FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

Transkripsi

1 Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON STERIL DALAM PERAWATAN LUKA DI RUANG BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nur Hidayat ABSTRACT Background: In applying universal precautions one of them is to use sterile handscoon in wound care. The use of sterile handscoon in wound care is not optimal, because there are nurses who use clean handscoon during wound care. Objective: To determine the external factors affecting the motivation nurse on using sterile handscoon to wound care in the surgery room Panembahan Senopati Bantul Hospital. Methods: This study is quantitative research and survey method with cross sectional analytic. The population of this study were nurses in Melati and Bougenvil. The sampling technique has been using accidental sampling, with 22 nurses. Tool data collection has been using questionnaires and observation. Data has been using chi square. Results: The results showed the value of bivariate analysis using chi square formula are rewards factors (p=0,263), environmental factors (p=0,674), time factors (p=0,211) and nurses performance factors (p=0,604). This suggests that factors external motivation does not affect the nurse on using sterile handscoon to wound care. Conclusions: Rewards factors, environmental factors, time factors and performance factors work nurses do not affect external motivating factors of nurse on using sterile handscoon to wound care in the surgery room Panembahan Senopati Bantul Hospital. Keywords: External Motivation, Use of e Handscoon PENDAHULUAN mengaplikasikan universal precautions Tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu salah satunya menggunakan memiliki resiko tinggi terkena/terpajan handscoon steril. Dengan menjalankan penyakit infeksi dari pasien. Resiko universal precautions pada tiap penularan infeksi yang dihadapi oleh penanganan prosedur steril di rumah sakit petugas pelayanan kesehatan disebabkan merupakan cara paling ampuh untuk karena kontak dengan darah dan ekskresi mencegah terjadinya infeksi nosokomial 2. tubuh pasien sewaktu tindakan Berdasarkan dari hasil studi keperawatan rutin 1. Penggunaan sarung tangan, pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi pada tanggal 7 & 8 Februari merupakan komponen kunci dalam 2015 di ruang melati dan bougenvil meminimalkan penularan penyakit. akan RSUD Panembahan Senopati Bantul, di dapat mempertahankan keselamatan dapatkan hasil dari 7 perawat ada 5 pasien dan petugas 3. Pencegahan infeksi perawat tidak menggunakan handscoon di rumah sakit dilakukan dengan steril pada saat perawatan luka, dan 2 1

2 JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016 perawat menggunakan handscoon steril saat perawatan luka. Dari uraian tersebut METODE diatas, masalah yang terjadi adalah Penelitian in merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian perawatan luka belum optimal, karena survei analitik dengan pendekatan cross masih ada perawat yang menggunakan sectional. Populasi penelitian ini perawat handscoon bersih saat perawatan luka. Peneliti ingin meneliti faktor-faktor motivasi eksternal karena faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar individu tersebut, sehingga menurut peneliti lebih mudah untuk diteliti. Untuk itu peneliti ingin meneliti faktor-faktor motivasi eksternal yang mempengaruhi perawat dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka di ruang bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. di ruang bedah (ruang Melati dan Bougenvil). Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dengan jumlah 22 perawat. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan chi square. HASIL PENELITIAN 1. Distribusi Frekuensi Respoden Perawat Berdasarkan Lingkungan Tabel 9. Distribusi Frekuensi Respoden Perawat Berdasarkan Lingkungan di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 No Lingkungan Frekuensi Presentase % 1 Baik 20 90,9 2 Cukup 2 9,1 3 Kurang 0 0 Jumlah ,0 Catatan : Data Penelitian terolah, 2015 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berdasarkan lingkungan sangat berpengaruh baik dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka yaitu sebanyak 20 responden (90,9%). 2. Distribusi Frekuensi Responden Perawat Berdasarkan Penghargaan Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Perawat Berdasarkan Penghargaan diruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 No Penghargaan Frekuensi Presentase % 1 Baik 9 40,9 2 Cukup 12 54,5 3 Kurang 1 4,5 Jumlah ,0 015 Catatan : Data Penelitian terolah, 2 2

