ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT X DARI PASAR TRADISIONAL R DI KOTA BALIKPAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT DALAM SAUS TOMAT P DARI PASAR X SURABAYA TIMUR

ANALISIS PENGAWET NATRIUM BENZOAT DAN PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT J DARI PASAR TRADISIONAL L KOTA BLITAR

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR LOGAM Pb, Cu, DAN Zn PRODUK SAUS TOMAT Y DARI PASAR TRADISIONAL X DAERAH SURABAYA TIMUR DENGAN ICPS

ANALISIS BORAKS PADA BAKSO DAGING SAPI A DAN B YANG DIJUAL DI DAERAH KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

ANALISIS BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI A DAN B DI DAERAH TENGGILIS MEJOYO SURABAYA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR LOGAM Pb, Cu, DAN Zn PRODUK SAUS TOMAT Z DARI PASAR TRADISIONAL A DI KOTA SOLO DENGAN ICPS

ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA SAOS TOMAT YANG BEREDAR DI WILAYAH KOTA SURABAYA 1

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM As, Cd, DAN Pb DALAM MINYAK SUMBAWA A, B, C, DAN D

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Identifikasi rhodamin B pada kembang gula yang beredar di Kota Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

VALIDASI METODE ANALISIS LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Zn DALAM SAUS TOMAT X dari PASAR TRADISIONAL L di KOTA BLITAR dengan ICPS

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB II METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS BORAKS PADA BAKSO DAGING SAPI C DAN D YANG DIJUAL DI DAERAH LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI

ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA SAUS SAMBAL DI RUMAH MAKAN AYAM GORENG CEPAT SAJI DI MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS ZAT PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA CABE MERAH GILING SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B DALAM KERUPUK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. tanpa bahan tambahanmakanan yang diizinkan (Badan Standarisasi Nasional,

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA KUE BERWARNA MERAH DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Transkripsi:

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT X DARI PASAR TRADISIONAL R DI KOTA BALIKPAPAN Tjia Sheily Julyana Farmasi tjiasheilyjulyana@yahoo.com Abstrak - Telah dilakukan analisis bahan pewarna dan bahan pengawet dalam suatu produk saus tomat yang dijual dipasaran. Produk tersebut adalah saus tomat merek X. Produk ini diperoleh dari pasar tradisional R di kota Balikpapan. Hasil analisis menunjukan bahwa sampel tersebut tidak mengandung pewarna rhodamin B dan mengandung pengawet natrium benzoat. Analisis pewarna rhodamin B dilakukan dengan KLT dan spektrofotometer Vis pada λ maks. 555 nm. Analisis kadar natrium benzoat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV pada λ maks. 230 nm, menunjukan bahwa sampel X mengandung natrium benzoat sebesar 0,4 g/kg, yang memenuhi persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-0222-1995 yaitu batas maksimum penggunaan pengawet natrium benzoat adalah 1 g/kg. Kata kunci: Natrium Benzoat, Rhodamin B, Saus tomat. PENDAHULUAN Penambahan bahan tambahan ke dalam makanan dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk makanan sehingga mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna, pengawet, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, pengental, dan pemanis (Winarno, 2004). Pewarna rhodamin B dilarang penggunaannya oleh pemerintah dan penyalahgunaannya dalam makanan banyak dijumpai terutama dalam makanan yang berwarna merah terang. Selain itu saus tomat dengan warnanya yang merah seringkali disalahgunakan oleh produsen dengan menambahkan pewarna yang tidak seharusnya ada dalam makanan seperti rhodamin B (Wijaya, 2011). Sementara pengawet natrium benzoat merupakan salah satu bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan dan cocok digunakan untuk bahan makanan asam seperti saus tomat (Siaka, 2009). Selain itu penggunaan benzoat diperbolehkan dalam batas-batas tertentu tetapi penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan alergi dan penyakit saraf. Pada penderita asma dan 1

