Lampiran 1. Alat penyulingan minyak nilam

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosesdur analisis gas kromatigrafi olein dan biodiesel olein

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Lampiran 1. Skema pengolahan limbah sayuran. Sayuran dikumpulkan, dipilah dan dicuci dengan air. Ditiriskan menggunakan jaring

Minyak daun cengkih SNI

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak nilam

Minyak nilam SNI

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III METODOLOGI. Penetapan kadar minyak atsiri kayu manis dan pemeriksaan mutu minyak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara Perhitungan : % N = Abs Blangko X 14 X N. HCl X 100% Berat Sampel

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pengujian Proses Demulsifikasi

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Ditimbang EMB 3,6 gr. Ditambahkan Aquades 100 ml. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Disiapkan NaCl fisiologis 0,9 % sebanyak 10 ml

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat penyulingan minyak nilam Gambar 22. Alat penyulingan minyak nilam

Tabel 8. Spesifikasi alat penyulingan minyak nilam Bagian alat penyulingan Ketel suling Spesifikasi Tebal ketel : 1.5 mm Diameter ketel : 210 mm Tinggi ketel : 410 mm Tinggi : 150 mm dudukan : Stainless steel jenis bahan Gambar 23. Ketel suling Kondensor Tipe Tinggi : turbular condensor : 650 mm Gambar 24. Turbular condensor Oil separator Tinggi Skala : 572 mm : 15 cc Gambar 25. Oil separator Mecher burner Janis bahan Tinggi : Besi : 115 mm Gambar 26. Mecher burner

Lampiran 2. Prosedur analisa proksimat terna nilam 1. Kadar air Prinsip : Air dalam jaringan tanaman diekstrak dengan cairan yang saling tidak melarut sehingga membentuk dua fase. Prosedur: Metoda yang digunakan adalah Bidwell-terling. Dalam pengukuran kadar air ini diperlukan alat aufhauser. Caranya, sebanyak 10 gram terna nilam dimasukkan ke labu Erlenmeyer 500 ml, kemudian ditambahkan dengan 200 ml toluene sampai bahan terendam. Lalu labu dipasangkan aufhauser yang dilengkapi dengan pendingin tegak (kondensor) dan dididihkan selama 1 jam sampai semua air dalam bahan tersuling. Jika jumlah air tidak bertambah lagi, maka penyulingan dihentikan. Volume air yang tersuling dapat dibaca pada skala yang terdapat pada aufhauser. Kadar air berdasarkan persamaan berikut : Kadar air (%) = V x 100% W Keterangan : V = Volume air yang terdestilasi W = Berat sampel yang diambil 2. Kadar minyak Prinsip: Kadar minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara volume minyak yang dihasilkan dengan bobot bahan yang disuling (v/w) dengan menggunakan satuan persen (%). Prosedur : Penentuan kadar minyak atsiri dalam bahan dilakukan dengan menyuling langsung terna nilam dengan menggunakan alat destilasi air skala laboraturium. Terna kering nilam ditimbang sebanyak 50 gram kemudian dimasukkan ke labu berukuran 1 liter, setelah itu ditambahkan air sebanyak 3 6 kali bobot terna nilam (sampai seluruh terna terendam). Selanjutnya labu dipasangkan pada clavenger yang dilengkapi dengan kondensor. Penyulingan dilakukan sampai tidak terdapat tetesan minyak kirakira 6-7 jam. Setelah penyulingan selesai, dibiarkan beberapa saat supaya air dan minyak terpisah, lalu dilakukan pengukuran volume minyak yang tersuling. Kadar Minyak (%) = V x 100% W Keterangan : V = Volume minyak W = Berat sampel yang diambil 3. Rendemen minyak Prinsip: Rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara volume minyak yang dihasilkan dengan bobot bahan yang disuling (v/w) dengan menggunakan satuan persen (%). Prosedur : Penentuan rendemen minyak nilam dilakukan dengan menyuling langsung terna nilam menggunakan alat penyulingan kapasitas 2 kg dengan metode kukus. Penyulingan dilakukan sampai

tidak terdapat tetesan minyak kira-kira 7 jam. Setelah penyulingan selesai, dibiarkan beberapa saat supaya air dan minyak terpisah, lalu dilakukan pengukuran volume minyak yang tersuling. Kadar Minyak (%) = V x 100% W Keterangan : V = Volume minyak W = Berat sampel yang diambil

Lampiran 3. Analisis parameter mutu minyak nilam a. Warna minyak nilam (SNI 06 2385 2006) Prinsip : Pengujian warna menggunakan metode organoleptik dengan 30 orang panelis semiterlatih. Pengamatan dilakukan secara visual dengan menggunakan indera penglihatan (mata) langsung terhadap contoh minyak. Prosedur : Contoh minyak nilam dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml. Tabung reaksi tersebut disandarkan pada kertas putih lalu diamati warnanya dengan jarak pengamatan ± 30 cm. b. Bau minyak nilam Prinsip : Penilaian bau minyak nilam dengan menggunakan indera penciuman (hidung) dan menggunakan metode organoleptik dengan 30 orang panelis semiterlatih untuk memberikan penilaian terhadap minyak nilam yang dihasilkan. Prosedur : Contoh minyak nilam dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml, kemudian panelis menilai aroma atau bau minyak nilam berdasarkan tingkat kesukaan dengan nilai 1 sampai 9. c. Bobot jenis (SNI 06 2385 2006) Prinsip : Nilai bobot jenis suatu minyak atsiri dihitung berdasarkan perbandingan antara berat minyak atsiri dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Prosedur : Piknometer dicuci dan dibersihkan kemudian dibilas berturut-turut dengan etanol dan dietil eter. Setelah kering, piknometer ditimbang (m). Piknometer diisi dengan air suling yang telah dididihkan pada suhu 20 o C. Kemudian piknometer dicelupkan ke dalam penangas air pada suhu 20 o + 0.2 o C. Penutup piknometer disisipkan lalu ditimbang (m 1 ). Piknometer dibilas kembali dengan etanol dan dietil eter. Cara yang sama dilakukan pula terhadap contoh minyak dengan berat m 2. Perhitungan : d 25 25 = m 2 m m 1 m Keterangan : m = berat piknometer kosong m 1 = berat air beserta piknometer m 2 = berat minyak beserta piknometer