3 Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan tebel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berdasarkan penghargaan berpengaruh cukup dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka yaitu sebanyak 11 responden (45,5%). 3. Distribusi Frekuensi Responden Perawat Berdasarkan Lama Kerja Tabel 11. Distribusi Frekuensi Responden Perawat Berdasarkan Lama Kerja di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 No Lama Kerja Frekuensi Presentase % 1 >5 tahun 17 77,3 2 <5 tahun 5 22,7 Jumlah ,0 Catatan : Data penelitian terolah, 2015 Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berdasarkan lama kerja > 5 tahun dengan responden sebanyak 17 responden (77,3%). 1. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Kinerja Perawat Tabel 12. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Kinerja Perawat di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 No 1 Kinerja Perawat Baik Frekuensi 15 Presentase % 68,2 2 Cukup 7 31,8 3 Kurang 0 0 Catatan : Data penelitian terolah, 2015 Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berdasarkan kinerja perawat memiliki kinerja baik dalam Jumlah perawatan luka yaitu sebanyak 15 responden (68,2%). 2. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Penggunaan Handscoon Tabel 13. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Penggunaan Handscoon di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 No Penggunaan Handscoon Frekuensi Presentase % 1 Tidak Menggunakan 8 36,4 2 Menggunakan 14 63,6 Jumlah ,0 Catatan : Data penelitian terolah,

4 JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016 Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa yang menggunakan sebanyak 14 responden (63,6%) dan yang tidak menggunakan dengan sebanyak 8 responden (36,4%). Hal ini menunjukkan bahwa perawat yang menggunakan handscoon steril lebih banyak dalam perawatan luka. 3. Tabulasi Silang Antara Lingkungan dengan Penggunaan Handscoon Tabel 14. Tabulasi Silang Antara Lingkungan dengan Penggunaan Handscoon di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 Faktor Penggunaan Handscoon steril Total Asymp Lingkung Tidak Menggunakan. Sig an Menggunakan Baik ,0% 50,0% 100,0% 0,674 Cukup ,0% 50,0% 100,0% Kurang % 0% 0% Total ,4% 63,6% 100,0% Sumber : Data Primer 2015 Tabulasi silang antara penggunaan handscoon steril dengan factor lingkungan, didapatkan hasil tertinggi adalah kategori baik, yang tidak menggunakan handscoon steril sebanyak 7 orang (35,0%) dan yang menggunakan sebanyak 13 orang (65,0%). Hasil korelasi 0,674 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan. 4. Tabulasi Silang Antara Penghargaan dengan Penggunaan Handscoon Tabel 15. Tabulasi Silang Antara Penghargaan dengan Penggunaan Handscoon Di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 Penghargaan Penggunaan Handscoon Total Asymp. Tidak Menggunaka Sig. Menggunakan n Baik ,2% 77,8% 100,0% Cukup ,263 41,7% 58,3% 100,0% Kurang ,0% 0% 100,0% Total ,4% 63,6% 100,0% 601

5 Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Tabulasi silang antara penggunaan handscoon steril dengan faktor penghargaan, didapatkan pada faktor penghargaan hasil tertinggi adalah kategori cukup, yang tidak menggunakan handscoon steril sebanyak 5 orang (41,7%) dan yang menggunakan sebanyak 7 orang (58,3%). Hasil korelasi 0,263 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan. 1. Tabulasi Silang Antara Lama Kerja dengan Penggunaan Handscoon Tabel 16. Tabulasi Silang Antara Lama Kerja dengan Penggunaan Handscoon di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 Lama kerja Penggunaan Handscoon steril Total Asymp. Tidak Menggunakan sig. Menggunakan > 5 tahun ,4% 70,6% 100,0% < 5 Tahun ,211 60,0% 40,0% 100,0% Total ,4% 63,6% 100,0% Sumber : Data Primer 2015 Tabulasi silang antara penggunaan handscoon steril dengan faktor lama kerja, didapatkan hasil tertinggi adalah kategori > 5 tahun, yang tidak menggunakan handscoon steril sebanyak 5 orang (29,4%) dan yang menggunakan sebanyak 12 orang (70,6%). Hasil uji korelasi p- value= 0,211 > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna. 2. Tabulasi Silang Antara Kinerja Perawat dengan Penggunaan Handscoon Tabel 17. Tabulasi Silang Antara Kinerja Perawat dengan Penggunaan Handscoon di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2015 Kinerja Penggunaan Handscoon Total Asymp. Perawat Tidak Menggunakan Menggunakan Sig Baik ,0% 60,0% 100,0% 0,604 Cukup ,6% 71,4% 100,0% Kurang % 0% 0% Total ,4% 63,6% 100,0% Sumber : Data Primer

