BAB II PERTAMBANGAN. pertambangan yang dilakukan secara tradisional oleh penduduk dengan seizin. penguasa setempat. seperti, Raja, ataupun Sultan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No Kode Saham

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

Tabel Sampel Perusahaan Pertambangan. No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III. Metode Penelitian. sampel pada penelitian ini sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

Lampiran 1 : Daftar Item Pengungkapan Lingkungan ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN)

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Nama Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung (German, Sidney, dan Raymond, 1985) dalam Hadi (2013) dan jika

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGATAR ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi

LAMPIRAN A INDIKATOR PENGUNGKAPAN CSR GRI VERSI 3.0

I. PENDAHULUAN. batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara.

Siaran Pers ESDM: Sosialisasi Sektor Energi Melalui Pekan Pertambangan dan Energi Kamis, 28 September 2017

BAB III METODE PENELITIAN. adalah seluruh perusahaan pertambangan yang go public dan terdaftar di. laporan keuangan tahun berturut-turut.

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Populasi dan Sampel)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

Lampiran 1. Daftar Pengungkapan CSR menurut GRI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling: Annual report PROPER SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN FULLMER H-SCORE DAN SPRINGATE: MANA YANG LEBIH KUAT?

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdampak langsung pada lingkungan. Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. relevan untuk tujuan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2016:2) metode penelitian adalah:...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. (Erlina, 2011:20). Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Populasi Dan Sample

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. manajerial, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility (CSR)

: Dr. Ir. Sudaryanto, Msc

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini penulis

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian adalah :

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah semua perusahaan pertambangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada 2013 hingga 2015 membuat

BAB III METODE PENELITIAN. angka. Data yang berupa angka-angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2017:2) definisi metode penelitian adalah: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya. menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Equity Ratio (DER), Return to Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Price

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif.

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DEWAN KOMISARIS, DAN LEVERAGE

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari September 2015 sampai dengan June

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif dan assosiatif.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi seluruh negara termasuk Indonesia. Beberapa negara mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya teknologi informasi diharapkan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

Penelitian Terdahulu. No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ni Wayan Rustiarini (2011)

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya serta peraturan perpajakan yang berlaku. digunakan sebagai alat analis untuk menghitung rasio-rasio keuangannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan

Transkripsi:

BAB II PERTAMBANGAN 2.1. Sejarah Pertambangan Indonesia Sejarah pertambangan dan energi di Indonesia dimulai dengan kegiatan pertambangan yang dilakukan secara tradisional oleh penduduk dengan seizin penguasa setempat. seperti, Raja, ataupun Sultan. Pada tahun 1602 Pemerintah Belanda membentuk VOC, mereka selain menjual rempah-rempah juga mulai melakukan perdagangan hasil pertambangan, pada tahun 1652 mulailah dilakukan penyelidikan berbagai aspek ilmu kealaman oleh para ilmuwan dari Eropa. Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen (Mijnwezenn-Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah. Menjelang tahun 1920, sesuai dengan rencana Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bandung sebagai ibukota Hindia Belanda, maka dilakukan persiapan untuk memindahkan kantor Mijnwezen ke Bandung. Departement Burgerlijke OpenbareWerken (Departemen Pekerjaan Umum) yang membawahi Mijnwezen dan menempati Gedung Sate. Pada tahun 1922, lembaga Mijnwezen ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw. Pada Tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun gedung Geologisch Laboratorium yang terletak di jalan Wilhelmina Boulevard untuk kantor Dienst van den Mijnbouw dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. 14