d. Indeks bias (SNI 06 2385 2006) Prinsip : Jika sinar monokromatis melewati suatu media (A) ke media lain yang lebih padat (B), maka akan terjadi perubahan kecepatan dan pembiasan sinar tersebut mendekati garis normal atau sudut datang (i A ) lebih besar dari sudut bias (i B ). Perbandingan sinus sudut sinar datang dengan sinus sudut sinar bias ini disebut indeks bias. Prosedur: Sebelum digunakan, prisma reflaktometer dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Contoh minyak diteteskan di atas prisma reflaktometer, prisma dirapatkan dan dibiarkan beberapa menit agar suhu minyak merata. Sebelum ditaruh di dalam alat, minyak harus berada pada suhu yang sama dimana pengukuran akan dilakukan. Dengan mengatur slide maka akan diperoleh batas terang dan gelap yang jelas jika garis ini berhimpit dengan titik potong dua garis yang bersilang, maka indeks bias dapat dibaca pada skala. Perhitungan : n 1 = n 25 + n k (25-t) e. Putaran Optik Keterangan : n 1 = indeks bias pada suhu tertentu (t o C) n 25 = indeks bias pada suhu pengerjaan (suhu ruang) n k = nilai korelasi untuk minyak nilam sebesar 0.00045 Prinsip : Alat yang digunakan adalah polarimeter. Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kanan ( dextro rotary) dengan tanda (+) atau ke kiri (levo rotary) dengan tanda (-). Besarnya perputaran bidang polarisasi ini ditentukan oleh jenis minyak, suhu, panjang kolom yang berisi minyak dan panjang gelombang cahaya yang dipakai. Pengukuran putaran optik dilakukan pada suhu 30 o C. Prosedur : Minyak atau cairan harus bebas dari endapan suspensi. Sering minyak atsiri mengandung air, dan minyak ini harus dikeringkan dengan Na 2 SO 4 anhibrid dan disaring sebelum dilakukan analisa. Tempatkan tabung polarimeter 100 mm yang berisi minyak atau cairan dibawah alat pemeriksa diantara polarizer dan analizer, dan secara perlahan-lahan putar analizer sampai setengahnya yang dapat dilihat teleskop sampai intensitas sinarnya sama dengan penerangannya. Pada pengaturan yang sesuai, akan dapat dilihat arah rotasi ke kanan atau ke kiri dengan intensitas penerangan dari kedua bagian bidang. Penentuan arah rotasi contoh adalah sebagai berikut : apabila analizer berputar searah dengan jarum jam dari titik nol bertanda (+), sedangkan berlawanan arah dengan jarum jam bertanda (-). Sesudah arah rotasi ditentukan, dengan hati-hati analizer diatur kembali sampai didapatkan intensitas penerangan yang sama pada kedua bagian bidang. Kemudian dengan mengamatinya lewat teleskop garis di antara kedua bidang diatur kembali sehingga jelas atau tajam untuk dibaca. Pada pembacaan kedua dapat dilakukan dengan syarat penyimpangan tidak boleh lebih dari ±5 dari pembacaan pertama.

f. Kelarutan dalam alkohol (etanol 90%) (SNI 06 2385 2006) Prinsip : Kelarutan menunjukkan kemampuan dua atau lebih senyawa untuk saling melarutkan satu sama lain tanpa adanya reaksi kimia yang membentuk suatu larutan (homogeneus molekular). Suatu senyawa berwujud cair akan larut dalam suatu pelarut pada perbandingan dan konsentrasi tertentu jika polaritasnya sama atau mendekati polaritas pelarut. Prosedur : Sebanyak 1 ml contoh minyak dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 ml. Ditambahkan 1 ml etanol 90% dari buret dan kocok hingga rata. Setiap penambahan 0.5 ml etanol 90% dari buret dan dikocok hingga rata. Setiap penambahan 0.5 ml etanol 90% diamati sifat kelarutan apakah larut jernih atau keruh. Batas jumlah penambahan etanol sampai 10 ml. Cara menyatakan hasil : Kelarutan dalam x% (v/v) etanol = ml minyak : ml alkohol g. Bilangan asam (SNI 06 2385 2006) Pengukuran bilangan asam dilakukan untuk mengetahui jumlah asam bebas dalam minyak nilam yang dapat diketahui dengan melihat jumlah milligram kalium hidroksida 0.1N yang diperlukan untuk menetralkan asam-asam bebas yang terdapat dalam satu gram minyak nilam Prinsip : Netralisasi asam bebas dengan menggunakan larutan basa (alkali encer). Jumlah asam bebas ini dinyatakan sebagai bilangan asam. Prosedur : Minyak ditimbang sebanyak 4±0.05 gram dalam Erlenmeyer 500 ml kemudian dilarutkan dalam 5 ml etanol netral. Setelah itu ditambahkan sebanyak 5 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan baku KOH 0.1 N. Titrasi dihentikan jika telah terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Perhitungan: Keterangan : ml KOH = jumlah larutan kalium hidroksida yang digunakan untuk titrasi N KOH = normalitas larutan kalium hidroksida dalam etanol 56.1 = berat molekul kalium hidroksida h. Bilangan Ester (SNI 06 2385 2006) Prinsip : Penyabunan ester-ester dengan larutan alkali standar dan mentitrasi kembali kelebihan alkalialkali tersebut. Prosedur : Ke dalam contoh minyak hasil titrasi bilangan asam ditambahkan 10 ml larutan KOH 0.5 N dalam etanol dan ditutup dengan pendingin balik, kemudian dipanaskan selama 1 jam dihitung sejak larutan mulai mendidih. Kemudian setelah 1 jam, minyak didinginkan pada suhu kamar sekitar 15

