BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengumpulan data. Produk: Bahan Ajar IPA Terpadu bertema Cuaca

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 8 (2), 2016,

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

Pengembangan Lembar Aktivitas Mahasiswa Berbasis Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Microsoft Mathematics

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2008). Educational Research and Development biasa juga disebut Research Based Development. Educational Research and Development is a process used to develop and validate educational products (Borg and Gall; 1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk dalam konteks ini tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll. Karakteristik Research & Development adalah penelitian ini berbentuk siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sativa : 2011). Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan pada model 4-D (four-d). Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel pada tahun 1974. Model ini terdiri dari empat tahapan, yaitu define, design, develop, dan dissemination. Berikut penjelasan keempat tahapan 4-D berdasarkan paparan Trianto dalam Nursyahidah (2012).

46 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep, dan (e) perumusan tujuan pembelajaran. 2. Tahap Perencanaan (Design) Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat yang mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

47 Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM. Berikut merupakan bagan alir penelitian dan pengembangan model 4-D. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap Perencanaan (Design) Tahap Pengembangan (Develop) Tahap Penyebaran (Disseminate) Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D B. Alur Penelitian Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan, digunakan metode 4S TMD. 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) merupakan empat tahap yang ditempuh untuk mengembangan bahan ajar, yang terdiri dari tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Agar lebih jelas, keempat tahapan pengembangan bahan ajar yang dilakukan dijabarkan dalam sebuah alur sebagai berikut :

48 Standar Isi pada Kurikulum Four Steps Teaching Material Development (4S TMD) Buku Teks IPA Dasar/ Umum Nilai-nilai terkait Materi IPA Tahap 4S TMD Tahap R&D Model 4-D Define Pengembangan Memilih Konsep sesuai Tuntutan Kurikulum Analisis Aspek Nilai terkait Materi IPA Instrumen Reviu (KI/KD-Indikator- Konsep-Nilai) Reviu Materi Kompilasi Draft Kumpulan Materi 1 Seleksi Peta Konsep Struktur Makro Multipel Representasi Draft Kumpulan Materi 2 Strukturisasi Pengembangan Instrumen Instrumen Karakterisasi Konsep Sulit (Abstrak, kompleks, rumit) Uji Coba di Lapangan Identifikasi Konsep Sulit Karakterisasi Konsep Karakterisasi Kisi-kisi Reduksi Didaktik Reduksi Didaktik Penyusunan Draft Bahan Ajar 3 Reduksi Didaktik Design Bahan Ajar Uji Coba Kelayakan Bahan Ajar Produ Develop Gambar 3.2 Alur Pengembangan Bahan Ajar 4S TMD Pada penelitian ini tahap ke empat dari R&D model 4-D yaitu dissemination tidak dilakukan. Menurut Mulyatiningsih (-),R&D membutuhkan waktu yang relatif panjang. Peneliti sering membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap.

49 Pada umumnya, kegiatan penelitian tahun pertama dirancang untuk mengidentifikasi masalah dan merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan rancangan produk pada pengguna. C. Partisipan dan Tempat Penelitian Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari : 1) lima orang ahli/ pakar untuk reviu materi di tahap seleksi; 2) Empat puluh orang siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di salah satu sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji coba tahap karakterisasi. Empat puluh orang siswa dianggap dapat merepresentasikan kemampuan siswa SMP pada umumnya. Sementara kelas VII dipilih karena dianggap belum pernah mendapatkan materi yang diteliti sebelumnya sehingga data penelitian dapat lebih akurat. 3) Empat puluh orang siswa kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 di salah satu sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji keterbacaan bahan ajar. 4) Sebelas orang guru IPA di dua sekolah menengah Kota Bandung untuk uji coba kelayakan bahan ajar. Guru IPA dipilih karena dianggap memahami konsep yang diteliti serta memahami kriteria bahan ajar yang layak bagi siswa. Jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat atau pandangan guru IPA SMP pada umumnya. D. Instrumen Penelitian Ada beberapa instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan pemaparan instrumen penelitian yang digunakan. 1. Lembar Instrumen reviu Lembar instrumen reviu ini dipakai pada saat seleksi materi. Instrumen ini ditujukan kepada beberapa ahli/pakar untuk mengetahui tingkat kebenaran materi

