PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

MODEL SIMULASI KREATIF BERBANTU MEDIA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN INOVATIF

MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Pendidikan bertujuan untuk. menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB IPENDAHULUAN. digunakan oleh setiap orang untuk berkomunikasi, saling berbagi pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran_matematika/kegiatanbelajar1) menyatakan bahwa Matematika itu bukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. guru, strategi pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti melakukan observasi awal di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung.Suasana kelas terbilang cukup kondusif, karena pada saat itu siswa memerhatikan guru saat menyampaikan materi dalam pembelajaran di kelas.berdasarkan hasil observasi awal terhadap pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung, peneliti menemukan permasalahan berupa kurangnya keterampilan berbicara siswa di depan kelas, secara umum hal tersebut dapat dilihat ketika guru meminta siswa untuk berbicara di depan kelasnya, namun hanya dua orang saja yang berani untuk berbicara di depan kelas sedangkan siswa yang lain hanya diam dan tidak berani untuk berbicara di depan kelas. Berikut akan dijabarkan bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas tersebut: 1. Siswa tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan kelas. Pada saat guru meminta siswa untuk presentasi, hanya dua orang yang berani untuk berbicara di depan kelas secara sukarela sedangkan beberapa siswa lainnya harus mendapat paksaan dari guru agar mau berbicara. 2. Saat berbicara di depan kelas, suara siswa tidak terdengar oleh siswa lainnya karena siswa masih terlihat gugup sehingga tidak seluruh siswa mengerti dengan apa yang disampaikannya. 3. Kalimat yang digunakan oleh siswa tidak tersusun dengan rapi sehingga terlihat siswa tidak lancar saat penyampaian materi. Saat peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa, beberapa dari mereka mengatakan bahwa alasan mereka tidak berani berbicara dikarenakan mereka tidak terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Selain itu,

2 siswa mengaku bahwa guru jarang memberikan waktu kepada mereka untuk merumuskan jawaban atau mencari informasi dari beberapa sumber saat memberikan pertanyaan.menurut siswa seharusnya guru memberikan waktu beberapa saat agar siswa memersiapkan jawaban dengan matang.hal tersebut membuat siswa menjadi tidak terampil dalam berbicara terutama dalam penyampaian informasi di depan kelas terhadap siswa lain. Pembelajaran terutama jika menggunakan metode presentasi membuat proses tersebut tidak berjalan dengan baik, karena konsep-konsep yang dikemukakan oleh siswa tidak dapat dipahami oleh siswa lain. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan untuk menyampaikan isi pikiran, gagasan seorang pembicara kepada lawan bicara. Sesuai dengan pendapat Mulgrave (dalam Tarigan, 2008, hlm. 15) yang menyatakan bahwa berbicara bukan hanya pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengaratau penyimak. Pendapat serupa dikemukakan oleh Arsyad dan Mukti (1998, hlm. 17). keterampilan berbicara bukan hanya mengeluarkan kata-kata, tetapi merupakan suatu keterampilan dalam mengungkapkan gagasan dan perasaan seseorang.keterampilan berbicara sangat dibutuhkan dalam pembelajaran IPS, karena dengan memiliki keterampilan berbicara, siswa dapat mengungkapkan isi pikiran atau gagasannya dengan baik.berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa keterampilan berbicara adalah keterampilan seseorang dalam menyampaikan atau mengomunikasikan gagasan dan perasaan secara lisan yang bertujuan memengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan serta memberikan informasi terhadap pendengar. Sedangkan tujuan berbicara menurut Tarigan (1990, hlm. 22)yaitu: a. Menghibur

3 Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan kisah-kisah jenaka, petualangan dan sebagainya untuk menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya. b. Menginformasi Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan, dilaksanakan bila seseorang ingin: 1) Menjelaskan suatu proses. 2) Menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal. 3) Memberi, menyebarkan atau menambahkan pengetahuan. 4) Menjelaskan kaitan. c. Menstimulasi Berbicara untuk menstimulasikan jauh lebih kompleks dari tujuan berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan dan cita-cita pendengarnya. d. Mendengarkan Dalam berbicara untuk mendengarkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Mengetahui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakan pendengarnya. Pada poin kedua tujuan berbicara adalah untuk memberikan informasi, menjelaskan suatu proses, menginterpretasikan suatu hal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, memiliki keterampilan berbicara juga akan membuat siswa

