BAB 1 PENDAHULUAN. realitas sosial. Unsur-unsur peristiwa yang terdapat dalam karya sastra berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Mekkah mempunyai pas jalan haji, harus menunjukkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE: SUATU ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA. Armalina¹, Syofiani², Romi Isnanda²

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

NILAI PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada saat karya sastra tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

TUGAS MENGULAS NOVEL

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RESENSI NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk (Kamus Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KORUPSI DALAM BAKABA KARYA TAN AMBO SUNGAI MUSI DI HARIAN SINGGALANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam sastra Indonesia, novel-novel yang mengangkat permasalahan perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan oleh: Program Studi Pendidikan Agama Islam

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Bahasa adalah milik manusia, maksudnya bahasa sebagai salah

KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI OLEH SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan sebagainya yang menerbitkan buku, dan majalah. (Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai potret kehidupan bermasyarakat merupakan suatu karya sastra yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut Damono (1984:1) karya sastra tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial. Unsur-unsur peristiwa yang terdapat dalam karya sastra berasal dari kenyataan yang diperoleh pengarang dari masyarakat sekitarnya, karena karya sastra merupakan cerminan dari realitas yang terjadi. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Kehidupan manusia dengan berbagai macam persoalannya menyuguhkan realitas yang menarik untuk kemudian diangkat kedalam karya sastra. Karya sastra tidak pernah berangkat dari fiktif belaka, tetapi karya sastra selalu berangkat dari realitas, sehingga karya sastra terkadang dikatakan sebagai bias dan bayangbayang kehidupan (Suryaman, 2004: 287). Dalam kajian sastra Indonesia novel-novel yang berkaitan dengan masalah haji ada yang sudah diteliti, di antaranya Di Bawah Lindungan Ka bah (1938) karya Hamka, dan Ular Keempat (2005) karya Gus tf Sakai. Namun, novel lain juga ada berkaitan dengan masalah haji, yakni novel Rindu karya Tere Liye. Perjalanan haji yang digambarkan dalam novel Rindu belum pernah diteliti. Tere Liye (lahir di Sumatera Selatan, Indonesia, 21 Mei 1979; umur 37 tahun), dikenal sebagai penulis novel. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. 1

Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobinya saja karena setiap hari harus bekerja di kantor sebagai seorang akuntan (Wikipedia.org, Penulis Tere Liye, https://id.wikipedia.org/wiki/tere_liye (penulis), diakses tanggal 03 Februari 2017). Diantaranya novel-novel karya Tere Liye adalah sebagai berikut : (1) Moga Bunda disayang Allah(2006), novel ini menceritakan seorang gadis kecil yang berusia 6 tahun yang memiliki keterbatasan fisik, buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan dan novel ini juga menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang luar biasa sabar, ikhlas, tulus, dan penuh kasih sayang mendukung anaknya memiliki keterbatasan fisik. (2) Hafalan Shalat Delisa (2008), novel ini menceritakan tentang ketabahan dan ketegaran seorang anak menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT yakni kehilangan kakinya, kehilangan ibunya, dan ketiga kakaknya pada peristiwa tsunami di Aceh. Keikhlasan seorang anak menerima keadaan dan ikhlas untuk menghafal bacaan shalat karena Allah SWT. Ibadah haji adalah rukun Islam yang terakhir dan wajib hukumnya bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya baik secara keuangan maupun kesehatan jasmani dan rohani. Allah menjanjikan surga bagi hambanya yang melaksanakan ibadah haji dengan mabrur. Jadi, tidak heran jika setiap umat muslim di dunia tentu ingin melaksanakan ibadah haji. Sebelumnya para jemaah haji naik kapal layar, namun kemudian mereka menggunakan kapal uap sejak orang Inggris dan Arab ikut meluangkan bisnis pengangkutan jemaah haji ini. 2

