GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

SKRIPSI MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAYAAN MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

SKRIPSI MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAYAAN MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS

INTISARI A. LATAR BELAKANG

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

Luthfi Muhyiddin Fakultas Tarbiyah Institut Studi Islam Darussalam Gontor Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia di kelas VII SMP N 3 Cilacap Tahun Ajaran Hasil penelitian

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN NOVEL MIMPI BAYANG JINGGA KARYA SANIE B.

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN BISNIS. Silvi Tri Rohmaida 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

GAYA BAHASA RETORIS PADA LIRIK LAGU-LAGU DALAM ALBUM WALI BAND SKRIPSI. Oleh: Vivi Ayu Dwi Agustin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARYA SISWA SMA DI YOGYAKARTA SKRIPSI

TEMA DAN FAKTOR KEBAHASAAN NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dengan menggunakan kajian stilistika yaitu:

GAYA BAHASA DAN STRUKTUR FEATURE PERJALANAN MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI 2016: STUDI KASUS SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN LINGKUNGAN HIDUP

GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014

Oleh Meizar Fatkhul Izza NIM

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KRITIK SOSIAL MELALUI GAYA BAHASA DALAM PROGRAM SENTILAN SENTILUN DI METRO TV DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya

JURNAL PENELITIAN ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI TELEVISI. Oleh : KUSUMAWATI K

II. LANDASAN TEORI. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) GAYA BAHASA RETORIS KIASAN NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE. Oleh

GAYA BAHASA DAN KAITANNYA DENGAN TEMA, LATAR DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL CINTA BERTABUR DI LANGIT MEKKAH KARYA ROIDAH

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL TERJEMAHAN SANG PENGEJAR LAYANG-LAYANG (THE KITE RUNNER) KARYA KHALED HOSSEINI (KAJIAN STILISTIKA)

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAYA BAHASA RETORIS DAN KIASAN DALAM BERITA REDAKSIANA

NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN GAYA BAHASA)

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KACAPIRING KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA)

JURNAL PENELITIAN ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA AFF U 18 DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II LANDASAN TEORI. kata-kata indah yang menjadikan puisi memiliki daya tarik dan nilai keindahan.

II. LANDASAN TEORI. Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengan istilah style

Transkripsi:

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN Oleh Windo Dicky Irawan Farida Ariyani Email: windoirawan8@gmail.com Abstract Every language expression (form) has its own characteristic. It is because of human as an individualls was different from others. This will also appear in Mario Teguh language use, in Golden Ways show. This research has three main objectives, which are to find the language use of Mario Teguh in Golden Ways show, analyze the language style of Mario Teguh based on rhetoric needs, and prepare this research an alternative material development source in Rhetoric Subject in the university. This research used descriptive method. Based on the research, Mario Teguh Golden Ways used some of language styles: anastrof, asindenton, polisindeton, perifrasis, erotesis, Zeugma, paradoxically, kiasmus, euphemism, litotes, tautology, and redundancy, and style of figurative language; metaphor, simile, inuedo, irony, personification, and sarcasm. Keywords: style language, learning resources, rhetoric. Abstrak Setiap ragam bahasa memiliki ciri khas tersendiri. Hal itu disebabkan karena sebagai manusia yang secara individual pasti berbeda satu dengan yang lain. Hal ini juga tampak pada ragam bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways, untuk menganalisis gaya bahasa Mario Teguh berdasarkan kebutuhan beretorika, dan untuk dijadikan alternatif kajian pengembangan sumber belajar Mata Kuliah Retorika di Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mario Teguh dalam Acara Golden Ways menggunakan gaya bahasa retoris; anastrof, asindenton, polisindeton, perifrasis, erotesis, zeugma, paradoks, kiasmus, eufemisme, litotes, tautologi, dan pleonasme, dan gaya bahasa kiasan; metafora, simile, inuedo, ironi, personifikasi, dan sarkasme. Kata kunci: gaya bahasa, sumber belajar, retorika.

