IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian ini akan menggambarkan secara menyeluruh

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

BUDIDAYA SAPI PERAH. kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dusun Ngerahkah di Kecamatan Cangkringan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

Skripsi. Diajukan Kepada Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagai Bagian Dari Persyaratan Yang Diperlukan Guna Memperoleh

PERENCANAAN HUNTAP PAGERJURANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB II PROFIL WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

PERAN KOPERASI SARONO MAKMUR TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI KAWASAN TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN. Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha sapi perah di Indonesia sebagian besar didominasi oleh peternakan

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

24 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya. Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat 07 O 40 42.7 LS 07 O 43 00.9 LS dan 110 O 27 59.9 BT 110 O 28 51.4 BT. Desa Kepuharjo dilalui Sungai Gendol yang berbatasan dengan Desa Glagaharjo di sebelah timur sebagai penyedia pasir dan batu yang terbawa oleh banjir ketika puncak Marepi turun hujan, dengan kondisi seperti itu setiap datang musim penghujan pemerintah Desa Kepuharjo bekerja sama dengan instansi terkait dan beberapa relawan di Kepuharjo dan sekitarnya antara lain SKSB, Palem, Jajaran Cakra, Komunitas Balerante berusaha semaksimal mungkin memberikan peringatan sedini mungkin akan datangnya banjir ketika penambang dan armada masih beraktifitas di sungai Gendol. Secara umum masyarakat Desa Kepuharjo mengandalkan hidup dari sektor pertanian, peternakan, galian C dan sebagian kecil wiraswasta dan PNS Secara administrasi Desa Kepuharjo terletak di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dengan batas sebelah utara yaitu Taman Nasional Gunung Merapi sebelah selatan yaitu Desa Wukirsari, sebelah barat yaitu dengan Desa Umbulharjo, serta sebelah timur berbatasan dengan Desa Glagaharjo 24

25 Wilayah Desa Kepuharjo terdiri dari 8 padukuhan yaitu Padukuhan : 1. Kaliadem terdiri dari 4 RT dan 2 RW 2. Jambu terdiri dari 4 RT dan 2 RW 3. Petung terdiri dari 4 RT dan 2 RW 4. Kopeng terdiri dari 5 RT dan 2 RW 5. Batur terdiri dari 4 RT dan 2 RW 6. Pagerjurang terdiri dari 4 RT dan 2 RW 7. Kepuh terdiri dari 4 RT dan 2 RW 8. Manggong terdiri dari 4 RT dan 2 RW B. Topografi Dilihat dari topografi, ketinggian wilayah Kepuharjo berada pada 600 1200 m ketinggian dari permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2500 mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 16-17 C. Potensi wilayah Desa Kepuharjo dengan lahan seluas 875 Ha terbagi dalam beberapa peruntukan seperti bangunan umum, jalan, ladang, permukiman, pekuburan, tempat wisata, Lapangan Golf, lapangan olah raga dan lain-lain. Luas lahan yang diperuntukkan bangunan umum adalah seluas 1.6880 Ha, jalan sepanjang 5.2237 ha sawah (-) tegalan seluas 260.3075 Ha, permukiman seluas 1.0600 Ha, Pekarangan 188.1100 ha pekuburan dan Sultan Ground (SG) seluas 7.4450 Ha, dan peruntukkan lain-lain termasuk lapangan olahraga seluas 1.2000 m 2.Berikut tabel keluasan wilayah Desa Kepuharjo per Padukuhan, dan grafik keluasan lahan dan pekarangan : 25

26 Tabel 1. Luas wilayah Desa Kepuharjo per Padukuhan, dan grafik keluasan lahan dan pekarangan No Nama Dusun Luas Pekarangan (m2) Luas Tegalan Jumlah Luas Total (m2) (m2) 1. Kaliadem 420.820 296.600 717.420 2. Jambu 375.975 218.250 594.225 3. Petung 570.580 405.860 976.440 4. Kopeng 3.229.465 294.645 617.610 5. Batur 371.505 318.865 691.370 6. Pagerjurang 227.495 322.325 549.820 7. Kepuh 255.795 400.325 65.612 8. Manggong 174.930 256.815 431.745 Jumlah Total 5.626.565 2.513.685 4.644.242 Sumber: Data desa Kepuharjo Berdasarkan tabel 3 wilayah Desa Kepuharjo terdiri dari tanah pekarangan dan tegalan yang masing-masing memiliki luas total 5.626.565 m2 dan 2.513.685 m2, area tersebut digunakan untuk sektor peternakan sapi perah dan sapi pedaging. C. Keadaan Penduduk Keadaan penduduk suatu daerah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan daerah tersebut. Mengetahui umur penduduk suatu daerah dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya usia produktif. Jika suatu daerah mempunyai penduduk usia produktif lebih besar dari usia non produktif, maka daerah tersebut akan lebih cepat mengalami kemajuan karena memiliki tenaga kerja untuk membangun daerahnya akan semakin besar. Adapun ukuran usia produktif yaitu antara umur 15-59 tahun sedangkan ukuran usia non produktif antara 0-14 tahun dan usia 60 tahun keatas. Berdasarkan data kependudukan pemerintah desa, jumlah penduduk Desa Kepuharjo sebanyak 12.718 jiwa dengan rincian 5.504 jiwa laki-laki dan 7214 jiwa 26

