BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG ( TRANSMISI )

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Penyaring Pasir 2.2 Prinsip Kerja Sand Filter Rotary Machine

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

MESIN PENGAYAK PASIR (RANGKA)

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

ANALISA KEKUATAN RANGKA PADA MESIN BAND SAW. Disusun oleh : Idris Panutan ( )

RANCANG BANGUN SAND FILTER ROTARY MACHINE

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG SINGKONG

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PEMOTONG KRUPUK RAMBAK KULIT ( Rangka )

RANCANG BANGUN MESIN DOWEL UNTUK PEMBUATAN KAYU SILINDER DENGAN DIAMETER 10 SAMPAI 20 MM UNTUK INDUSTRI GAGANG SAPU DAN SANGKAR BURUNG (RANGKA)

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7KG / MENIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH ( RANGKA & POROS )

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG UMBI SISTEM TRANSMISI PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG

RANCANG BANGUN MESIN COPY CAMSHAFT (SISTEM RANGKA)

RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI Bagian Sistem Transmisi

PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

RANCANG BANGUN SAND FILTER ROTARY MACHINE BAGIAN RANGKA

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

Mulai. Pengumpulan Data

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT (SISTEM TRANSMISI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN CHASSIS ENGGINE TEST BED

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI ( RANGKA)

RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI)

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

LAPORAN PROYEK AKHIR DESAIN DAN ANALISIS RANGKA PADA MESIN HOLE POST AUGER

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

ELECTRIC TROLLEY CRANE DENGAN DAYA ANGKAT MANUAL (RANGKA) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI

RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

ANALISA PEMANFAATAN TURBIN VENTILATOR SEBAGAI SUMBER LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA DENGAN KAPASITAS 900 W

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Gambar 3.1 : Proses perancangan sand filter rotary machine seperti terlihat pada Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan Pembelian Komponen Dan Peralatan Proses Pembuatan Analisa Dan Perbaikan Perakitan Uji Kinerja Berh Berhasil Gagal Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram perencanaan dan perhitungan 14

15 3.2 Bagian - Bagian Sand Filter Rotary Machine Mesin ini mempunyai bagian utama seperti pada Gambar 3.2: 7 8 6 5 4 10 2 3 1 9 Gambar 3.2 Desain rancangan 3D Keterangan = 1. Motor Bensin. 6. House Bearing 2. Hopper Keluar Pasir. 7. Tabung Penyaring 3. Reducer. 8. Roda Penyangga 4. Pulley. 9. Hopper Keluar Krikil 5. Poros. 10. V-Belt 3.3 Perencanaan Konstruksi Dalam pembuatan mesin Sand Filter Rotary atau penyaring pasir, rangka merupakan bagian yang penting untuk menompang semua komponen. Oleh karena itu rangka harus didesain sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil konstruksi yang kuat dan aman. Konstruksi rangka ditunjukan pada Gambar 3.3

16 Gambar 3.3 Perencanaan konstruksi Gambar 3.4 T1 dan T2 pulley 3.3.1 Perencanaan Rangka Bagian Atas (1) Perhitungan perencanan rangka bagian atas adalah sebagai berikut: Data-data yang diketahui antara lain: - Massa 1 buah poros = 10 kg - Massa 2 buah house bearing = 2 kg - Massa 1 buah pulley = 2 kg - Gaya tarik T1 dan T2 pulley poros Diketahui : a. sudut kontak pulley pada poros ( ) = 2,78 rad b. (β ) = 19 c. Daya yang di butuhkan (P) = 3176,14 Watt d. Kecepatan linear sabuk ( V ) = 12,25 m/s Tarikan sisi kencang (T1) dan sisi kendor (T2)