urtikaria, konsumsi benzoat dalam jumlah besar dapat mengiritasi lambung (Wijaya, 2011). Saus tomat merupakan pelengkap bahan makanan yang digemari masyarakat karena menambah cita rasa pada makanan. Di dalam saus tomat banyak mengandung bahan tambahan makanan seperti pengawet dan pewarna. Oleh karena hal itu peneliti berniat meneliti apakah pengawet dan pewarna yang digunakan aman untuk manusia dikarenakan tingkat konsumsi saus tomat oleh masyarakat relatif tinggi dengan membandingkannya terhadap peraturan pada SNI-0222-1995 (Wijaya, 2011). METODE PENELITIAN Bahan penelitian yang digunakan adalah larutan HCl pekat pa(merck), larutan NH 4 OH pekat pa (Merck), larutan asam asetat pa (Merck), Etanol 96% pa (Merck), NaCl pa (Mallinckrodt), asam benzoat pa (Merck), Kloroform (Mallinckrodt), isopropanol : amonia = 8 : 2 ( v/v), rhodamin B, benang wol, aquadem. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV- Vis (Cintra), dengan panjang gelombang maksimum pada 230 nm untuk asam benzoat. Dalam menganalisis rhodamin B dalam sampel digunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan penampak noda UV 366 nm. Analisis pewarna rhodamin B dilakukan dengan pemisahan bahan pewarna dalam sampel saus tomat terlebih dahulu. Benang wol dididihkan di dalam aquadem kemudian dikeringkan. Selanjutnya dicuci dengan kloroform untuk menghilangkan kotoran dari lemak setelah itu dididihkan dengan NaOH 1% kemudian dibilas dengan aquadem. Sepuluh gram sampel dipanaskan dalam 10 ml larutan amoniak 2% selama kurang lebih 30 menit diatas nyala api kecil sambil diaduk. Selanjutnya larutan disaring, filtrat kemudian diuapkan di atas penangas air. Residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 ml aquadem yang dicampur dengan 5 ml asam asetat 10%. Benang wol dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 10 menit. Benang wol diangkat, zat warna akan mewarnai benang wol. Benang wol dicuci dengan aquadem, kemudian dimasukkan ke dalam 2

