BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Properti Perusahaan properti yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangungan kondominium, apartemen, perkantoran, real estate dan sebagainya. Bisnis properti merupakan salah satu usaha yang hampir dapat dipastikan tidak akan pernah mati karena akan kebutuhan akan papan merupakan kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat memenuhinya. Kebutuhan properti akan terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini dikarenakan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan kota sebagai pusat pertumbuhan juga merangsang pertumbuhan daerah-daerah pendukung perkotaan. Sehingga lambat laun akan terjadi pengembangan pusat bisnis, pembangunan infrastruktur dan perumahan penduduk dari pusat kota ke daerah sekitarnya yang menyebabkan permintaan akan perumahan di Indonesia juga terus meningkat. Menurut Johan Boyke Nurtanto dari Ray White Indonesia (RWI), industri properti merupakan kelompok industri yang berkembang pesat, masih akan prospektif dan tetap menjanjikan di Indonesia (www.google.com). Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan dibidang properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 44
45 pengamatan tahun 2009-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan 22 perusahaan properti untuk dijadikan sampel sehingga jumlah sampel selama 4 tahun menjadi 88 sampel. Berikut daftar nama perusahaan properti yang menjadi sampel : Tabel 4.1 Daftar Nama Perbankan Yang Menjadi Sampel No Kode Emite Nama Perusahaan 1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula, Tbk 3 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk 4 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 5 BKSL PT SSentul City Tbk 6 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 7 COWL PT Cowell Defelopment Tbk 8 CTRA PT Ciputra development Tbk 9 CTRS PT Ciputra Surya Tbk 10 DILD PT Intiland Development Tbk 11 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk 12 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
46 13 GPRA PT.Perdana Gapuraprima, Tbk. 14 JRPT P T. Jaya real propertyt b k 15 LAMI PT.Lamicitra Nusantara, Tbk. 16 LPKR PT.Lippo Karawaci Tbk 17 OMRE PT.Indonesia Prima Property Tbk 18 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 19 SCBD PT Danayasa Arthatama, Tbk 20 SMDM PT Suryamas Duta Makmur Tbk 21 SMRA PT Sumareccon Agung Tbk 22 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (struktur modal, tingkat pertumbuhan dan corporate social responsibility) terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 88 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama 4 tahun dari tahun 2009 sampai 2012 dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 22 perusahaan properti.
47 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PBV 88.13 4.84 1.4709 1.07354 DER 88.05 2.67.8553.59727 GROWTH 88-10.47 154.63 16.2325 24.92793 CSR 88.10.51.2994.11014 Valid N (listwise) 88 Sumber: Hasil Olah Data SPSS Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan jumlah yang dianalisis adalah sebanyak 88 sampel. Penjelasan dari data tersebut adalah sebagai berikut : a. Variabel Nilai Perusahaan (PBV) bernilai minimum 13% dan nilai maksimum 48,4% dengan rata-rata sebesar 1.4709% dan standar deviasi 1.07354% dengan jumlah sampel sebanyak 88. Hal ini berarti nilai minimum PBV perusahaan properti yang menjadi penelitian tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah 13% yang dimiliki oleh Pt. Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 48,4% yang dimiliki oleh PT Bumi Citra Permai Tbk pada tahun 2011. b. Variabel Struktur Modal (DER) bernilai minimum 0,5% dan nilai maksimum 26,7% dengan rata-rata sebesar 85.53% dan standar deviasi 597.27% dengan jumlah sampel 88. Hal ini berarti nilai minimum DER perusahaan properti yang menjadi penelitian tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah 0,5% yang dimiliki oleh PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk pada tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 26,7% yang dimiliki oleh PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada tahun 2012.