menit dan ditambahkan larutan indikator pp 1% dalam etanol sebanyak 3 tetes. Kelebihan KOH dititrasi dengan larutan HCl 0.5 N. Dengan cara yang sama dilakukan terhadap blanko. Perhitungan : Keterangan: a = jumlah ml HCl 0.5N untuk titrasi contoh b = jumlah ml HCl 0.5N untuk titrasi blanko N HCL = normalitas larutan HCl 56.1 = bobot molekul KOH i. Kadar patchouli alkohol dengan analisa Kromatografi gas Prinsip : Dasar pemisahan secara kromatografi gas adalah penyebaran cuplikan contoh diantara dua fase. Salah satu fase yaitu fase diam, mempunyai permukaan relatif luas. Fase yang lain adalah fase bergerak yang berupa gas. Pemisahan komponen dalam suatu senyawa dengan menggunakan kromatografi gas didasarkan pada perbedaan laju gerak komponen yang dipisahkan tersebut. Perbedaan laju gerak ini terjadi akibat adanya perbedaan polaritas dan bobot molekul komponen yang dipisahkan. Prosedur : Kondisi operasi kromatografi diatur sedemikian rupa sehingga didapat kondisi yang paling ideal, kemudian sebanyak 0.5-1 ml minyak nilam diinjeksikan ke kolom kromatografi gas. Kondisi operasi kromatografi gas yang digunakan adalah : Deri kolometector : FID ( Flame Ionization Detector) Kolom : Kapiler Materi kolom : Silicon Panjang kolom : 50 meter Diameter kolom : 0.32 mm Fase diam : Carbowax 20 M Suhu awal kolom : 100 o C Suhu akhir kolom : 200 o C Kenaikan suhu kolom : 6 o C per menit Suhu injector : 200 o C Suhu detecentor : 200 o C Pelaifan : 16 Laju alir nitrogen : 100 ml per menit tekanan hydrogen : 1.0 Bar Tekanan udar : 1.0 Bar Kecepatan rekorder : 1 cm per menit

Perkiraan konsentrasi masing-masing komponen minyak nilam yang dipisahkan ditentukan dengan menghitung perbandingan luas puncak masing-masing komponen terhadap total luas puncak pada kromatogram,yang dinyatakan dalam persen.

Lampiran 4. Data hasil penelitian 1. Data hasil penelitian pendahuluan Tabel 9. Data hasil penelitian pendahuluan Lama Waktu Pengeringan ( jam) Suhu ( o C) Kadar Air (%) Rata-rata (%) Kadar Minyak (%) I II 8:30 28 95 94 94.5 0.2 j(4) 34.5 92 90 91 0.22 a(10) 27 88 90 89 0.22 a(20) 28 63 61 62 0.24 a(30) 27 61 61 61 0.24 a(40) 26 52 51 51.5 0.28 a(50) 31 30 31 30.5 0.52 a(60) 26 32 32 32 1.52 a(70) 31 22 20 21 2.2 a(80) 27 22 21 21.5 2.4 a(90) 27 21 21 21 2.6 a(100) 29 20 19 19.5 1.84 a(110) 25 19 20 19.5 1.8 a(120) 35 17 15 16 1.8 Keterangan : Pengeringan dilakukan di atas rak 2. Data Penelitian Utama - Kadar Air Tabel 10. Kadar air terna nilam Kadar air (%) Perlakuan Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 L(j6,a4) 14.58 17.09 14.82 14.58 15.27 L(j4,a5) 17.33 17.41 17.19 19.12 17.76 L(j2,a8) 14.87 14.89 13.68 13.66 14.28 L(j0,a9) 14.88 14.63 15.21 15.29 15.00 R(j6,a4) 14.16 15.83 10.07 14.16 13.56 R(j4,a5) 14.96 15.10 15.48 14.95 15.12 R(j2,a8) 11.77 11.75 10.79 10.84 11.29 R(j0,a9) 14.39 14.37 13.81 13.84 14.10