6 JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016 Tabulasi silang antara penggunaan handscoon steril dengan factor kinerja perawat, didapatkan hasil tertinggi adalah kategori baik, yang tidak menggunakan handscoon steril sebanyak 6 orang (40,0%) dan yang menggunakan sebanyak 9 orang (60,0%). Hasil uji korelasi p- value= 0,604 > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna PEMBAHASAN 1. Tabulasi Silang Antara Lingkungan dengan Penggunaan Handscoon Hasil penelitian ini didapatkan hasil tidak ada hubungan antara lingkungan dengan penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka, hasil uji statistik chi square pvalue =0,674 > 0,05, hal ini dikarenakan bahwa lingkungan bukanlah hal utama yang mempengaruhi petugas medis, tetapi juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki dan dipengaruhi oleh pendidkan 11. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat 4 yang mengatakan bahwa lingkungan yang kondusif akan memungkinkan seseorang dapat lebih giat untuk melakukan sesuatu hal. Teman sejawat tidak mempengaruhi menggunakan APD dalam melakukan tindakan medis 12, dan sesuai pengamatan peneliti handscoon steril yang tidak nyaman karena ukuran yang besar membuat perawat tidak menggunakan handscoon steril. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya 12 meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri (APD) pada bidan saat melakukan pertolongan persalinan di RSUD Bengkalis dengan hasil p value = 1,000 berarti p value > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri (APD) pada bidan saat melakukan pertolongan persalinan di RSUD Bengkalis 2. Tabulasi Silang Antara Penghargaan dengan Penggunaan Handscoon Hasil uji statistik chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penghargaan dengan perawatan luka di ruang bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan nilai p=0,263 > 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Maslow yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan tegas, berdasarkan rasa dihormati dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi orang merasa percaya diri dan berharga sebagai manusia di dunia ini. Dalam hal ini penghargaan dan pengakuan yang diberikan atasan, kepada perawat atas suatu tindakan keperawatan yang telah dicapai perawat akan menjadi perangsang atau faktor yang kuat. Pengakuan atas kinerja akan memberikan kepuasan batin 6. Berbeda dengan hasil penelitian 13 meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada industri pengelasan informal di kelurahan gondrong kecamatan cipondoh kota tangerang, dengan hasil p value = 0,008 berarti p value< 0,05. Hal ini 603

7 Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penghargaan dengan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada industri pengelasan informal di kelurahan gondrong kecamatan cipondoh kota tangerang. 3. Tabulasi Silang Antara Lama Kerja dengan Penggunaan Handscoon Hasil penelitian tersebut didapatkan hasil tidak ada hubungan antara lama kerja dengan penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka dengan hasil uji statistik chi square p value =0,211 > 0,05. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat 6 yang menyatakan bahwa lama kerja identik dengan pengalaman, semakin lama kerja seseorang maka pengalamannya menjadi semakin bertambah, dan sesuai pengamatan peneliti tidak ada perbedaan antara perawat yang bekerja lebih dari 5 tahun dengan perawat yang bekerja kurang dari 5 tahun dalam perilaku penggunaan handscoon steril. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian 11 meneliti faktor predisposing, enabling dan reinforcing terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan dalam asuhan persalinan normal di rumah sakit Meuraxa Banda Aceh, dengan hasil p value=0,393 berarti p value > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan faktor predisposing, enabling dan reinforcing terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan dalam asuhan persalinan normal di rumah sakit Meuraxa Banda Aceh. 4. Tabulasi Silang Antara Kinerja Perawat dengan Penggunaan Handscoon Hasil penelitian tersebut didapatkan hasil tidak ada hubungan antara kinerja perawat dengan penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka, hasil uji statistik chi square p value =0,604 > 0,05. Sesuai pengamatan peneliti tidak ada penilaian pimpinan atas kinerja perawat dalam menggunakan handscoon steril dalam perawatan luka. Terdapat peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republik Indonesia nomor Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD), dengan adanya peraturan ini perawat dapat meningkatkan kinerja dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian 14 meneliti hubungan kinerja perawat dengan motivasi penggunaan alat pelindung diri dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Salewangang Maros, dengan hasil p value = 0,002. KESIMPULAN 1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan terhadap penggunaan handsccon steril dalam perawatan luka di ruang bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan hasil p value=0, Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penghargaan terhadap perawatan luka di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan hasil p value=0,

