PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis L.) ASAL OKULASI PADA PEMBERIAN BOKASHI DAN PUPUK ORGANIK CAIR BINTANG KUDA LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

25 ZIRAA AH, Volume 36 Nomor 1, Pebruari 2013 Halaman ISSN

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Jl. KH. Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

BAHAN METODE PENELITIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

1 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 1-8 ISSN

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

Jl. KH. Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAKIKI DAN PUPUK DAUN GREENZIT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO (Theobroma Cacao L) Oleh: M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

UJI PEMBERIAN KOMPOS Azolla microphylla PADA PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MINI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

Jurnal Belantara [JBL] Vol. 1, No. 1, Maret 2018 (30-34) E-ISSN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistolosum L.)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

Jurnal Palenewen, ßIOêduKASI E. (2014). Pengaruh Urin Sapi Sebagai Pupuk cair Terhadap Pertumbuhan Seledri. ISSN : Vol 2 No (2) Maret 2014

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan. Oleh: Susantidiana. Abstract

Transkripsi:

Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 6885 PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis L.) ASAL OKULASI PADA PEMBERIAN BOKASHI DAN PUPUK ORGANIK CAIR BINTANG KUDA LAUT Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur ABSTRACT The experiment aimed to identify the growing of rubber seedling (Hevea brasiliensis L.) from oculation upon the aplication of Bokashi and Bintang Kuda Laut organic liquid fertilizer, as well as its interaction, and to find the proper dosage of Bokashi and Bintang Kuda Laut organic liquid fertilizer for rubber seedling. The experiment lasted for four months, from June to September 2012, at the Screen House Agriculture Faculty Widya Gama Mahakam University, Sempaja Samarinda City. The experiment employed Completely Randomized Design with factorial 3 x 4 and three replications. The first factor was Bokashi (B): no bokashi (b 0 ); 300 g bokashi /polybag (b 1 ); 600 g bokashi/polybag (b 2 ). And the second factor was Bintang Kuda Laut Organic liquid fertilizer (P): no organic liquid fertilizer (p 0 ); 3 ml/liter water (p 1 ); 6 ml/liter water (p 2 ); and 9 ml/liter water (p 3 ). Results ot the experiment showed that: (1) significant responses of Bokashi on the parameters of plant height, number of leaf at the stage of 60 and 90 old days after planting and diameter of stem; (2) significant responses on the application of Bintang Kuda Laut Organic liquid fertilizer on plant height, number of leaf at the stage of 60 and 90 old days and diameter of stem; (3) there was no significant responses on all parameters upon the interaction between bokashi and Bintang Kuda Laut organic Liquid fertilizer application. Keywords : Rubber (Hevea brasiliensis L.) from Oculation, Bokashi, Bintang Kuda Laut Organic Liquid Fertilizer PENDAHULUAN Kalimantan Timur memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan bidang pertanian terutama sub sektor perkebunan. Masih luasnya lahan yang dimiliki oleh daerah dan topografi daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten yang berada di Kalimantan Timur menjadi pendukung hal tersebut. Selain direncanakan untuk dijadikan pusat penanaman kelapa sawit nasional yaitu sebagai pusat Agroindustri dan Energi terkemuka, Kalimantan Timur juga dapat dijadikan salah satu daerah yang memiliki tanaman karet klon unggul dengan produktivitas lateks yang tinggi. Langkah awal pengusahaan usahatani karet yang baik adalah masyarakat petani karet perlu untuk menggunakan bahan tanam (bibit) karet yang berkualitas dan mampu menghasilkan lateks yang tinggi. Mengingat amat pentingnya bibit dalam menentukan perbaikan pembangunan perkebunan karet, maka usahatani pembibitan perlu dikelola dengan baik. Bibit karet 35

