BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics, komik adalah bentuk seni; seni berturutan, terjukstaposisi (penempatan dua objek secara berdampingan) dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca 1. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014: 718), komik berarti cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Untuk selanjutnya, dalam Tugas Akhir ini akan dipakai istilah manga untuk menyebut komik. Manga pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1814 oleh seorang pemahat kayu dan pelukis di jaman Edo yang bernama Katsushika Hokusai. Manga yang diperkenalkan itu berjudul Manga Hokusai yang terdiri dari 15 volume dan disajikan dalam bentuk serial gambar sketsa. Selanjutnya pada awal abad 19, manga di Jepang mulai berkembang pesat setelah Osamu Tezuka merilis manga yang berjudul Tetsuwan Atom atau yang lebih sering disebut Astro boy 2. 1 <www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-komik.html>. Diakses 27 Mei 2016 pukul 16:23 2 <http://bacakata.com/2015/07/sejarah-manga-di-jepang/>. Diakses 10 Mei 2016 pukul 14:41
2 Manga memiliki beberapa macam genre, antara lain: aksi, fantasi, sejarah, kehidupan sehari-hari, komedi, misteri, horor, percintaan, dan olahraga. Salah satu contoh manga bergenre kehidupan sehari-hari dan komedi adalah WEB Ban WORKING!! karya Karino Takatsu yang dirilis pada Juli 2015. Manga ini bercerita tentang keseharian para pegawai restoran saat bekerja, dimana Higashida Daisuke sebagai tokoh utama adalah seorang pelajar yang bekerja paruh waktu di restoran tersebut. Daisuke pada awalnya hanyalah seorang pelajar SMA yang mengikuti persiapan ujian masuk universitas, namun dikarenakan ekonomi keluarganya yang memburuk, Daisuke terpaksa bekerja paruh waktu. Hal yang menarik adalah ketika, Daisuke mulai bekerja paruh waktu di suatu restoran keluarga, para pegawainya berisi orang-orang yang memiliki kepribadian unik, termasuk kepala restoran tersebut. Selama Daisuke bekerja paruh waktu, dia berinteraksi dengan para rekan kerja yang memiliki kepribadian unik, misalnya: Hana, gadis cantik tetapi bodoh dan suka berteriak; Sakaki, kepala restoran yang tidak bisa diandalkan dan lebih bodoh dari pada Hana; Kisaki, pegawai wanita yang merasa dirinya senior di restoran itu. Meskipun dalam berinteraksi dengan mereka tidak selalu menyenangkan, tetapi Daisuke tetap bekerja paruh waktu demi membantu ekonomi keluarganya. Oleh karena itu, dengan menerjemahkan manga WEB Ban Working!! volume 1 penulis dapat menunjukkan kepada masyarakat Indonesia tentang keseharian pelajar Jepang yang bekerja paruh waktu (arubaito). Selain itu, cerita ini disajikan dalam bentuk komedi, sehingga tidak hanya memberi informasi tentang pekerjaan paruh waktu di Jepang, tetapi juga menghibur pembaca. Sebagai informasi, penulis
3 menerjemahkan manga ini selama 3 bulan (Februari 2016-April 2016), dan dalam kurun waktu tersebut belum ada pihak lain yang menerjemahkannya dalam bentuk apapun. 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan dalam Tugas Akhir ini adalah penerjemahan manga WEB Ban WORKING!! (WEB 版 WORKING!!) (volume I) karya Karino Takatsu, dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini yaitu menerjemahkan manga yang berjudul WEB Ban WORKING!! (WEB 版 WORKING!!) (volume I) ke dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi sebuah terjemahan yang mudah dipahami oleh pembaca. 1.4 Metode Terjemahan Newmark (dalam Riswati, 2015: 6) memfokuskan metode terjemahan pada bahasa sumber dan terjemahan pada bahasa sasaran. Keseluruhan dari pemfokusan tersebut menghasilkan delapan metode terjemahan yaitu: 1. Terjemahan Kata Demi Kata Metode ini menerjemahkan kata demi kata dalam makna yang umum dan tidak mengubah susunan kata dalam kalimat sehingga tidak memperhatikan segi primatik dari kata tersebut.