15 selanjutnya gedung ini dipergunakan untuk penyelenggaraan sebagian dari acara Pacific Science Congress ke IV. Gedung ini sekarang bernama Museum Geologi, yang berlamat di jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Selama Perang Dunia ke II, kerap dipergunakan sebagai tempat pendidikan Assistent Geologen Cursus (Kursus Asisten Geologi), dengan peserta hanya beberapa orang saja diantaranya, Raden Soenoe Soemosoesastro dan Arie Frederik Lasut. Dua orang peserta pribumi itulah yang kemudian menjadi pegawai menengah pertama di kantor Mijnbouw sejak tahun 1941 yang dikemudian hari menjadi tokoh perjuangan dalam membangun kelembagaaan tambang dan geologi nasional. Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Mijnbouw dengan segala sarana dan dokunennya diambil alih oleh Jepang dan namanya diganti menjadi Chisitsu Chosasho. Kantor Chisitsu Chosasho tidak dapat berbuat banyak karena ketiadaan tenaga ahli dan anggaran. Tenaga ahli Belanda pada awalnya masih dipertahankan tetapi kemudian diinternir, kecuali mereka yang diperlukan oleh Jepang. Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agurus 1945 mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah disiarkan melalui radio. berita tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Pegawai pribumi di kantor Chisitsu Chosasho yang sebagian besar masih muda, menerima berita itu dan mereka langsung mempersiapkan diri untuk mengambil Iangkah yang diperlukan. Pada tanggal 25 September 1945 keluarlah pengumuman dan

16 Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik. Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari Pemerlntah Republik Indonesia. Dengan mengacu kepada perintah Pemerintah Pusat itu Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, pada tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang. Pada hari Jumat pukui 11.00 tanggal 28 September 1945, sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho pun bertindak, mereka dipe1opori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo. A.F. Lasut. R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi. Keesokan harinya dibentuk Dewan Pimpinan Kantor yang terdiri dari tujuh orang, dan Raden Ali Tirtosoewirjo ditunjuk sebagai pimpinannya. Selang beberapa hari terjadi pergantian pimpinan, R. Soenoe Soemosoesastro yang semula menjabat sebagai wakil pimpinan. diangkat menjadi pimpinan dan A. F. Lasut sebagai wakilnya. Beberapa minggu kemudian, terjadi lagi pergantian pimpinan A. F. Lasut diangkat sebagai Kepala Poesat Djawatan dan R. Soenoe Soemosoesastro sebagai Kepala Bagian Geologi. Sebagai pimpinan. A.F. Lasut pada tanggal 20 Oktober 1945 mengeluarkan pengumuman yang pertama bahwa semua perusahaan pertambangan ditempatkan di bawah pengawasan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi. Tiga bulan kemudian, pada tanggal 12 Desember 1945. sebagian kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, dipindahkan ke gedung Onderling Belang, di J1. Braga No.3 dan No. 8. Bandung.

17 karena terdesak oleh datangnya pasukan Belanda bersama pasukan Sekutu. Kantor Poesat Djiawatan Tambang dan Geologi pun diduduki oleh pasukan Belanda. Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, pada tanggal 23 Maret 1946 kegiatan Poesat Djawatan Tarnbang dan Geologi pindah dari Bandung ke Tasikmalaya, kemudian ke Mage1ang, dan Tirtomoyo. Sedangkan yang masih tinggal di Tasikmalaya, pada tanggal 6 Desember 1946 menyusul mereka yang lebih dahulu mengungsi ke Jawa Tengah. Keterbatasan dalam sarana kerja, memaksa Pimpinan Djawatan untuk memencarkan para pegawai ke berbagai tempat. Sebagian ditempatkan di Borobudur, Muntilan, Dukun, dan Srumbung di kaki Gunung Merapi. Untuk memudahkan hubungan dan menghimpun kembali para pegawai itu. maka terbitlah Surat Kepumsan Menteri Muda Kemakmuran NO.902/T.O/J.O tanggal 20 Nopember 1947, yang memerintahkan agar Kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dan bagian-bagiannya pindah ke beberapa tempat di Yogyakarta. Selama perang kemerdekaan. Desember 1945 - Desember 1949, kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dalam pengungsian dan berpindahpindah. Untuk mengembangkan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, A.F. Lasut bersama dengan R. Soenoe Soemosoesastro membuka Sekolah Pertambangan-Geologi Tinggi (SPGT), Sekolah Pertambangan-Geologi Menengah (SPGM), dan Sekolah Pertambangan-Geologi Pertama (SPGP). A.F. Lasut sebagai orang muda memiliki sifat tegas, menolak bekerjasama dengan Belanda. Pada waktu Yogyakarta diduduki pasukan Belanda itulah AF. Lasut pada pagi han tanggal 7 Mer 1949 diculik oleh pasukan Belanda dari Tijger