Pertumbuhan Bi it Karet berkualitas yang digunakan akan menghasilkan tanaman karet yang berkualitas pula. Untuk mendapatkan tanaman karet yang berkualitas, dalam hal ini menghasilkan lateks yang banyak, tahan terhadap penyakit dan pertumbuhan yang seragam diperlukan bibit yang berasal dari klon unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan tanaman yang baik dan dapat meningkatkan produksi. Selain itu dengan bibit atau bahan tanam yang unggul akan dapat mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit yang akhirnya akan menyebabkan penurunan produksi (Tim Penulis PS, 2004). Penggunaan media tanam bibit dengan campuran bokashi merupakan alternatif pemanfaatan limbah yang sangat berguna untuk menyuplai ketersediaan unsur hara dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran limbah organik, dedak/bekatul, larutan gula dan starter mikroorganisme. Pupuk bokashi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000 dan Cahyani, 2003). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman karet di pembibitan diperlukan pasokan berupa unsur hara. Salah satu pupuk yang mengandung unsur hara yang lengkap adalah pupuk organik cair (POC). POC Bintang Kuda Laut adalah pupuk cair hasil proses bioteknologi bahan-bahan organik yang mengandung mikroba pengurai bahan organik yaitu Azotobacter, Azospirilium, Rhizobium Aspergillus, dan Bacillus yang berfungsi sebagai penambah N, pelarut P, pelarut K serta penghasil fitohormon, vitamin, asam amino dan zat anti penyakit tanaman, mengandung unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan unsur hara mikro lengkap (Si, Fe, Mo, Zn) dengan unsur C organik > 4,5, ph 4-8 (PT Pertani Wilayah Kalimantan 2012). Adapun manfaat dari POC Bintang Kuda Laut adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman; (2) mengandung unsur hara makro, mikro dan protein tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami nabati yang mengandung sel-sel hidup aktif; (3) merangsang pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah; (4) mencegah kelayuan dan kerontokan daun dan buah; (5) menghemat biaya produksi serta meningkatkan produktivitas; (6) mempercepat panen; (7) aman digunakan karena bersahabat dengan lingkungan dan tidak membunuh musuh alami; (8) dapat digunakan bersamaan dengan cairan jenis lain (insektisida); dan (9) dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman (PT Pertani Wilayah Kalimantan 2012). 36

Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 6885 Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai respon pertumbuhan tanaman karet (Hevea brasiliensis L.) asal okulasi di pembibitan terhadap aplikasi pupuk bokashi dan pupuk organik cair Bintang Kuda Laut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh bokashi dan pupuk organik cair bintang kuda laut serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan bibit karet (Havea brasilliensis L. asal okulasi di pembibitan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam Kelurahan Sempaja, Kota Samarinda. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit karet umur 3 bulan setelah okulasi, bokashi, pupuk organic cair bintang kuda laut, topsoil, polybag, cangkul, parang, meteran, timbangan, ember, gembor, ayakan kawat ukuran 1 x 1 cm, hand sprayer, plastik, jangka sorong, label serta alat tulis menulis dan dokumentasi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Percobaan Faktorial 3 x 4 dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah Bokashi (B) terdiri atas 3 taraf yaitu: tanpa bokashi (b0), pemberian bokashi 300 g/polybag (b1), dan pemberian bokashi 600 g/polybag (b2). Faktor kedua adalah POC Bintang Kuda Laut (P) yang terdiri atas 4 taraf yaitu : tanpa POC Bintang Kuda Laut (p0), : 3 ml/liter air (p1), 6 ml/liter air (p2), dan 9 ml/liter air (p3). Kegiatan penelitian meliputi: (1) pembuatan bokashi (2) persiapan media tanam dan pencampuran dengan bokashi sesuai perlakuan (2) persiapan bahan tanam (3) penanaman (4) pemberian POC Bintang Kuda Laut, dan (5) pemeliharaan tanaman. Data yang dikumpulkan antara lain: (1) Tinggi tanaman (cm) (2) jumlah daun (helai) (3) diameter batang (cm) (4) panjang akar (cm), dan (5) jumlah akar (helai). Data hasil penelitian dianalisis dengan Sidik Ragam (Anova). Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata pada perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pertumbuhan bibit karet (Hevea brasiliensis L.) pada pemberian bokashi dan POC Bintang Kuda Laut disajikan pada Tabel 1. 37