27 perempuan. Desa Kepuharjo termasuk desa dengan struktur penduduk usia muda sehingga pertumbuhan penduduknya masih tergolong tinggi. Adapun jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa Kepuharjo adalah sebagai berikut: Tabel 2.Jumlah Penduduk Desa Kepuharjoberdasarkan usia. No. Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Jiwa Persentase (%) Su mb 1 0 14 1.340 1.890 3.230 25,40 2 15-59 3.485 4.570 8.055 63,34 3 >60 679 754 1433 11,27 Jumlah 5.504 7.214 12.718 100 er: Dat a desa Kepuharjo Berdasarkan tabel 4 ketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Kepuharjo adalah 12.718 jiwa. Dapat di ketahui bahwa jumlah penduduk usia produktif yaitu usia 15-59 tahun sebanyak 8.055 jiwa atau sebesar 63,34%, berarti sebagian besar warga desa Kepuharjo tergolong usia produktif dan ketersediaan tenaga kerja untuk pengembangan usaha ternak sapi perah cukup banyak. Penggunaan Lahan Berikut gambaran kondisi pertanian di Desa Kepuharjo. Sementara itu, penggunaan lahan untuk aktifitas ekonomi, terdiri dari: lahan untuk kios/warung/perdagangan/ 3.350 m 2 ; lahan untuk perkantoran 0,2165 m 2 ; tanah wakaf 0,1592 m 2 ; tanah tegalan 226,8350 Ha; dan lahan untuk pekarangan 256,3052 Ha.Tempat Rekreasi 5 Ha Berikut tabel penggunaan lahan Desa Kepuharjo. 27

28 Tabel 3. Penggunaan lahan Desa Kepuharjo No. Sektor Luas lahan/potensi (Ha) 1. Perdagangan/Kios 0, 3350 2. Perkantoran 0,2165 3. Tanah wakaf 0,21592 4. Tanah Tegalan 226,8350 5. Tempat Rekreasi 5 Jumlah 232,26742 Sumber: Data desa kepuharjo Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan paling luas adalah tanah tegalan yaitu seluas 226,8350 hektar, dengan pemanfaatan tanah tegalan sebagai lahan tumbuhan rumput maka ketersediaan pakan hijauan bagi ternak cukup melimpah untuk pengembangan usaha peternakan sapi perah di Desa Kepuharjo. Peternakan Sapi Perah Peternakan sapi perah di Desa Kepuharjo merupakan sektor unggulan dalam bidang peternakan, usaha ternak sapi perah di Desa Kepuharjo masih dalam skala kecil (rumahan) dengan kepemilikan ternak kurang dari empat ekor. Peternakan sapi perah merupakan sumber pendapatan utama bagi warga masyarakat, terutama warga masyarakat dusun Kaliadem, dusun Petung dan dusun Jambu. Namun pasca erupsi melanda kawasan Cangkringan tahun 2010 silam, warga dari ketiga dusun tersebut direlokasi ke tempat yang lebih rendah. Tempat relokasi warga terdampak erupsi yaitu di perumahan huntap (hunian tetap) yang berada di padukuhan Pagerjurang, Batur dan Kepuh. Sebelum melakukan usaha berternak sapi perah ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain: 28