Perlakuan Kadar air (%) Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 G(j6,a4) 12.31 12.35 12.39 12.35 12.35 G(j4,a5) 12.19 13.89 14.70 14.72 13.88 G(j2,a8) 8.95 10.52 11.87 11.73 10.77 G(j0,a9) 12.14 12.11 10.88 10.84 11.49 - Rendemen Tabel 11. Rendemen minyak nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Jenis Perlakuan Rendemen (%) I II Rata-rata L(j6,a4) 2.42 1.69 2.06 L(j4,a5) 1.93 2.31 2.12 L(j2,a8) 1.93 1.85 1.89 L(j0,a9) 2.93 1.94 2.43 R(j6,a4) 2.94 2.26 2.60 R(j4,a5) 3.17 2.82 2.99 R(j2,a8) 2.64 2.68 2.66 R(j0,a9) 2.36 1.97 2.16 G(j6,a4) 2.72 1.4 2.06 G(j4,a5) 2.56 2.82 2.69 G(j2,a8) 2.47 1.89 2.18 G(j0,a9) 2.11 2.18 2.14 Keterangan : L : Lantai R : Rak G : Gantu ng j : lama penjemuran langsung di bawah sinar matahari (jam) a : lama dikeringanginkan (jam)

- Bobot Jenis Tabel 12. Nilai bobot jenis nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Perlakuan Bobot jenis Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 L(j6,a4) 0.9547 0.9595 0.9680 0.9589 0.9603 L(j4,a5) 0.9688 0.9684 0.9581 0.9683 0.9659 L(j2,a8) 0.9677 0.9695 0.9689 0.9638 0.9675 L(j0,a9) 0.9645 0.9648 0.9710 0.9684 0.9672 R(j6,a4) 0.9671 0.9682 0.9679 0.9662 0.9674 R(j4,a5) 0.9690 0.9651 0.9685 0.9677 0.9676 R(j2,a8) 0.9692 0.9683 0.9713 0.9696 0.9696 R(j0,a9) 0.9687 0.9530 0.9616 0.9541 0.9594 G(j6,a4) 0.9713 0.9700 0.9717 0.9647 0.9694 G(j4,a5) 0.9681 0.9678 0.9702 0.9697 0.9690 - Indeks Bias Tabel 13. Nilai indeks bias nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Perlakuan Indeks bias Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 L(j6,a4) 1.5094 1.5089 1.5080 1.5078 1.5085 L(j4,a5) 1.5085 1.5090 1.5096 1.5096 1.5092 L(j2,a8) 1.5091 1.5096 1.5093 1.5095 1.5094 L(j0,a9) 1.5048 1.5069 1.5073 1.5072 1.5066 R(j6,a4) 1.5095 1.5096 1.5096 1.5096 1.5096 R(j4,a5) 1.5093 1.5094 1.5094 1.5085 1.5092 R(j2,a8) 1.5100 1.5096 1.5095 1.5090 1.5095 R(j0,a9) 1.5070 1.5072 1.5081 1.5080 1.5076 G(j6,a4) 1.5101 1.5100 1.5106 1.5108 1.5104 G(j4,a5) 1.5101 1.5049 1.5099 1.5100 1.5087 G(j2,a8) 1.5089 1.5084 1.5095 1.5090 1.5090 G(j0,a9) 1.5090 1.5093 1.5098 1.5097 1.5095

- Putaran Optik Tabel 14. Nilai putaran optik nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Perlakuan Putaran optik ( o ) Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 L(j6,a4) -54.20-54.80-55.10-53.40-54.38 L(j4,a5) -54.10-53.40-53.10-53.30-53.48 L(j2,a8) -53.20-53.00-53.10-53.90-53.30 L(j0,a9) -52.40-53.20-52.00-53.00-52.65 R(j6,a4) -54.80-55.90-56.00-55.10-55.45 R(j4,a5) -57.90-57.20-59.00-57.02-57.78 R(j2,a8) -58.00-57.10-56.00-56.90-57.00 R(j0,a9) -52.30-55.00-54.10-53.10-53.63 G(j6,a4) -56.00-56.80-56.00-56.00-56.20 G(j4,a5) -58.10-59.00-58.20-58.00-58.33 G(j2,a8) -57.90-57.00-58.00-57.00-57.48 G(j0,a9) -54.00-55.70-54.00-55.00-54.68 - Kelarutan dalam Alkohol Tabel 15. Nilai kelarutan dalam alkohol nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Larut jernih pada Perlakuan (minyak nilam : alkohol 90% ) Ulangan I Ulangan II Rata-rata L(j6,a4) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 L(j4,a5) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 L(j2,a8) 1 : 6 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5.5 s/d 1 : 10 L(j0,a9) 1 : 6 s/d 1 : 10 1 : 6 s/d 1 : 10 1 : 6 s/d 1 : 10 R(j6,a4) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 R(j4,a5) 1 : 4 s/d 1 : 10 1 : 4 s/d 1 : 10 1 : 4 s/d 1 : 10 R(j2,a8) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 R(j0,a9) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 6 s/d 1 : 10 1 : 5.5 s/d 1 : 10 G(j6,a4) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 4 s/d 1 : 10 1 : 4.5 s/d 1 : 10 G(j4,a5) 1 : 4 s/d 1 : 10 1 : 4 s/d 1 : 10 1 : 4 s/d 1 : 10 G(j2,a8) 1 : 6 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5.5 s/d 1 : 10 G(j0,a9) 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10 1 : 5 s/d 1 : 10

