BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam perkembangannya, SMA Negeri 1 Grobogan telah terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan kepala sekolah, dan sekarang dipimpin oleh bapak Gunawan S.H. SMA Negeri 1 Grobogan terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas X, XI, XII. Kelas X terdapat 9 kelas, kelas XI terdapat 9 kelas yaitu: 6 kelas IPA dan 3 kelas IPS, sedangkan kelas XII terdapat 8 kelas yaitu: 3 kelas IPA dan 5 kelas IPS. Tiap kelas di SMA Negeri 1 Grobogan mempunyai susunan mata pelajaran yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum. kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajatan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 1 Kurikulum di SMA Negeri 1 Grobogan berisi kelompok mata pelajaran yaitu, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, jasmani olahraga dan kesehatan. 1 Mimin haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan Jakarta:Gaung Persada Press,2007, hal. 1. 1
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang tergolong kedalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) meliputi sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi. Ekonomi merupakan salah satu kajian didalam IPS yang menjadi fokus utama dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tujuan dari ekonomi yang merupakan kajian dari mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan pemahaman tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat bervariasi. Selama ini proses pembelajaran ekonomi cenderung pada metode pembelajaran ceramah, artinya guru hanya memindahkan informasi yang diketahui oleh guru, siswanya diminta untuk mendengarkan atau mencatat sehingga siswa cenderung menghafal. Metode ini membuat kegiatan belajar mengajar dikelas lebih didominasi dan terfokus pada guru, sehingga siswa menjadi kurang berpartisipasi dan cenderung menjadi pasif. Pelajaran yang menurut sebagian siswa dianggap rumit dan sulit dimengerti sehingga menjadikan pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang sangat membosankan. Alternatif metode pembelajaran untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan, sehingga pelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang menarik minat siswa. 2 Tim Penyusun Kurikulum SMA Negeri 1 Grobogan. 2
Ketepatan memilih metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. 3 Kemudian dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran ekonomi, peneliti banyak mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran siswa dan nilai yang kurang memuaskan. Wawancara tersebut peneliti disarankan untuk memberikan tindakan kepada siswa kelas XI IPS2, karena berdasarkan catatan guru tersebut kelas XI IPS2 masih pasif dalam hal berinteraksi dengan sesama siswa maupun interaksi dengan guru. Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran ekonomi yang dapat digunakan sebagai alternative metode pembelajarannya adalah metode pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual tersebut siswa diharapkan dapat mengkaitkan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan kehidupan mereka sehari-hari, salah satunya dengan menggunakan model pengajaran kooperatif, pengajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok. model cooperative learning dikembangkan 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta, 2006, hal. 16. 3
untuk mencapai paling sedikit tiga tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi, dan pengembangan keterampilan sosial. 4 Jenis pengajaran kooperatif sangat bervariatif, salah satu pengajaran kooperatif adalah Two Stay Two stray (TSTS). Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya. 5 Ciri khas dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut: kerja kelompok secara heterogen, setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi ke tamu mereka dari kelompok lain, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dengan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerjakerja mereka. 6 TSTS juga melihat siswa untuk bersosialisasi dengan baik, adanya pengaruh yang positif antara hubungan dan sikap terhadap siswa yang kurang 4 Richard I. Arends, Learning To Teach, atau Belajar Untuk Mengajar, terje. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008, hal. 5. 5 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-twostray.html (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:13). 6 Anita Lie, Mempraktekkan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia: Jakarta, 2002, hal. 60-61. 4
akademisnya. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS memiliki beberapa pengaruh yang positif terhadap perkembangan peserta didik seperti meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, khususnya pada kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek. Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 2. Presentasi Guru Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 3. Kegiatan Kelompok Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 4. Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 5
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi. 7 1.2. Permasalahan Seharusnya dalam proses pembelajaran guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong aktivitas belajar siswa dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Senyatanya metode pembelajaran yang digunakan guru dikelas XI IPS2 kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek adalah metode ceramah. Metode ini menyebabkan siswa masih tergantung pada penjelasan guru saja dalam proses belajar mengajar tanpa memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang disediakan di sekolah. Hal ini diperhatikan dari perilaku siswa selama di dalam kelas, sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar ada siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku dan yang ada dibelakangnya, jika ada teman yang sedang serius memperhatikan pelajaran pasti akan diganggunya, menyandarkan kepala di atas meja sampai tertidur, memainkan HP, 7 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-twostray.html (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:13). 6
bahkan ada siswa yang izin kebelakang dan saat kembali kekelas siswa tersebut membawa makanan yang dimasukkan dari jendela belakang. 2. Respon siswa yang acuh tak acuh terhadap pendapat siswa lain, terlebih lagi ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dan jawabannya salah siswa yang lain mengejek dan menertawakannya. Serta respon siswa dalam menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun temannya masih rendah. 3. Kurangnya kerjasama antar siswa dalam satu kelompok, karena siswa masih bergantung pada siswa yang pandai didalam kelompoknya. 4. Nilai ulangan harian pada kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang nilainya diatas KKM ada 19 siswa dari 40 siswa yang ikut ulangan harian. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin membuktikan apakah dengan menerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menggunakan model pengajaran kooperatif tipe Two Stay Two stray (TSTS) pada Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa efek dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI IPS2 semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan. 7
1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek di kelas XI IPS2 Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan. 1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, bagi: 1. Sekolah, dapat memberikan masukan yang positif khususnya kepala sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas pembelajaran ekonomi disekolah. 2. Guru, dapat menambah pengalaman dalam memahami karakteristik peserta didik dan kemampuannya belajar berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan dan memilih metode pembelajaran yang tepat setiap pembelajaran. 3. Peserta didik diharapkan dengan adanya penelitian ini akan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang dapat meningkatkan prestasinya. 8