HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian dan seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Hubungan Karakteristik Keluarga dan Peer Group dengan Karakter dan Perilaku Bullying Remaja adalah karya saya dengan arahan dari pembimbing skripsi dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2012 Karina NIM I24070007
ABSTRACT KARINA. Relationship between Family Characteristics and Peer group and Characters and Bullying of Youth. Under Direction DWI HASTUTI and ALFIASARI Adolescence is important period of lifespan that characterized by storm and stress period. The purpose of this study was to determine the relationship between family characteristic, peer group, characters and bullying of youth at Bogor City. One hundred students, ages 16-18, from public and private vocational high school were selected by cluster random sampling, which number of samples were proportionally choosen between two groups (50 boys and 50 girls). Result showed significant difference at peer group cohesiveness among two schools, which sample from private school were more cohessive than public school, while boys and girls had no difference in cohessiveness. Result also showed that girls more respectful and significantly different than boys, but based on school group, there were no difference at their character (respectful and empathy). Girls did bully more than boys and it was significantly different, since they dominantly conducted verbal bullying. However, there were no difference doing bullying among two schools. Ages of parents were significantly related to character of samples (respectful and empathy). Peer group cohesiveness was significantly related to bullying, the more cohessive the sample to their peers, it is likely more bullying conduct. Moreover, it also showed that characters were negatively significant related with bullying. Key words : assisting the bully, cohesiveness, empathy, reinforcing the bully, respect ABSTRAK KARINA. Hubungan Karakteristik Keluarga dan Peer Group dengan Karakter dan Perilaku Bullying Remaja. Dibawah bimbingan DWI HASTUTI dan ALFIASARI Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan yang bercirikan periode badai dan stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik keluarga dan peer group dengan karakter dan perilaku bullying remaja di Kota Bogor. Sebanyak 100 pelajar berusia 16-18 tahun dari SMK negeri dan swasta dipilih dengan cara cluster random sampling, dimana jumlah contoh laki-laki dan perempuan sama besarnya (50 laki-laki dan 50 perempuan). Hasil menunjukkan perbedaan nyata pada keterikatan dengan peer group diantara dua sekolah, dimana remaja di SMK swasta lebih terikat daripada remaja di SMK negeri, sedangkan antara remaja laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan pada keterikatan. Hasil juga menunjukkan bahwa remaja perempuan lebih memiliki hormat santun dan berbeda nyata dari remaja laki-laki, namun berdasarkan asal sekolah, tidak terdapat perbedaan karakter diantara mereka (hormat santun dan empati). Remaja perempuan melakukan bully lebih dari laki-laki, dimana mereka lebih banyak melakukan bullying verbal. Namun, tidak ada perbedaan perilaku bullying diantara dua sekolah. Usia orangtua berhubungan nyata dengan karakter remaja (hormat santun dan empati). Keterikatan dengan peer group berhubungan nyata dengan perilaku bullying, semakin terikat remaja dengan temantemannya, kemungkinan melakukan bullying lebih tinggi. Selain itu, terlihat juga bahwa karakter berhubungan negatif nyata dengan perilaku bullying. Kata kunci : pembantu bullying, keterikatan, empati, pendukung bullying, hormat santun
RINGKASAN KARINA. Hubungan Karakteristik Keluarga dan Peer Group dengan Karakter dan Perilaku Bullying Remaja. Dibawah bimbingan DWI HASTUTI dan ALFIASARI. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusianya. Remaja adalah salah satu sumberdaya manusia yang penting dalam pembangunan nasional. Namun, yang terjadi saat ini adalah para remaja di Indonesia justru menunjukkan permasalahan yang semakin serius. Salah satu diantaranya adalah kasus bullying di sekolah. Perilaku bullying timbul akibat dari kurangnya rasa hormat dan empati di antara sesama. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa peer group memiliki peranan dalam perilaku bullying remaja. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, anak dan peer group pada remaja laki-laki dan perempuan di kedua sekolah yang berbeda, 2) mengidentifikasi karakter (hormat santun dan empati) pada remaja laki-laki dan perempuan di dua sekolah yang berbeda, 3) mengidentifikasi perilaku bullying pada remaja laki-laki dan perempuan di dua sekolah yang berbeda, 4) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, anak dan peer group dengan karakter dan perilaku bullying pada remaja SMK. Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu pengambilan data dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan kesediaan sekolah untuk dijadikan tempat penelitian. Sekolah yang dipilih adalah sebuah SMK negeri dan SMK swasta yang berlokasi di Kota Bogor. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Remaja yang dipilih sebagai contoh dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII. Pengambilan contoh dilakukan dari suatu populasi siswa kelas XII pada masingmasing sekolah dengan menggunakan metode cluster random sampling, dimana pengelompokkan dalam pengambilan contoh didasarkan pada perbedaan jenis kelamin. Jumlah remaja yang diambil sebanyak 100 orang, dengan jumlah remaja laki-laki (50 orang) dan perempuan (50 orang) sama besarnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode survey terhadap remaja dengan alat bantu kuesioner self report yang meliputi data karakteristik remaja (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, besar keluarga), peer group (karakteristik dan keterikatan) karakter (hormat santun, empati) dan perilaku bullying (peran pelaku dan bentuk bullying). Sementara data sekunder diperoleh dari sekolah tempat penelitian yang meliputi jumlah siswa dan profil sekolah. Peer group dalam penelitian ini diukur dengan instrumen yang terdiri dari 13 pernyataan karakteristik dan 16 pernyataan keterikatan dengan cronbach α= 0,882. Setelah itu data dikelompokkan menurut kategori terikat (>66,67%), cukup (33,33-66,67%), dan kurang (<33,33%). Pengukuran karakter terdiri dari 12 pernyataan hormat santun dan 8 pernyataan empati dengan nilai cronbach α= 0,742. Setelah itu data dikelompokkan menurut kategori tinggi (>80%), sedang (60-80%), dan rendah (<60%). Sementara perilaku bullying siswa diukur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 18 pernyataan dengan nilai cronbach α= 0,700. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui proses edit,