17 2,31 log cosec β log = 0,3. 2,78. cosec 19 log = 2,43 log = 1,05 = 11,22 N T 1 = 11,22 N T2 Maka, P = (T 1 T 2 ). V 3176,74 = (11,22. T 2 T 2 ). 12,25 125,2. T2 = 3176,74 T2 = Maka, T2 = 25,37 N T1 = 11,22. T2 = 11,22. 25,37 = 284,65 N Massa total = 10 kg + 2 kg + 2 kg + gaya tarik T1 dan T2 Massa total = 14 kg + gaya tarik T1 dan T2 Beban (F) = massa total x gaya gravitasi + gaya tarik T1 dan T2 = 14 kg x 9,81 m/s 2 + 310,02 = 137,34 N + 310,02 N = 447,36 N Karena pembebanan terjadi di 2 bidang batang besi,maka : 447,36 : 2 = 223,68 N Konstruksi rangka bagian atas ditunjukan pada Gambar 3.5

18 A B 1. analisa pada batang A-B Gambar 3.5 konstruksi rangka bagian atas Gaya yang bekerja pada batang dapat dilihat pada Gambar 3.6 Gambar 3.6 Gaya yang bekerja pada batang

19 Kesetimbangan Gaya Luar ΣFx = 0 ΣFy = 0 R AY + R BY 223,68 N = 0 R AY + R BY = 223,68 N ΣM A = 0-223,68 N. 300 mm + R BY. 600 mm = 0-67104 Nmm + R BY. 600 mm = 0 R BY. 600 mm = 67104 Nmm R BY = 111,84 N R AY + R BY = 223,68 N R AY +111,84N = 223,68 N R AY = 223,68 N 111,84 N R AY = 111,84 N M A = 0 M C = 0 = R AY. 300mm = 111,84 N. 300 mm =33552 Nmm M B = 0 = R AY. 600 mm 217.8 N. 300 mm = 111,84 N. 600 mm 223,68 N. 300 mm = 33552 Nmm 33552 Nmm = 0

20 Gambar 3.7 Gambar potongan gaya Kesetimbangan Gaya Dalam a. potongan x-x Gambar 3.8 Reaksi gaya dalam potongan x-x Nx = 0 Vx = 107,82 N Mx = 111,84. X Tabel 3.1 Nilai gaya dalam potongan x-x Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 A N A = 0 V A = 111,84N M A = 0 x = 300 C N M = 0 V C = 111,84 N M C = 33552Nmm

21 b. potongan y-y Nx = 0 Vx = -111,84 N Mx = 111,84. X Gambar 3.9 Reaksi gaya dalam potongan y-y Tabel 3.2 Nilai gaya dalam potongan y-y Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 B N B = 0 V B = - 111,84 N M B = 0 x = 300 C N M = 0 V C = -111,84 N M C = -33552 Nmm Diagram: Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada Gambar 3.10 Gambar 3.10 NFD, SFD dan BMD pada rangka bagian atas

22 2. Tegangan pada rangka atas (1) Rangka yang ingin dipakai berupa besi hollow kotak dengan dimensi 40 mm x 40 mm x 2 mm seperti pada Gambar 3.11 Gambar 3.11 Inersia besi hollow kotak a. momen inersia ( I ) I = = = 474864 ) = 39572 mm b. jarak titik berat y = = = 20 mm Tabel 3.3 Tegangan luluh hollow steel c. momen maksimum (M max ) = 33552 Nmm d. tegangan tarik maksimum bahan (σ max bahan ) = 723,83 N/mm 2 e. tegangan tarik pada rangka (σ tarik rangka ) = = = 16,95 N/mm 2

23 f. Safety factor (S f ) = = = 36,6 Karena σ tarikrangka < σ max bahan maka pemilihan rangka dengan bahan hollow steel aman untuk menahan beban. 3.3.2 Perencanaan Rangka Bagian Atas (2) Perhitungan perencanan rangka bagian atas adalah sebagai berikut: Data-data yang diketahui antara lain: - Massa tabung + ayakan = 18 kg - Massa 2 buah roda = 3 kg - Massa rata-rata pasir = 7,05 kg Massa total = 18 + 3 + 7,05 = 28,05 kg Beban (F) = massa total x gaya gravitasi = 28,05 x 9,81 m/s 2 = 275,1705 N Karena pembebanan terjadi di 2 bidang batang besi, maka : 275,1705 : 2 = 137,58525 N Konstruksi rangka bagian atas ditunjukan pada Gambar 3.12 D E Gambar 3.12 Konstruksi rangka bagian atas