larutan basa yaitu 10 m l amonia 10% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan dididihkan. Benang wol akan melepaskan zat warna dan zat warna akan masuk ke dalam larutan basa tersebut. Larutan basa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisis kromatografi lapis tipis. (Utami, 2009). Setelah itu dilakukan pembuatan baku pembanding. Ditimbang 25 m g rhodamin B dan di larutkan dalam 50 ml etanol 96% pa. Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui pewarna Rhodamin B yang terkandung dalam saus tomat tersebut. Sebanyak 5μl larutan baku pembanding dan cuplikan sampel ditotolkan pada plat KLT. Dielusi dalam bejana yang berisi isopropanol : amonia = 8 : 2 v/v. Setelah elusi selesai, plat dikeringkan kemudian kromatogram yang diperoleh dilihat pada lampu UV 366 nm. Untuk analisis pengawet natrium benzoat, dilakukan pembuatan larutan baku induk asam benzoat terlebih dahulu. Dibuat larutan baku induk asam benzoat dengan konsentrasi 1000 bpj. Dari larutan baku induk 1000 bpj dibuat baku antara dengan konsentrasi 100 bpj. Dari larutan baku antara 100 bpj diencerkan lagi menjadi baku kerja dengan konsentrasi 2, 3, 4, 5, 6 dan 8 bpj. Kemudian dilakukan pemeriksaan absorbansi pada panjang gelombang 200-400 nm. Untuk penetapan kadar natrium benzoat dalam saus tomat X dilakukan dengan menimbang 2 gram sampel, dilarutkan dalam larutan NaCl jenuh dan dimasukkan ke dalam corong pisah. Kemudian diasamkan dengan menambahkan larutan HCl 0,1N. Lalu diekstraksi menggunakan kloroform dengan volume tertentu dan dipisahkan bagian kloroformnya. Setelah dipisah, ekstrak kloroform dikeringkan, kemudian dilarutkan dengan HCl 0,1 N dalam labu ukur 100,0 ml hingga tanda. Diukur absorbansi dari saus tomat X, kemudian di masukkan ke persamaan regresi kurva baku untuk menentukan kadar asam benzoatnya. Untuk garamnya dihitung berdasarkan berat molekul ( Horwitz dan Latimer, 2005). Untuk penetapan akurasi (% recovery), perlu ditambahkan baku kerja dengan konsentrasi tertentu dan selanjutnya dilakukan preparasi sampel seperti pada penetapan kadar natrium benzoat. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan kurva baku kerja asam benzoat memberikan hasil : Tabel 1. Kurva Baku Kerja Asam Benzoat Konsentrasi (ppm) Absorbansi 0 0 2,012 0,2065 3,018 0,3250 4,024 0,4134 5,03 0,5147 6,036 0,6105 8,048 0,7892 nilai r = 0,9991, nilai V xo = 3,07%, dengan LLOD adalah 0,371 ppm, dan nilai LLOQ adalah 1,236 ppm. Absorbansi 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Kurva Baku Asam Benzoat y = 0.0983x + 0.0128 r = 0.9991 0 2 4 6 8 10 Konsentrasi (ppm) Gambar 1. Kurva Hubungan Kadar (ppm) dengan Absorbansi dari Baku Kerja Asam Benzoat Uji presisi suatu metode dapat dilakukan melalui pengamatan minimal tiga kali pada konsentrasi yang sama (Tabel 2). Presisi yang baik ditunjukkan dengan harga KV kurang dari 2% (Harmita, 2004). 4

Konsentrasi Baku (ppm) 2,012 5,03 6,036 Tabel 2. Presisi Baku Asam Benzoat Absorbansi, SD, KV (ppm), SD, KV 0,2061 = 0,206 1,966 = 1,965 ppm 0,2058 SD = 1,732 x 10-4 1,963 SD = 1,732 x 10-3 ppm 0,2061 KV = 0,08 % 1,966 KV = 0,09 % 0,5196 = 0,519 5,154 = 5,153 ppm 0,5199 SD = 5,132 x 10-4 5,157 SD = 5,132 x 10-3 ppm 0,5189 KV = 0,1 % 5,147 KV = 0,1 % 0,6249 = 0,625 6,225 = 6,223 ppm 0,6246 SD = 1,732 x 10-3 6,222 SD = 1,762 x 10-3 ppm 0.6246 KV = 0,03 % 6,222 KV = 0,03 % Hasil penelitian secara kuantitatif untuk asam benzoat didapat hasil sebagai berikut : pada sampel saus tomat X dilakukan tiga kali replikasi, masing-masing diperoleh kadar asam asam benzoat 0,03 %; 0,03 %; 0,03 % (tabel 3). Dari ketiga replikasi tersebut diperoleh kadar asam benzoat rata-rata adalah 0,03 % dan kadar natrium benzoat adalah 0,04 % (0,4 g/kg). Konsentrasi Sampel (ppm) 20203 20222 20212 Tabel 3. Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam Sampel Absorbansi, SD, KV (%) Kadar dalam, SD, KV(%) (ppm) Sampel (%) 0,6158 6,133 = 6,13 ppm 0,03 = 0,616 0,6158 SD = 1,15 x 10-4 6,133 SD = 1,17 x 10-3 0,03 ppm 0,6156 KV = 0,02 6,131 0,03 KV = 0,02 0,6160 6,135 = 6,13 ppm 0,03 = 0,616 0,6160 SD = 5,77 x 10-5 6,135 SD = 5,87, x 10-4 0,03 KV = 9,37 x 10-3 ppm 0,6159 6,134 KV = 9,57 x 10-3 0,03 0,6162 6,137 = 6,14 ppm 0,03 = 0,616 0,6164 SD = 1,15 x 10-4 6,139 SD = 1,17 x 10-3 0,03 ppm 0,6164 KV = 0,02 6,139 0,03 KV = 0,02 5