Perlakuan Larut jernih pada (minyak nilam : alkohol 90% ) Ulangan I Ulangan II Rata-rata G(j2,a8) 0.9609 0.9794 0.9698 0.9691 0.9698 G(j0,a9) 0.9601 0.9614 0.9514 0.9607 0.9584 - Bilangan Asam Tabel 16. Nilai bilangan asam nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Bilangan asam Perlakuan Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 L(j6,a4) 3.0555 3.3013 3.3660 3.6465 3.3423 L(j4,a5) 6.2014 5.9784 5.4497 5.7496 5.8448 L(j2,a8) 6.0234 6.1309 6.5478 5.9195 6.1554 L(j0,a9) 6.6666 6.3274 6.4962 6.8723 6.5906 R(j6,a4) 2.4524 2.7511 2.4524 2.7511 2.6018 R(j4,a5) 2.2331 2.3726 2.1696 2.1799 2.2388 R(j2,a8) 4.8157 4.5324 4.4880 4.1667 4.5007 R(j0,a9) 4.9047 4.6994 4.8397 5.0490 4.8732 G(j6,a4) 3.1316 2.8328 2.1391 2.6615 2.6913 G(j4,a5) 2.4065 2.1799 2.2331 2.5245 2.3360 G(j2,a8) 5.1244 5.4361 5.3558 4.8145 5.1827 G(j0,a9) 5.8905 5.8333 5.2778 5.5021 5.6259 - Bilangan Ester Tabel 17. Nilai bilangan ester nilam yang dihasilkan dari berbagai cara dan lama pengeringan Perlakuan Ulangan I Bilangan ester Ulangan II 1 2 1 2 Rata-rata L(j6,a4) 10.1951 10.1951 9.3801 9.2921 9.7656 L(j4,a5) 6.0878 6.0588 6.6372 6.7642 6.3870 L(j2,a8) 5.0043 5.7834 4.9234 5.5713 5.3206 L(j0,a9) 3.3984 3.4314 3.2725 2.5940 3.1741 R(j6,a4) 12.5354 12.4355 12.1176 12.0602 12.2872 R(j4,a5) 12.9107 12.3529 14.0669 13.2319 13.1406

Bilangan ester Perlakuan Ulangan I Ulangan II Rata-rata 1 2 1 2 R(j2,a8) 10.1433 10.7712 9.7274 9.8632 10.1263 R(j0,a9) 7.4052 7.3353 7.5490 8.3865 7.6690 G(j6,a4) 10.3285 9.8632 11.9469 10.7202 10.7147 G(j4,a5) 13.5935 11.4992 12.2341 11.1426 12.1174 G(j2,a8) 8.4693 7.9274 8.4304 9.5154 8.5856 G(j0,a9) 6.9424 7.0686 6.6685 6.7320 6.8529

Lampiran 5. Hasil analisis varian a. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap kadar air terna nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Dependent Variabel : Kadar Air Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 88.65114583 8.05919508 8.88 0.0003 Error 12 10.89575000 0.90797917 Corrected total 23 99.54689583 Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 48.36565833 24.18282917 26.63 <.0001 Waktu 3 36.66004583 12.22001528 13.46 0.0004 Cara pengeringan*waktu 6 3.62544167 0.60424028 0.67 0.6794 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata Duncan s Multiple Range Test for Kadar Air Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 0.907979 Number of Means 2 3 Critical Range 1.038 1.087 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 15.5788 8 L B 13.5200 8 R C 12.1225 8 G

Number of Means 2 3 4 Critical Range 1.199 1.255 1.289 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 15.5883 6 j4a5 B 13.7267 6 j6a4 B 13.5350 6 j0a9 C 12.1117 6 j2a8 Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) Number of Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2.076 2.173 2.232 2.271 2.298 2.317 2.331 2.341 2.347 2.352 2.355 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 17.7650 2 Lj4a5 B 15.2700 2 Lj6a4 B 15.1250 2 Rj4a5 B 15.0050 2 Lj0a9 C B 14.2750 2 Lj2a8 C B 14.1050 2 Rj0a9 C B 13.8750 2 Gj4a5 C B D 13.5600 2 Rj6a4 C E D 12.3500 2 Gj6a4 E D 11.4950 2 Gj0a9 E 11.2900 2 Rj2a8 E 10.7700 2 Gj2a8 b. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap rendemen minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4)

Dependent Variabel : Rendemen Number of Observation Used 24 Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 2.46944583 0.22449508 1.18 0.3868 Error 12 2.27685000 0.18973750 Corrected total 23 4.74629583 Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 0.97100833 0.48550417 2.56 0.1187 Waktu 3 0.57811250 0.19270417 1.02 0.4198 Cara pengeringan*waktu 6 0.92032500 0.15338750 0.81 0.5827 jika nilai p>0.05 maka rancangan factorial tidak berbeda nyata c. Hasil uji Friedman untuk warna minyak nilam Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Rank L (j6,a4) 30 4.5666667 1.2780193 3 7.00 6.00 L (j4,a5) 30 4.7 1.1188048 2 6.00 6.45 L (j2,a8) 30 4.6333333 0.9278575 3 6.00 6.02 L (j0,a9) 30 4.7333333 1.2298958 2 7.00 6.57 R(j6,a4) 30 4.8666667 1.2793677 2 7.00 6.78 R (j4,a5) 30 4.7333333 1.0148325 3 6.00 6.47 R (j2,a8) 30 5.6333333 1.5421287 2 9.00 8.33 R (j0,a9) 30 4.5333333 1.3060425 2 7.00 6.32 G (j6,a4) 30 4.6666667 1.24106 3 8.00 6.22 G (j4,a5) 30 4.4666667 1.2242755 3 7.00 5.92 G (j2,a8) 30 4.8 1.1264837 2 7.00 6.73 G (j0,a9) 30 4.5 2.3744328 1 8.00 6.20 N 30 Chi-Square (X 2 ) 12.124 df 11 Asymp. Sig. (P) 0.354

