BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS ( TWO STAY TWO STRAY )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya saja siswa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. memiliki multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. universal yang dilakukan oleh manusia. Dengan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa masih kurang memuaskan. Rata rata ujian formatif siswa masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SETI YANINGSIH NIM : A

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

Inta Rafika Hudi. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. Dalam tinjauan pustaka ini akan memaparkan pengertian-pengertian konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1994, 2004, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), hingga pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB III METODE PENILITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS ) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geografi Kelas XI IPS-1 MA Ma arif Udanawu Blitar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

I. PENDAHULUAN. berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maka akan tercipta suatu masyarakat yang cerdas, intelek, dan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam perkembangannya, SMA Negeri 1 Grobogan telah terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan kepala sekolah, dan sekarang dipimpin oleh bapak Gunawan S.H. SMA Negeri 1 Grobogan terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas X, XI, XII. Kelas X terdapat 9 kelas, kelas XI terdapat 9 kelas yaitu: 6 kelas IPA dan 3 kelas IPS, sedangkan kelas XII terdapat 8 kelas yaitu: 3 kelas IPA dan 5 kelas IPS. Tiap kelas di SMA Negeri 1 Grobogan mempunyai susunan mata pelajaran yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum. kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajatan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 1 Kurikulum di SMA Negeri 1 Grobogan berisi kelompok mata pelajaran yaitu, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, jasmani olahraga dan kesehatan. 1 Mimin haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan Jakarta:Gaung Persada Press,2007, hal. 1. 1

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang tergolong kedalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) meliputi sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi. Ekonomi merupakan salah satu kajian didalam IPS yang menjadi fokus utama dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tujuan dari ekonomi yang merupakan kajian dari mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan pemahaman tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat bervariasi. Selama ini proses pembelajaran ekonomi cenderung pada metode pembelajaran ceramah, artinya guru hanya memindahkan informasi yang diketahui oleh guru, siswanya diminta untuk mendengarkan atau mencatat sehingga siswa cenderung menghafal. Metode ini membuat kegiatan belajar mengajar dikelas lebih didominasi dan terfokus pada guru, sehingga siswa menjadi kurang berpartisipasi dan cenderung menjadi pasif. Pelajaran yang menurut sebagian siswa dianggap rumit dan sulit dimengerti sehingga menjadikan pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang sangat membosankan. Alternatif metode pembelajaran untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan, sehingga pelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang menarik minat siswa. 2 Tim Penyusun Kurikulum SMA Negeri 1 Grobogan. 2

Ketepatan memilih metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. 3 Kemudian dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran ekonomi, peneliti banyak mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran siswa dan nilai yang kurang memuaskan. Wawancara tersebut peneliti disarankan untuk memberikan tindakan kepada siswa kelas XI IPS2, karena berdasarkan catatan guru tersebut kelas XI IPS2 masih pasif dalam hal berinteraksi dengan sesama siswa maupun interaksi dengan guru. Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran ekonomi yang dapat digunakan sebagai alternative metode pembelajarannya adalah metode pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual tersebut siswa diharapkan dapat mengkaitkan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan kehidupan mereka sehari-hari, salah satunya dengan menggunakan model pengajaran kooperatif, pengajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok. model cooperative learning dikembangkan 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta, 2006, hal. 16. 3

untuk mencapai paling sedikit tiga tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi, dan pengembangan keterampilan sosial. 4 Jenis pengajaran kooperatif sangat bervariatif, salah satu pengajaran kooperatif adalah Two Stay Two stray (TSTS). Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya. 5 Ciri khas dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut: kerja kelompok secara heterogen, setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi ke tamu mereka dari kelompok lain, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dengan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerjakerja mereka. 6 TSTS juga melihat siswa untuk bersosialisasi dengan baik, adanya pengaruh yang positif antara hubungan dan sikap terhadap siswa yang kurang 4 Richard I. Arends, Learning To Teach, atau Belajar Untuk Mengajar, terje. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008, hal. 5. 5 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-twostray.html (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:13). 6 Anita Lie, Mempraktekkan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia: Jakarta, 2002, hal. 60-61. 4

akademisnya. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS memiliki beberapa pengaruh yang positif terhadap perkembangan peserta didik seperti meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, khususnya pada kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek. Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 2. Presentasi Guru Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 3. Kegiatan Kelompok Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 4. Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 5

Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi. 7 1.2. Permasalahan Seharusnya dalam proses pembelajaran guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong aktivitas belajar siswa dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Senyatanya metode pembelajaran yang digunakan guru dikelas XI IPS2 kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek adalah metode ceramah. Metode ini menyebabkan siswa masih tergantung pada penjelasan guru saja dalam proses belajar mengajar tanpa memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang disediakan di sekolah. Hal ini diperhatikan dari perilaku siswa selama di dalam kelas, sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar ada siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku dan yang ada dibelakangnya, jika ada teman yang sedang serius memperhatikan pelajaran pasti akan diganggunya, menyandarkan kepala di atas meja sampai tertidur, memainkan HP, 7 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-twostray.html (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:13). 6

bahkan ada siswa yang izin kebelakang dan saat kembali kekelas siswa tersebut membawa makanan yang dimasukkan dari jendela belakang. 2. Respon siswa yang acuh tak acuh terhadap pendapat siswa lain, terlebih lagi ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dan jawabannya salah siswa yang lain mengejek dan menertawakannya. Serta respon siswa dalam menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun temannya masih rendah. 3. Kurangnya kerjasama antar siswa dalam satu kelompok, karena siswa masih bergantung pada siswa yang pandai didalam kelompoknya. 4. Nilai ulangan harian pada kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang nilainya diatas KKM ada 19 siswa dari 40 siswa yang ikut ulangan harian. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin membuktikan apakah dengan menerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menggunakan model pengajaran kooperatif tipe Two Stay Two stray (TSTS) pada Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa efek dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI IPS2 semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan. 7

1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek di kelas XI IPS2 Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan. 1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, bagi: 1. Sekolah, dapat memberikan masukan yang positif khususnya kepala sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas pembelajaran ekonomi disekolah. 2. Guru, dapat menambah pengalaman dalam memahami karakteristik peserta didik dan kemampuannya belajar berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan dan memilih metode pembelajaran yang tepat setiap pembelajaran. 3. Peserta didik diharapkan dengan adanya penelitian ini akan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang dapat meningkatkan prestasinya. 8