Pertumbuhan Bi it Karet Perlakuan Tabel 1. Rekapitulasi Pertumbuhan Bibit Karet pada Pemberian Bokashi dan POC Bintang Kuda Laut Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Diameter Batang (cm) 30 HST 60 HST 90 HST 30 HST 60 HST 90 HST 30 HST 60 HST 90 HST Jumlah Akar (buah) Panjang Akar (cm) Bokashi * ** ** tn tn * ** * ** * tn b0 24,42b 27,42c 37,83c 31,50 32,00 44,42c 0,57b 0,66b 0,78b 2,08b 47,61 b1 33,17a 37,50a 52,25a 39,33 41,83 65,75a 0,71a 0,79a 0,90a 2,58a 48,65 b2 29,08ab 35,08ab 45,42ab 34,50 44,50 65,67ab 0,64b 0,75a 0,85ab 2,58a 47,75 POC BKL ** * tn ** * tn ** tn ** tn * p0 24,22b 29,22b 38,44 21,89b 30,11b 50,00 0,54c 0,64 0,73b 2,22 47,31d p1 30,44ab 36,33ab 43,22 41,67ab 48,11a 59,89 0,67ab 0,76 0,87a 2,33 47,83c p2 25,22b 28,78c 48,11 33,33ab 35,44ab 61,33 0,64b 0,75 0,89a 2,33 47,90b p3 35,67a 39,00a 50,89 43,56a 44,11ab 63,22 0,70a 0,79 0,88a 2,78 48,96a Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn b0p0 17,00 19,00 32,00 19,00 18,33 45,00 0,41 0,52 0,64 2,33 47,30 b0p1 26,00 30,33 31,67 37,00 40,33 41,00 0,66 0,75 0,85 1,67 47,40 b0p2 25,00 28,67 39,33 29,00 29,67 37,67 0,64 0,70 0,79 1,67 47,37 b0p3 29,67 31,67 48,33 41,00 39,67 54,00 0,59 0,69 0,84 2,67 48,40 b1p0 27,00 33,00 46,00 25,67 31,67 57,67 0,62 0,66 0,79 2,33 47,40 b1p1 35,33 40,00 48,67 41,00 45,67 61,33 0,76 0,82 0,91 2,33 48,70 b1p2 27,33 30,67 59,33 40,00 41,67 76,67 0,72 0,86 1,01 2,67 48,73 b1p3 43,00 46,33 55,00 50,67 48,33 67,33 0,74 0,81 0,90 3,00 49,80 b2p0 28,67 35,67 37,33 21,00 40,33 47,33 0,61 0,73 0,77 2,00 47,23 b2p1 30,00 38,67 49,33 47,00 58,33 77,33 0,59 0,71 0,84 3,00 47,40 b2p2 23,33 27,00 45,67 31,00 35,00 69,67 0,57 0,70 0,87 2,67 47,67 b2p3 34,33 39,00 49,33 39,00 44,33 68,33 0,77 0,85 0,90 2,67 48,70 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%. * = berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; dan tn = berbeda tidak nyata. Tinggi Tanaman diketahui bahwa pada perlakuan bokashi (B) memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman karet umur 30 HST serta memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman umur 60 HST dan 90 HST. Perlakuan dosis 300 g/polybag (b 1 ) memberikan tinggi tanaman tertinggi berturut-turut yaitu 33,17 cm, 37,50 cm, dan 52,25 cm. Sedangkan perlakuan tanpa bokashi memberikan tinggi tanaman terendah berturut-turut yaitu 24,429 cm, 27,42 cm, dan 37,83 cm. Pemberian bokashi memberikan pengaruh nyata dan sangat terhadap rata-rata tinggi tanaman umur 30 HST, 60 HST dan 90 HST, hal ini disebabkan adanya respon tanaman terhadap unsur hara yang diberikan melalui bokashi. Perlakuan 300 g bokashi/polybag (b 1 ) memberikan kondisi yang sesuai di dalam tanah untuk kebutuhan bibit karet dimana unsur hara N, P dan K terpenuhi dalam keadaan yang cukup sehingga pada perlakuan b 1 38

Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 6885 memberikan hasil tertinggi dari perlakuan lainya. Selain itu bokashi yang diberikan juga berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, penyedia unsur hara dan meningkatkan aktifitas mikroorganisme di dalam tanah. Sebagaimana dikemukakan oleh Harjadi (1996), bahwa faktor yang paling utama dalam pertumbuhan tanaman adalah tanah yang memberikan unsur hara dan kelembaban tanah serta unsur hara yang cukup dan tersedia bagi tanaman. Ditambahkan oleh Winarso (2005), bahwa struktur tanah yang gembur mampu menciptakan aerasi (untuk pernapasan akar) dan drainase (untuk mengalirkan air) di dalam tanah, serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Lebih lanjut Buckman dan Brady (1974) menambahkan bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai peranan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi antara lain kemantapan agregat tanah, sebagai penyedia unsur hara, tenaga maupun komponen pembentuk tubuh jasad dalam tanah. Pada perlakuan tanpa bokashi (b 0 ) memberikan rata-rata tinggi tanaman terendah, hal tersebut dikarenakan suplai unsur hara yang terdapat dalam media tanam sangat terbatas sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan tanman. yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) memberikan pengaruh nyata sampai sangat terhadap rata-rata tinggi tanaman karet umur 30, 60 dan 90 HST. Perlakuan pupuk organik cair bintang kuda laut 9 ml/liter air (p 3 ) memberikan tinggi tanaman tertinggi berturut-turut yaitu 35,67 cm, 39,00 cm, dan 50,80 cm. Sedangkan perlakuan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) memberikan tinggi tanaman terendah berturut-turut yaitu 24,22 cm, 29,22 cm, dan 38,44 cm. Perlakuan POC Bintang Kuda Laut berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman umur 30, 60 dan 90 HST, hal ini diduga unsur hara yang terdapat di dalam POC Bintang Kuda Laut telah dimanfaatkan oleh tanaman terutama untuk aktivitas proses fotosintesis yang optimal guna menunjang pertumbuhan tinggi tanaman. Sesuai dengan pendapat Harjadi (1993), penambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Jumlah Daun diketahui bahwa pada perlakuan bokashi (B) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap rata-rata jumlah daun tanaman karet umur 30 HST dan 60 HST, namun memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata jumlah daun umur 90 HST. Perlakuan dosis 300 g bokashi/polybag (b 1 ) mengahsilkan jumlah daun paling banyak berturutturut yaitu 39,33 helai dan 65,75 helai. Sedangkan perlakuan tanpa bokashi (b 0 ) menghasilkan jumlah daun paling sedikit yaitu 31,50 helai, 32,00 helai, dan 44,42 helai. Perlakuan bokashi (B) memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata jumlah daun tanaman karet 39