Sampai akhirnya pemerintah kolonial Belanda mewajibkan para jemaah haji untuk berangkat menggunakan kapal milik Belanda. Perjalanan haji pada zaman dahulu bisa memakan waktu 2 tahun penuh. Tidak hanya itu saja, ancaman perompak, penyakit, badai, hingga habisnya bekal perjalanan menjadi ujian yang harus ditempuh. Gubernur pemerintah Belanda menginstruksikan pengawasan yang lebih ketat kepada para haji. Gubernur Pesisir Barat Sumatera diharuskan mengawasi dengan bijaksana tindakan-tindakan para haji pada umumnya dan memberikan laporan yang telah berangkat ke Mekah atau yang telah kembali dari Mekah. Sikap ini menunjukkan kehati-hatian pemerintah Belanda. Terutama terhadap jemaah haji yang berasal dari daerah rawan pemberontakan (boombastis, Sejarah Perjalanan Haji, http://www.boombastis.com/sejarah-perjalananhaji/41239, diakses tanggal 14 Agustus 2017 jam 16.25). Novel Rindu (2014), merupakan buku ke-20 karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika Penerbit dan merupakan novel best-seller. Hal yang menarik dari novel ini yaitu menceritakan tentang perjalanan haji pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda melakukan perjalanan haji dengan susah payah. Hal tersebut terlihat dari transportasi perjalanan yang digunakan adalah kapal uap, waktu perjalanan haji yang sangat lama, masalah saat di perjalanan menghadapi perompak ditengah laut, dan serdadu Belanda yang mengawasi para pribumi yang melaksanakan perjalanan haji di atas kapal. 3

Gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu berawal dari masyarakat pribumi menggunakan kapal uap besar sebagai transportasi pergi haji menuju Tanah Suci Mekkah. Kapal terus bergerak meninggalkan pelabuhan menuju perairan lepas. Sukacita melepaskan kepergian kapal besar itu seolah membuat hangat langit-langit Kota Makasar. Penumpang kapal itu adalah sedikit orang-orang yang berkesempatan menunaikan ibadah haji (Liye, 2014: 44). Kapal itu memiliki panjang 136 meter, dengan lebar 16 meter. Menara uapnya yang hitam legam menjulang tinggi. Pada masa itu, tidak ada bangunan di kota Makasar yang lebih tinggi dibanding menara uap itu. Asap cokelat mengepul dari cerobongnya. Bentuknya semakin lama, semakin jelas dan besar, seolah ada raksasa hitam mendekat. Tulisan dengan huruf kapital dilambung tengahnya bisa dibaca sekarang; BLITAR HOLLAND (Liye, 2014:3). Kutipan di atas memperlihatkan orang-orang menunaikan ibadah haji menggunakan kapal di saat perjalanan. Kapal tersebut digambarkan lebih besar dibandingkan bangunan-bangunan kota Makassar pada masa itu. Kapal uap tersebut diberi nama BLITAR HOLLAND. Selanjutnya, perjalanan haji menuju Tanah Suci Mekkah memakan waktu yang lama, karena kapal sering berhenti di setiap pelabuhan daerah-daerah yang masyarakatnya juga ikut melaksanakan perjalanan haji dan seringnya kapal terhenti berhari-hari akibat mesin rusak. Hal tersebut menyebabkan perjalanan haji pada masa pemerintahan Hindia Belanda memakan waktu yang lama. Lima hari kemudian, kapal Blitar Holland merapat di Pelabuhan Jeddah (transit di Aden). Berakhir sudah selama 30 hari itu. Perjalanan lima hari terakhir lancar, cuaca baik. Kapal melaju dengan kecepatan penuh. Elsa mengkhatamkan baca Alqur annya di hari ke 28, disaksikan Gurutta dan beberapa orang dewasa lain di masjid kapal (Liye, 2014: 541). 4

Kutipan di atas memperlihatkan perjalanan haji memakan waktu selama 30 hari. Selama waktu 30 hari tersebut, kapal banyak berhenti di Pelabuhan untuk menaikkan calon jamaah haji. Kemudian, pada saat perjalanan haji di atas kapal serdadu Belanda selalu mengawasi pribumi. Serdadu Belanda tidak suka dengan salah satu penumpang calon jamaah haji yang bernama Ahmad Karaeng. Ahmad Karaeng merupakan penduduk pribumi dan juga merupakan ulama mashyur pada zaman Hindia Belanda. Alasan serdadu Belanda tidak menyukai Ahmad Karaeng, karena ia beranggapan bahwa Ahmad Karaeng sangat berbahaya bagi pemerintahan Hindia Belanda. Ia menuduh Ahmad Karaeng menyebarkan paham terlarang dan memberontak. Wajah pimpinan serdadu itu merah padam, Aku tahu siapa kau, Ahmad Karaeng. Kau berbahaya bagi pemerintahan Hindia Belanda. Jangan kira kami tidak tahu kau setiap bulan membuat pertemuan besar di Katangka, menyebarkan paham terlarang. Kolonel Vooren hanya menunggu waktu tepat untuk menangkap kau dan pengikut-pengikutmu. Kami selalu mengawasi kau setiap detik (Liye, 2014: 37). Kutipan di atas memperlihatkan Serdadu Belanda tidak menyukai Ahmad Karaeng. Serdadu menuduh Ahmad Karaeng menyebarkan paham terlarang kepada pengikut-pengikut Ahmad Karaeng. Dia mengancam akan selalu mengawasi Ahmad Kareng di atas kapal di saat perjalanan. Lalu, pada saat perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda, para calon jamaah haji yang berada di atas kapal haji menghadapi ancaman perompak. Kapal haji tersebut telah dijebak oleh perompak Somalia yang menyamar jadi 5