24 1. analisa pada batang D-E Gaya yang bekerja pada batang dapat dilihat pada Gambar 3.13 Gambar 3.13 Gaya yang bekerja pada batang Kesetimbangan Gaya Luar ΣFx = 0 ΣFy = 0 R DY + R EY 137,58525 N = 0 R DY + R EY = 137,58525 N ΣM D = 0-137,58525 N. 1610 mm + R EY. 1920 mm = 0-221512,2525 Nmm + R EY. 1920 mm = 0 R EY. 1920 mm = 221512,2525 Nmm R EY = 115,38 N R DY + R EY = 137,58 N R DY +115,38 N = 137,58 N R DY = 137,58 N 115,38 R DY = 22,2 N

25 M D = 0 M F = 0 = R EY. 1610 mm = 115,38 N. 1610 mm = 185761,8 Nmm M E = 0 = R EY. 1920 mm 137,58 N. 1610 mm = 115,38 N. 1920 mm 137,58 N. 1610mm = 221512,2525 Nmm 221512,2525 Nmm = 0 Nm Gambar 3.14 Gambar potongan gaya Kesetimbangan Gaya Dalam a. potongan x-x Gambar 3.15 Reaksi gaya dalam potongan x-x

26 Nx = 0 Vx = 115,38 N Mx = 115,38 N. x Tabel 3.4 Nilai gaya dalam potongan x-x Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 D N D = 0 V D = 115,38 N M D = 0 x = 1610 F N F = 0 V F = 115,38 N M F = 185761,8 Nmm b. potongan y-y Gambar 3.16 Reaksi gaya dalam potongan y-y Nx = 0 Vx = - 22,2 N Mx = 22,2. x Tabel 3.5 Nilai gaya dalam potongan y-y Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 E N E = 0 V E = - 22,2 N M E = 0 x = 320 F N F = 0 V F = -22,2 N M F = - 7104 Nmm

27 Diagram: Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada Gambar 3 17. Gambar 3.17 NFD, SFD dan BMD pada rangka bagian atas 2. Tegangan pada rangka atas (2) Rangka yang ingin dipakai berupa besi hollow kotak dengan dimensi 40 mm x 40 mm x 2 mm seperti pada Gambar 3.18 Gambar 3.18 Inersia besi hollow kotak a. momen inersia ( I ) I = = = 474864 ) = 39572 mm 4 b. jarak titik berat y =

28 = = 20 mm Tabel 3.6 Tegangan luluh hollow steel c. momen maksimum (M max ) = 185761,8 Nmm d. tegangan tarik maksimum bahan (σ max bahan ) = 723,83 N/mm 2 g. tegangan tarik pada rangka (σ tarik rangka ) = = = 93,88 N/mm 2 f. Safety factor (S f ) = = = 6,6 Karena σ tarikrangka < σ max bahan maka pemilihan rangka dengan bahan hollow steel aman untuk menahan beban. 3.3.3 Perencanaan Rangka Bagian Bawah Dudukan Motor Gambar 3.19 Konstruksi rangka bagian bawah

29 Perhitungan perencanaan rangka bagian bawah dudukan motor adalah sebagai berikut: Data-data yang diketahui antara lain: - Massa 1 buah motor bensin = 15 kg - Massa 1 buah pulley = 0,25 kg - Gaya tarik T1 dan T2 pulley pada motor Diketahui : a. sudut kontak pulley pada motor ( ) = 3,11 rad b. (β ) = 19 c. Daya yang di butuhkan (P) = 3176,14 Watt d. Kecepatan linear sabuk (V) =12,25 m/s Tarikan sisi kencang (T1) dan sisi kendor (T2) 2,31 log cosec β log = 0,3. 3,11. cosec 19 log = 2,86 log = 1,23 = 16,98 N T 1 = 16,98 N T2 Maka, P = (T 1 T 2 ). V 3176,74 = (16.98. T 2 T 2 ). 12,25 195,7. T2 = 3176,74 T2 = Maka, T2 = 16,23 N T1 = 16,98. T2 = 16,98. 16,23 = 275,63 N