Penentuan akurasi metode dapat dilakukan melalui parameter % recovery, menggunakan standard addition method. % Recovery yang dihasilkan berkisar antara 89,27-92,82% (Tabel 4), dimana persyaratan % recovery adalah antara 80-120% (Harmita, 2004). Dalam perhitungan % recovery, digunakan rumus: % Recovery = Konsentrasi Sampel (ppm) Baku yang ditambahkan (ppm) 20091 2,06 20047 2,06 20053 2,06 Tabel 4. Penetapan % recovery Absorbansi Konsentrasi baku yang ditemukan kembali (ppm) % Recovery (%), SD, KV (%) 0,8073 1,874 90,97 = 90,87 0,8069 1,870 90,78 SD = 0,1 0,8071 1,872 90,87 KV = 0,11 0,8095 1,912 92,82 = 92,69 0,8088 1,905 92,48 SD = 0,18 0,8094 1,911 92,77 KV = 0,19 0,8025 1,839 89,27 = 89,29 0,8026 1,840 89,32 SD = 0,03 0,8025 1,839 89,27 KV = 0,03 Uji kualitatif untuk rhodamin B menunjukkan sampel saus tomat X tidak mengandung rhodamin B karena pada pengamatan bercak noda sampel hasil eluasi tidak tampak adanya fluoresensi ketika disinari lampu UV pada 366 nm. 6

Noda baku rhodamin B Totolan baku rhodamin B Totolan sampel saus tomat X Gambar 2. Kromatogram Rhodamin B dan Sampel Uji kualitatif untuk asam benzoat menunjukkan hasil positif karena tampak adanya absorbansi pada panjang gelombang 230 nm. Sampel Saus Tomat X Baku Asam Benzoat pa Wavelength (nm) Gambar 3. Spektrum Asam Benzoat dan Sampel pada λmax 230nm Sebelum dilakukan analisis kuantitatif natrium benzoat dalam sampel, dilakukan validasi metode penetapan kadar natrium benzoat dalam sampel. 7

Validasi ini bertujuan agar hasil analisis yang diperoleh dapat diandalkan kebenarannya. Tabel 5. Persyaratan Validasi Validasi Parameter Hasil Kesimpulan Linearitas Harga r hitung > r tabel Harga r hitung = 0,9991 Vxo = 3,07 % Linearitas baik Vxo 5% Presisi Harga KV 2% KV baku kerja = 0,07 % KV sampel = 0,02 % Presisi baik Akurasi Harga % recovery 80-120 % (Harmita, 2004; Yuwono, 1999) KV % recovery = 0,11 % % recovery replikasi 1 = 90,88 % % recovery replikasi 2 = 92,69 % % recovery replikasi 3 = 89,28 % Akurasi baik KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kandungan pewarna rhodamin B dalam sampel saus tomat X yang diuji dan kadar pengawet natrium benzoat adalah 0,4 g/kg sehingga memenuhi persyaratan SNI-0222-1995, yaitu kurang dari 1 g/kg. Saran yang ingin penulis sampaikan adalah perlu dilakukan analisis pewarna rhodamin B dan pengawet natrium benzoat pada sampel saus tomat lain yang beredar di masyarakat dan untuk penentuan akurasi (% recovery) sebaiknya penambahan baku mempunyai kadar yang bervariasi (rendah, menengah, dan tinggi). DAFTAR RUJUKAN Adnan M, 1997, Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Andi, Jogjakarta, 2, 10-11, 14. Afrianti LH, 2008, Teknologi Pengawetan Pangan, Alfabeta, Bandung, 12. Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D, 2011, Analisis Pangan, Dian Rakyat, Jakarta, 9-12, 14-15, 17, 20-21, 47, 227. 8