50 bahan ajar. Instrumen ini berupa angket yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengetahui tiga hal yang berkaitan dengan seleksi materi, yaitu kesesuaian antara indikator yang dikembangkan dengan kompetensi dasar, kesesuaian antara konsep yang dikembangkan dengan indikator, dan kesesuaian antara nilai yang diintegrasikan dengan konsep. Berdasakan paparan konsep yang disajikan, ahli/pakar dapat menilai kebenaran ilmiah materi dibandingkan dengan konsepkonsep yang ada pada buku teks. 2. Lembar Instrumen Strukturisasi Lembar instrumen strukturisasi digunakan pada tahap strukturisasi. Data yang diambil dari instrumen ini adalah penilaian terhadap peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti. Sumber data dari instrumen ini adalah pakar atau ahli. 3. Lembar Instrumen karakterisasi Lembar instrumen karakterisasi digunakan pada tahap karakterisasi. Instrumen ini diberikan kepada siswa pada saat uji coba lapangan. Instrumen yang digunakan pada uji coba lapangan untuk mengetahui tingkat kesulitan bahan ajar yaitu dengan penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa terkait teks yang disajikan di bahan ajar. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok ini adalah berupa jawaban uraian siswa. Dari jawaban siswa, teks akan digolongkan ke dalam karakter sulit dan mudah. Sementara data tanggapan/ siswa berupa checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari mudah, sedang, dan sulit. 4. Lembar Instrumen Reduksi Didaktik Lembar instrumen reduksi didaktik digunakan pada saat tahap reduksi didaktik berlangsung, yaitu setelah tahap karakterisasi selesai. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah kisi-kisi reduksi didaktik dan penilaian terhadap reduksi didaktik yang telah dilakukan. Kisi-kisi reduksi didaktik

51 diantaranya meliputi jenis kesulitan teks dan jenis reduksi didaktik yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat kesulitan teks tersebut. Penilaian terhadap reduksi didaktik didasarkan atas kesesuaian reduksi didaktik yang dilakukan terhadap konsep, yaitu melalui perbandingan paparan konsep sebelum dan sesudah direduksi didaktik. Sumber data dari instrumen ini adalah ahli atau pakar. 5. Lembar instrumen keterbacaan bahan ajar Data keterbacaan bahan ajar diambil pada saat bahan ajar setalah selesai disusun. Sumber data keterbacaan bahan ajar adalah siswa SMP. Instrumen yang digunakan berupa instrumen penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa terhadap konsep yang disajikan. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok ini adalah berupa jawaban uraian siswa. Sementara data tanggapan/ siswa berupa checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari mudah, sedang, dan sulit. 6. Lembar instrumen kelayakan bahan ajar Secara garis besar, instrumen yang dikumpulkan terbagi dua, yaitu instrumen keterbacaan dan instrumen penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar. Instrumen keterbacaan bahan ajar kurang lebih sama seperti instrumen yang dipakai pada tahap karakterisasi, yaitu penentuan ide pokok dan tanggapan siswa. Hanya saja teks yang diberikan sedikit berbeda, karena adanya pengurangan tingkat kesulitan teks pada tahap reduksi didaktik. Sementara itu instrumen penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar berupa angket yang diisi oleh guru degan cara mencentang (checklist) apakah bahan ajar sudah layak atau belum, serta memberikan uraian saran jika diperlukan. Kriteria bahan ajar yang layak ini disesuaikan dengan kriteria yang ada pada BSNP. E. Prosedur Penelitian

52 Secara umum, tahap penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, penyelesaian penelitian. Berikut dijabarkan ketiga tahapan tersebut: 1. Tahap persiapan penelitian Tahap persiapan penelitian ini jika disesuaikan dengan R&D model 4-D, maka tergolong pada tahap pendefinisian (define). Dalam tahap ini, dilakukan kegiatan pra-pelaksanaan penelitian. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap persiapan ini, antara lain : a. Pemilihan tema bahan ajar yang akan dikembangkan. Tema yang dipilih harus merupakan tema yang dapat memuat konsep IPA secara terpadu, merupakan tema yang kontekstual, serta sesuai dengan kurikulum IPA tingkat SMP. b. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan tema. KD yang digunakan berasal dari kurikulum IPA tingkat SMP. KD yang dipilih dapat merepresentasikan tema yang telah ditentukan. c. Melakukan studi literatur terkait bahan ajar, keterpaduan IPA, dan metode 4S TMD sebagai dasar pengembangan bahan ajar. 2. Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian, jika disesuaikan dengan R&D model 4-D, maka tergolong pada tahapperancangan (design) dan tahap pengembangan (develop). Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap pengembangan bahan ajar itu sendiri, yakni pengembangan bahan ajar dengan metode 4S TMD. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian ini, diantaranya : a. Melakukan pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode 4S TMD, yang meliputi tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. 1) Tahap seleksi dimulai dengan melanjutkan tahap pemilihan KD, yaitu dengan melakukan pengembangan indikator dari KD-KD yang telah