30 Massa total = massa 1 buah motor bensin + massa 1 buah pulley + gaya tarik T1 dan T2 Massa total = 15 kg + 0,25 kg Massa total = 15,25 kg Beban (F) = massa total x gaya gravitasi + gaya tarik T1 dan T2 = 15,25 kg x 9,8 m/s 2 + 291,86 N = 149,6 N + 291,86 N = 441,46 N (Karena pembebanan terjadi di 2 batang besi maka massa total dibagi 2) F = 441,46 : 2 F = 220,73 N Konstruksi rangka bagian bawah ditunjukan pada Gambar 3.20 G H Gambar 3.20 Konstruksi rangka bagian bawah dudukan motor 1. analisa pada batang G-H Gaya yang bekerja pada batang dapat dilihat pada Gambar 3.21 Gambar 3.21 Gaya yang bekerja pada batang

31 Kesetimbangan Gaya Luar ΣFx = 0 ΣFy = 0 R GY + R HY 220,73 N = 0 R GY + R HY = 220,73 N ΣM G = 0-220,73 N. 300 mm + R HY. 600 mm = 0-66219 Nmm + R HY. 600 mm = 0 R HY. 600 mm = 66219 Nmm R HY = 110,365 N R GY + R HY = 220,73 N R GY +110,365 N = 220,73 N R GY = 220,73 N 110,73 N R GY = 110,365 N M G = 0 M I = 0 = R GY. 300mm = 110,365 N. 300 mm = 33109,5 Nmm M H = 0 = R GY. 600 mm 220,73 N. 300 mm = 110,365 N. 600 mm 220,73 N. 300 mm = 66219 Nmm 66219 Nmm = 0

32 Gambar 3.22 Gambar potongan gaya Kesetimbangan Gaya Dalam a. potongan x-x Gambar 3.23 Reaksi gaya dalam potongan x-x Nx = 0 Vx = 110,365 N Mx = 110,365. X Tabel 3.7 Nilai gaya dalam potongan x-x Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 G N G = 0 V G = 110,365 N M G = 0 x = 300 I N I = 0 V I = 110,365 N M I = 33109,5 Nmm b. potongan y-y Gambar 3.24 Reaksi gaya dalam potongan y-y

33 Nx = 0 Vx = -110,365 N Mx = 110,365. X Tabel 3.8 Nilai gaya dalam potongan y-y Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 H N H = 0 V H = - 110,365 N M H = 0 x = 300 I N I = 0 V I = -110,365 N M I = -33109,5 Nmm Diagram: Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada Gambar 3.25 Gambar 3.25 NFD, SFD dan BMD pada rangka bagian bawah dudukan motor 2. Tegangan pada rangka bawah dudukan motor Rangka yang ingin dipakai berupa besi profil L dengan dimensi 40 mm x 40 mm x 2 mm seperti pada Gambar 3.26

34 Gambar 3.26 Inersia besi profil L a. momen inersia ( I ) I = [ ] = [ ] b. jarak titik berat (y) y = = = = 24735,74 mm 4 = 9,25 mm Tabel 3.9 Tegangan luluh besi profil L c. momen maksimum = 33109,5 Nmm d. tegangan tarik pada rangka (σ tarik rangka ) = = = 12,38 N/mm 2

35 e. Safety factor (S f ) = = = 20,19 Karena σ tarikrangka < σ max bahan maka pemilihan rangka dengan bahan besi profil L aman untuk menahan beban. 3.3.4 Perencanaan Rangka Bagian Bawah Dudukan Reducer Perhitungan perencanaan rangka bagian bawah dudukan motor adalah sebagai berikut: Data-data yang diketahui antara lain: - Massa 1 buah reducer = 10 kg = 98,1 N - Massa 2 buah pulley = 0,5 kg = 4,905 N - Gaya tarik T1 dan T2 pulley poros = 310,02 N - Gaya tarik T1 dan T2 pulley motor = 291,86 N Massa total = 98,1 + 4,905-310,02 N - 291,86 N Massa total = 103,005 601,88 = - 498,88 (Karena pembebanan terjadi di 2 batang besi maka massa total dibagi 2) F = - 498,88 N : 2 F = - 249,44 N Konstruksi rangka tengah bagian atas ditunjukan pada Gambar 3.27 J K Gambar 3.27 Konstruksi rangka bagian bawah dudukan reducer 1. analisa pada batang J-K Gaya yang bekerja pada batang dapat dilihat pada Gambar 3.28

