BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara resmi mengesahkan Undang-Undang No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak pada 28 Juni 2016. UU tersebut kemudian disahkan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Juli 2016. Pengampunan pajak adalah program pemerintah yang ditujukan kepada Wajib Pajak, meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan (Direktorat Jenderal Pajak 2016). Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Wajib Pajak badan, Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta orang pribadi atau badan yang belum menjadi Wajib Pajak. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya warga negara Indonesia yang masih ragu untuk mengalihkan harta yang ditempatkan di luar negeri, baik dalam bentuk likuid maupun nonlikuid. Hal tersebut dipicu oleh adanya konsekuensi perpajakan apabila ditemukan terdapat perbedaan antara jumlah harta sebenarnya yang sebagian belum dilaporkan dengan jumlah harta yang tertera dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPTPP). Harta tersebut seharusnya dapat digunakan untuk menambah likuiditas dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Selain itu, masih 1
banyak aktivitas ekonomi di dalam negeri yang belum atau tidak dilaporkan kepada otoritas pajak. Hal ini memberikan rasa ketidakadilan bagi para Wajib Pajak yang telah berkontribusi aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakan untuk membiayai pembangunan nasional. 1 Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem perpajakan yang berkeadilan dan berkepastian hukum. Pemberlakuan Undang-Undang No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, penerimaan pajak dari uang tebusan akan meningkat sehingga dapat digunakan untuk membiayai program-program pemerintah. Dalam jangka panjang, harta warga negara yang dialihkan ke Indonesia akan meningkatkan likuiditas domestik, menguatkan nilai tukar Rupiah, menurunkan suku bunga, dan meningkatkan investasi. Hal tersebut akan mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi. Selain itu, regulasi ini akan mendorong reformasi sistem perpajakan yang lebih berkeadilan dan berkepastian hukum dengan terciptanya basis datayang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi. 1 Kebijakan Pengampunan Pajak mulai berlaku sejak tanggal disahkan sampai dengan 31 Maret 2017. Pelaksanaannya terbagi menjadi tiga periode dengan persentase tarif uang tebusan yang berbeda-beda. Periode I dimulai dari 1 Juli 2016 hingga 30 September 2016 dengan tarif 2% untuk deklarasi dana dalam negeri atau dana yang direpatriasi, serta 4% untuk deklarasi dana luar negeri. Periode II dimulai 1Berdasarkan data tambahan lembaran Negara R.I mengenai penjelasan UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. 2 Berdasarkan keterangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2006 pasal 1 ayat 4, bank 2
dari 1 Oktober 2016 hingga 31 Desember 2016 dengan tarif 3% untuk deklarasi dana dalam negeri atau dana yang direpatriasi, serta 6% untuk deklarasi dana luar negeri. Periode III dimulai dari 1 Januari 2017 hingga 31 Maret 2017 dengan tarif 5% untuk deklarasi dana dalam negeri atau dana yang direpatriasi, serta 10% untuk deklarasi dana luar negeri. Dana yang direpatriasi wajib diinvestasikan di dalam negeri dalam kurun waktu minimum tiga tahun. Wajib Pajak UMKM dikenakan tarif yang lebih rendah, yakni 0,5% untuk deklarasi harta sampai dengan Rp10 miliar dan 2% untuk deklarasi harta lebih dari Rp 10 miliar. Pemerintah telah menyediakan beberapa instrumen investasi yang dapat digunakan untuk menampung dana repatriasi, antara lain Surat Berharga Negara (SBN), obligasi BUMN, obligasi lembaga pembiayaan yang dimiliki pemerintah, investasi keuangan pada bank persepsi 2, obligasi swasta yang diawasi OJK, investasi infrastruktur kerjasama pemerintah dan swasta, investasi sektor riil yang sektornya ditentukan pemerintah, serta investasi lain yang sah sesuai dengan perundangundangan (Gracivia 2016). Kemeterian Keuangan memperkirakan jumlah aset WNI yang berada di negara-negara bebas pajak (tax havens) yaitu US$331 miliar atau Rp4.300 triliun dengan target penerimaan uang tebusan dari kebijakan pengampunan pajak sebesar Rp165 triliun. Selain itu, diperkirakan dana repatriasi yang dapat terkumpul mencapai 2 Berdasarkan keterangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2006 pasal 1 ayat 4, bank persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak. 3
Rp1.000 triliun. Mantan Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro optimis bahwa dana repatriasi akan betah diinvestasikan di Indonesia, selama sistem keuangan dalam negeri diperbaiki dan dijaga stabilitasnya. Dia berpendapat bahwa sebenarnya investor lebih memilih menginvestasikan modalnya di luar Indonesia, bukan karena return investasi yang tidak menarik, melainkan mengenai masalah kenyamanan dan keamanan mananamkan modal di dalam negeri (Primadhyta 2016). Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), terkumpulnya dana repatriasi dapat menambah likuiditas pasar keuangan Indonesia yang berpotensi menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), sehingga investasi di pasar modal terlihat sebagai alternatif yang menarik(audriene 2016). Setelah UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak resmi disahkan oleh DPR, IHSG ditutup menguat 1% menjadi 4.882, diiringi dengan kenaikan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar AS sebesar 1,2% menjadi Rp13.188 (Suhartono dan Listiyorini 2016). Hal yang sama juga terjadi pada hari berikutnya, tanggal 29 Juni 2016. IHSG ditutup menguat 2% ke level 4.980, diiringi dengan kenaikan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sebesar 0,24% menjadi Rp13.157 (Mutmainah 2016). Selain itu, indeks LQ45 juga mengalami penguatan sebesar 1,14% menjadi 843,34 (Antara 2016). Kondisi pasar modal dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, baik mikro dan makro, serta nonekonomi karena sifatnya sebagai instrumen ekonomi. Adanya regulasi baru dari pemerintah yang berkaitan dengan lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal 4