53 dipilih. Untuk menguji kesesuaian indikator yang telah dikembangkan dari KD, maka dilakukan reviu kepada beberapa ahli/ pakar. Setelah didapat KD beserta indikator yang sudah direviu, dilakukan pemilihan konsep yang sesuai dengan indikator. Pemilihan konsep diambil dari buku-buku sumber teks dasar dan teks umum. Disamping melakukan pemilihan konsep, dilakukan pula pengintegrasian nilai terhadap konsep. Nilai yang diintegrasikan, disajikan dalam bentuk infornasi atau ilustrasi yang menarik bagi siswa. Untuk menguji kesesuaian antara konsep dengan indikator serta nilai yang diintegrasikan dengan konsep, maka perlu dilakukan reviu oleh ahli/ pakar. 2) Tahap strukturisasi meliputi penyusunan peta konsep, struktur makro, dan multipel respesentasi. Strukturisasi bahan ajar yang telah dilakukan kemudian dinilai oleh ahli/pakar. 3) Tahap karakterisasi diawali oleh pembuatan instrumen karakterisasi berupa penentuan ide pokok dan pendapat/ tanggapan siswa. Instrumen yang telah dibuat kemudian diujicobakan di lapangan kepada sejumlah siswa SMP. Dari tahap karakterisasi dapat diketahui tingkat kesulitan bahan ajar yang disajikan. 4) Tahap reduksi didaktik dilakukan terhadap konsep-konsep yang dikategorikan sulit pada tahap karakterisasi. Konsep yang sulit kemudian dikategorikan lagi menjadi konsep yang rumit, abstrak, dan kompleks. Dari ketiga kategori tersebut, kemudian dianalisis dan dipilih cara atau teknik reduksi didaktik yang sesuai untuk mengurangi tingat kesulitan bahan ajar. b. Menguji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar yang dihasilkan. Pengujian aspek keterbacaan bahan ajar dilakukan setelah reduksi didaktik, dengan asumsi bahwa konsep yang dianggap sulit sebelumnya telah berkurang tingkat kesulitan teksnya. Aspek keterbacaan dilakukan melalui uji coba lapangan terhadap sejumlah siswa SMP melalui penentuan ide pokok dan pendapat siswa. c. Menguji aspek kelayakan bahan ajar yang dikembangkan.

54 Pengujian aspek kelayakan bahan ajar berupa aspek kelayakan isi, penyajian, kegrafikan diawali dengan merancang instrumen kelayakan. Instrumen yang dirancang merupakan adaptasi dari instrumen kelayakan buku ajar yang disusun oleh BSNP. Isntrumen yang telah disusun kemudian disebarkan kepada sejumlah guru SMP untuk diisi dalam bentuk angket kelayakan bahan ajar. 3. Tahap penyelesaian penelitian Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian yang dilakukan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini, yakni : a. Membahas dan menganalisis data hasil penelitian yang telah dilakukan Pembahasan dan analisis hasil penelitian dilakukan berdasarkan informasi dan data yang ada di lapangan. Penyajian bahasan dan analisis dilakukan secara deskriptif. b. Membuat kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis data c. Memberikan saran agar penelitian serupa yang akan dilakukan dapat dilakukan dengan lebih baik F. Teknik Analisis Data 1. Analisis hasil reviu dilakukan dengan pemaparan secara deskriptif terhadap hasil reviu dari pakar/ ahli. Bagian yang perlu untuk diperbaiki,disesuaikan dengan masukan dari pakar/ ahli. 2. Analisis data pada tahap karakterisasi dan uji keterbacaan bahan ajar dilakukan dengan penskoran terhadap setiap poin dalam instrumen sesuai dengan rubrik yang dibuat. Data yang diambil berupa data penentuan ide pokok dan data tanggapan/ pendapat siswa. Skoring untuk penentuan ide pokok dilakukan pada masing-masing materi. Keberadaan kata kunci dalam ide pokok yang dituliskan siswa menjadi patokan dalam