Pertumbuhan Bi it Karet umur 90 HST, perlakuan 300 g bokashi/polybag (b 1 ) memberikan respon yang terbaik dikarenakan kandungan unsur hara N, P dan K yang dibutuhkan oleh bibit karet tersedia dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan hasil analisa kimia bokashi diketahui bahwa dosis 300 g bokashi/polybag merupakan dosis yang tepat, dikarenakan pada dosis tersebut memberikan kandungan unsur hara yang cukup bagi bibit karet terutama unsur nitrogen yang berperan dalam pembentukan bagian vegetatif tanaman (daun). Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Suriatna (1998), yang mengatakan bahwa apabila semua unsur yang dibutuhkan tanaman, terutama unsur nitrogen, fosfor dan kalium cukup tersedia di dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka pertumbuhan tanaman dapat berjalan lancar dan normal. Pada dosis 600 g bokashi/polybag (b 2 ) memberikan jumlah rata-rata jumlah daun paling sedikit hal ini disebabkan unsur hara N, P dan K yang terkandung dalam abu janjang sangat berlebihan sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Maspary (2010), yang menyatakan bahwa jika unsur hara yang diberikan pada tanaman berada dalam kisaran yang sedikit atau sangat berlebihan maka unsur hara tersebut akan menghambat laju pertumbuhan tanaman. diketahui bahwa pada perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap ratarata jumlah daun umur 90 HST, namun memberikan pengaruh nyata dan sangat nyata terhadap rata-rata jumlah daun umur 30 HST dan 60 HST. Perlakuan 9 ml/l air (p 3 ) menghasilkan jumlah daun paling banyak berturutturut yaitu 43,56 helai, 44,11 helai, dan 63,22 helai. Sedangkan perlakuan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) menghasilkan jumlah daun paling sedikit berturut turut yaitu 21,89 helai, 30,11 helai, dan 50,00 helai. Tidak adanya perbedaan pemberian POC Bintang Kuda Laut terhadap jumlah daun pada umur 90 HST disebabkan POC yang diberikan tidak dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan jumlah daun. Diameter Batang diketahui bahwa pada perlakuan bokashi (B) memberikan pengaruh nyata dan sangat nyata terhadap ratarata diameter batang tanaman karet umur 30 HST, 60 HST, dan 90 HST. Perlakuan dosis 300 g bokashi/ polybag (b 1 ) memberikan diameter batang terbesar berturut-turut yaitu 0,71 cm, 0,79 cm, dan 0,90 cm; Sedangkan perlakuan tanpa bokashi (b 0 ) memberikan diameter batang terkecil yaitu 0,57 cm, 0,66 cm, dan 0,78 cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian bokashi dengan dosis 300 g bokashi/polybag memberikan respon yang terbaik dikarenakan kandungan unsur hara N, P dan K yang dibutuhkan oleh bibit karet tersedia dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan tanaman sehingga tanaman dapat menggunakannya untuk 40

Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 6885 pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian tanaman seperti membentuk tunas baru, menambah tinggi tanaman, dan membentuk pembesaran diameter batang. Hal ini sesuai dengan pendapat Harjadi (1993), semakin tinggi tanaman dan semakin besar diameter batang dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Dapat dikatakan dosis 300 g bokashi/polybag merupakan dosis terbaik bagi pertumbuhan diameter pangkal batang. Sedangkan pemberian sebanyak 600 g bokashi/polybag (b 2 ) menyebabkan pertumbuhan tanaman (diameter batang) akan terhambat. Diduga hal ini disebabkan bila unsur hara terdapat dalam jumlah yang kurang atau sangat berlebihan di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Subiantoro (2010) yang menyatakan bahwa kelebihan unsur hara akan menyebabkan perakaran, batang dan daun akan menjadi lemah dan rentan serangan hama dan penyakit. Pada perlakuan tanpa bokashi (b 0 ) memberikan rata-rata diameter batang terkecil, hal ini disebabkan karena unsur hara N, P dan K terdapat dalam jumlah yang sedikit sehingga kebutuhan unsur hara tidak terpenuhi dan menghambat pertumbuhan. diketahui bahwa pada perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap ratarata diameter batang karet 60 HST, namun memberikan pengaruh sangat nyata dan nyata terhadap rata-rata jumlah daun umur 30 HST dan 90 HST. Perlakuan POC Bintang Kuda Laut sebanyak 9 ml / L air (p 3 ) menghasilkan diameter batang terbesar berturutturut yaitu 0,70 cm, dan 0,79 cm. Sedangkan perlakuan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) mengahsilkan diameter batang paling kecil yaitu berturut turut 0,64 cm, 0,64 cm, dan 0,73 cm. Perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata diameter batang umur 30 HST dan 90 HST. Perlakuan 9 ml / L air (p 3 ) memberikan hasil rata-rata diameter pangkal batang paling besar berturut turut pada umur 30 HST dan 60 HST. Dapat dikatakan konsentrasi tersebut adalah sesuai untuk pertumbuhan diameter pangkal batang bibit karet. Pertumbuhan diameter batang erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gardner (1991), hasil fotosintesis terutama karbohidrat, protein dan lemak akan merangsang pertumbuhan batang, jumlah daun dan cabang tanaman. Sementara itu menurut Harjadi (1993), pada pertumbuhan tanaman apabila terdapat karbohidrat, maka akan digunakan dalam pembesaran diameter batang. Perlakuan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) memberikan hasil ratarata diameter batang paling kecil berturut turut pada umur 30, 60 dan 90 HST. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) unsur hara yang dimanfaatkan oleh bibit sangat kecil sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Sesuai dengan pendapat Gardner et al (1991), yang menyatakan 41