pemberian kode, pemberian skor, pemasukkan data, perapihan data dan analisis data. Analisis yang yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis uji beda Independent Sample T-test dan analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterikatan remaja laki-laki (56,0%) berada pada kategori sedang, dan remaja perempuan (58,0%) berada pada kategori rendah. Uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara keduanya. Berdasarkan asal sekolah, remaja di SMK negeri (58,0%) berada pada kategori rendah dan remaja di SMK swasta (54,0%) berada pada kategori keterikatan sedang. Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan nyata antara keterikatan di SMK negeri dan SMK swasta, dimana keterikatan remaja di SMK swasta lebih tinggi dari remaja di SMK negeri. Karakter hormat santun remaja laki-laki (64,0%) berada pada kategori rendah, sedangkan remaja perempuan (62,0%) berada pada kategori sedang. Uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada hormat santun antara remaja laki-laki dan perempuan, dimana remaja perempuan memiliki sikap hormat santun yang lebih baik daripada remaja laki-laki. Berdasarkan asal sekolahnya, separuh dari remaja di SMK negeri (50,0%) berada pada kategori sedang dan remaja di SMK swasta (52,0%) berada pada kategori rendah, serta tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua sekolah tersebut. Sementara itu, karakter empati remaja laki-laki (72%) dan remaja perempuan (58%) berada pada kategori rendah. Berdasarkan asal sekolahnya, remaja di SMK negeri (62,0%) dan remaja di SMK swasta (68,0%) berada pada kategori rendah. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata baik antara jenis kelamin maupun asal sekolah remaja. Hasil penelitian peran pelaku bullying, menunjukkan bahwa remaja lakilaki (66,0%) dan remaja perempuan (86,0%) merupakan seorang bully. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata antara remaja laki-laki dan perempuan dalam peran pelaku bullying yang mereka lakukan, dimana remaja perempuan lebih banyak menjadi bully dari laki-laki. Berdasarkan asal sekolahnya, remaja di SMK Negeri (80,0%) dan remaja di SMK Swasta (72,0%) merupakan seorang bully. Hasil uji beda tidak menunjukkan adanya perbedaan pada kedua sekolah. Persen terbesar bentuk bullying yang dilakukan remaja lakilaki (36,4%) seimbang antara fisik dan verbal, sedangkan remaja perempuan (44,2%) adalah verbal. Sementara berdasarkan asal sekolah, persen terbesar bentuk bullying yang dilakukan oleh remaja di SMK Negeri (50,0%) adalah bullying verbal, sedangkan pada remaja di SMK Swasta (33,3%) seimbang antara bullying fisik dan verbal. Uji korelasi menunjukkan usia orangtua dan pendapatan keluarga berhubungan signifikan dengan karakter dan peran pelaku bullying remaja. Keterikatan dengan peer group berhubungan negatif signifikan dengan hormat santun pada remaja laki-laki dan perempuan. Selain itu, keterikatan dengan peer group juga berhubungan positif signifikan dengan peran assisting the bully dan reinforcing the bully pada remaja laki-laki dan remaja di SMK swasta. Karakter hormat santun berhubungan negatif signifikan dengan peran bully pada remaja di SMK swasta. Sementara karakter empati berhubungan negatif signifikan dengan peran bully pada remaja di SMK negeri. Kata kunci : empati, hormat santun, keterikatan, pembantu bullying, pendukung bullying
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA Skripsi Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Judul Skripsi : Hubungan Karakteristik Keluarga dan Peer Group dengan Karakter dan Perilaku Bullying Remaja Nama : Karina NIM : I24070007 Disetujui, Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc. Pembimbing I Alfiasari, S.P., M.Si. Pembimbing II Diketahui, Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas nikmat rahmat, dan hidayah-nya, sehingga skripsi dengan judul Hubungan Karakteristik Keluarga dan Peer Group dengan Karakter dan Perilaku Bullying Remaja ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc., dan Alfiasari S.P., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini 2. Ir. Retnaningsih, MS. selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan arahan selama penulis menjalani perkuliahan 3. Neti Hernawati, S.P., M.Si. selaku dosen pemandu seminar dan Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc. selaku dosen penguji. 4. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan. 5. Bapak Ir. H. Barlin H. Mahmud, MM., dan Ibu Hj. Nursuchesty, Bsc., selaku orangtua penulis yang tidak pernah lelah memberikan dukungan, motivasi, bimbingan, doa, dan kasih sayang baik yang bersifat fisik, mental, dan spiritual hingga penulis mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi. 6. Nurwina Eka Putri dan Iksan Malik Barlin yang senantiasa telah memberikan doa, semangat, bantuan dan perhatian kepada penulis. 7. Sahabat-sahabat penulis di IKK 44 yang senantiasa memberikan keceriaan, tawa, canda, semangat, serta dukungan yang telah mewarnai kehidupan penulis selama menjalani perkuliahan di IKK. 8. Sekolah SMK Negeri dan SMK Swasta yang menjadi responden dalam penelitian ini, kepada pihak sekolah maupun siswa yang telah memberi izin dan bantuan kepada penelitian ini 9. Semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bogor, Februari 2012 Karina