55 menentukan ketepatan ide pokok jawaban siswa. Ide pokok jawaban siswa diberi skor tertinggi jika mengandung seluruh atau sebagian besar kata kunci yang ditetapkan peneliti. Sebaliknya, skor terrendah diberikan jika jawaban siswa tidak mengandung kata kunci tersebut. Data pendapat siswa terhadap tingkat kesulitan materi ini merupakan data pendukung disamping data penentuan ide pokok. Jenis skala pengukuran yang dipakai pada pengolahan data ini adalah skala ordinal. Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori sekaligus melakukan rangking terhadap kategori. Selain menunjukkanperbedaan, skalaordinaljugamengharuskan untuk pemberianskor padabeberapa karakteristik, seperti rendahke tinggi meskipun tidak menggunakan interval yang sama(wiersma, 2009). Penentuan penilaian dan skoring data penentuan ide pokok dan tanggapan siswa dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Berikut panduan penilaiannya. a. Skor penentuan ide pokok: 1) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat seluruh atau sebagian besar kata kunci = 2; 2) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat sebagian atau sebagian kecil kata kunci = 1; 3) Ide pokok jawaban siswa tidak memuat kata kunci = 0 Skor tanggapan/ pendapat siswa terhadap tingkat kesulitan teks : Mudah = 2; sedang = 1; sulit = 0 b. Jumlah responden = 40 c. Jumlah skor tertinggi = skor tertinggi x jumlah responden = 2 x 40 = 80 (100%) d. Jumlah skor terrendah = skor terrendah x jumlah responden = 0 x 40 = 0 (0%) Berdasarkan panduan penilaian di atas, maka ditentukanlah skoring pada kriteria objektif, yaitu sebagai berikut.

56 a. Rumus umum : 1) Range (R) = skor tertinggi skor terrendah = 100% 0% = 100% 2) Kategori (K) = banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif 3) Interval (I) = Range (R) Kategori (K) b. Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada tahap karakterisasi : 1) Skor per item materi (x) = skor yang didapat skor tertinggi (80) 2) Kategori = 2, yaitu sulit dan mudah 3) Interval (I) = 100 % 2 = 50% x 100% 4) Kriteria penilaian = skor tertinggi interval = 100% 50% = 50%, sehingga kriteria interpretasi skornya Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Tahap Karakterisasi Persentase Skor (x) x < 50% x 50% Kriteria Sulit Mudah c. Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada penentuan aspek keterbacaan bahan ajar : 1) Skor per item materi (x) = skor yang didapat skor tertinggi (80) x 100% 2) Kategori = 5, yaitu tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali 3) Interval (I) = 100 % 5 = 20% 4) Kriteria interpretasi skor skala Likert menggunakan kuartil. Seperti dijelaskan dalam Atmodjo (2014), rumus penyusunan kuartil adalah sebagai berikut : Kuartil I = skor terrendah + Kuartil II = skor terrendah + range x 1 4 range x 2 4

57 Kuartil III = skor terrendah + range x 3 Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Penentuan Aspek Keterbacaan Bahan Ajar Persentase Skor (x) Kriteria x < 25% Rendah sekali 25% x < 50% Rendah 50% x < 75% Sedang x 75% Tinggi 4 3. Analisis data berupa angket kelayakan bahan ajar dapat diolah dengan menggunakan skala Likert. Hasil pengolahan data berupa persentase kelayakan bahan ajar yang kemudian diinterpretasikan. Agar lebih jelasnya, berikut merupakan panduan penentuan penilaian dan skoringnya: a. Jumlah pilihan = 2 b. Jumlah responden = 11 c. Skoring terrendah = 0 (pilihan untuk jawaban tidak layak ) d. Skoring tertinggi = 1 (pilihan untuk jawaban layak ) e. Jumlah skor terrendah = skoring terrendah x jumlah responden = 0 x 11 = 0 (0%) f. Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah responden = 1 x 11 = 10 (100%) Berdasarkan panduan di atas, lalu ditentukanlah skoring pada kriteria objektif sebagai berikut : a. Rumus persentase kelayakan bahan ajar Persentase = jumla h skor yang didapat jumla h skor tertinggi (11) x 100% b. Rumus skoring angket kelayakan bahan ajar 1) Kategori = 5, yaitu kurang sekali, kurang, cukup, baik, dan baik sekali 2) Interval (I) = 100% 5 = 20% 3) Kriterian penilaiansama seperti pada penentuan aspek keterbacaan bahan ajar, yakni menggunakan kuartil Tabel 3.3. Kriteria Interpretasi Angket Kelayakan Bahan Ajar

58 Persentase Skor (x) Kriteria x < 25% Kurang sekali 25% x < 50% Kurang 50% x < 75% Cukup baik x 75% Baik