d. Hasil uji Friedman untuk bau minyak nilam Descriptive Statistics N Mean Std. Minimum Maximum Rank Deviation L (j6,a4) 30 4.1333 1.6965 1.00 8.00 5.7 L (j4,a5) 30 4.4667 1.6132 1.00 8.00 6.62 L (j2,a8) 30 4.5333 1.7564 1.00 8.00 6.48 L (j0,a9) 30 3.4667 1.5253 1.00 7.00 4.27 R(j6,a4) 30 4.6333 1.7905 1.00 8.00 6.55 R (j4,a5) 30 4.7667 1.8696 2.00 8.00 7.32 R (j2,a8) 30 4.0333 1.4967 1.00 7.00 5.5 R (j0,a9) 30 4.1667 1.5332 2.00 8.00 5.9 G (j6,a4) 30 4.9333 1.8925 1.00 8.00 7.45 G (j4,a5) 30 5.0333 1.6078 2.00 8.00 7.58 G (j2,a8) 30 4.3667 1.5643 1.00 7.00 6.45 G (j0,a9) 30 5.2667 1.7207 1.00 9.00 8.18 N 30 Chi-Square (X 2 ) 31.861 df 11 Asymp. Sig. (P) 0.001 e. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap bobot jenis minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Dependent Variabel : Bobot jenis Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 0.00038063 0.00003460 5.69 0.0028 Error 12 0.00007302 0.00000609 Corrected total 23 0.00045365

Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 0.00000857 0.00000429 0.70 0.5137 Waktu 3 0.00017977 0.00005992 9.85 0.0015 Cara pengeringan*waktu 6 0.00019228 0.00003205 5.27 0.0071 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata Duncan s Multiple Range Test for Bobot Jenis Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 6.085E-6 Number of Means 2 3 Critical Range.002687.002813 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 0.966688 8 G A 0.966013 8 R A 0.965225 8 L Number of Means 2 3 4 Critical Range.003103.003248.003336 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 0.969000 6 j2a8 B A 0.967500 6 j4a5 B 0.965717 6 j6a4 C 0.961683 6 j0a9 Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) No. of Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.005375.005626.005778.005879.005948.005998.006034.006059.006077.006089.006097

Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 0.969850 2 Gj2a8 A 0.969650 2 Rj2a8 A 0.969450 2 Gj6a4 A 0.969000 2 Gj4a5 A 0.967600 2 Rj4a5 A 0.967500 2 Lj2a8 A 0.967400 2 Rj6a4 A 0.967200 2 Lj0a9 A 0.965900 2 Lj4a5 B 0.959400 2 Rj0a9 B 0.958450 2 Gj0a9 f. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap indeks bias minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Dependent Variabel : Indeks bias Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 0.00002212 0.00000201 3.70 0.0167 Error 12 0.00000652 0.00000054 Corrected total 23 0.00002864 Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 2 3.8233333E-6 1.9116667E-6 3.52 0.0626 Error 3 9.4079167E-6 3.1359722E-6 5.78 0.0111 Corrected total 6 8.8933333E-6 1.4822222E-6 2.73 0.0655 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata Duncan s Multiple Range Test for Indeks Bias

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 5.429E-7 Number of Means 2 3 Critical Range.0008027.0008402 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 1.5094125 8 G B A 1.5089875 8 R B 1.5084375 8 L Number of Means 2 3 4 Critical Range.0009269.0009702.0009964 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 1.5095167 6 j6a4 A 1.5093167 6 j2a8 A 1.5090500 6 j4a5 B 1.5079000 6 j0a9 Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) No. Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.001605.001680.001726.001756.001777.001792.001802.001810.001815.001819.001821 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 0.969850 2 Gj6a4 B A 0.969650 2 Rj6a4 B A 0.969450 2 Rj2a8 B A 0.969000 2 Gj0a9 B A 0.967600 2 Lj2a8 B A C 0.967500 2 Rj4a5 B A C 0.967400 2 Lj4a5 B A C 0.967200 2 Gj2a8

Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu B C 0.965900 2 Gj4a5 C 0.960300 2 Lj6a4 D C 0.959400 2 Rj0a9 D 0.958450 2 Lj0a9 g. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap putaran optik minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Dependent Variabel : Putaran Optik Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 432.5042458 39.3185678 1.42 0.2789 Error 12 333.0108500 27.7509042 Corrected total 23 765.5150958 Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 34.3151083 17.1575542 0.62 0.5552 Waktu 3 202.1848458 67.3949486 2.43 0.1159 Cara pengeringan*waktu 6 196.0042917 32.6673819 1.18 0.3799 -jika nilai p>0.05 maka rancangan faktorial tidak berbeda nyata h. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap kelarutan minyak nilam dalam alkohol 90% The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4)

Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Dependent Variabel : Kelarutan Dalam Alkohol 90% Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 8.00000000 0.72727273 4.36 0.0087 Error 12 2.00000000 0.16666667 Corrected total 23 10.00000000 Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 1.75000000 0.87500000 5.25 0.0230 Waktu 3 5.00000000 1.66666667 10.00 0.0014 Cara pengeringan*waktu 6 1.25000000 0.20833333 1.25 0.3484 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata Duncan s Multiple Range Test for Kelarutan Dalam Alkohol 90% Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 0.166667 Number of Means 2 3 Critical Range.4447.4655 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 5.3750 8 L B 4.8750 8 R B 4.7500 8 G Number of Means 2 3 4 Critical Range.5136.5375.5521 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 5.5000 6 j0a9 B A 5.3333 6 j2a8 B C 4.8333 6 j6a4 C 4.3333 6 j4a5

Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) Number of Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0.889 0.931 0.956 0.973 0.984 0.993 0.999 1.003 1.006 1.008 1.009 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 6.0000 2 Lj0a9 B A 5.5000 2 Gj2a8 B A 5.5000 2 Rj0a9 B A 5.5000 2 Lj2a8 B A 5.0000 2 Lj4a5 B A 5.0000 2 Rj6a4 B A 5.0000 2 Gj0a9 B A 5.0000 2 Lj6a4 B A 5.0000 2 Rj2a8 B C 4.5000 2 Gj6a4 C 4.0000 2 Gj4a5 C 4.0000 2 Rj4a5 i. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap bilangan asam minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Dependent Variabel : Bilangan Asam Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 56.92979300 5.17543573 106.08 <.0001 Error 12 0.58546819 0.04878902 Corrected total 23 57.51526119

Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 16.56374449 8.28187224 169.75 <.0001 Waktu 3 33.66292280 11.22097427 229.99 <.0001 Cara pengeringan*waktu 6 6.70312571 1.11718762 22.90 <.0001 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata Duncan s Multiple Range Test for Bilangan Asam Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 0.048789 Number of Means 2 3 Critical Range.2406.2519 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 5.4833 8 L B 3.9590 8 G C 3.5537 8 R Number of Means 2 3 4 Critical Range.2779.2908.2987 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 5.6966 6 j0a9 B 5.2797 6 j2a8 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan C 3.4732 6 j4a5 D 2.8785 6 j6a4 Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) Number of Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.4813.5037.5174.5264.5326.5371.5403.5426.5442.5453.5459

Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 6.5907 2 Lj0a9 B A 6.1555 2 Lj2a8 B C 5.8448 2 Lj4a5 D C 5.6260 2 Gj0a9 D E 5.1828 2 Gj2a8 F E 4.8733 2 Rj0a9 F 4.5008 2 Rj2a8 G 3.3424 2 Lj6a4 H 2.6913 2 Gj6a4 H 2.6018 2 Rj6a4 H 2.3360 2 Gj4a5 H 2.2389 2 Rj4a5 j. Hasil analisis varian faktor perlakuan terhadap bilangan ester minyak nilam The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Cara pengeringan 3 G L R Waktu 4 (j0,a9), (j2,a8), (j4,a5), (j6,a4) Number of Observation Read 24 Number of Observation Used 24 Dependent Variabel : Bilangan Ester Source DF Sum of squares Mean square F value Pr > F Model 11 206.0704358 18.7336760 70.98 <.0001 Error 12 3.1670134 0.2639178 Corrected total 23 209.2374492 Source DF Type I SS Mean square F value Pr > F Cara pengeringan 2 92.53046198 46.26523099 175.30 <.0001 Waktu 3 99.56388134 33.18796045 125.75 <.0001 Cara pengeringan*waktu 6 13.97609253 2.32934875 8.83 0.0008 -jika nilai p<0.05 maka rancangan faktorial berbeda nyata

Duncan s Multiple Range Test for Bilangan Ester Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 12 Error Mean Square 0.263918 Number of Means 2 3 Critical Range.5597.5858 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 10.8058 8 R B 9.5677 8 G C 6.1618 8 L Number of Means 2 3 4 Critical Range.6462.6764.6947 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringan A 10.9225 6 j6a4 A 10.5483 6 j4a5 B 8.0109 6 j2a8 C 5.8987 6 j0a9 Uji lanjut Interaksi (Kombonasi Perlakuan) Number of Means Critical Range 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1.119 1.172 1.203 1.224 1.239 1.249 1.257 1.262 1.266 1.268 1.270 Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu A 13.1406 2 Rj4a5 A 12.2872 2 Rj6a4 A 12.1174 2 Gj4a5 B 10.7148 2 Gj6a4 B 10.1263 2 Rj2a8 B 9.7656 2 Lj6a4 C 8.5857 2 Gj2a8

Means with the same letter are not significantly different Duncan Grouping Mean N carapengeringanwaktu D C 7.6691 2 Rj0a9 D E 6.8529 2 Gj0a9 F E 6.3870 2 Lj4a5 F 5.3207 2 Lj2a8 G 3.1741 2 Lj0a9

