Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

dokumen-dokumen yang mirip
KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT MISI RANGKASBITUNG

PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO.

JAM 13, 4 Diterima, Januari 2015 Direvisi, Agustus 2015 Nopember 2015 Disetujui, Desember 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

: PAMBUDI EKO PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Faktor Determinan Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

ANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ANALISIS LINGKUNGAN KERJA DENGAN PERILAKU HAND HYGINE PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DKT.TK.III DR. R. SOETARTO YOGYAKARTA

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL CUCI TANGAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

swasta dan dari jumlah pasien 254 pasien yang beresiko (9,1) terjadi di rumah sakit ABRI (Depkes RI, 2004). Salah satu strategi pencegahan dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO

GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

RUS DIANA NOVIANTI J

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu observasional analitik kuantitatif dengan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas

Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Intensif

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RSUD

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

ANALISIS KINERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

DETERMINAN KEWASPADAAN UMUM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Musadad, Lubis, &Kasnodihardjo, 1993).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email : endiyono@ump.ac.id Keywords: Pengetahuan; Sikap; kepatuhan; Hand Hygiene. Abstrak Hospital-acquired infections (HAI) atau infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis setelah 48 jam dan pada 30 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan.cuci tangan merupakan salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insiden infeksi nosokomial dapat berkurang. Tetapi kebanyakan mahasiswa yang sedang praktik di rumah sakit tidak melakukan tindakan ini ketika praktik di Rumah Sakit. Padahal tindakan cuci tangan sangat penting dilakukan untuk mencegah infeksi nosokomial. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan melakukan cuci tangan dengan metode hand washdi IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 mahasiswa praktik dengan teknik total sampling. Analisa data menggunakan uji chi squere. Mahasiswa praktik dengan pengetahuan baik sebanyak 14 (36,8%), pengetahuan kurang sebanyak 11 (28,9%). Mahasiswa praktik dengan sikap negatif sebanyak 22 (57,9%), sikap positif sebanyak 14 (42,1%).Mahasiswa praktik dengan kepatuhan patuh sebanyak 20 (52,6%), kepatuhan tidak patuh sebanyak 18 (47,4%).Hasilρ value uji chi squere pengetahuan sebesar 0,001, Hasil ρ value uji chi squere sikap sebesar 0,003. Ada hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan cuci tangan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.. 1. PENDAHULUAN Hospital-acquired infections (HAI) atau infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis setelah 48 jam dan pada 30 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan. HAI merupakan salah satu penyebab penting meningkatnya morbiditas dan mortalitas pada pasien rumah sakit. Selain itu HAI menyebabkan pemanjangan lama rawat inap, sehingga merugikan pasien dan meningkatkan biaya perawatan [5]. Disini bukan hanya petugas kesehatan, mahasiswa praktik di Rumah Sakit juga berperan penting dalam pencegahan infeksi nosokomial. Cuci tangan merupakan salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insiden infeksi nosokomial dapat berkurang. Tetapi kebanyakan mahasiswa yang sedang praktik di rumah sakit tidak ISSN 2407-9189 445

melakukan tindakan ini ketika praktik di Rumah Sakit. Padahal tindakan cuci tangan sangat penting dilakukan untuk mencegah infeksi nosokomial. Sebuah penelitian di tiga Rumah Sakit provinsi Lodz Polandia, menyebutkan bahwa presentase kepatuhan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien adalah 26.4%, sedangkan sebelum kontak dengan pasien hanya sebesar 5.2% [4]. Menurut penelitiannya ditemukan bahwa tingkat kepatuhan melaksanakan hand hygiene di IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung adalah sebesar 36%. Dengan perincian, sebelum menyentuh pasien tingkat kepatuhannya sebesar 48%, sebelum tindakan aseptis tingkat kepatuhan perawat sebesar 50%, setelah terpapar cairan tubuh tingkat kepatuhannya adalah 25%, setelah menyentuh pasien tingkat kepatuhannya sebesar 31%, sedangkan setelah menyentuh lingkungan pasien tingkat kepatuhan perawat untuk mencuci tangannya adalah sebesar 22%. Jika mahasiswa ataupun petugas kesehatan tidak mencuci tangan sesuai 5 moment cuci tangan, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat serius. Salah satunya terkena infeksi nosokomial yang akan merugikan petugas kesehatan maupun pasien. Oleh karena itu cuci tangan sangat wajib dilakukan. Apalagi untuk mahasiswa yang baru pertama kali praktik di Rumah Sakit. Kegiatan cuci tangan harus diterapkan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan yang baik [7]. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tanggal 16 januari 2017, peneliti mengobservasi 6 mahasiswa dalam melakukan cuci tangan, ditemukan bahwa kepatuhan mahasiswa melakukan cuci tangan hanya sebesar 43%, sedangkan sebanyak 57% kepatuhan mahasiswa adalah tidak patuh. Kepatuhan terendah adalah sebelum kontak dengan pasien sebesar 17%, sedangkan kepatuhan tertinggi adalah setelah kontak dengan pasien sebesar 83%. 2. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Variabel dependen adalah kepatuhan mahasiswa dalam melakukan cuci tangan, sedangkan variable independen ada 2 yaitu pengetahuan dan sikap mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 38 Analisa mahasiswa praktik. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner ada 2 yaitu kuesioner pengetahuan dan sikap terhadap cuci tangan. Metode observasi dengan check list untuk melihat praktik cuci tangan yang dilakukan oleh responden. data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk mencari nilai distribusi frekuensi pada variable pengetahuan, sikap dan kepatuhan. Sedangkan analisa bivariat dengan uji statistik chi squere dengan derajat kepercayaan yang dipakai adalah 95% dengan ketentuan jika (p value) >0,05 maka Ho diterima (tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan melakukan cuci tangan), sedangkan jika probabilitas (p value) 0,05 maka Ho ditolak (ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan melakukan cuci tangan). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian dilaksanakan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Jumlah sampel 38 responden yang terdiri dari 8 mahasiswa (21,1%) dan 30 mahasiswi (78,9%). 446 ISSN 2407-9189