Anonim, 1979, F armakope Indonesia III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1996, The Merck Index, 12 th Division of MERCK, USA, 8354. Edition, Merck Research Laboratories Badan POM Republik Indonesia, 1994, Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya, 3. Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wooton M, 1987, Food Science, Department of Education dan Culture, Australia, 20. Cahyadi Wisnu, 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi Aksara, Jakarta, 19; 53-54; 58; 60. Day RA dan Underwood AL, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi 6, Terjemahan oleh Iis Sopyan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 399. Gandjar IG, dan Rohman A, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Gritter RJ, Bobbitt JM, Schwarting AE, 1991, Pengantar Kromatografi, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 1; 14-18; 107; 109-110; 114-115. Hadi S, 2000, Analisis Regresi, Jilid 1, Cetakan ke-7, Penerbit Andi, Yogyakarta, 70. Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No. 3. Horwitz W, Latimer GW, 2005, Official Methods of Analysis of AOAC International, 18 th edition, Vol. 1, G aithersburg: AOAC International, Chapter 47, 8. Ibrahim Slamet, 1997, Penggunaan Statistika dalam Validasi Metode Analitik dan Penerapannya, Makalah disajikan dalam Temu Ilmiah Nasional Bidang Farmasi Volume I, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung. Jasa, 2008, Sajian Kuliner Resep Masak: Cara Pembuatan Saus Tomat, (online), (http://sajiankuliner.blogspot.com/2008/04/cara-pembuatan-saos-tomat.html diakses tanggal 5-04-2012). Kabara Jon J 1984, Cosmetic and Drug Preservation, Marcel Dekker, New York, 359. 9

Khopkar SM, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 216. Kusnawidjaja Kurnia, 1985, Pengantar Instrumentasi Analisis Kimia, Alumni, Bandung, 47. Moelya Meita, 2012, Analisis Pewarna Rhodamin B, Pengawet Natrium Benzoat dan Cemaran Logam Cu, Pb, Zn dalam Saos Tomat A tidak terdaftar, Skripsi tidak dipublikasikan, Surabaya, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Muchtadi TR, Ayustaningwarno F, 2010, Teknologi Proses Pengolahan Pangan, Alfabeta, Bandung, 3. Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME, 2009, Handbook of Pharmaceutical Exipients Sixth Edition, Pharmaceutical Press, Great Britain, 628. Siaka IM, 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saus Tomat yang Beredar di Wilayah Kota Denpasar Jurnal Kimia. 3 (2): 87-92. Standar Nasional Indonesia, 1992, Cara Uji Bahan Pengawet Makanan dan Bahan Tambahan yang Dilarang untuk Makanan, Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian, 1-2, 7. Standar Nasional Indonesia, 1995, Bahan Tambahan Makanan, Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian, 3-4, 12, 131. Standar Nasional Indonesia, 2004, Saus Tomat, Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian, 1-2. Standar Nasional Indonesia, 1992, Cara Uji Bahan Tambahan Pangan/ Bahan Pengawet, Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian, 01-2894- 1992. Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi, 1997, Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian, edisi 4, Liberty, Jogjakarta, 77. Utami W, Suhendi A, 2009, Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. 10 (2): 148-155. Wijaya D, 2011, Waspadai Zat Additif dalam Makananmu, Buku Biru, Jogjakarta, 40-42 ; 64-66; 41-42; 77. Winarno FG dan Rahayu TS, 1994, Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 17; 24-29; 72-76. 10

Winarno FG, 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1; 214; 225. Yuwono M, Mulia M dan Gunawan I, 1999, High Performance Liquid Chromatography, Unit Layanan Konsultasi, Penelitian dan Kerjasama Penelitian Fakultas Farmasi, Penerbit Universitas Airlangga, Surabaya, 49-56. 11