Tabel 18. Rekapitulasi data rata-rata analisis hasil penelitian Kharakteristik Nilai Pada Metode Pengeringan L(j6,a4) L(j4,a5) L(j2,a8) L(j0,a9) R(j6,a4) R(j4,a5) R(j2,a8) R(j0,a9) G(j6,a4) G(j4,a5) G(j2,a8) G(j0,a9) Standar Kadar Air (%) 15.27 17.76 14.28 15.00 13.56 15.12 11.29 14.10 12.35 13.88 10.77 11.49 - Rendemen (%) 2.06 2.12 1.89 2.43 2.60 2.99 2.66 2.16 2.06 2.69 2.18 2.14 2 Bobot jenis (25 o /25 o C) 0.9603 0.9659 0.9675 0.9672 0.9674 0.9676 0.9696 0.9594 0.9694 0.9690 0.9698 0.9584 - Indeks bias 25 o C 1.509 1.509 1.510 1.507 1.5010 1.509 1.510 1.508 1.510 1.509 1.509 1.510 - Putaran optik ( D 25) -54.38-53.48-53.30-52.65-55.45-57.78-57.00-53.63-56.20-58.33-57.48-54.68 - Bilangan asam 3.342 5.845 6.155 6.591 2.602 2.239 4.501 4.873 2.691 2.336 5.183 5.626 - Bilangan ester 9.7656 6.387 5.321 3.174 12.287 13.141 10.126 7.669 10.715 12.117 8.586 6.853 - Kelarutan dalam alkohol 1 : 5 1 : 5 1 : 5.5 1 : 6 1 : 5 1 : 4 1 : 5 1 : 5.5 1 : 4.5 1 : 4 1 : 5.5 1 : 5-90% Patchouli alcohol (C 15 H 26 O) 35.91 39.54 34.64 - Tabel 19. Rata-rata rendemen beberapa provinsi di Pulau Jawa Nama Penghasil Minyak Nilam Rata-rata Rendemen (%) Jawa Barat 1.9-2.1 Yogyakarta 2.04-2.29 Jawa Tengah 1.5-2 Jawa Timur 2 Lampiran 6. Rekapitulasi data rata-rata analisis hasil penelitian 61

Lampiran 7. Data rendemen hasil perlakuan standar di beberapa daerah Tabel 20. Data rendemen minyak di Kab. Boyolali, Jawa Tengah Nama Penghasil Minyak Nilam Rata-rata Rendemen (%) Rata-rata Kadar PA (%) KUB Wonokoyo 2 32% KUB Sumber Rejeki 1.5 32% KUB Inti Wangi Nusantara 1.5 32% Sumber : Putri (2008) Tabel 21. Data rendemen minyak di Jawa Barat Nama Daerah Penghasil Nilam Rata-rata Rendemen (%) Pasir Ipis 1.4 Cisayong 2.1 Pasir Heulang 1.9 Sukamaju 2.4 Awi Pari 1.6 Pager Sari 1.8 Mandalare 2.1 Mayana 2.3 Puspahiang 2.2 Salawu 2.1 Pinang Rubak 1.6 Sumber : Solehudin ( 2003) Tabel 22. Data rendemen minyak di Sleman Nama Daerah Penghasil Nilam Rata-rata Rendemen Sleman 1.63 Sleman 1.96 Sleman 2.04 Sleman 1.88 Sleman 2.5 Sleman 3.71 Sleman 2.29 Sleman 1.76 Sleman 2.44 Sleman 2.6 Sleman 3.21

Nama Daerah Penghasil Nilam Rata-rata Rendemen Sleman 2.29 Sleman 2.33 Sleman 1.52 Sleman 1.42 Sleman 2.50 Sleman 1.5 Sleman 2.5 Sumber : Budiman, Arief (2001) Tabel 23. Data rendemen minyak di Beberapa Daerah Nama Penghasil Minyak Nilam Rata-rata Rendemen (%) Sukabumi 2 Majalengka 1.05 Kab. Batang 2 Kebumen 1.6-1.8 Banjar Negara 1.8-2 Banyumas 1.8-2 Malang 2 Batu 2 Sumber : Anonim (2010)

Lampiran 8. Kromatogram minyak nilam a. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan R(j4,a5) Gambar 27. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan R(j4,a5)

b. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan R(j6,a4) Gambar 28. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan R(j6,a4)

c. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan G(j4,a5) Gambar 29. Kromatogram minyak nilam hasil perlakuan G(j4,a5)

Lampiran 9. Penilaian perlakuan terbaik dengan Metode Perbandingan Eksponensial Tabel 24. Matrik keputusan perlakuan terbaik dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Parameter Objektif Bobot Perlakuan L(j6,a4) L(j4,a5) L(j2,a8) L(j0,a9) R(j6,a4) R(j4,a5) R(j2,a8) R(j0,a9) G(j6,a N B N B N B N B N B N B N B N B N B Kadar Air 3 2 8 1 1 5 125 4 64 8 512 3 27 11 1331 6 216 9 72 Rendemen 4 2.5 39 4 256 1 1 8 4096 9 6561 12 20736 10 10000 6 1296 3 3 Bobot jenis 2 2 4 3 9 6 36 4 16 5 25 7 49 11 121 1 1 10 10 Indeks bias 2 3 9 7 42 8 64 1 1 11 121 8 56 10 90 2 4 1 1 Putaran 2 4 16 3 9 2 4 1 1 7 49 11 121 9 81 6 36 8 6 optik Bilangan 4 8 4096 3 81 2 16 1 1 10 10000 12 20736 7 2401 6 1296 9 65 asam Bilangan 4 7 2401 3 81 2 16 1 1 11 14641 12 20736 8 4096 5 625 9 65 ester Kelarutan 3 6 216 6 216 10 1000 12 1728 6 216 2 3 6 216 10 1000 3 2 dalam alkohol 90% Kadar PA 4 0 0 0 0 11 14641 12 20736 0 0 0 Subjektif Bau 2 3 9 6 36 7 49 1 1 8 64 9 81 2 4 4 16 10 10 Warna 2 9 81 6 36 8 64 4 16 2 4 5 25 1 1 10 100 7 4 Jumlah 6879 767 1375 5925 46834 83307 18341 4590 142 68