18 Brigade dari kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah Kaliurang, dan kemudian dibunuh di daerah Sekip. yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada. Dan atas jasa-jasanya, A.F. Lasut kemudian dianugerahi ge1ar Pah1awan Kemerdekaan Nasional dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No_ 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969. Dengan ditetapkannya A.F. Lasut sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa pengambilalihan kantor Chisitsu Chosasho pada tanggal 28 September 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi sektor pertambangan dan energi. Pada tanggal 28 September 1945. juga terjadi pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) secara paksa oleh para pemuda. Dalam menetapkan Hari Jadi Penambangan dan Energi, Menteri ESDM menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1319 K/73/MEM/2006 tentang Tim Penyusunan Buku Sejarah Pertambangan dan Energi kemudian diperbaharui dengan Keputusan No. 0147 K/73/MEM/200R tanggal 14 Februari 2008. Setelah tim melakukan kajian di sektor Pertambangan dan Energi ditemukan beberapa hal penting, yaitu: pertama. 28 September 1945, kedua, 7 Mei 1949, ketiga, 22 Februari 1952, keempat, 14 Oktrober 1960, kelima, 2 Desember 1967, keenam, 27 Oktober 1945, ketujuh, 3 Oktober 1953, kedelapan, 5 Oktober 1945, kesembilan, 26 Oktober 1960 (peristiwa pada semua tanggal tersebut termuat dalam Buku Sejarah Pertambangan dan Energi). Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi diputuskan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) DESDM yang berlangsung pada tanggal 1 Nopember 2007 di Badan Geologi

19 Bandung. diikuti oleh para Pejabat Eselon I dan II DESDM dipimpin oleh Menteri Energi dan Surnber Daya Mineral. Berdasarkan hasil penetapan tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan surat kepada Presiden No. 1349/04/ME~LS/2008 tanggal 26 Pebruari 2008 mengusulkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi untuk ditetapkan dalam Keputusan Presiden. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Repub1ik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tanggal 27 September 2008 ditetapkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi adalah tanggal 28 September. 2.2. Tahapan Kegiatan Pertambangan Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan. Penggalian adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis barang galian. Barang galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan radioaktif). Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor industri maupun konstruksi. Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Kegiatan pemecahan,peleburan, pemurnian dan segala proses pengolahan hasil

20 pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi digolongkan ke dalam kegiatan industri. Kegiatan persiapan tempat penambangan penggalian seperti pembuatan jalan, jembatan dari dan ke arah lokasi penambangan, pengerukan, pemasangan pipa penyaluran dan sebagainya termasuk ke dalam kegiatan konstruksi. Sedangkan kegiatan eksplorasi dan penelitian mengenai prospek barang tambang dan mineral termasuk ke dalam jasa pertambangan. Kegiatan pengambilan, pembersihan dan pemurnian air untuk dijadikan air bersih termasuk dalam sektor air minum. Tahapan kegiatan pertambangan meliputi: prospeksi dan penelitian umum, eksplorasi, persiapan penambangan dan pembangunan, eksploitasi dan pengolahan/pengilangan/pemurnian. a. Prospeksi Rospeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga. b. Eksplorasi Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta "studi kelayakan" dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan. c. Eksploitasi Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan

21 besarnya cadangan serta "studi kelayakan" dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan. d. Pengolahan/Pemurnian/Pengilangan Pengolahan/Pemurnian adalah suatu pekerjaan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian membuang mineral yang tidak berharga tersebut (dapat dilakukan dengan cara kimia). 2.3. Kelompok Tambang Indonesia Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980, bahan galian tambang di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga golongan meliputi: a. Golongan A, atau bahan tambang strategis. Adalah bahan tambang yang hanya boleh dimiliki oleh pemerintah. Contohnya antara lain: batubara, minyak bumi, alumunium, timah putih, besi, dll. b. Golongan B, atau bahan tambang vital. Adalah bahan tambang yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Contohnya antara lain: emas, perak, magnesium, seng, wolfram, batu permata, seng, dll. c. Golongan C, yaitu bahan tambang yang tidak termasuk ke dalam golongan A maupun B. Contohnya adalah bahan-bahan industri. 2.4. Peranan Pertambangan Indonesia Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya raya akan bahan tambang. Bahan tambang di Indonesia ditemukan di darat dan di laut. Untuk mendapatkan serta mengolah bahan tambang tersebut diperlukan banyak modal, tenaga ahli, dan