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Variabel Frekuensi Jenis Kelamin a.laki-laki 8 21.1 b.perempuan 30 78.9 Pendidikan a. D.III 33 86.8 b.profesi Ners 5 13.2 Umur a.20 tahun 7 18.5 b.21tahun 20 52.6 c.22 tahun 6 15.8 d.23 tahun 4 10.5 e.24 tahun 1 2.6 Jumlah 38 100 Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Praktik Tentang Cuci Tangan Pengetahuan Frekuensi (f) Kurang 11 29 Cukup 13 34.2 Baik 14 36.8 Total 38 100 Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden adalah baik sebanyak 14 (36,8%) dan sebagian kecil pengetahuan responden adalah kurang sebanyak 11 (28,9%). Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Praktik Tentang Cuci Tangan. Sikap Frekuensi (f) Negatif 22 57.9 Positif 16 42.1 Total 38 100 Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden adalah negatif sebanyak 22 (57,9%) dan sebagian kecil sikap responden adalah positif sebanyak 14 (42,1%). Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Mahasiswa Praktik dalam Melakukan Cuci Tangan Kepatuhan Frekuensi (f) Tidak Patuh 18 47.4 Patuh 20 52.6 Total 38 100 Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar kepatuhan responden adalah patuh sebanyak 20 (52,6%) dan sebagian kecil kepatuhan responden adalah tidak patuh sebanyak 18 (47,4%). Berdasarkan data tabel 3.5 (terlampir) diketahui bahwa mahasiswa praktik dengan pengetahuan kurang dan tidak patuh sebesar 90,9% lebih besar dari pada mahasiswa dengan pengetahuan cukup dan tidak patuh sebesar 46,2%. Sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan kurang dan tidak patuh sebesar 90,9% lebih besar dari pada mahasiswa dengan pengetahuan baik dan tidak patuh sebesar 14,3%. Dapat diketahui juga bahwa mahasiswa praktik dengan pengetahuan kurang dan patuh sebesar 9,1% lebih kecil dari pada mahasiswa dengan pengetahuan cukup dan patuh sebesar 53,8%. Sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan kurang dan patuh sebesar 9,1% lebih kecil dari pada mahasiswa dengan pengetahuan baik dan patuh sebesar 85,7%. Berdasarkan data tabel 3.6 (terlampir) diketahui bahwa mahasiswa praktik dengan sikap negatif dan tidak patuh sebesar 68,2% lebih besar dari pada mahasiswa dengan sikap positif dan tidak patuh sebesar 18,8%. Sedangkan mahasiswa dengan sikap negative dan patuh sebesar 31,8% lebih kecil dari pada mahasiswa dengan sikap positif dan patuh sebesar 81,2%. 3.2. Pembahasan a. Hubungan pengetahuan mahasiswa praktik dengan kepatuhan melakukan cuci tangan Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara factor pengetahuan dan ISSN 2407-9189 447