PENDAHULUAN Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam upaya berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi itu adalah cerminan bahasa masyarakat. Pemakaian bahasa selalu dipengaruhi faktor linguistik dan nonlinguistik. Faktor linguistik tersebut adalah faktor sosial dan situasional. Faktor sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa yaitu tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, dan jenis kelamin. Faktor situasional yang memengaruhi pemakaian bahasa yaitu siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan mengenai masalah apa. Hal ini dirumuskan oleh Fishman (dalam Suwito, 1997:3) Who speak what language to whom and when. Setiap ragam bahasa memiliki ciri khas tersendiri. Hal itu disebabkan karena sebagai manusia yang secara individual pasti berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut karena pengalaman batin, jiwa dan lingkungan. Hal ini juga tampak pada ragam bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways. Golden Ways merupakan salah satu media penyampai informasi dan motivasi yang memiliki sumbangsih yang cukup besar terhadap masalahmasalah dalam kehidupan seharihari. Acara tersebut merupakan acara motivator yang berisi berbagai saran dan motivasi dari Mario Teguh. Acara ini ditayangkan di Metro TV setiap hari Minggu pukul 19.30 WIB hingga 21.05 WIB. Acara ini juga merupakan sarana terhadal dibandingkan dengan acara lain, karena sang motivator Mario Teguh memiliki keunggulan pada kesederhanaanya. Masalah hidup yang rumit dijelaskan dengan bahasa sederhana, dirumuskan secara sederhana, dan diselesaikan secara sederhana. Kemampuan komunikasinya mampu menyita perhatian lawan tuturnya. Kalimatkalimat yang digunakan Mario Teguh saat memotivasi, tidak bersifat langsung kepada sasaran. Mario Teguh cenderung menggunakan gaya bahasa, sehingga kalimat-kalimatnya bersifat tidak langsung. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pembicara (pemakai bahasa) (Keraf, 2009:113). Penggunaan bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways dibuat lebih menarik agar pesan yang disampaikan memiliki nilai rasa yang dapat mengubah perasaan masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan yang baik Mario Teguh dalam beretorika di depan audiensnya. Retorika adalah teknik pemakaian seni bahasa, yang didasarkan pada suatu pengetahuan untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen. Retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang digunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan.

Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya memberikan informasi. Hal ini juga yang diwajibkan dalam dunia pendidikan yang sarat akan komunikasi mengharuskan peserta didik untuk terus menggali kemampuannya berlatih berkomunikasi baik lisan maupun tulis. Seperti halnya yang terjadi di Perguruan Tinggi, mahasiswa dituntut untuk kritis dalam berkomunikasi terlebih komunikasi lisan. Program Studi Pendidikan Bahasa sebagai jawaban untuk mengatasi kesulitan berbicara di depan umum menawarkan kurikulum yang memuat kompetensi berbicara, yakni pada mata kuliah Retorika. Mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa bertujuan agar kemampuan berbicaranya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya konsep dasar berbicara disampaiakan oleh Tarigan (1993:150) yaitu, meliputi 1) berbicara adalah proses individu berkomunikasi, 2) berbicara adalah kegiatan resiprokal, 3) berbicara adalah ekspresi yang kreatif, 4) berbicara adalah tingkah laku, 5) berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari, 6) berbicara distimuli oleh pengalaman, 7) berbicara adalah alat untuk memperluas cakrawala, dan 8) berbicara mensyaratkan kemampuan linguistik dan lingkungan, serta 9) berbicara adalah pancaran kepribadian. Hal tersebut menandakan sangat pentingnya berbicara di depan khalayak, tetapi masih banyak mahasiswa yang kurang menyadari hal tersebut. Kegiatan berbicara tersebut mampu memperlihatkan kemampuan berpikirnya. Di samping itu, keberanian mahasiswa dalam mengeluarkan gagasan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan kompetensi setiap mahasiswa berbeda. Ada sejumlah mahasiswa yang sudah mampu menyatakan gagasannya, perasaan senang, sedih, sakit, atau letih secara lancar. Pada sebagian mahasiswa yang lainnya belum mampu menyatakan pendapatnya secara runtut, bahkan ada yang gagap. Tarigan (1993: 143) mengungkapkan bahwa ada sejumlah peserta didik yang masih merasa takut berdiri di hadapan teman sekelasnya. Bahkan tidak jarang terlihat beberapa siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa dengan apa yang ingin dia katakan apabila ia berhadapan dengan siswa lain. Adapun penyebab permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, diperlukan suatu strategi yang dapat menarik minat mahasiswa pada pembelajaran mata kuliah Retorika dengan jalan mahasiswa tidak hanya dibekali teori-teori saja, melainkan juga kompetensi berbicara normatif dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, materi Retorika yang diajarkan ke mahasiswa di perguruan tinggi harus tepat dalam memilih sumber belajar, sehingga mahasiswa dapat melihat contoh cara yang baik beretorika di depan audiens. Salah satu sumber belajar yang akan digunakan dalam mata kuliah ini adalah acara Mario Teguh Golde Ways. Atas dasar kesemua itulah penulis tertarik untuk meneliti Gaya Bahsa