Pertumbuhan Bi it Karet bahwa ketersediaan unsure hara tanaman yang rendah akan diikuti dengan penurunan proses fotosintesis sehingga perkembangan tanaman untuk menghasilkan sel-sel baru seperti pembentukan daun dan memperluas diameter batang akan terhambat. Jumlah Akar diketahui bahwa pada perlakuan bokashi (B) memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata jumlah akar tanaman karet, namun perlakuan pupuk organik cair bintang kuda laut (P) dan interaksi keduanya memberikan pengaruh tidak nyata terhadap ratarata jumlah akar. Perlakuan dosis 300 g bokashi/ polybag (b 1 ) menghasilkan jumlah akar terbanyak yaitu 2,58 buah, sedangkan perlakuan tanpa bokashi (b 0 ) menghasilkan jumlah akar paling sedikit yaitu 2,08 buah. Perlakuan 300 g bokashi/polybag (b 1 ) memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata jumlah akar tanaman karet pada perlakuan. Hal tersebut menunjukkan pemberian bokashi dengan dosis 300 g bokashi/polybag memberikan respon yang terbaik dikarenakan pada dosis tersebut memberikan kandungan unsur hara yang cukup bagi bibit karet terutama unsur nitrogen yang berperan dalam pembentukan bagian vegetatif tanaman (akar). Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Suriatna (1998) yang mengatakan bahwa apabila semua unsur yang dibutuhkan tanaman, terutama unsur nitrogen, fosfor dan kalium cukup tersedia di dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka pertumbuhan tanaman dapat berjalan lancar dan normal. Menurut Hakim dkk (1986) akar mempunyai peranan yang cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, serta sebagai penjaga keseimbangan unsur hara dalam larutan melalui serapan dan pelepasan asam asam organik sebagai pelarut. Panjang Akar diketahui bahwa pada perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata panjang akar tanaman karet, namun perlakuan bokashi (B) dan interaksi keduanya memberikan pengaruh tidak nyata terhadap rata-rata panjang akar. Perlakuan POC Bintang Kuda Laut (P) dengan konsentrasi 9 ml/l air (p 3 ) mengashilkan panjang akar paling panjang yaitu 48,96 cm, sedangkan perlakuan tanpa POC Bintang Kuda Laut (p 0 ) menghasilkan panjang akar paling pendek yaitu 47,31 cm. Hal ini menunjukkan pemberian 9 ml/l air (p 3 ) memberikan respon yang terbaik dikarenakan kandungan unsur hara N, P dan K yang dibutuhkan oleh bibit karet tersedia dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan kandungan unsur hara yang terdapat di dalam POC tersebut diketahui bahwa dosis 9 ml/l air (p 3 ) merupakan konsentrasi yang tepat, dikarenakan pada konsentrasi tersebut memberikan kandungan unsur hara yang cukup bagi bibit karet terutama unsur nitrogen yang berperan 42

Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 6885 dalam pembentukan bagian vegetatif tanaman (akar). Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Suriatna (1998) yang mengatakan bahwa apabila semua unsur yang dibutuhkan tanaman, terutama unsur nitrogen, fosfor dan kalium cukup tersedia di dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka pertumbuhan tanaman dapat berjalan lancar dan normal. Menurut Hakim dkk (1986) akar mempunyai peranan yang cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, serta sebagai penjaga keseimbangan unsur hara dalam larutan melalui serapan dan pelepasan asam asam organik sebagai pelarut. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perlakuan bokashi memberikan pengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman dan diameter batang pada umur 30, 60 dan 90 HST, dan jumlah daun umur 90 HST, tetapi memberikan pengaruh tidak nyata terhadap ratarata jumlah daun umur 30 dan 60 HST. Perlakuan 300 g bokashi/ polybag (b 1 ) memberikan pertumbuhan terbaik pada bibit karet di pembibitan. 2. Perlakuan POC Bintang Kuda Laut memberikan pengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun umur 30 dan 60 HST, diameter batang umur 30 dan 90 HST, tetapi memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 90 HST, serta diameter batang umur 60 HST. Pemberian POC Bintang Kuda Laut sebesar 9 ml/l air memberikan pertumbuhan terbaik pada bibit karet di pembibitan. 3. Pengaruh interaksi antara Bokashi dan POC Bintang Kuda Laut tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Berdasarkan data hasil penelitian dikemukakan saran, yaitu dalam pembibitan tanaman karet asal okulasi dianujurkan memberikan pupuk bokashi sebanyak 300 g bokashi/ polybag dan atau pemberian POC Bintang Kuda Laut dengan konsentrasi 9 ml/l air. DAFTAR PUSTAKA Agromedia. 2008. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka, Jakarta. Anwar, C. 2001. Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet Indonesia, Medan. Cahyani, Sri Susanti. 2003. Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis L), sebuah skripsi. Dalam IPB Repository, diunduh 12 Juni 2010. Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL. 1991. Physiology of Crop Plants. Diterjemahkan oleh H. Susilo. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. N. Diha, G. B. Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila, Lampung. 43

Pertumbuhan Bi it Karet Hardianto, R. 2009. Rakitan Teknologi Penggunaan Mikroorganisme Efektif dan Bokashi. Diakses dari: http://pustaka.litbang.deptan.go.id/ pada 15 April 2012. Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kementerian Pertanian. 2012. Budidaya Tanaman Karet. Diakses dari: http://cybex.deptan.go.id/files/budidayatan.karet.doc pada 15 April 2012. Nazarudin dan Paimin. 2006. Klasifikasi Botani Tanaman Karet. Departemen Pertanian. Parnata, A.S. 2005. Pupuk Organik Cair : Aplikasi dan Manfaatnya. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Penangkar Bibit Karet Tresno Maju. 2010. Rekomendasi Klon Karet Unggul Periode 2010-2014. Sumatera Selatan. Diakses dari: http://www.tresnomaju.webs.com/ pada 15 April 2012. PT Pertani Wilayah Kalimantan. 2012. POC Bintang Kuda Laut. PT Pertani (Persero) Wilayah Kalimantan. Banjarmasin. Diakses dari: http://www.pertani-kalimantan.com/umum/ poc-bintang-kuda-laut.html pada 15 April 2012. Pusat Penelitian Karet. 2003. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Balai Penelitian Sembawa, Palembang. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Maspary. 2010. Fungsi unsur hara dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Diakses dari: http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/fungsi-unsur-hara-bagipertumbuhan-dan.html Subiantoro, A. 2010. Peranan Unsur Hara terhadap Tanaman Kelapa Sawit. Diakses dari: http://andreysubiantoro.jigsy.com/entries/sda/peranan-unsur-hara-pada-tanamankelapa-sawit Susilawati, Rini. 2000. Penggunaan Media Kompos Fermentasi (Bokashi) dan Pemberian Effective Microorganism - 4 (EM-4) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning Terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository, diunduh 12 Juni 2010. Tim Penulis Penebar Swadaya. 2004. Panduan Lengkap Karet. Kanisius. Yogyakarta. Wididana, G.R, K.R. Surandi dan T. Higa. 1996. Technology Efective Microorganism. Departemen Kehutanan. Yusuf, Y. 2000. Pengaruh Pemberian Bokashi Batang Jagung Terhadap Kelengketan Tanah (Soil Stickiness) Pada Alat Pengolahan Tanah Bajak Singkal, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository, diunduh 12 Juni 2010. 44