RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar MULYANI A54A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN METODE JIG SAW PADA KELAS V SEMESTER I TENTANG PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI SDN 01 DOPLANG, KARANGPANDAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI SD NEGERI 01 WONOLOPO TASIKMADU

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan keanekaragaman suku, budaya, bahasa, sejarah serta keragaman sosial yang

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PENJAJAHAN BELANDA.

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

ZULFA SAFITRI A54F100040

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V TERHADAP MATA PELAJARAN IPA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BARUKAN MANISRENGGO KLATEN

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MACTH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD N 3 KAHUMAN, POLANHARJO, KLATEN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode. Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA. Kelas IV SDN Gawanan 02.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

SUTARTI NIM. A54A100046

SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FRANSISKA YUSMITA P.A.

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SUSANTI A

PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TENTANG STRUKTUR DAUN DAN FUNGSI DAUN PADA

DALAM (PTK. Persyaratan. Oleh: A PROGRAM FAKULTA

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN 01 SAMBIREJO KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyarataan Guna Menyususn Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh: RISIA IKA NURYAWATI A54A100141 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN 01 SAMBIREJO KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 RISIA IKA NURYAWATI A54A100141 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Dalam setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono yang berjumlah 36 siswa.sumber data dikumpulkan dari hasil observasi, dokumen, dan tempat peristiwa berlangsung. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumen, catatn lapangan, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan team quiz pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo dapat ditarik kesimpulan yaitu dengan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran 2012/2013.Peningkatan keaktifan belajar dapat terlihat dari: a)sebelum tindakan siswa yang bertanya sebanyak 11%(4),setelah tindakan siswa yang bertanya sebanyak 89%(32), b) sebelum tindakan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 25%(9),setelah tindakan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 80%(29), c)sebelum tindakan siswa yang bisa membuat pertanyaan sebanyak 17% (6), setelah tindakan siswa yang bisa membuat pertanyaan sebanyak 89%(32), d)sebelum tindakan siswa yang mengemukakan pendapat dan ide sebanyak 11%(4),setelah tindakan siswa yang mengemukakan pendapat dan ide sebanyak 86%(31), e)sebelum tindakan siswa yang peserta didik yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok sebanyak 17%(6),setelah tindakan siswa yang peserta didik yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok sebanyak 80%(30), f)sebelum tindakan siswa yang mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas sebanyak 11%(4),setelah tindakan siswa yang mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas sebanyak 80%(29).Penggunaan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, sebelum tindakan keaktifan siswa ada 44 % siswa setelah tindakan menjadi > 80% siswa. Kata kunci : Metode Team Quiz, Keaktifan siswa 1

3 A. Pendahuluan Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang pendidikan yang wajib ditempuh peserta didik karena program wajib belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh. Sekolah Dasar merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan dalam rangka mencapai peningkatan sumber daya manusia Indonesia, agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif. Menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Pelaksanaan proses pembelajaran masih banyak siswa yang tidak paham terhadap konsep materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini sebagaian besar terjadi karena faktor strategi maupun model dan sarana pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Guru sebagai innovator setidaknya memperbaiki pola dan model pembelajaran dengan suatu pendekatan sebagai bentuk perhatian dan motivasi kepada siswa untuk aktif dengan ditunjang media pembelajaran yang ada sehingga dapat memahami konsep/teori pelajaran secara tuntas sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pada umumnya siswa dapat aktif dalam proses belajar manakala siswa tersebut diberikan berbagai masalah sebanyak mungkin yang dirumuskan oleh guru dalam bentuk pertanyaan dan memilih permasalahan yang dianggap mudah dan menarik untuk dicari pemecahannya sehingga siswa memiliki minat dan perhatian khusus pada pelajaran, karena siswa cenderung berfikir secara kritis dan aktif untuk mencari solusi dengan berbagai sumber dan media belajar yang ada.

4 Hal tersebut dapat dilihat dari indikator tingkah laku yang muncul dalam proses belajar mengajar dikelas berdasarkan apa yang telah dirancang oleh guru, diantaranya adalah keinginan dan keberanian menampilkan minat, perhatian, motivasi dan respon terhadap pelajaran serta memiliki kebebasan dalam melakukan kegiatan belajar tanpa adanya tekanan dari guru maupun semua pihak. Berdasarkan hal tersebut, antara aktivitas fisik maupun mental selalu berkaitan, dimana hal tersebut tidak lepas dari berfikir yang merupakan aktivitas mental, tapi itu semua tidak akan serasi manakala aktivitas fisik tidak berjalan secara optimal. Sebagaimana diungkapkan oleh Piaget bahwa seorang anak akan berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. Oleh karena itu, agar anak berfikir secara mandiri harus diberi kesempatan untuk aktif sendiri, sehingga dari hasil tersebut membuahkan aktivitas belajar yang optimal dalam proses pembelajaran. Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar 80% peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dari hasil pengamatan siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo dalam sistem pembelajaran yang masih menekankan guru sebagai subyek dan sentral dalam proses pembelajaran, sehingga banyak diantara siswa yang pasif dan bosan bahkan tidak paham terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, disamping itu siswa kurang memiliki kemauan dalam memecahkan masalah terhadap materi pelajaran karena asumsi siswa tehadap pelajaran IPS yang membutuhkan hafalan dan pemahaman. Kaitannya dengan proses belajar mengajar tersebut IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.

