BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan didalam melakukan pengendalian produktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pada periode selanjutnya. Dalam mengusahakan peningkatan produktivitas diperlukan informasi mengenai tingkat produktivitas masa lalu, pada saat ini dan tingkat produktivitas yang ingin dicapai. Untuk mengetahui data seperti diatas maka tingkat produktivitas perusahaan perlu diukur sehingga dengan adanya informasi tersebut pihak manajemen dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan. 5.1 Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel 5.1.1 Analisa indeks produktivitas parsial Dengan metode pengukuran Marvin E Mundel diperoleh indeks produktivitas selama periode pengukuran yang merupakan perbandingan antara agregat output dan resources input partial (RIP). Agregat output merupakan nilai
ekonomi atau nilai financial dari keseluruhan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu sedangkan RIP merupakan input aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksi. 5.1.1.1 Produktivitas Depresiasi Periode pengukuran indeks produktivitas depresiasi cenderung meningkat jika dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan september-12 sebesar 203,973%. dan indeks terendah terjadi pada bulan Juli -11 sebesar 94,095%. Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa naiknya depresiasi berarti jam olah mesin lebih lama beroperasi juga diikuti oleh kenaikan jumlah produksi. Menaiknya jumlah produksi tentu saja akan meningkatkan output, terlihat pada gambar 5.1. berikut: Gambar 5.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi
5.1.1.2 Produktivitas Bahan Bakar ( Gas ) Periode pengukuran indeks produktivitas material cenderung berfluktuasi. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan Agustus 2011 sebesar 176,32%. dan indeks terendah terjadi pada bulan Agustus-12 sebesar 84,019%. Penurunan produktivitas ini disebabkan karena input material mengalami pemborosan yaitu banyaknya terjadi lossis gas, karena ada kebocoran, atau untuk pengetesan2 engine yang sedang dalam perbaikan, kebutuhan gas yang besar menyebabkan biaya pemakaian gas semakin meningkat, terlihat pada gambar 5.2. berikut: Gambar 5.2. Grafik Indeks Produktivitas Bahan Bakar 5.1.1.3 Produktivitas Tenaga Kerja Periode pengukuran indeks produktivitas tenaga kerja cenderung fluktuatif. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan mei-12 sebesar 155,672%. Dan indeks terendah terjadi pada bulan agustus -11 sebesar 97,199%. Naik turunya produktivitas tenaga kerja, dipengaruhi oleh naik turunnya output, karena dalam penelitian ini, tenaga kerja yang di hitung adalah jumlah operator
yang menjalankan mesin, dan jumlahnya tetap setiap bulannya dalam setahun, perubahannya pada setiap awal tahun dan terlihat pada gambar 5.3. berikut: Gambar 5.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja 5.1.1.4 Produktivitas Maintenence Pada grafik periode pengukuran indeks produktivitas maintenence cenderung berfluktuasi. Indeks masukan tertinggi dicapai pada bulan februari-11 sebesar 613,044%. dan indeks terendah terjadi pada bulan Nopember -12 sebesar 28,461%. Hal ini di sebabkan karena besarnya output agregat (keluaran) sedangkan masukan kecil sehingga indeks produktivitas mengalami peningkatan
Gambar 5.4. Grafik Indeks Produktivitas Maintenance Selanjutnya akan dilihat hubungan antara semua masukan indeks produktivitas parsial pada gambar 5.5. berikut: Gambar 5.5. Grafik Gabungan Indeks Produktivitas Dari grafik diatas dapat dilihat kecenderungan yang terjadi bahwa indeks produktivitas yang sering mengalami kenaikan selama periode pengukuran adalah
indeks produktivitas maintenance, namun fluktuatifnya terlalu jauh antara yang tertinggi dan terendah. Pada grafik terlihat bahwa indeks produktivitas mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dengan produktivitas yang lain, produktivitas yang terendah juga yang tertinggi adalah produktivitas maintenance. Hal ini menunjukkan bahwa input maintenance mengalami pemborosan untuk itu perlu diberi perhatian yang khusus oleh pihak perusahaan. 5.1.2 Indeks Produktivitas Total Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh keluaran yaitu produk dengan masukan yaitu bahan bakar, tenaga kerja, depresiasi, dan maintenance. Grafik indeks produktivitas hasil pengukuran dengan metode Marvin E. Mundel pada PT DJU Tbk dapat dilihat pada gambar 5.6.berikut: Gambar 5.6. Grafik Indeks Produktivitas Total PT DJU Tbk