4 2. Terjemahan Harfiah Pada metode ini struktur kalimat bahasa sumber diubah dan dicari padanan terdekat ke bahasa sasaran, tetapi kata-kata leksikal masih tetap diterjemahkan apa adanya. 3. Terjemahan Setia Metode ini berusaha mereproduksi makna konstektual yang tepat dari bahasa sumber ke dalam batas-batas struktur bahasa sasaran. 4. Terjemahan Semantik Metode ini memilik kesamaan dengan metode terjemahan setia, akan tetapi lebih menekankan maksud teks ke dalam bahasa sasaran sehingga menjadi lebih fleksibel. 5. Terjemahan Saduran Metode ini digunakan untuk menerjemahkan karya sastra seperti puisi dan cerita. Dengan metode ini tema dari cerita, karakter dan alur cerita dipertahankan sedangkan budaya bahasa sumber dikirimkan ke budaya bahasa sasaran. 6. Terjemahan Bebas Metode ini menerjemahkan tanpa mengindahkan cara penyampaian isi atau memproduksi isi teks tanpa memperdulikan bentuk bahasa sumbernya. 7. Terjemahan Idiomatik Metode ini menerjemahkan dengan banyak menggunakan ungkapan idiomatik. Akan tetapi cenderung menyelewengkan nuansa-nuansa maknanya karena tidak ada dalam bahasa sumber.
5 8. Terjemahan komunikatif Metode ini berusaha menerjemahkan makna konstektual teks asli dari bahasa sumber setepat mungkin, sehingga isinya dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Dalam menerjemahkan manga WEB Ban WORKING!!, penulis harus bisa menyampaikan karakter dan alur cerita dengan baik meskipun karakter tersebut tidak digambarkan dengan jelas di dalam manga ini. Selain itu, dalam manga ini terdapat banyak ungkapan yang jika diterjemahkan secara harfiah pesannya tidak tersampaikan, misalnya furukizu ni sawaruna ( 古傷に触るな ) jika diterjemahkan secara harfiah menjadi Jangan sentuh luka lama!, tetapi akan lebih sesuai jika diterjemahkan menjadi, Jangan ungkit masa lalu. Oleh karena itu, penulis memilih menggunakan metode terjemahan komunikatif agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Jika penulis menerjemahkan manga ini dengan metode terjemahan yang lain, dikhawatirkan makna dan isi tidak tersampaikan dengan baik. 1.5 Langkah Penerjemahan A Widyamartaya (dalam Pertiwi, 2015: 4) dalam karyanya, Seni Menerjemahkan, menjabarkan tujuh langkah penerjemahan, yaitu: 1. Tunning (Penjajagan) Makna dan gaya bahasa terjemahan harus selaras dengan bahasa yang diterjemahkan. Oleh karena itu, penerjemah harus menelaah bahasa yang akan dijadikan sasaran untuk diterjemahkan. Dalam langkah ini yang dilakukan
6 penulis adalah memahami karakteristik yang dimiliki setiap tokoh di dalam manga. 2. Analysis (Penguraian) Menguraikan setiap kalimat dari bahasa sumber ke dalam satu-satuan bahasa sasaran, berupa kata-kata atau frase-frase. Dikarenakan kalimat yang ada di dalam manga tergolong pendek, maka penulis tidak menggunakan langkah ini. 3. Understanding (Pemahaman) Penerjemah berusaha untuk memahami bahan yang akan diterjemahkan, seperti: menangkap kalimat utama dari setiap paragraf, kalimat-kalimat pendukung dan pengembangannya. Penulis tidak menggunakan langkah ini karena, kebanyakan dari kalimat yang ada adalah kalimat percakapan. 4. Terminology (Peristilahan) Penerjemah menjabarkan isi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mencari istilah-istilah atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran secara tepat dan selaras. Dalam langkah ini penulis mencari arti dari istilah-istilah idiomatik yang ada di dalam manga. 5. Restructuring (Perakitan) Penerjemah menyusun setiap bahan yang telah dikumpulkan menjadi kalimat kalimat yang selaras dengan bahasa sasaran. Penerjemah harus menerjemahkan sesuai dengan makna dan gaya dari bahasa sumber. Dalam langkah ini penulis menyusun hasil terjemahan kata per kata menjadi suatu kalimat dalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh pembaca.
7 6. Checking (Pengecekan) Penerjemah harus memeriksa kesalahan yang terjadi, baik dalam penulisan kata maupun penggunaan tanda baca. Penerjemah akan memperbaiki susunan kalimat tersebut agar menghasilkan kalimat yang efektif. Dalam langkah ini penulis mengecek kalimat hasil terjemahan keseluruhan dan memasangkannya ke dalam gambar manga. 7. Discussion (Pembicaraan) Pada tahap terakhir, penerjemah akan mendiskusikan hasil terjemahannya. Dalam langkah ini penulis mendiskusikan hasil terjemahan dengan dosen pembimbing. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 3 bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, landasan teori dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi terjemahan perkalimat dan hasil terjemahan keseluruhan. Bab ketiga berisi penutup. Teks asli berada di lampiran.
vii vii