48 c. Variabel Tingkat Pertumbuhan (Growth) bernilai minimum -10.47% dan nilai maksimum 154,63% dengan rata-rata sebesar 16.2325% dengan jumlah sampel 88. Hal ini berarti nilai minimum growth perusahaan properti yang menjadi penelitian tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah -10.47% yang dimiliki oleh PT.Perdana Gapuraprima, Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 154.63% yang dimiliki oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk pada tahun 2010. d. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) bernilai minimum 10% dan nilai maksimum 51% dengan rata-rata sebesar 29.94% dengan jumlah sampel 88. Hal ini berarti nilai minimum CSR perusahaan property yang menjadi penelitian tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah 10% yang dimiliki oleh PT.Lamicitra Nusantara, Tbk pada tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 51% yang dimiliki oleh PT Ciputra development Tbk pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012. C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, varibel residual memiliki distribusi normal, Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Test. Sebuah data akan normal jika nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih besar dari alpha 0,05. Bila angka yang dihasilkan lebih kecil dari alpha 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi normal. Berikut hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test untuk keseluruhan variabel.
49 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 88 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation.98746908 Most Extreme Differences Absolute.126 Positive.126 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z 1.185 Asymp. Sig. (2-tailed).120 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Olah Data SPSS Berdasarkan uji normalitas diatas untuk keseluruhan variabel baik variabel bebas maupun terikatnya terdistribusi secara normal dengan nilai asymp signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,120 (12,0%). Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah normal karena dari hasil uji tersebut memiliki nilai signifikan > 0,05 maka hal ini berarti Ho diterima dan data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga di uji secara grafik Probability Plot dengan menggunakan SPSS versi 20 untuk variabel PBV ditunjukan dengan grafik dibawah ini :
50 Gambar 4.1 Gambar Normal P-P Plot Berdasarkan tampilan grafik Normal P-Plot diatas, dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal, terlihat dari titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Bedasarkan grafik normal plot, menunjukan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas.
51 b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2011:105), uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nillai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 (Ghozali, 2011:105). Hasil pengujian dengan Uji Multikolinieritas adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 DER.976 1.025 GROWTH.945 1.058 CSR.956 1.046 a. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS
52 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat hasil perhitungan nilai tolerance antar variarbel independen menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel. Independen dalam model regresi, sehingga model regresi layak dan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya karena telah memenuhi asumsi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2011:110), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson (DW test). Hasil pengujian dengan Uji Durbin- Watson adalah sebagai berikut:
53 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.392 a.154.124 1.00495 1.451 a. Predictors: (Constant), CSR, DER, GROWTH b. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS Dari hasil tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dalam kolom Durbin Watson menunjukan angka 1.451. Nilai ini akan dibandingkan dengan menggunakan signifikasi 5%, Jumlah pengamatan (n) sebanyak 88 dan jumlah variabel independen 3 (k = 3). Maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat batas atas (du) sebesar 1.7243 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1.5836. Yang berarti batas (du) lebih kecil dari nilai DW, dan juga lebih kecil dari 3-du (1.7243 1.451 3-1.7243). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif dan artinya terbebas dari autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2011:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan dari pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu
54 cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Hasil pengujian dengan uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
55 Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Oleh karena itu model regresi ini layak dipakai karena memenuhi asumsi homoskedastisitas. Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011:142), uji glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil pengujian dengan uji glejser adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Glesjer Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant).437.358 1.222.225 1 DER.486.183.271 2.664.009 GROWTH.008.004.186 1.801.075 CSR 1.630 1.001.167 1.629.107 a. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS
56 Berdasarkan uji Heteroskedastisitas diatas untuk keseluruhan variabel terbebas dari Heteroskedastisitas dengan nilai signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas. 2. Uji Kesesuaian Model a. Analisa Koefisien Determinasi (R²) Menurut Ghozali (2011:97), koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Hasil pengujian dengan koefisien determinasi (R²)adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Ukuran Kesesuaian Model (Goodness of fit) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.392 a.154.124 1.00495 a. Predictors: (Constant), CSR, DER, GROWTH b. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS
57 Berdasarkan tabel diatas, hasil dari nilai Adjusted R Square sebesar (0,124) yang berarti pengaruh Struktur Modal, Tingkat pertumbuhan dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Masa Mendatang sebesar (12,4%) sedangkan sisanya 87,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar perusahaan. b. Uji Signifikasi Silmutan (Uji F) Menurut Ghozali (2011:98), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat. Hasil pengujian dengan uji statistik F adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji kesesuaian Model (Goodness of Fit) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 15.433 3 5.144 5.094.003 b 1 Residual 84.833 84 1.010 Total 100.266 87 a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), CSR, DER, GROWTH Sumber: Hasil Olah Data SPSS Hasil pengolahan data terlihat bahwa variabel independen (DER, GROWTH dan CSR) mempunyai signifikansi F hitung sebesar 0,003 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan
58 bahwa secara bersama-sama dan signifikan variabel independen (DER, GROWTH dan CSR) memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan, yang berarti juga model regresi layak untuk digunakan. D. Uji Hipotesis 1. Uji T (Uji Parsial) Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak dapat dianalisis dengan cara menghitung t hitung. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (t hitung < t tabel) maka Ho diterima atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan begitu juga dengan sebaliknya. Hasil pengujian dengan uji 58tatistic t adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Signifikan Secara Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant).437.358 1.222.225 DER.486.183.271 2.664.009 GROWTH.008.004.186 1.801.075 CSR 1.630 1.001.167 1.629.107 a. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS
59 Berdasarkan Tabel 4.9 uji t menunjukkan variabel Struktur Modal (DER) dengan nilai Sig 0,009 artinya variabel ini signifikan terhadap nilai perusahaan, karena lebih kecil dari nilai signifikan (α = 0,005). Sedangkan variabel Growth dan CSR dengan nilai Sig 0,075 dan 0,107 tidak signifikan terhadap nilai perusahaan karena lebih besar dari nilai Sig 0,005. 2. Regresi Linier Berganda Regresi linear berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Tujuannya adalah untuk memperkirakan perubahan respon pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas. Table 4.10 Hasil Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant).437.358 1.222.225 DER.486.183.271 2.664.009.976 1.025 GROWTH.008.004.186 1.801.075.945 1.058 CSR 1.630 1.001.167 1.629.107.956 1.046 a. Dependent Variable: PBV Sumber: Hasil Olah Data SPSS
60 Berdasarkan Tabel 4.10, maka dapat diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut PBV= 0,271 DER + 0,186 GROWTH 0,167 CSR + e Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat dan diartikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) adalah 0,271 yang berarti bahwa setiap peningkatan DER sebesar 1% akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 27,1% dengan asumsi variabel lain konstan. b. Koefisien regresi Growth adalah -0,186 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1% akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 18,6% dengan asumsi variabel lain konstan. c. Koefisien regresi Corporate social Responsibility (CSR) adalah -0,167 yang berarti bahwa setiap peningkatan CSR sebesar 1% akan menurunkan nilai perusahaan 16,7% dengan asumsi variabel konstan. E. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh struktur modal, tingkat pertumbuhan, Corporate Social Responsibility (CSR). Dan dari ketiga variabel tersebut ternyata semua berpengaruh terhadap nilai perusahaan, meski yang terlihat yang signifikan hanya variabel Growth. Penjelasan dari masing-masing variabel sebagai berikut:
61 1. Struktur Modal Pengujian terhadap variabel struktur modal menunjukkan bahwa variabel struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Novita Santi Puspita (2011) dimana struktur modal akan memberikan kesempatan perusahaan untuk berkembang sehingga dapat meningkatkan investasi yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi daripada perusahaan tanpa hutang. Hal ini sejalan dengan theory trade-off yang menyatakan (asumsi titik target struktur modal belum optimal) peningkatan ratio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. 2. Tingkat pertumbuhan (Growth) Pengujian terhadap variabel Growth menunjukan bahwa variabel growth tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Novita Santi Puspita (2011) yang menunjukan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan yang tinggi menyebabkan kebutuhan dana meningkat (kecenderungannya pada laba ditahan). Semakin besar tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin tinggi biaya yang diperlukan untuk investasi. 3. Corporate Social Responsibility (CSR) Pengujian terhadap variabel CSR menunjukan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
62 Wardoyo (2013) dimana hasil penelitian pada CSR menunjukkan bahwa investor tidak merespon atas pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan. Terdapat indikasi bahwa para investortidak perlu melihat pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan, karena terdapat jaminan yang tertera pada UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, bahwa perusahaan pasti melaksanakan CSR dan mengungkapkannya, karena apabila perusahaan tidak melaksanakan CSR, maka perusahaan akan terkena sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan sehingga dianggap pengungkapan CSR tidak member pengaruh terhadap nilai suatu perusahaan.