5 Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Salah satu metode pembelajaran yang menuntut aktifitas siswa adalah pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif salain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan ketrampilan kerja sama dalam kelompoknya dan melatih siswa dalam berfikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menarik dan efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa adalah metode team quiz. Metode team quiz dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab. Metode team quiz ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling member arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materinya maka diadakan suatu pertandingan akademis, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Dari uraian diatas maka diadakanlah penelitian tentang Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Team Quiz pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sambirejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

6 Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah : Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 01 Sambirejo tahun pelajaran 2012/2013. b. Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah: Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Metode Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK). Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan siklustis yang bersifat menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan dan penemuan fakta tambahan dan evaluasi. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Sambirejo yang terletak di desa Sambirejo, kecamatan Jumantono, kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai Mei 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SDN 01 Sambirejo. Subyek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V. Siswa kelas V terdiri dari 36 siswa dengan perincian 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki laki. Subyek yang melakukan tindakan adalah Risia Ika Nuryawati. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang melibatkan teman sejawat sebagi observer atau pengamat. Teman sejawat yang bertindak sebagai teman sejawat dalam penelitianini adalah guru kelas VI SDN 01 Sambirejo. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan tentang keaktifan belajar IPS siswa, hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Data dikumpulkan dengan metode observasi, dokumen, catatan lapangan dan dokumentasi. Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan diperlukan teknik validitas data., Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi. Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data

7 yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2011: 84).Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif Miles dan Huberrman. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara beriringan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menyampaikan mata pembelajaran yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner, multidisipliner, atau transdisipliner dari ilmu ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi), sehingga peserta didik peka terhadap masalah masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus diperoleh datadata keaktifan siswa. Keaktifan siswa tersebut meliputi keaktifan siswa bertanya, keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keaktifan siswa yang bisa membuat pertanyaan, Keaktifan siswa yang mengemukakan pendapat dan ide, Keaktifan siswa yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok dan keaktifan siswa mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas. Data-data tersebut bisa dibandingkan dengan data pra tindakan. Perbandingan tersebut dapat dilihat dalam table sebagai berikut :

8 Keaktifan Siswa Pra Siklis I Siklus II tindakan jumlah (prosentase) jumlah (prosentase) jumlah (prosentase) Bertanya 4 (11 %) 21 (58 %) 32 (89 %) Menjawab Pertanyaan 9 (25 %) 24 (67 %) 29 (80 %) Membuat pertanyaan 6 (17 %) 23 (64 %) 32 (89 %) Mengemukakan pendapat dan ide Melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok dan keaktifan siswa mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas Mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas 4 (11 %) 20 (56 %) 31 (86 %) 4 (17%) 26 (72 %) 30 (80 %) 4 (11 %) 20 (69 %) 29 (80 %) Tabel diatas dapat disajikan dalam gambar sebagai berikut : 100 Bertanya 80 Menjawab pertanyaan 60 Membuat pertanyaan 40 20 Mengemukakan pendapat dan ide Melakukan eksplorasi 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Presentasi Dari table dan diagram diatas dapat dilihat peningkatan keaktifan siswa yaitu dilihat dari 36 siswa terdapat 11% (4) siswa yang bertanya, 25% (9) siswa yang menjawab pertanyaan, 17% (6) siswa yang bisa membuat pertanyaan, 11% (4) siswa yang mengemukakan pendapat dan ide, 17% (6) siswa yang melakukan

9 eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok dan 11% (4) siswa mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas Pada siklus I terdapat 58% (21) siswa yang bertanya, 67% (24) siswa yang menjawab pertanyaan, 64% (23) siswa yang bisa membuat pertanyaan, 56% (20) siswa yang mengemukakan pendapat dan ide, 67% (24) siswa yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok dan 56% (20) siswa mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas Pada siklus II terdapat 89% (32) siswa yang bertanya, 80% (29) siswa yang menjawab pertanyaan, 89% (32) siswa yang bisa membuat pertanyaan, 86% (31) siswa yang mengemukakan pendapat dan ide, 83% (30) siswa yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok dan 80% (29) siswa mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Amin Budi Raharjo (2011) berjudul Studi Perbandingan Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Team Quiz terhadap Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kandangan Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: salah satu metode pembelajaran yang menuntut meningkatnya keaktifan belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama dalam kelompoknya dan melatih siswa dalam berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menarik dan efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa adalah metode team quiz. Metode quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab. Metode quiz team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami

10 materi tersebut. Setelah selesai materinya maka diadakan suatu pertandingan akademis, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih aktif. D. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas I SD Negeri 01 Sambirejo dapat ditarik kesimpulan : Penggunaan Metode Team Quiz dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan keaktifan belajar dapat terlihat dari: 1. Sebelum tindakan siswa yang bertanya sebanyak 11% (4), setelah tindakan siswa yang bertanya sebanyak 89% (32). 2. Sebelum tindakan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 25 % (9), setelah tindakan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 80% (29). 3. Sebelum tindakan siswa yang bisa membuat pertanyaan sebanyak 17% (6), setelah tindakan siswa yang bisa membuat pertanyaan sebanyak 89% (32). 4. Sebelum tindakan siswa yang mengemukakan pendapat dan ide sebanyak 11% (4), setelah tindakan siswa yang mengemukakan pendapat dan ide sebanyak 86% (31). 5. Sebelum tindakan siswa yang peserta didik yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok sebanyak 17% (6), setelah tindakan siswa yang peserta didik yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok sebanyak 80 % (30). 6. Sebelum tindakan siswa yang mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas sebanyak 11% (4), setelah tindakan siswa yang mengajukan diri untuk presentasi didepan kelas sebanyak 80 % (29).

11 E. Daftar Pustaka Ahmad, Rohani. 2004. Media Intruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muchtar, S. 2000. Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung. Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Muhammad Numan Somantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung. Remaja Rosda Karya. Mursid Sumaatmaja. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta : Deparlemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses\Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Suprijono Agus. 2009. Cooperative Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Media. Sutikno, Sobri, M. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect. Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.