Mario Teguh dalam Acara Golden Ways sebagai Alternatif Kajian Pengembangan Sumber Belajar Mata Kuliah Retorika di Perguruan Tinggi. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini menghasilkan deskripsi berupa kata-kata gaya bahasa dari Mario Teguh. Penelitian kualitatif juga menekankan keberadaan peneliti sebagai aspek utama. Penelitian ini menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah gaya bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways di Metro TV yang diperoleh dari youtube yang kemudian peneliti unduh. Bentuk data dalam penelitian ini adalah semua bahasa lisan Mario Teguh dalam rekaman yang disajikan dalam acara Golden Ways di Metro TV periode Juli 2015. Adapun alasan peneliti mengambil data pada bulan itu adalah peneliti berasumsi pada bulan tersebut Mario Teguh menggunakan gaya bahasa yang akan diteliti. Instrumen Penelitian Instrumen dalam Penelitian ini adalah peneliti sendiri itu terlihat dari bagaimana usaha peneliti memperoleh data yang diperlukan. Semi (1993: 24) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci. Artinya, peneliti itu sendiri yang berperan sebagai perencana, pengumpul data, dan pelapor hasil penelitian. Selain peneliti, instrumen lain yang digunakan adalah daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan berisi tentang pertanyaan-pertanyaan terkait identitas Mario Teguh Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap. a. Mencari (Searching) Proses utama dalam pengumpulan data adalah pencarian. Pencarian dilakukan untuk menemukan tayangan ulang acara Golden Ways Mario Teguh. Pada proses pencarian ini kata kunci ditulisakan dengan diakhiri tulisan Youtube.com, kemudian hasil dari pencarian dipilih berdasarkan alamat situs Youtube. b. Mengunduh (Mengambil) Video-video yang telah ditemukan dalam proses pencarian kemudian diunduh. Pengunduhan dilakukan untuk mendokumentasikan sehingga proses analisis data menjadi lebih mudah c. Wawancara Proses wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang Mario Teguh. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada analisis data adalah sebagai berikut. 1. Menonton dan mendengarkan video acara Golden Ways secara berulang-ulang. 2. Memberikan tanda pada tiap data yang penting. 3. Menganalisis gaya bahasa Mario Teguh dalam acara Golden Ways. Gaya bahasa yang akan dianalisis meliputi gaya bahasa retoris (aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof, asidenton, polisindeton, kiasmus, ellipsis, eufimisme, litotes, histeron proteron, pleonasme, tautologi, perifrasis, prolepsis, erotesis, silepsis, zeugma, koreksio atau epanortosis, hiperbola, paradoks, oksimoron) dan gaya bahasa kiasan (simile, metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo, antifrasis, dan pun atau paraonomasia). 4. Mengklasifikasi gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna; meliputi gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan, yang terdapat dalam bahasa Mario Teguh dengan pengodean sebagai berikut. a. Kode-kode yang digunakan untuk merujuk gaya bahasa retoris, yaitu aliterasi dengan kode huruf (Ali), asonansi dengan kode huruf (Aso), anastrof dengan kode huruf (Ana), apofasis dengan kode huruf (Apo1), apostrof dengan kode huruf (Apo2), asidenton dengan kode huruf (Asi), polisindeton dengan kode huruf (Pol), kiasmus dengan kode huruf (Kia), elipsis dengan kode huruf (Eli), eufimisme dengan kode huruf (Euf), litotes dengan kode huruf (Lit), histeron proteron dengan kode huruf (His), pleonasme dengan kode huruf (Ple), tautologi dengan kode huruf (Tau), perifrasis dengan kode huruf (Per1), prolepsis dengan kode huruf (Pro), erotesis dengan kode huruf (Ero), silepsis dengan kode huruf (Sil), zeugma dengan kode huruf (Zeu), koreksio dengan kode huruf (Kor), hiperbola dengan kode huruf (Hip1), paradoks dengan kode huruf (Par), oksimoron dengan kode huruf (Oks). Kemudian kode-kode yang digunakan untuk merujuk gaya bahasa kiasan, yaitu simile dengan kode huruf (Sim), metafora dengan kode huruf (Met), alegori dengan kode huruf (Ale), parabel dengan kode huruf (Par1), fabel dengan kode huruf (Fab), personifikasi dengan kode huruf (Per2), alusi dengan kode huruf (Alu), eponim dengan kode huruf (Epo), epitet dengan kode huruf (Epi), sinekdoke dengan kode huruf (Sin1), metonimia dengan kode huruf (Met), hipalase dengan kode huruf (Hip2), ironi dengan kode huruf (Iro), sinisme dengan kode huruf (Sin2), sarkasme dengan kode huruf (Sar), satire dengan kode huruf (Sat), inuendo dengan kode