8 JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lama kerja terhadap penggunaan handscoon steril dalamperawatanluka di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan hasil p value =0, Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kinerja perawat terhadap perawatan luka di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan hasil p value=0,604. DAFTAR PUSTAKA 5. Faktor penghargaan, faktor lingkungan, faktor lama kerja dan faktor kinerja perawat tidak mempengaruhi faktor motivasi eksternal yang mempengaruhi perawat dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka di ruag bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. SARAN 1. Bagi Bangsal Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Bagi kepala ruang faktor-faktor baik eksternal maupun internal penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka, berdasarkan hasil penelitian faktor motivasi eksternal tidak mempengaruhi perawat dalam penggunaan handscoon steril dalam perawatan. 2. Bagi STIKES Wira Husada Memberikan referensi tentang faktor faktor motivasi eksternal yang mempengaruhi perawat dalam perawatan luka. 3. Bagi Profesi Keperawatan Memberikan gambaran apa saja yang mempengaruhi penggunaan handscoon steril dalam perawatan luka 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Menambahkan faktor internal yaitu pengetahuan, pendidikan dan sikap yang mempengaruhi perawat dalam perawatan luka. Chrysmadani. (2011). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar (Handscoon Dan Masker) Di Rumah Sakit Graha Husada Gresik. Jurnal Skripsi.Universitas Gresik Faizin dan Winarsih, (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Jurnal Jumata dan Viktoria, (2010). Hubungan Motivasi dengan Sikap Perawat dalam Penggunaan AlatPelindung Diri Sarung Tangan di Raung Rawat Inap Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta. Skripsi Madyanti. (2012). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Bidan saat Melakukan Pertolongan Persalinan di RSUD Bengkalis. Skripsi 605

9 Faktor Faktor Motivasi Eksternal yang Mempengaruhi Perawat dalam Penggunaan Handscoon dalam Perawatan Luka di Ruang Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Mulyanti & Dedek. (2008). Faktor Predisposing, Enambling dan Reinforcing Terhadap Penggunaan APD dalam Asuhan Persalinan Normal di RS Meuraxa Banda Aceh. Tesis USU Notoatmodjo & Soekidjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta; Jakarta Noviandry, (2013). Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Industri Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Skripsi Nuraini, D.M. (2013). Gambaran Motivasi Perawat D-III Keperawatn Untuk Melanjutkan Pada Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Skripsi. Stikes Wirahusada Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatanedisi 7 buku 2, Alih bahasa: Adrinaferderika nggie & Marina albar, Salemba Medika; Jakarta. Said & Darmawan. (2014). Hubungan Kinerja Perawat dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Salewangang Maros. 5(3), Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju; Bandung Sumariyem, (2015). Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat Dalam Praktik Hand Hygiene di Ruang Cendana Irna 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Naskah Publikasi Uno. (2015). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis dibidang Pendidikan, Bumi Aksara; Jakarta Wibowo dkk, (2013). Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Penggunaan Sarung Tangan Pada Tindakan Invasif Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Jurnal Yuniari. (2012). Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penerapan Kewaspadaan Universal pada Pertolongan Persalinan oleh Bidan dipuskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun Skripsi 606

10 607