22 teknologi tinggi. Pemerintah menghimpun kesemuanya ini dari dalam maupun dari luar negeri. Peranan barang tambang dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia sebagai berikut. a. Mengurangi pengangguran karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja. b. Menambah pendapatan negara karena bahan tersebut dapat di ekspor ke luar negeri. c. Memajukan industri dalam negeri. d. Memajukan bidang transportasi dan komunikasi di Indonesia. 2.5. Tantangan Pertambangan Indonesia Pendapatan perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara umum menurun pada 2014. Ini menjadi bukti bahwa industri batubara, yang merupakan bisnis yang menguntungkan pada tahun 2000an (hingga 2011), masih mengalami perlambatan karena masalah-masalah ekonomi global. Ekonomi global yang bergerak lambat menyebabkan permintaan yang rendah bagi komoditi-komoditi seperti batubara dan minyak sawit mentah (dua penghasil devisa penting di Indonesia). Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Republik Rakyat Tionghoa (RRT) khususnya mengkhawatirkan. Masalah yang paling problematik adalah bahwa perekonomian RRT, negara yang membeli hampir setengah dari kargo-kargo batubara dan bijih di dunia, diperkirakan terus melambat menyentuh level pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 25 tahun terakhir pada tahun 2015. Sementara itu, para pembuat kebijakan di RRT menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% (yearon-year) untuk tahun ini, target pertumbuhan RRT yang paling rendah selama 15

23 tahun terakhir. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di RRT, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan mitra dagang paling penting bagi Indonesia, membawa dampak-dampak negatif karena permintaan akan produk-produk ekspor Indonesia menurun tajam dan menyebabkan tekanan pada neraca perdagangan Indonesia (dan juga neraca transaksi berjalan Indonesia) serta nilai tukar rupiah. Sementara itu, para eksporter Indonesia yang bergantung pada permintaan dari RRT akan mengalami penurunan pendapatan. Suplai di pasar RRT mengalami kelebihan suplai, permintaan batubara di Cina jatuh sebanyak 22 juta ton pada 2014. Faktor-faktor lain yang berkontribusi pada perlambatan permintaan batubara dari RRT adalah beberapa kebijakan baru yang bertujuan membatasi impor batubara, termasuk pajak impor batubara yang baru menerapkan pajak impor 6% untuk batubara termal dan juga kontrol-kontrol kualitas yang baru. terlebih lagi, Perdana Menteri RRT Li Keqiang mengatakan bahwa RRT, negara konsumen energi terbesar di dunia, berniat mengurangi intensitas energi (yang merupakan jumlah energi yang digunakan untuk tiap unit Produk Domestik Bruto-nya) sebanyak 3,1% pada tahun ini. Ini berarti pengurangan pengunaan tahunan dari batubara sebanyak 176 juta ton. Selain ingin mengurangi polusi, RRT ingin mengurangi impor batubara dari negara asing untuk mendukung industri batubara domestiknya yang didanai dengan hutang. Pada dua bulan pertama di 2015, impor batubara RRT berjumlah 32 juta ton, menurun 45,3% dari periode yang sama di 2014. Harga batubara acuan (HBA) yang digunakan Pemerintah Indonesia menurun 27% pada 2014. Tahun ini, HBA terus menurun karena kelebihan suplai