huruf (Inu), antifrasis dengan kode huruf (Ant), paraonomasia dengan kode huruf (par2). b. Kode 1, 2, 3, dan 4 digunakan untuk menunjukkan urutan video yang diunduh. c. Kode I, II, III, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan paragraf. d. Kode i, ii, iii, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan baris. e. Kode Hal1, Hal2, Hal3, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan halaman. f. Kode P1, P2, P3, dan seterusnya digunakan untuk menunjukkan percakapan Mario Teguh. Contoh jika dalam paragraf: Met/3/Hal4/II/i artinya gaya bahasa metonimia terdapat pada video ketiga paragraf kedua baris kesatu. Contoh jika dalam percakapan: Met/3/Hal7/P2/i artinya gaya bahasa metonimia terdapat pada video ketiga percakapan kedua baris kesatu. 5. Mengembangkan hasil penelitian terhadap sumber belajar di Perguruan Tinggi 6. Menafsirkan hasil penelitian. 7. Menarik simpulan. PEMBAHASAN Adapun pada rekaman video I Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa anastrof, gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa pleonasme, gaya bahasa erotesis, gaya bahasa tautologi, gaya bahasa perifrasis, dan gaya bahasa silepsis. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa simile, gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa metonimia. Kemudian pada rekaman video II Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa asindenton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa litotes, gaya bahasa perifrasis, dan gaya bahasa erotesis. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa simile, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa ironi, dan gaya bahasa inuedo. Kemudian pada rekaman video III Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa erotesis, dan gaya bahasa zeugma. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa metafora, gaya bahasa ironi, dan gaya bahasa sarkasme. Kemudian pada rekaman video IV Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa anastrof, gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa erotesis, dan gaya bahasa paradoks. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa metafora, dan gaya bahasa simile. Salah satu contoh penggunaan gaya bahasa yang ditemukan dalam video 1 adalah sebagai berikut. - Gaya Bahasa Anastrof