29 a. Penyiapan Sarana dan peralatan Kandang dan peralatan usaha merupakan sarana yang penting bagi usaha ternak sapi perah yang dipelihara dengan sistem kandang. Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung ternak dan untuk memudahkan pengelolaan sapi perah itu sendiri. Kandang sapi perah dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Kandang kelompok ternak di Dusun Kepuh bertipe ganda, penempatan sapi dilakukan pada dua jajaran yang saling bertolak belakang dan diberi sekat pembatas antar sapi menggunakan besi ukuran 2x3 meter. Untuk kandang peternak milik sendiri bertipe tunggal dengan penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajar tanpa ada pembatas antar sapi. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari semen agar mudah dibersihkan dari kotoran. Seluruh bagian kandang dan peralatan setelah pemakaian harus dibersihkan terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar terjaga kebersihannya. b. Pembibitan Bibit atau calon indukan sapi perah merupakan salah satu sarana yang penting dalam upaya meningkatkan jumlah dan mutu produksi ternak. Seluruh peternak Dusun Kepuh membeli indukan sapi dari sentra sapi perah Kabupaten Boyolali. Untuk itu ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit sapi perah betina: 29

30 1. Berasal dari indukan yang mempunyai keturunan produksi susu yang tinggi. 2. Matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak antar kaki cukup lebar serta kaki kuat. 3. Ukuran ambing cukup besar, puting susu tidak lebih dari empat, terletak segi empat simetris dan tidak pendek. 4. Sehat dan tidak cacat. c. Pemeliharaan Ternak dimandikan dan dibersihkan dua kali sehari sebelum dilakukan pemerahan pagi dan sore. Pemberian pakan diberikan dua kali sehari sebelum atau sesudah pemerahan. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan kosentrat. Hijauan berupa jerami padi, rumput gajah, rumput raja, dan rerumputan sekitar alas Cangkringan. Selain makanan sapi harus diberi minum yang telah dicampur dengan mineral. d. Pemerahan dan sanitasinya. Tujuan utama dari pemeliharaan sapi perah adalah untuk memproduksi susu. Pemerahan susu peternak Dusun Kepuh dilakukan secara manual menggunakan tangan, maka peralatan yang harus dipersiapkan antara lain milk can, gayung, vasseline, dan saringan. Sebelum diperah, bagian ambing dan puting susu harus dibersihkan. Pemerah wajib menggunting kuku untuk menghindari puting susu terluka dan memakai penutup kepala untuk menghindari rambut yang rontok bercampur dengan susu. Selain itu tangan pemerah dalam keadaan bersih agar susu yang diperah tidak terkontaminasi kotoran yang menempel ditangan. Pemerahan yang dilakukan oleh peternak dusun Kepuh sebanyak dua kali dalam satu hari yaitu pagi hari pukul 03.30 sampai 05.00 dan 30

31 sore hari pukul 14.30 sampai 16.00. Jadawal dan frekuensi pemerahan dilakukan secara konsisten, apabila berubah-ubah dapat menyebabkan ternak stres dan tidak tenang. Sanitasi kandang dilakukan untuk membersihkan kandang dari kotoran sapi baik urin maupun feses. Pembersihan kandang rutin dilakukan sebelum pemerahan bertujuan untuk menghindari berbagai kotoran maupun bau yang akan memepengaruhi susu. e. Penyakit pada sapi perah Beragam faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan sapi perah, diantaranya ada faktor lingkungan dan penularan merupakan faktor paling banyak membuat sapi terserang penyakit. Dalam hal ini peternak harus memperhatikan keadaan dan kelembaban kandang, kebersihan lantai, posisi ventilasi dan aliran udara, serta selalu mengecek kondisi sapi. Berikut jenis penyakit yang rawan terjangkit pada sapi perah: 1. Penyakit antraks. Antraks merupakan salah satu penyebab kematian pada hewan ternak khususnya sapi perah. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan atau minuman dan pernafasan. 2. Penyakit mulut dan kuku Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebabkan oleh virus. Virus ini menular melalui kontak langsung seperti air kencing, air susu, air liur, dan benda yang tercemar kuman. 3. Penyakit radang kuku atau kuku busuk. Penyakit ini menyerang sapi dalam keadaan kandang yang basah dan kotor. gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah celah kuku bengkak dan mngeluarkan 31

32 cairan putih keruh, kulit kuku mengelupas, bahkan sapi pincang dan bisa mengalami kelumpuhan. 4. Masitis (Radang ambing) Masitis adalah istilah yang digunakan untuk radang yang terjadi pada ambing baik bersifat akut, sub akut maupun kronis. Masitis sering terjadi pada sapi perah dan disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, dimana kerugian kasusus masitis antara lain: kehilangan produksi susu, kualitas dan kuantitas susu berkurang. 32