nelayan yang terkatung-katung di perairan laut luas. Perompak menguasai isi kapal dan membuat penumpang kapal ketakutan. Makan malam yang sangat hangat dan akrab dengan segera berubah menjadi mengerikan. Beberapa penumpang menjerit, tapi segera bungkam karena perompak itu mengacungkan goloknya, mengancam, menyuruh berlutut di lantai (Liye, 2014: 519) Cerita yang terkandung dalam novel Rindu karya Tere Liye ini memberikan pengetahuan mengenai gambaran perjalanan haji pada masa pemerintahan Hindia Belanda, terutama bagi masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut penulis memilih penelitian sosiologi sastra mengenai gambaran perjalanan haji masa Pemerintahan Hindia Belanda Dalam Novel Rindu Karya Tere Liye. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan tersebut, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye? 2. Apa faktor penyebab lama perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye? 3. Apa dampak bagi masyarakat pribumi terhadap perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye? 6

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan : 1. Menjelaskan gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye. 2. Menyebutkan faktor penyebab lama perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye. 3. Menyebutkan dampak bagi masyarakat pribumi terhadap perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum sebuah penelitian harus dapat memberikan suatu manfaat, baik secara teoritis mau pun praktis. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian sastra di Indonesia, terutama dalam bidang sosiologi sastra, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat meneliti sastra dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. b. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat penikmat atau pembaca untuk mengetahui bagaimana gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye. 7

1.5 Landasan Teori 1. Sosiologi Sastra Sosiologi sastra adalah cabang penelitian yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Arenanya, asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan menjadi pemicu lahirnya karya sastra (Endraswara, 2003: 77). Damono (1979: 1) menyatakan bahwa pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut sosiologi sastra. Anggapan ini menyatakan bahwa sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra itu sendiri merupakan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antarmasyarakat dengan orang-seseorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam bathin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam bathin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat. Wellek dan Werren (dalam Damono, 2013: 3) mengklasifikasikan sosiologi sastra menjadi tiga, yaitu: a. Sosiologi pengarang, kajiannya mengenai status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang dan sebagai penghasil data. 8

b. Sosiologi karya, kajiannya mengenai karya sastra itu sendiri; pokok kajiannya adalah sesuatu yang tersirat dalam karya sastra dan sesuatu yang menjadi tujuannya. c. Sosiologi pembaca, kajiannya mengenai pembaca dan pengaruh sosial karya sastra. Konsep sosiologi sastra yang diungkapkan oleh Wellek dan Werren di atas mencakup sosiologi pengarang, sosiologi karya, dan sosiologi pembaca. Dari ketiga pengklasifikasian di atas, akan diteliti dengan pendekatan sosiologi karya oleh Wellek dan Werren. Penelitian yang yang membahas isi dalam novel Rindu yang berkaitan dengan gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel tersebut. 2. Teori Mimesis Mimesis merupakan tiruan masyarakat. Teori mimesis hanya dapat mendekatinya dengan kenyataan yang sungguh-sungguh, peneladanan atau pembayangan ataupun peniruan. Sastra merupakan tiruan atau pemaduan antara kenyataan dan imajinasi pengarang, atau hasil imajinasi pengarang yang bertolak dari suatu kenyataan. Menurut Luxemburg, pengertian mimesis (Yunani: perwujudan atau jiplakan) pertama-tama dipergunakan dalam teori-teori tentang seni seperti diutarakan oleh Plato dan Aristoteles dari abad ke abad sangat mempengaruhi teori-teori mengenai seni dan sastra eropa (1982: 15). Penelitian ini menggunakan teori untuk menganalisis gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda. Dalam penelitian ini gambaran 9

perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye merefleksikan perjalanan haji masa penjajahan, karena sastra sebagai hasil seni merupakan pemikiran perpaduan antara kenyataan dengan imajinasi pengarang. 1.6 Metode Penelitian Metode berasal dari kata Methodos, bahasa latin, sedangkan methodos itu berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004: 53). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, yang oleh Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 4) didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun teknik penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, klasifikasi data, menganalisis data dan menyajikan data. Data disajikan secara deskriptif dan kemudian diambil kesimpulan dari analisis yang dilakukan. Langkah-langkahnya adalah: 1. Membaca dan memahami berulang-ulang novel Rindu karya Tere Liye. 2. Melakukan analisis sosiologi karya dan pendekatan mimesis untuk menjelaskan bagaimana gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam novel Rindu karya Tere Liye. 10

3. Mencatat data atau teks yang berhubungan dengan gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda. 4. Merumuskan kesimpulan. 1.7 Tinjauan Kepustakaan Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan, penelitian terhadap novel Rindu karya Tere Liye menggunakan kajian sosiologi sastra dengan pendekatan mimesis belum ada yang meneliti. Beberapa penelitian terkait yang dapat dijadikan rujukan bagi peneliti diantaranya : Ana Allaily Musyarrofah (2015), dalam skripsinya Pesan Gurutta Pada Novel Rindu Karya Tere Liye Menurut Perspektif Pendidikan Akhlak. Penelitian Ana Allaily Musyarrofah ini merupakan skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Salatiga (IAIN) Salatiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, (1) Pesan Gurutta mengandung 23 macam akhlak terpuji, (2) Pesan Gurutta mengandung akhlak terhadap Allah Swt, akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak kepada orang tua. (3) Pesan Gurutta tidak akan berarti apabila hanya sekedar pengetahuan saja (kognitif), tetapi juga harus dimiliki dan dilaksanakan dalam ranah afektif dan psikomotor. Musyarrofah mengkaji sebatas perspektif pendidikan akhlak yang ada di dalam novel, berbeda dengan penulis yang mengkaji gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda. Ini menarik karena disini dapat mengetahui apa saja gambaran perjalanan haji pada masa Indonesia di jajah Belanda mengenai perjalanan haji menggunakan kapal uap milik Belanda, waktu perjalanan yang sangat lama, masalah dengan perompak saat perjalanan haji, berada di bawah pengawasan serdadu Belanda. 11

Ratna Sari (2017) dalam skripsinya Potret Perjuangan Seorang Perempuan Desa Dalam Novel Kubah Di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani (Tinjauan Sosiologi Sastra) Universitas Andalas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perjuangan Fatikha dalam keluarga (Bidang Ekonomi), yaitu Fatikha menjadi tulang punggung di keluarga, perjuangan Fatikha dalam bidang pendidikan yaitu, memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan, perjuangan Fatikha dalam bidang sosial yaitu, memiliki semangat juang yang tinggi untuk segera bangkit dari keterpurukan yang dialaminya akibat kematian Mahali yang tragis, perjuangan Fatikha sebagai seorang Ibu yaitu, memberikan contoh teladan yang baik terhadap anaknya, terakhir perjuangan Fatikha di bidang lingkungan yaitu, Ia tidak ingin melihat lingkungan rusak dan merugikan masyarakat juga mempengaruhi kesehatan masyarakat akibat pertambangan yang dilakukan terusmenerus. Dapat disimpulkan bahwa tinjauan pustaka pada penelitian Ana Allaily Musyarrofah (2015), dalam skripsinya Pesan Gurutta Pada Novel Rindu Karya Tere Liye Menurut Perspektif Pendidikan Akhlak, penulis memiliki kesamaan objek yang diteliti adalah sama-sama meneliti novel Rindu. Kemudian tinjauan pustaka pada Ratna Sari (2017) dalam skripsinya Potret Perjuangan Seorang Perempuan Desa Dalam Novel Kubah Di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani (Tinjauan Sosiologi Sastra), penulis memiliki kesamaan tinjauan atau pendekatan yang diteliti, yaitu sama-sama menggunakan tinjauan atau pendekatan sosiologi sastra. 12

1.8 Sistematika Penulisan BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat, landasan teori, metode dan teknik penelitian, tinjauan kepustakaan serta sistematika penulisan. BAB II BAB III : Unsur Instrinsik Novel Rindu Karya Tere Liye. : Gambaran perjalanan haji masa pemerintahan Hindia Belanda dalam Novel Rindu karya Tere Liye. BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 13