, O.Z. ( 2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi ke-2. Bandung: ITB. 7 Wardhana, W.A. (1999). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. 8 Widyantoro (2011). Pemetaan Sebaran Kebisingan akibat Aktifitas Transportasi dikaitkan dengan Tata Guna lahan di Jalan Arif Rachman Hakim Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 162