1. Menikah dengan mbak Ulfi itu pernikahan kedua dan ini pernikahan yang hijrah dari perilaku mbetik nakalnya anak muda. (Ana./1/Hal.4/P3/I). Kata yang digarisbawahi tersebut merupakan gaya bahasa anastrof yang diucapkan oleh Mario Teguh karena gaya bahasa ini terdapat pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat. Kata menikah merupakan kata kerja yang seharusnya diletakkan setelah subjek, namun Mario Teguh menggunakan kata tersebut di awal kalimat. Kata itu berfungsi untuk menekankan bahwa menikahnya mas Bowo dengan mbak Ulfi merupakan pernikahan yang baik, meskipun pernikahan itu pernikahan yang kedua. Jadi, kata menikah yang diucapkan Mario Teguh pada awal kalimat merupakan sebuah penekanan. Salah satu contoh penggunaan gaya bahasa yang ditemukan dalam video 2 adalah sebagai berikut. - Gaya Bahasa Asindenton 1. kita tidak perlu mendekatkan diri untuk menjadikan Tuhan dekat karena kita sudah diciptakan dalam kedekatan, dalam keberadaan, dalam kebersamaan dengan Tuhan (Asi./2/Hal.1/III/iii). Kata yang digarisbawahi tersebut merupakan gaya bahasa asindenton yang diucapkan oleh Mario Teguh karena terdapat beberapa kata yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Kalimat tersebutdiucapkan oleh Mario Teguh kepada mitra tuturnya dalam menjelaskan sesungguhnya Tuhan itu dekat dengan manusia. Frasa kedekatan, dalam keberadaan, dalam kebersamaan yang diucapkan oleh Mario Teguh yang tidak ditandai dengan tanda hubung berfungsi sebagai penekanan secara langsung bahwa manusia tidak perlu mendekatkan diri dengan Tuhan, karena Tuhan sudah dekat dengan manusia. Sehingga mitra tuturnya mendapatkan penekanan secara langsung dan dapat memahami bahwa Tuhan itu dekat. Salah satu contoh penggunaan gaya bahasa yang ditemukan dalam video 3 adalah sebagai berikut. - Gaya Bahasa Kiasmus 1. Apa yang membuat kehilangan greget kehidupan, gak semangat, terus loyo (Kia./3/Hal.7/P6/i). Kalimat tersebut merupakan gaya bahasa kiasmus yang diucapkan oleh Mario Teguh karena kalimat tersebut memiliki perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Kiasmus adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu diulang, dan salah satu bagian kalimatnya dibalik posisinya. Kalimat Apa yang membuat kehilangan greget kehidupan, gak semangat, terus loyo merupakan kiasmus. Hal ini ditandai dengan pembalikan unsur yang diulang, yakni gak semangat dan terus loyo yang sama-sama memiliki arti yang sama.

Kalimat yang diulang tersebut diucapkan Mario Teguh berfungsi sebagai penekanan secara langsung hal yang diucapkan oleh Mario Teguh kepada mitra tuturnya dengan tujuan agar mitra tuturnya dapat lebih memahami hal yang disampaikannya. Seperti konteks kalimat yang sudah dipaparkan sebelumnya, mitra tutur Mario Teguh adalah seorang wanita yang memiliki masalah dalam menjalani kehidupan. Oleh sebab itu, Mario Teguh mengucapkan kalimat perulangan yang menekankan bahwa apa yang menyebabkan mitra tuturnya tidak semangat dalam menjalani kehidupan Salah satu contoh penggunaan gaya bahasa yang ditemukan dalam video 4 adalah sebagai berikut. - Gaya Bahasa Simile 1. Satria berlaku seperti satria yang gagah (Sim./4/Hal.5/P16/vi). Kalimat tersebut merupakan gaya bahasa simile yang diucapkan oleh Mario Teguh karena kalimat tersebut merupakan perumpamaan atau perbandingan yang maksudnya ialah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain dan memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, dengan memberi kata kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana dan sebagainya. Makna kalimat tersebut adalah satria nama orang yang merupakan manusia normal dianggap seperti satria dalam pengertian pahlawan, yang memiliki kekuatan abnormal. - Hasil Penelitian sebagai Pengembangan Sumber Belajar Mata Kuliah Retorika Dengan mahasiswa menonton rekaman video tersebut dan membaca hasil penelitian ini, diharapkan mampu menjadi sumber belajar bagi mahasiswa di kelas. Sehingga mahasiswa dapat meniru dan mempraktikkan dari penggunaan gaya bahasa Mario Teguh dalam berkomunikasi atau beretorika, dan pada akhirnya mahasiswa mampu beretorika dengan baik sesuai dengan tujuan dari mata kuliah retorika. Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran di kelas adalah mahasiswa mampu berbicara dengan baik, ramah, dan santun dengan teman, dosen dan di depan publik. Materi pembelajaran yang dapat diajarkan dalam pembelajaran di kelas dapat diambil dari rekaman video Mario Teguh Golden Ways. Kemudian rekaman video tersebut ditampilkan dan dijadikan sumber belajar bagi pembelajaran retortika di kelas. Hal ini sesuai dengan kriteria sumber belajar yang baik, yaitu sumber belajar untuk memotivasi, sumber belajar untuk mendukung proses pembelajaran, sumber belajar untuk penelitian; merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan diteliti, sumber belajar untuk memecahkan masalah, dan sumber belajar untuk presentasi. Hal ini lebih ditekankan sumber belajar sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian. Setelah dilakukan analisis keterlibatan hasil penelitian sebagai alternatif sumber belajar mata kuliah retorika di perguruan tinggi di STKIP Muhammadiyah Kotabumi Lampung, hasil penelitian berupa