4 mampu mengungkapkan atau menginformasikan konsep-konsep dalam yang terdapat dalam IPS. Tujuan berbicara akan mudah dicapai oleh seseorang jika orang tersebut memiliki keterampilan berbicara. Pentingnya siswa memiliki keterampilan berbicara agar siswa mampu untuk mengungkapkan pendapatnya dengan baik di dalam pembelajaran ataupun agar siswa siap untuk terjun ke masyarakat. Keterampilan berbicara sangatlah erat hubungannya dengan penddidikan IPS, karena sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2014 yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, dimana terdapat 5 urutan logis pengalaman-pengalaman belajar, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Pada tahap mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menyampaikan atau mengomunikasikan baik pendapatnya atau kesimpulannya terhadap siswa lain. Siswa yang memiliki keterampilan berbicara akan mampu mengomunikasikan pendapatnya dengan baik, sehingga pembelajaran yang berpusat kepada siswa dapat tercapai. Mengingat pentingnya keterampilan berbicara di depan kelas dalam pembelajaran IPS, maka peneliti akan memilih model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas, agar siswa terlatih atau terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Model yang akan digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share karena model ini dapat digunakan dan dirasa cocok untuk jenjang SMP, sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lie (2008, hlm. 79) teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Trianto (2010, hlm. 81) menyatakan bahwa, Think Pair and Share atau berpikir, berpasangan, berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran

5 kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Dengan menggunakan model ini, siswa yang terbiasa pasif kan dipaksa untuk melakukan interaksi kepada siswa lain. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini, yaitu siswamemikirkan jawaban atas pertanyaan atau topik secara mandiri (Think), kemudian melakukan diskusi dalam dua tahap yaitu tahap diskusi dengan teman sebangku (Pair) kemudian dilanjutkan diskusi dengan keseluruhan kelas pada tahap berbagi (share). Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share juga memberi siswa kesempatan untuk bekerja secara mandiri serta bekerjasama dengan siswa lain. Keunggulan lain dari model ini adalah optimalisasi keterampilan berbicara siswa pada tahap Share ke seluruh siswa lain di dalam kelas. Dari beberapa pendapat diatas, dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair and Share akan melatih dan menumbuhkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas, karena siswa akan merasa percaya diri dengan jawaban yang telah dipikirkan sebelumnya, kemudian pada tahap Share, siswa mengemukakan jawabannya pada seluruh siswa lain di kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Rahayu (2011) yang berjudul Penerapan Teknik TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara membuktikan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan berbicara dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. Selain itu, penelitian tersebut membuktikan pula bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan umum, hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah diterapkannya model ini. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti semakin tertarik untuk mengaji permasalahan tersebut kedalam sebuah penelitian yang berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI

6 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas secara garis besar adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung? Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka dapat dikembangkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswadalam pembelajaran IPS dikelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswadalam pembelajaran IPS dikelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung? 3. Bagaimana cara mengatasi kendala saat proses pembelaajaran dalam penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and sharedalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswadalam pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung? 4. Bagaimana dampak penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share terhadap peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung?

7 C. Tujuan Penelitan Sesuaidenganrumusanmasalahpenelitiandiatas, tujuandaripenelitianiniadalah, untuk: 1. Untuk mendeskripsikan cara guru merencanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS di kelasvii-1 SMP Negeri 16 Bandung. 2. Untuk mendeskripsikan cara guru melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and sharedalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswadalam pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung. 3. Untuk mendeskripsikan cara guru mengatasi kendala dalam penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and sharedalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung. 4. Untuk menganalisis dampakpenerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share terhadappeningkatan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama pada mata pelajaran IPS sehingga dapat menambah pengetahuan, terutama mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and

8 sharedalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan keterampilan berbicara. 2) Membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam belajar. b. Bagi Guru 1) Membantu guru dalam penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and shareuntuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran IPS. 2) Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi para guru dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. E. Struktur Organisasi Skripsi Hasil penelitian akan tersusun dengan sistematika sebagai berikut. BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari beberapa subbab, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian, serta sistematika penulisan dan manfaat BAB II, merupakan kajian pustaka yang berisi penjabaran teori-teori menenai konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat untuk menganalisis permasalahan dalam penulisan hasil penelitian dan menjadikannya sebagai kerangka berfikir BAB III, merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa subbab, yaitu metode penelitian, teknik dan alat pengumpul data, lokasi dan subjek

9 penelitian, prosedur penelitian, serta pengolahan dan analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpul data, dan alat pengumpul data. BAB IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasannya BAB V, merupakan bab terakhir yang berisi kumpulan hasil pembahasan dan saran-saran atau rekomendasi