1 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

Author : Muzakir, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Belibis A-17.((

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri. yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL YANG DIRAWAT-INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI JUNI 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut dengan mioma uteri. fibroid (Prawirohardjo, 2009). pada wanita berumur tahun (Setiati, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I KONSEP DASAR. kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Disfungsi dasar panggul merupakan salah satu penyebab morbiditas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JANUARI 2010 SKRIPSI

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

KEJADIAN MIOMA UTERI PADA AKSEPTOR HORMONAL

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI DAN ANEMIS DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT UMUMM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RISIKO TERJADINYA MYOMA UTERI DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun 1854. Mioma belum pernah ditemukan pada wanita yang belum mengalami menstruasi (menarche), sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, atapun fibroid (Bozini, 2007; Prawirohardjo, 2008). Angka kejadian mioma uteri tinggi pada pasien yang mempunyai anak di usia yang sudah terlalu tua atau pada wanita yang mempunyai sedikit anak atau menikah di usia yang muda. Tumor tumbuh dengan lambat rentang usia 25-40 tahun. Mioma uteri ditemukan pada wanita nulipara muda pada rentang usia 25-35 tahun. Kondisi serupa mengenai lapisan uterus pada orang yang lebih tua atau wanita multipara. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau pada wanita yang hamil hanya satu kali (Brunne & Suddart, 2000; Sini, 2008). Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) penyebab angka kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95%) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04%) kasus (Handayani N, 2011). Etnik Afrika-Amerika memiliki faktor risiko menderita mioma uteri 2,9 kali dibandingkan wanita etnik kaukasia. Wanita dengan golongan Afrika-Amerika dapat menderita mioma uteri dalam usia yang lebih muda dan mempunyai mioma yang banyak dan lebih besar serta menunjukkan gejala klinis (Parker, 2007; Peddada, 2008). 1 Universitas Kristen Maranatha

Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dengan prevalensi lebih dari 70% pada pemeriksaan patologi anatomi uterus. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,70% pada semua penderita ginekologi yang dirawat dan paling sering ditemukan pada wanita umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%) serta jarang terjadi pada wanita 20 tahun dan paska menopause (Schorge et al., 2008; Winkjosastro, 2009). Berdasarkan Lokakarya Nasional Perencanaan Kebijakan Kesehatan, 12-13 September 2012 di Bandung, distribusi penyakit mioma uteri pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2004 sebanyak 3.239 kasus dan 92 diantaranya meninggal atau sekitar 2,84%. Sebagian besar kasus mioma uteri ditemukan tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada rahimnya. Hanya 20% - 50% dari tumor ini yang menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan, infertilitas, abortus berulang, dan nyeri akibat penekanan massa tumor (Djuwantono, 2004). Mioma uteri ini menimbulkan keluhan dan terapi yang efektif sejauh ini belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. Meskipun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diduga dapat menyebabkan kesuburan rendah. Beberapa teori menunjukkan bahwa mioma bertanggungjawab terhadap rendahnya kesuburan. Adanya hubungan antara mioma dan rendahnya kesuburan ini telah dilaporkan oleh dua survei observasional. Dilaporkan sebesar 27 40 % wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas (Bailliere, 2006; Marshall et al., 1998). Penatalaksanaan mioma uteri dengan gejala klinik pada umumnya dan tersering adalah tindakan operatif yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya, miomektomi (pengangkatan mioma) dapat menjadi pilihan (Prawirohardjo, 2008). 2 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran umum dan karakteristik kejadian mioma uteri RS Immanuel pada tahun 2013-2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan usia. 2. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan keluhan utama. 3. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan paritas. 4. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). 5. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan siklus haid., nyeri haid, dan menopause 6. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan jenis penatalaksanaan. 7. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan lama rawat inap. 8. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan hasil laboratorium hemoglobin (Hb). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien mioma uteri dari berbagai kriteria di RS Immanuel Bandung pada tahun 2013-2014. 3 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi penulis dan mahasiswa lainnya tentang gambaran karakteristik mioma uteri di RS Immanuel Bandung. Dan memberikan informasi mengenai penyakit mioma uteri mengenai diagnosis, hingga penatalaksanaan. 1.4.2 Manfaat Praktis Menambah wawasan mengenai mioma uteri dengan faktor resikonya sehingga dapat dilakukan pencegahan untuk menurunkan angka kejadian di masa depan serta dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat. 1.5 Landasan Teori Mioma uteri adalah jenis tumor uterus yang sering ditemukan pada bidang obstetri-ginekologi. Diperkirakan bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita myoma uteri walaupun tidak disertai gejala-gejala atau sekitar 20-25% terdapat pada wanita usia reproduktif. Di Amerika Serikat terdapat sekitar 650.000 tindakan histerektomi yang dilakukan per tahun, sebanyak 27% (175.000) disebabkan karena mioma uterus (Jacob T, 2010). Berdasarkan penelitian oleh Ran Ok et-al di Pusan St. Benedict Hospital Korea yang dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri, diketahui bahwa kasus mioma uteri terbanyak terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun dengan usia rata-rata 42,97 tahun. Keluhan utama terbanyak pada penderita adalah perdarahan pervaginam abnormal (44,1%). Mioma uteri tipe intramural adalah yang terbanyak dari tipe mioma uteri secara patologi anatomi (51,3%). Kadar haemoglobin (Hb) rata-rata penderita mioma uteri adalah 10,92 gr% dan 37,6% diantaranya dilakukan transfusi darah. Histerektomi total ditemukan sebagai 4 Universitas Kristen Maranatha

tindakan penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%) (Ran Ok et-al, 2007). Klasifikasi mioma menurut letak dan arah pertumbuhannya, dibagi menjadi 4 jenis antara lain mioma submukosa, mioma intramural, mioma subserosa, mioma intraligamenter. Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%) (Thomas, 1992). 5 Universitas Kristen Maranatha