Berdasarkan gambar 5.6. tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan indeks produktivitas PT DJU Tbk mengalami peningkatan tetapi beberapa periode mengalami penurunan. Pada awal juli 2012 - agustus 2012 dan oktober 2012 desember 2012 indeks mengalami penurunan tetapi, pada januari 2011 desember 2011, januari 2012 juni 2012, dan septenber 2012, indeks mengalami peningkatan. Indeks tertinggi terjadi pada bulan juni 2012 sebesar 127,251%. Hal ini terjadi karena besarnya biaya masukan input pada bulan mei 2012 dapat di imbangi dengan jumlah keluaran yang ada pada bulan juni 2012 dimana hal tersebut berpengaruh terhadap indeks produktivitas perusahaan. Sedangkan indeks terendah terjadi pada bulan agustus 2012 sebesar 86,621%. Hal ini dapat dilihat dari indeks produktivitas perusahaan yang berada dibawah 100 dan nilainya semakin menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas menurun. Untuk lebih meningkatkan produktivitas perusahaan dan mencegah terjadinya penurunan kinerja perusahaan yang berkelanjutan maka perlu diadakan upaya untuk peningkatan produktivitas. 5.1.3 Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input Partial Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh agregat output dan resources input partial terhadap indeks produktivitas, digambarkan pada grafik perkembangan agregat output dan resources input partial selama periode pengukuran yang dapat dilihat pada gambar 5.7. berikut:
Gambar 5.7.Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input Partial Berdasarkan gambar 5.7. Dapat dilihat bahwa agregat outputnya cenderung meningkat pada setiap periode tetapi kenaikan output juga diikuti dengan kenaikan inputnya, tetapi ada beberapa bulan yang terjadi penurunan dan kenaikan input yang sangat signifikan. Namun secara umum pada tahun 2011 dan 2012 peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources inputnya, walaupun ada beberapa bulan yang terjadi kenaikan dan penurunan input yang sangat signifikan. Hal ini mengidikasikan bahwa perkembangan pengeluaran dan masukan biaya stabil tetapi pada akhir tahun 2011 dan akhir 2012 terlihat bahwa agregat output dan resources input semakin menurun. 5.2 Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan Dalam pengukuran produktivitas antara output dan input harus diperhatikan, karena apabila salah satu hal ini berubah maka tingkat produktivitas
juga akan berubah. Angka indeks perusahaan yang rendah tidak berarti bahwa perusahaan menghasilkan produk dalam nilai mata uang yang sedikit, karena angka indeks juga dipengaruhi oleh jumlah nilai masukannya. Evaluasi terhadap suatu sistem produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang menjadi penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan. Pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E Mundel adalah salah satu metode pengukuran tingkat produktivitas yang membandingkan antara jumlah keluaran (output ) dengan jumlah masukan (input), Jumlah keluaran adalah berupa nilai dari produk yang dihasilkan sedangkan masukannya meliputi biaya bahan bakar yang dipergunakan, biaya depresiasi mesin, biaya dari tenaga kerja, juga maintenence mesin. metode ini mengukur produktivitas operasional perusahaan dibagian produksi. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengukuran produktivitas dengan model ini adalah jam kerja, dimana dengan jam kerja yang banyak tentu akan memerlukan biaya depresiasi mesin yang tinggi. Jam kerja juga berbanding lurus dengan pemakaian bahan bakar ( gas ), karena dengan jam kerja yang banyak tentu juga akan memerlukan biaya pemakaian gas yang besar. 5.2.1 Biaya pemeliharaan ( maintenance) Biaya pemeliharaan gas engine cukup tinggi, disebabkan oleh: 1. Pengaturan jam kerja mesin kurang tepat, sehingga ada bulan yang besar biaya maintenance tetapi ada yang sangat kecil. 2. Harga spare part pada saat maintenance cukup tinggi. 3. Umur spare part untuk penggantian kurang lama, tidak seperti bawaan mesin.