24 global. Pada Februari 2015, kisaran harga ada di 63 dollar Amerika Serikat (AS) per ton. Sementara itu harga batubara Newcastle yang menjadi acuan internasional turun 17% tahun lalu. Harga rata-rata menjadi 70,95 dollar AS per ton. Menurunnya harga batubara dunia disebabkan karena kelebihan suplai dan kelebihan kapasitas di pasar. Namun, dalam upaya mengurangi dampak penurunan harga batubara, para penambang Indonesia cenderung menaikkan tingkat produksi. Pertumbuhan ekonomi RRT diprediksi akan terus menurun kecepatannya, prospek pendapatan industri pertambangan batubara Indonesia di 2015 dan 2016 tidak positif. Harga batubara diperkirakan akan tetap rendah (atau tidak banyak bergerak) karena kelebihan supai dan karenanya membatasi keuntungan perusahaan-perusahaan pertambangan batubara. Total produksi batubara di Indonesia diprediksi mencapai 425 juta metrik ton di 2015. Tabel 2.1 Performa Keuangan Perusahaan Batubara Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan Net Profit (Loss) Growth Adaro Energy USD 178.2 million -23.9% Golden Energy Mines IDR 133.4 billion -41.1% Indo Tambangraya Megah USD 200.2 million -2.3% Toba Bara Sejahtera USD 18.3 million -1.1% Sumber : www.idx.co.id (2015)

25 MINING INDEX 2009-2014 HARGA SAHAM 3,500 3,274 3,000 2,500 2,532 2,203 2,000 1,864 1,500 1,429 1,369 1,000 500-2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : www.finance.yahoo.co.id (2015) Grafik 2.1 Mining Index Berdasarkan grafik saham mining index mengalami penurunan mulai dari tahun 2009-2014 dan diperkirakan akan tetap dalam kondisi seperti ini maka sudah tentu sebagian besar saham-saham di BEI mengalami penurunan. Berdasarkan statistik BEI, indeks sektor tambang sudah anjlok sepanjang tahun 2014, terburuk dibanding sektor manapun, padahal saham-saham di sektor ini sudah turun banyak di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa saham batubara bahkan sudah turun lebih dari 90%, jika dihitung dari posisi puncak mereka di tahun 2011.

26 2.6. Perusahaan Pertambangan Terdaftar di BEI Daftar Indeks Sektor Pertambangan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) mencakup sebagai berikut: Tabel 2.2 Sub Sektor Batu Bara Kode Saham Nama Emiten 1 ADRO Adaro Energy Tbk 2 ARII Atlas Resources Tbk 3 ATPK ATPK Resources Tbk 4 BORN Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk 5 BRAU Berau Coal Energy Tbk 6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk 7 BUMI Bumi Resources Tbk 8 BYAN Bayan Resources Tbk 9 DEWA Darma Henwa Tbk 10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 11 GEMS Golden Energy Mines Tbk 12 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 13 HRUM Harum Energy Tbk 14 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 15 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 16 M BAP Mitrabara Adiperdana Tbk 17 MYOH Samindo Resources Tbk 18 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 19 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 20 PTRO Petrosea Tbk 21 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 22 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk Sumber : www.idx.co.id (2015)

27 Tabel 2.3 Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi Kode Saham Nama Emiten 1 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 2 BIPI Benakat Integra Tbk 3 ELSA Elnusa Tbk 4 ENRG Energi Mega Persada Tbk 5 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk 6 MEDC Medco Energi International Tbk 7 RUIS Radiant Utama Intennsco Tbk Sumber : www.idx.co.id (2015) Tabel 2.4 Sub Sektor Logam dan Mineral Lainnya Kode Saham Nama Emiten 1 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 2 CITA Cita Mineral Investindo Tbk 3 CKRA Cakra Mineral Tbk 4 DKFT Central Omega Resources Tbk 5 INCO Vale Indonesia Tbk 6 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk 7 PSAB J Resources Asia Pasific Tbk 8 SMRU SMR Utama Tbk 9 TINS Timah (Persero) Tbk Sumber : www.idx.co.id (2015) Tabel 2.5 Sub Sektor Batu Batuan Kode Saham Nama Emiten 1 CTTH Citatah Tbk 2 MITI Mitra Investindo Tbk Sumber : www.idx.co.id (2015)