sumber belajar ditawarkan kepada dosen yang mengampu mata kuliah tersebut. Melalui wawancara yang telah dilakukan, hasil penelitian berupa sumber belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah retorika di perguruan tinggi tersebut. Dosen yang mengampu mata kuliah retorika mengatakan bahwa hasil penelitian sesuai dengan kompetensi yang diajarkan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, didapat simpulan sebagai berikut. 1. Pada rekaman video I Mario Teguh Golden Ways, terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa anastrof, gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa pleonasme, gaya bahasa erotesis, gaya bahasa tautologi, gaya bahasa perifrasis, dan gaya bahasa silepsis. Untuk gaya bahasa kiasan, terdapat gaya bahasa simile, gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa metonimia. Pada rekaman video II Mario Teguh Golden Ways, terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa asindenton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa litotes, gaya bahasa perifrasis, dan gaya bahasa erotesis. Untuk gaya bahasa kiasan, terdapat gaya bahasa simile, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa ironi, dan gaya bahasa inuedo. Pada rekaman video III Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa erotesis, dan gaya bahasa zeugma. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa bahasa metafora, gaya bahasa ironi, dan gaya bahasa sarkasme. Pada rekaman video IV Mario Teguh Golden Ways terdapat gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa anastrof, gaya bahasa asindenton, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa erotesis, dan gaya bahasa paradoks. Untuk gaya bahasa kiasan terdapat gaya bahasa metafora, dan gaya bahasa simile. Hasil anaslisis rekaman video I, II, III, dan IV Mario Teguh Golden Ways, diketahui gaya bahasa retoris yang paling dominan digunakan oleh Mario Teguh adalah gaya bahasa asindenton, polisindeton, perifrasis, dan erotesis. Keempat gaya bahasa ini sering digunakan oleh Mario Teguh dalam berkomunikasi dengan audiensnya. Sementara untuk gaya bahasa kiasan yang paling dominan digunakan oleh Mario Teguh dari keempat rekaman video tersebut adalah gaya bahasa

simile, ironi, personifikasi, dan metafora. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan mahasiswa untuk beretorika atau berkomunikasi. Misalnya saja, Mario Teguh menggunakan gaya bahasa anastrof, asindenton, pleonasme, erotesis, tautologi, yang berfungsi sebagai penegasan hal yang disampaikan. Kemudian penggunaan gaya bahasa polisindeton yang berfungsi sebagai jeda dalam berkomunikasi. Hal ini bertujuan agar mitra tutur dapat memahami secara bertahap apa yang disampaikan oleh Mario Teguh. Kemudian penggunaan gaya bahasa perifrasis, personifikasi dan metonimia yang berfungsi sebagai pengganti bahasa lain dengan maksud yang sama dari informasi yang disampaikannya. Hal ini dilakukan agar menciptakan gaya bahasa yang lebih indah. Selain itu juga, Mario Teguh menggunakan gaya bahasa Ironi yang berfungsi sebagai penyindiran secara halus kepada mitra tuturnya. pengembangan sumber belajar mata kuliah retorika di perguruan tinggi (STKIP Muhammadiyah Kotabumi Lampung). Sebagai alternatif sumber belajar, hasil penelitian akan dikaitkan berdasarkan materi mata kuliah tersebut. Kemudian, dijadikan juga sebagai alternatif bahan bacaan terkait dengan penggunaan gaya bahasa dalam beretorika. DAFTAR PUSTAKA Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra.Bandung : Angkasa Susanti, Ratna. 2013. Pedoman Pintar EYD Terbaru. Klaten: Mitra Media Pustaka Suwito. 1997. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa. Penggunaan gaya bahasa tersebut dapat dilakukan, ditiru, dan dipraktikkan juga oleh mahasiswa untuk berkomunikasi atau beretorika dengan teman, dosen, masyarakat (publik). 3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif