METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Only

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

METODE PENELITIAN. saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan. membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola Post Test-Only

METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan menggunakan pola

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

III.METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design. Pada penelitian ini 25

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan Post Test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih galur Sprague dawley dengan

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan pendekatan Post Test Control Group Design,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif dan membandingkan hasil pada kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

30 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi menurut Notoadmodjo (2012) adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley berumur 3 4 bulan yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 25 ekor yang dipilih secara acak yang dibagi dalam 5 kelompok dengan pengulangan sebanyak 5 kali, sesuai dengan rumus Frederer, (Supranto, 2007). Rumus Frederer : (t 1) ( n - 1) 15 Keterangan : n = besar sampel tiap perlakuan t = banyaknya perlakuan Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi : (t 1) ( n - 1) 15 (5 1) ( n - 1) 15 4 ( n - 1) 15 4n 4 15

31 4n 19 n 19/4 n 4,75 n 5 Jadi, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 5 ekor dan jumlah kelompok yang digunakan adalah 5 kelompok sehingga penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus dari populasi yang ada. Untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen maka dilakukan koreksi dengan: N = n/(1-f) Keterangan: N = Besar sampel koreksi n = Besar sampel awal f = Perkiraan proporsi drop out sebesar 10% Sehingga, N = n/(1-f) N = 5/(1-10%) N = 5/(1-0,1) N = 5/0,9 N = 5,55 N = 6

32 Jadi, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 5 ekor. Oleh karena itu, penelitian kali ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol negatif. Kelompok yang kedua adalah kelompok kontrol positif. Kelompok yang ketiga, keempat, dan kelima adalah kelompok perlakuan. D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi a. Sehat. b. Memiliki berat badan antara 200 250 gram. c. Jenis kelamin jantan. d. Berusia sekitar ± 3 4 bulan. 2. Kriteria Eksklusi a. Sakit (penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan aktivitas kurang atau tidak aktif, keluarnya eksudat yang tidak normal dari mata, mulut, anus atau genital). b. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di laboratorium.

33 E. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Alat penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah: 1) Timbangan elektronik AND, untuk menimbang berat tikus. 2) Sonde lambung, untuk mencekoki ekstrak biji jengkol 3) Glukometer dan Glukotest strip, untuk mengukur kadar gula darah. 4) Spuit 1cc, untuk mengambil darah tikus. 5) Handschoen, kapas dan alkohol. 6) Kandang hewan, tempat pakan hewan dan tempat minum hewan. b. Alat pembuat ekstrak etanol biji jengkol Alat yang digunakan untuk membuat ekstrak etanol biji jengkol adalah: 1) Neraca digital / micro analytical balance, dengan ketelitian 0,001 mg untuk menimbang biji jengkol. 2) Mortar dan stamper, untuk menumbuk dan menghaluskan biji jengkol. 3) Termometer 4) Mikropipet 5) Panci penangas, untuk merebus ekstrak. 6) Hot plate. 7) Baker glass. 8) Kertas saring, untuk menyaring ekstrak.

34 9) Corong buchner untuk menyaring hasil maserasi. 10) Rotary evaporator untuk memekatkan ekstrak. 2. Bahan penelitian a. Hewan coba berupa tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley berasal dari IPB Bogor dan memenuhi kriteria inklusi. Mendapat pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Ekstrak etanol 96% biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.). c. Aloksan monohidrat F. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Bahan baku biji jengkol tua yang masih segar dikumpulkan, dibuang bagian yang tidak diperlukan (sortasi basah), dicuci bersih di bawah air mengalir, dan ditiriskan. Biji jengkol selanjutnya dirajang kecil-kecil dan dikeringkan di bawah matahari hingga kering, dibuang benda-benda asing atau pengotoran-pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering (sortasi kering), kemudian ditimbang berat keringnya dan diblender hingga agak halus dan disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat. Pembuatan ekstrak etanol biji jengkol dilakukan dengan metode perkolasi. Caranya 500 gram serbuk simplisia dimaserasi dengan etanol 96% selama 3 jam. Selanjutnya dipindahkan massa tersebut sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, tambahkan etanol 96% secukupnya hingga simplisia

35 terendam dan terdapat cairan penyari di atasnya, perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam. Kemudian kran perkolator dibuka dan dibiarkan cairan ekstrak menetes dengan kecepatan 1 ml per menit dan ditambahkan etanol 96% berulang-ulang secukupnya dengan meletakkan corong pisah di atas perkolator dan diatur kecepatan penetesan cairan penyari sama dengan kecepatan tetesan perkolat,sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat kemudian disuling dan diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 C menggunakan rotary evaporator, kemudian dipekatkan dengan bantuan alat freeze dryer sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 97 gram (Depkes, 1986). 2. Prosedur Penelitian a. Tikus sebanyak 25 ekor, dikelompokkan dalam 5 grup. Grup pertama adalah kontrol negatif (-) dimana grup ini hanya akan diberi makanan dan tidak diberi aloksan secara intraperitoneal. Grup kedua adalah kontol positif (+) dimana grup ini akan mendapatkan perlakuan berupa pemberian aloksan secara intraperitoneal. Berdasarkan penelitian Elysa pada tahun 2011 menyatakan bahwa dosis 600 mg/kgbb ektrak etanol biji jengkol merupakan dosis efektif menurunkan kadar glukosa darah. Grup ketiga adalah grup dengan pemberian aloksan intraperitoneal dan pemberian dosis I (600 mg/kgbb) ekstrak etanol biji jengkol. Grup keempat adalah grup dengan pemberian aloksan intraperitoneal dan pemberian dosis II (900 mg/kgbb) ekstrak etanol biji jengkol. Grup

36 kelima adalah grup dengan pemberian aloksan intraperitoneal dan pemberian dosis III (1.200 mg/kgbb) ekstrak etanol biji jengkol. Kemudian tikus akan ditaruh di laboratorium selama satu minggu sebagai adaptasi. b. Memeriksa kadar glukosa darah puasa tikus sebelum perlakuan menggunakan glukometer. Tikus dipuasakan selama 8-12 jam. Pengambilan darah dilakukan melalui ekor tikus. c. Setelah kadar glukosa darah tikus-tikus dinyatakan normal maka dilanjutkan dengan penginduksian aloksan monohidrat dengan dosis 150 mg/kgbb secara intraperitoneal. Setelah diinduksi tikus tetap diberikan makanan dan minuman ad libitum selama 3 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa kembali. Tikus dianggap diabetes apabila kadar glukosa darah 200 mg/dl (Triplitt, dkk., 2008) dan tikus diabetes tersebut telah dapat digunakan untuk pengujian. d. Melakukan pemberian ekstrak etanol biji jengkol selama 14 hari, satu kali setiap hari. Tikus tetap diberikan makan ad libitum. e. Melakukan pemeriksaan kadar LDL darah tikus setelah 14 hari perlakuan. G. Pengambilan Sampel Darah Tikus Pengambilan sampel darah dilakukan pada akhir penelitian. Tikus dikeluarkan dari kandang dan ditempat terpisah dengan tikus lainnya

37 kemudian ditunggu beberapa saat untuk mengurangi penderitaan pada tikus akibat aktivitas antara lain, pemindahan, penanganan, gangguan antar kelompok, dan penghapusan berbagai tanda yang pernah diberikan. Setelah itu, tikus dianestesi dengan Ketamine-xylazine 75-100 mg/kg + 5-10 mg/kg secara IP kemudian tikus di euthanasia berdasarkan Institusional Animal Care and Use Committee (IACUC) menggunakan metode cervical dislocation dengan cara ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan dikedua sisi leher di dasar tengkorak atau batang ditekan ke dasar tengkorak. Dengan tangan lainnya, pada pangkal ekor atau kaki belakang dengan cepat ditarik sehingga menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tengkorak (AVMA, 2013). Setelah tikus dipastikan mati, darah di ambil melalui jantung dengan menggunakan alat suntik sebanyak ±2 cc, kemudian langsung dimasukkan ke dalam vacutainer (Red Top). H. Penentuan Kadar LDL Pada penelitian ini dilakukan penentuan kadar LDL darah tikus dengan menggunakan metode pengukuran LDL secara tidak langsung (indirectly measured). Konsentrasi kolesterol LDL dihitung dari kadar kolesterol total, HDL, dan trigliserida menurut rumus Friedewald (1972): LDL = Kolesterol Total HDL Trigliserida/5 mg/dl LDL = Kolesterol Total HDL Trigliserida/2.2 mmol/l Diasumsikan bahwa Trigliserida/5 merupakan kadar VLDL.

38 Rumus Friedewald ini memiliki keterbatasan yaitu sebelum pemeriksaan subjek yang akan diperiksa dipuasakan selama 12-14 jam terlebih dahulu. Selain itu, rumus ini tidak berlaku bila kadar trigliserida >400 mg/dl, terdapat dislipoproteinemia, kelainan tipe I/III (Frederickson et al., 1972). Apabila tidak dapat dilakukan pemeriksaan kadar LDL dengan menggukan rumus Friedewald tidak dapat dilakukan, maka menggunakan metoda pemeriksaan LDL secara tidak langsung, yaitu metoda hemogenous dengan alat spetrofotometer. Adapun prinsip pemeriksaannya adalah sebagai berikut: HDL, VLDL, CM detergen 1 kol. esterase dan kol. Micellary Kolesterol perolsidase H2 O 2 H 2 O 2 + 4 aminoantipirin peroksidase colousless product LDL detergen 1 LDL LDL detergen 2 Micellary Kolesterol kol.l esterase dan kol. peroksidase H 2 O 2 H 2 O 2 + 4 aminoantipirin + DSBmT kol.l esterase dan kol. peroksidase colour product Warna yang dihasilkan adalah biru. Intensitas warna, menunjukkan kadar kolesterol LDL. Pemeriksaan ini dipengaruhi oleh bilirubin 20 mg/dl, hemoglobin 500 mg/dl, dan trigliserida 1500 mg/dl. Diukur dengan panjang gelombang 550 nm.

39 Pada peneltian ini, pemeriksaan menggunakan rumus Friedewald sehingga terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol HDL. Adapun cara pemeriksaan dari ketiganya, adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran kadar kolesterol total Penukuran kadar kolesterol total ini menggunakan alat ukur spektofotometer, dengan metoda CHOD-PAP yang merupakan tes warna enzimatik. Adapun prinsip pada metoda pemeriksaan CHOD-PAP adalah sebagai berikut: Kolesterol Ester + H 2 O Kol.esterase Kolesterol + Asam lemak Kolesterol + O 2 Kol. oksidase 4-kolestone-3-one + H 2 O 2 2H 2 O 2 + 4-aminophenozone + phenol peroksidase 4-(p-benzoquinonemonoimino)- phenazone + 4H 2 O 2 Pada proses pengukuran ini darah yang diperoleh didiamkan selama 10-15 menit kemudian di sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Kemudian serum yang dihasilkan dari proses sentrifus diambil menggunakan mikropipet dan diletakan di tabung. Prosedur analisis yaitu sampel atau standar diambil sebanyak 10 μl dan dicampurkan dengan 1000 μl pereaksi kit (mengandung kolesterol esterase, kolesterol oksidase, fenol, 4-aminoantipyrine, peroksidase dan bufer) kemudian dimasukkan ke dalam tabung lalu dicampurkan sampai

40 homogen. Campuran diinkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit, dan kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Tabel 1. Prosedur pencampuran reagen kolesterol total Blanko Standar/ control Sampel Reagen kerja 1000µl 1000µl 1000µl Standar -------- 10µl -------- Serum -------- --------- 10µl 2. Pengukuran kadar trigeliserida Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzimatis dengan lipase. Trigliserida + H 2 O - lipase gliserol + asam lemak Gliserol + ATP - gliserol kinase gliserol-3-fosfat + ADP Gliserol-3-fosfat + O 2 - gliserol-3-fosfat oksidase dihidroksiaseton fosfat + H 2 O 2 2H 2 O 2 + 4-aminofenazon + 4 klorofenol - peroksidase quinoneimine + HCl + 4 H 2 O Darah sebanyak 2 ml kemudian didiamkan 10 menit kemudian disentrifuge menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan serumnya. Sampel atau standar diambil sebanyak 10 μl dan dicampurkan dengan 1000 μl pereaksi kit, kemudian dimasukkan ke dalam tabung lalu dicampurkan sampal homogen.

41 Campuran diinkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit, dan kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Tabel 2. Prosedur pencampuran reagen trigliserida Blanko Standar/ control Sampel Reagen kerja 1000µl 1000µl 1000µl Standar -------- 10µl -------- Serum -------- --------- 10µl 3. Pengukuran kadar HDL Pada proses pengukuran ini darah yang diperoleh didiamkan selama 10-15 menit, kemudian di sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Kemudian serum yang dihasilkan dari proses sentrifus diambil menggunakan mikropipet dan diletakan di tabung. Pengukuran HDL dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan presipitasi terhadap lipoprotein densitas rendah (LDL dan VLDL) dan kilomikron. Presipitasi dilakukan dengan penambahan asam fosfotungstat dan kehadiran ion magnesium (MgCl2). Setelah sentrifugasi, HDL dalam supernatan diukur menggunakan pereaksi kit yang sama dengan pengukuran total kolesterol (CHOD-PAP).

42 Tabel 3. Prosedur pencampuran reagen HDL Reagen HDL Standar Serum Standar/ kontrol 200µl 100µl ------------ Sampel 200µl ----------- 100µl Prosedur presipitasi adalah sebanyak 100 μl serum darah dicampurkan dengan 200 μl, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah sentrifugasi 4000 rpm selama 10 menit, dihasilkan supernatan yang siap untuk dianalisis sama seperti analisis total kolesterol di atas. Serum sebanyak 100 μl ditambah 200 μl reagen presipitan dicampur baikbaik, kemudian disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit sehingga menghasilkan filtrat. Filtrat didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit atau pada suhu 37 C selama 5 menit, dan kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Tabel 4. Prosedur pencampuran reagen HDL dengan presipitan Blanko Standar/ control Sampel Reagen kerja 1000µl 1000µl 1000µl Standar -------- 50µl -------- Serum -------- --------- 50µl

43 Tikus diadaptasi selama 1 minggu Menimbang berat badan tikus Mengukur kadar glukosa darah puasa tikus sebelum diinduksi aloksan K1 K2 P1 P2 P3 Tidak Diinduksi Diinduksi Diinduksi Diinduksi diinduksi aloksan aloksan aloksan aloksan aloksan Mengukur kadar glukosa darah puasa setelah 3 hari induksi aloksan. Hanya diberikan makanan dan minuman ad libitum Hanya diberikan makanan dan minuman ad libitum Diberikan makanan dan minuman ad libitum + Dosis I Diberikan makanan dan minuman ad libitum + Dosis II Diberikan makanan dan minuman ad libitum + Dosis III 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 14 hari 14 hari 14 hari Mengukur kadar LDL darah tikus setelah 14 hari pemberian EEBJ dan membandingkan hasil dari kelima kelompok tersebut. Gambar 7. Ilustrasi prosedur penelitian

44 I. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Identifikasi Variabel a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.). b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar LDL dalam darah tikus (mg/dl). 2. Defenisi Operasional Variabel Tabel 5. Definisi Operasional Variabel Definisi Alat Ukur Skala Jenis Variabel Ektrak etanol biji jengkol Ekstrak Biji Jengkol diberikan pada tikus berupa suspensi dengan dosis I 600 mg/kg bb dosis II 900 mg/kg bb dosis III dan 1.200 mg/kg bb. Timbangan mg/kgbb Numerik Kadar LDL Kadar LDL dalam darah tikus yang diukur setelah 14 hari pemberian ekstrak biji jengkol. Menggunakan rumus mg/dl Numerik

45 J. Analisis Data Analisis data penelitian diproses dengan program pengolahan data dengan tingkat signifkansi p = 0,05. Langkah pertama adalah dengan melakukan uji normalitas data yaitu dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk. Selanjutnya didapatkan hasil p > 0,05 maka distribusi data normal. Setelah itu dapat digunakan uji parametrik one way ANOVA. Tetapi, jika distribusi data tidak normal (hasilnya p < 0,05) maka digunakan uji alternatif yaitu uji Kruskal- Wallis. Jika didapatkan perbedaan signifikan pada one way ANOVA (p < 0,05), maka dapat dilanjutkan uji lanjutan Post Hoc Test dengan Least Significant Difference (LSD) antar kelompok untuk mengetahui secara spesifik perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol serta antar kelompok perlakuan. Sehingga didapatkan kelompok perlakuan mana yang mempunyai efek menurunkan LDL paling baik. K. Etika Penelitian Penelitian ini telah diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol penelitian, yaitu: 1. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.

46 2. Reduction, adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel dihitung berdasarkan rumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) 15, dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. 3. Refinement, adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi. a. Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba diberikan pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Bebas dari ketidak-nyamanan, pada penelitian hewan coba ditempatkan di animal house dengan suhu terjaga 20-25 C, kemudian hewan coba terbagi menjadi 2-4 ekor tiap kandang. Animal house berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga, mengurangi stress pada hewan coba. c. Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika diperlukan, pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan menggunakan nasogastric tube dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin, dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literatur yang telah ada.

47 Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta euthanasia dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai dengan IACUC (Ridwan, 2013).