5.2.2 Biaya pemakaian gas ( bahan bakar ) Biaya pemakian bahan bakar gas cukup tinggi, disebabkan oleh : 1. Sering ada perbaikan dan pengetesan mesin. 2. Harga gas setiap tahun naik Berdasarkan analisis terhadap penurunan produktivitas perusahaan maka dapat dilakukan perencanaan yang dapat diambil perusahaan untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas perusahaan. Pada tabel 5.1. berikut dapat dilihat rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan berdasarkan kondisi aktual yang ada pada perusahaan khususnya pada kriteria yang mengalami penurunan produktivitas. Tabel 5.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas NO Kriteria Penyebab Rekomendasi Tindakan 1 Produktivitas Bahan Bakar 1. Sering ada pengetesan pada saat perbaikan mesin. 2. Harga gas setiap tahun naik 1. Pada saat perbaikan jangan terlalu sering pengetesan. 2. Training teknisi agar hasil perbaikan maksimal. 2 Produktivitas Maintenance 1. Biaya maintenance tidak merata setiap bulannya 2. Harga spare part untuk penggantian cukup tinggi 3. Pemakaian bahan bakar lebih Hemat. 1. Pengaturan jam kerja, agar jadwal perawatan tidak bareng tiap mesinnya. 2. Spare part yang sekiranya masih bisa dipake, jangan diganti, pake yang bekas aja.
Beberapa upaya/strategi perusahaan yang diperlukan untuk meningkatan produktivitas perusahaan adalah sebagai berikut: 5.2.3 Peningkatan Produktivitas Bahan Bakar Untuk dapat lebih meningkatkan produktivitas dari pemakaian bahan bakar adalah : 1. Melakukan pengawasan dalam pengoperasian gas engine dan memeriksa terjadinya kebocoran kebocoran gas di sepanjang jalur pipa gas secara intensif. 2. Memberikan pengetahuan dan selalu check kepada operaror agar selalu memperhatikan batas batas pemakaian gas setiap shif nya. 5.2.4 Peningkatan Produktivitas Mesin Untuk meningkatkan produktivitas dari sisi pemakaian mesin adalah : 1. Melakukan replacement terhadap part part mesin pada saat maintenance, harus benar benar part yang sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi berdasarkan vital atau tidak part tersebut. Selagi masih bisa dipakai, dan tidak membahayakan mesin, maka dipakai part yang lama. 2. Meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin dan peralatan yang ada sebagai tindakan preventive untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin yang dapat menghambat berjalannya proses produksi. 5.2.5 Peningkatan Produktivitas Tenaga kerja Untuk meningkatkan produktivitas dari segi tenaga kerja adalah : 1. Melakukan perbaikan terhadap pembagian shift kerja, dengan pengaturan
shift kerja yang lebih baik maka peningkatan kinerja akan tercapai. 2. Memberikan tunjangan tambahan serta bonus dapat memotivasi pekerja agar menjadi lebih giat dan aktif. 3. Melakukan latihan kerja agar para tenaga kerja agar lebih bertambah skill nya dan lebih mengerti tugas dan tanggung jawabnya. 4. Memberikan training khusus bagi teknisi, jika perlu keluar negeri, agar mendapatkan skill yang khusus sehingga dalam melakukan pemeliharaan mesin mesin dapat maksimal dan lebih bagus, yang akan mengurangi waktu pemeliharaan.