(Suryawijaya dan Setiawan 1998, 137). Dampak ekonomis dari suatu peristiwa secara cepat direfleksikan di dalam harga sekuritas, sehingga dapat diamati dalam periode yang relatif pendek (MacKinlay 1997, 13). Penguatan indeks harga saham setelah UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak resmi disahkan dinilai sebagai kabar baik oleh para investor. Namun, perlu diuji terlebih dahulu apakah reaksi pasar tersebutmerupakan dampak dari adanya regulasi baru pemerintah atau peristiwa-peristiwa lain yang terjadi bersamaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh dari suatu regulasi baru yang berhubungan dengan ekonomi makro yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak terhadap harga dan volume perdagangan saham di pasar modal Indonesia dengan menggunakan metode studi peristiwa (event study). Penelitian ini dilakukan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu regulasi baru pemerintah yang ditunjukkan dengan adanya return taknormal (abnormal return) dan aktivitas volume perdagangan taknormal (abnormal trading volume activity) selama periode peristiwa pengesahan. Suatu peristiwa dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dianggap relevan untuk dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan investasi oleh para investor. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pasar modal Indonesia bereaksi terhadap suatu regulasi baru pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah regulasi tersebut 5
mempunyai kandungan informasi (information content) yang mempengaruhi keputusan investasi para investor atau tidak. Hal tersebut ditunjukkan dengan 2 proksi, yaitu return taknormal (abnormal return) dan aktivitas volume perdagangan taknormal (abnormal trading volume activity). 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dari studi peristiwa (event study) yang dilakukan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat return taknormal (abnormal return) selama periode peristiwa pengesahan UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak? 2. Apakah terdapat aktivitas volume perdagangan taknormal (abnormal trading volume activity) selama peiode peristiwa pengesahan UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menemukan bukti empiris bahwa regulasi baru pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak memiliki kandungan informasi (information content) yang diproksikan dengan adanya return taknormal (abnormal return) selama periode peristiwa pengesahan. 2. Menemukan bukti empiris bahwa regulasi baru pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak memiliki kandungan informasi 6
(information content) yang diproksikan dengan adanya aktivitas volume perdagangan taknormal (abnormal trading volume activity) selama periode peristiwa pengesahan. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan bahwa regulasi baru yang berkaitan dengan lingkungan ekonomi makro berpotensi mempengaruhi fluktuasi harga dan aktivitas volume perdagangan di pasar modal Indonesia. Selanjutnya, temuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau referensi dan juga data pendukung untuk penelitianpenelitian selanjutnya di bidang yang sama maupun berbeda. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat memanfaatkan bukti empiris dari penelitian ini sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam memutuskan strategi bisnis yang tepat ketika suatu regulasi baru dikeluarkan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan. 3. Bagi Pemerintah Pemerintah dapat memanfaatkan bukti empiris dari penelitian ini sebagai bahan evaluasi kebijakan, yaitu bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi pasar modal Indonesia. 7
1.6 Kontribusi Penelitian Informasi di dalam penelitian ini memberikan beberapa kontribusi, antara lain: 1. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa regulasi baru yang berkaitan dengan lingkungan ekonomi makro yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak dijadikan sebagai bahan pertimbangan investor dalam melakukan keputusan investasi. Dapat dikatakan bahwa regulasi tersebut mempunyai kandungan informasi (information content). 2. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini memberikan informasi bagiperusahaan mengenai bagaimana reaksi pasar modal Indonesia terhadap regulasi baru pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Diharapkan dengan mempertimbangkan hal tersebut, perusahaan dapat mengambil keputusan strategi bisnis yang tepat untuk meningkatkan nilai perusahaan, seperti ikut serta dalam menyukseskan program ini. 3. Kontrubusi Kebijakan Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai bagaimana pengaruh regulasi pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak terhadap kondisi pasar modal Indonesia. Diharapkan ketika membuat 8
kebijakan, pemerintah juga mempertimbangkan dampaknya terhadap kondisi di pasar modal. 1.7 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Peristiwa yang diteliti pada studi peristiwa (event study) ini adalah pengesahan regulasi baru pemerintah yaitu UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak yang dilaksanakan pada 28 Juni 2016. Sampel yang diteliti adalah saham-saham perusahaan dalam indeks LQ45yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak mengumumkan corporate action. Pemilihan sampel tersebut didasari pertimbangan bahwa saham-saham yang berada di dalam indeks LQ45 paling aktif diperdagangkan, sehingga efek dari suatu peristiwa dapat secara jelas terlihat. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah yang menjadi dasar rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga terdapat manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan landasan teori yang menjelaskan kajian literatur secara umum dan penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar 9
pembentukan hipotesis penelitian. Landasan teori yang dibahas meliputi pasar modal dan efisiensi pasar, pasar modal Indonesia, indeks liquid-45 (LQ45), studi peristiwa (event study), aktivitas volume perdagangan (trading volume activity), serta UU No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan bagaimana desain penelitian, definisi operasional variabel, periode observasi, populasi dan sampel, data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian data, teknik analisis data, serta teknik pengujian hipotesis dilakukan. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan pengujian dan analisisdata yang dilakukan dalam penelitian, serta hasil pengujian hipotesis. BAB V. SIMPULAN Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis, keterbatasan penelitian, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. 10