BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Inkrementalisme dalam penyusunan anggaran awal secara parsial berpengaruh secara negatif terhadap revisi anggaran pemerintah daerah baik dalam belanja operasi maupun belanja modal. Hal ini disebabkan oleh tingkat kematangan perencanaan pemerintah yang dituangkan dalam kebijakankebijakan yang akan dilaksanakan selama tahun anggaran. 2. Fitur organisasi yang diproksikan dengan belanja pegawai secara parsial berpengaruh secara positif terhadap revisi anggaran belanja operasi. Hal ini dapat terjadi karena belanja pegawai bisa menggambarkan besarnya jumlah pegawai yang dimiliki suatu pemerintah daerah, semakin besar belanjanya maka apabila terjadi suatu kebijakan menaikkan gaji, akan terjadi revisi yang juga semakin besar. 3. Kemampuan keuangan daerah secara parsial berpengaruh negatif terhadap revisi anggaran belanja operasi tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap revisi anggaran belanja modal. Hal ini dapat terjadi karena PAD yang berasal dari pajak daerah dan retribusi peruntukannya lebih untuk membiayai belanjabelanja operasi. Belanja modal daerah bersumber dari dana transfer pemerintah pusat yaitu DAK yang diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur. 60
61 4. Kondisi lokal sosioekonomik yang diproksikan dengan PDRB secara parsial tidak berpengaruh baik dalam revisi anggaran belanja operasi maupun revisi anggaran belanja modal. Hal ini dapat disebabkan oleh nilai PDRB berdasarkan harga konstan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah masih dalam jangkauan asumsi ekonomi makro nasional sehingga pemerintah daerah cenderung untuk tidak melakukan revisi anggaran belanja. 5.2. Keterbatasan Penelitian ini masih terdapat keterbatasan, diantaranya adalah: 1. Revisi anggaran pada lingkup pemerintah daerah dapat dipengaruhi oleh berbagai hal sebagaimana dijelaskan dalam PP Nomor 58 Tahun 2005. Penelitian ini terbatas pada lima faktor yang mempengaruhi yaitu inkrementalisme dalam penyusunan anggaran awal, fitur organisasi, kemampuan keuangan daerah, dan kondisi lokal sosioekonomik. 2. Pengujian model penelitian dengan menggunakan lima variabel ini masih belum menghasilkan nilai ketepatan yang tinggi. 5.3. Saran Mengacu pada keterbatasan penelitian ini maka penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut: 1. Menambahkan atau mengganti variabel dalam penelitian dengan variabel lain yang belum diteliti agar didapatkan hasil yan lebih baik.
62 2. Meneliti faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya revisi anggaran dengan berpedoman pada peraturan atas penyusunan APBD dan perubahan APBD untuk mendapatkan hasil dengan tingkat ketepatan lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Anessi Pessina, E., M. Sicilia, dan I. Steccolini. 2012. Budgeting And Rebudgeting In Local Governments: Siamese Twins?.Public Administration Review, 72(6), 875-884. Asril, Sabrina. 2015, 24 Agustus. Ini 5 Provinsi yang Penyerapan Anggarannya Sangat Rendah. Kompas. Diakses dari http://nasional.kompas.com/24/8/ 2015. Auliani, P.A. 2013. APBN-P 2013, Pendapatan Turun Rp 27,7 T Belanja Bengkak Rp 43,2 T. Diakses dari: http://bisniskeuangan.kompas.com/19/06/2013. BPKP. 2011. Sistem Administrasi Keuangan Daerah I Edisi Ketujuh. Ciawi: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP. Halim, A. dan Kusufi, M.S. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Listyarani, R. 2016. Analisis Incrementalisme Anggaran Terhadap Revisi Anggaran pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Magister Ilmu Akuntansi. Universitas Lampung: tidak diterbitkan. Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Marzalita, Nadirsyah dan S. Abdullah. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Anggaran Belanja Barang dan Jasa Pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Jurnal Administrasi Akuntansi 3.3. Mulyana, Budi. 2010. Modul Perencanaan dan Penganggaran Daerah. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Nordiawan, D., I.S. Putra, M. Rahmawati. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat. Republik, Indonesia. 1974. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Pemerintahan di Daerah.. 1999. Undang-Undang 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah 63
64. 1999. Undang-Undang 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.. 2003. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.. 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.. 2004. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.. 2004. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011.. 2016. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2016. Salam, A.B. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan. Sekaran, U. dan R. Bougie. 2013. Research Method for Business: A Skill Building Approach. New York: John Wiley and Sons. Yanuarti, D.I. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Tingkat Revisi Anggaran Pada Pemerintah Daerah di Indonesia (Studi Pada
Kabupaten/Kota di Indonesia Pada Periode 2010-2011). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Universitas Sebelas Maret: tidak dipublikasikan. 65