kepatuhan melakukan cuci tangan, diperoleh data bahwa mahasiswa praktik dengan pengetahuan kurang dan tidak patuh sebesar 90,9% lebih besar dari pada mahasiswa dengan pengetahuan cukup dan tidak patuh sebesar 46,2%. Sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan kurang dan tidak patuh sebesar 90,9% lebih besar dari pada mahasiswa dengan pengetahuan baik dan tidak patuh sebesar 14,3%. Dapat diketahui juga bahwa mahasiswa praktik dengan pengetahuan kurang dan patuh sebesar 9,1% lebih kecil dari pada mahasiswa dengan pengetahuan cukup dan patuh sebesar 53,8%. Sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan kurang dan patuh sebesar 9,1% lebih kecil dari pada mahasiswa dengan pengetahuan baik dan patuh sebesar 85,7%. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square dapat diketahui nilai value sebesar 0,001 dengan taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan mahasiswapraktik dengan kepatuhan melakukan cuci tangan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata. Penelitian ini sesuai dengan yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penerapan hand hygiene di rumah sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan value 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan antara pengetahuan dan penerapan hand hygiene [3]. Sesuai dengan taksonomi Blom dimana perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Perilaku dalam hal ini adalah kepatuhan melakukan cuci tangan [8]. Menurut WHO mengungkapkan bahwa kurangnya pengetahuan tentang cuci tangan merupakan salah satu hambatan untuk melakukan cuci tangan [9]. Banyak faktor yang berhubungan dengan kepatuhan melakukan cuci tangan, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa akan pentingnya melakukan cuci tangan dalam mengurangi penyebaran bakteri dan terjadinya kontaminasi pada tangan dan kurang mengerti tentang teknik melakukan cuci tangan yang benar [6]. b. Hubungan sikap mahasiswa praktik dengan kepatuhan melakukan cuci tangan Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara faktor sikap dan kepatuhan melakukan cuci tangan, diperoleh data bahwa mahasiswa praktik dengan sikap negatif dan tidak patuh sebesar 68,2% lebih besar dari pada mahasiswa dengan sikap positif dan tidak patuh sebesar 18,8%. Sedangkan mahasiswa dengan sikap negative dan patuh sebesar 31,8% lebih kecil daripada mahasiswa dengan sikap positif dan patuh sebesar 81,2%. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square dapat diketahui nilai value sebesar 0,003 dengan taraf signifikan 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan melakukan cuci tangandi IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata. Penelitian ini juga sesuai dengan judul penelitian knowledge, attitude and practices of hand hygiene among final year medical and nursing students [2]. Hasil penelitian ditemukan bahwa hasil tabulasi silang antara sikap dengan kepatuhan melakukan cucitangan dengan value 0,001 < 0,05, berarti ada hubungan antara sikap dan penerapan kepatuhan melakukan cuci tangan [2]. Menurut taksonomi Bloom menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari factor predisposisi, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang 448 ISSN 2407-9189

di dalamnya terdapat sikap dari individu. Sikap responden dapat mempengaruhi kepatuhan mahasiswa dalam melakukan cuci angan [4]. 4. KESIMPULAN Ada hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kepatuhan melakukan cuci tangan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. REFERENSI [1] Anna Garus-Pakowska, et al. (2013). Observance of Hand Washing Procedures Performed by The Medical Personal Before Patient Contact. Part I. International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health. Vol. 26, No. 1. [2] Ariyarathne, M. H. J. D., Gunasekara, T. D. C. P., Weerasekara, M. M., Kottahachchi, J., Kudavidanage, B. P., & Fernando, S. S. N. (2013). Knowledge, attitudes and practices of hand hygiene among final year medical and nursing students at the University of Sri Jayewardenepura. Sri Lankan Journal of Infectious Diseases, Vol.3, No.1. [3] Damanik, S. M. (2012). Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Students e-journal, Vol.1, No.29. [4] Pakowska (2013). Observance of Hand Washing Procedures Performed by The Medical Personal Before Patient Contac Part 1; International Journal of Occupational Medicine and Enviromental Health. Vol. 26, no.1. [5] Petersen MH et al. (2010). Incidience and Prevalence of Hospital-Acquired Infections in a Cohort of Patients Admitted to Medical Departements. Danish Medical Journal. Vol. 25, No. 1. [6] Pittet, D. (2001). Improving Adherence to Hand Hygiene Practice : A Multidisiplinary Approach. Emerging Infections Desease. Vol. 7, No. 1. [7] Pratama et al. (2015). Faktor Determinan Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene pada Perawat IGD RSUD Dr. Iskak tulungagung. Journal Kedokteran Brawijaya. Vol. 28, No. [8] Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. [9] Whorld Health Organization. (2006). The Global Patient Safety Challenge 2005-2006 Clean Care is Safer Care. Geneva: WHO. ISSN 2407-9189 449

Lampiran. Tabel 3.5 Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Praktik Dengan Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Pengetahuan Kepatuhan Total X² p TidakPatuh Patuh f % f % f % Kurang 10 90,9 1 9,1 11 100 14,518 0,001 Cukup 6 46,2 7 53,8 13 100 Baik 2 14,3 12 85,7 14 100 Total 18 47,4 20 52,6 38 100 Tabel 3.6 Hubungan Sikap Mahasiswa Praktik Dengan Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan di IGD RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Sikap Kepatuhan Total X² p TidakPatuh Patuh f % f % f % Negatif 15 68,2 7 31,8 22 100 9,079 0,003 Positif 3 18,8 13 81,2 16 100 Total 18 47,4 20 52,6 38 100 450 ISSN 2407-9189