36 Gambar 3.28 Gaya yang bekerja pada batang Kesetimbangan Gaya Luar ΣFx = 0 ΣFy = 0 -R JY - R KY + 249,44 N = 0 - R JY - R KY = - 249,44 N ΣM J = 0 249,44 N. 260 mm - R KY. 520 mm = 0 64854,4 Nmm - R KY. 520 mm = 0 -R KY. 520 mm = - 64854,4 Nmm -R KY = -124,72 N -R JY + R KY = - 249,44 N -R JY + -124,72 N = - 249,44 N -R JY = - 249,44 N + 124,72 N -R JY = - 124,72 N M J = 0 M L = 0 = -R JY. 260mm = - 124,72 N. 260 mm = -32427,2 Nmm M K = 0 = -R JY. 520 mm + 249,44 N. 260 mm = - 124,72 N. 520 mm + 249,44 N. 260 mm = - 64854,4 Nmm + 64854,4 Nmm = 0

37 Kesetimbangan Gaya Dalam a. potongan x-x Gambar 3.29 Gambar potongan gaya Gambar 3.30 Reaksi gaya dalam potongan x-x Nx = 0 Vx = 124,72 N Mx = -124,72. x Tabel 3.10 Nilai gaya dalam potongan x-x Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 J N J = 0 V J = -124,72 N M G = 0 x = 260 L N L = 0 V L = -124,72 N M L = -32427,2 Nmm b. potongan y-y Gambar 3.31 Reaksi gaya dalam potongan y-y

38 Nx = 0 Vx = 124,72 N Mx = -124,72 N. x Tabel 3.11 Nilai gaya dalam potongan y-y Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen x = 0 K N K = 0 V K = -116,84 N M K = 0 x = 260 L N L = 0 V L = -116,84 N M L = 32427,2 Nmm Diagram: Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada Gambar 3.32 Gambar 3.32 NFD, SFD dan BMD pada rangka bagian bawah dudukan reducer

39 2. Tegangan pada rangka bawah dudukan reducer Rangka yang ingin dipakai berupa besi hollow kotak dengan dimensi 40 mm x 40 mm x 2 mm seperti pada Gambar 3.32 Gambar 3.33 Inersia besi hollow kotak a. momen inersia ( I ) I = = = 474864 ) = 39572 mm 4 b. jarak titik berat y = = = 20 mm Tabel 3.11 Tegangan luluh hollow steel c. momen maksimum (M max ) = 32427,2 Nmm ( ke arah atas ) e. tegangan tarik pada rangka (σ tarik rangka ) = = =16,39 N/mm 2

40 f. Safety factor (S f ) = = = 37,85 Karena σ tarikrangka < σ max bahan maka pemilihan rangka dengan bahan hollow steel aman untuk menahan beban. 3.4 Analisa dengan Solidworks Simulasi analisis rangka berfungsi untuk mengetahui kualitas rangka yang akan dibuat. Setelah disimulasikan didapatkan hasil antara lain: 3.4.1 Perubahan Bentuk (Displacement) Displacement adalah perubahan bentuk pada benda yang dikenai gaya. Dalam hal ini, melengkung. Bagian yang paling melengkung dari rangka ini adalah daerah berwarna paling merah sebesar 0,294 mm pada terjadi pada rangka dudukan motor, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.34 Gambar 3.34 Perubahan bentuk pada rangka

41 Melengkungnya penopang meja ini terjadi apabila diberi pembebanan sebesar 275,1705 N diletakkan diatas meja secara tiba-tiba, sehingga jika diletakkan pelan-pelan maka rangka meja tetap tidak akan melengkung. 3.4.2 Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor keamanan adalah patokan utama yang digunakan dalam menentukan kualitas suatu produk. Patokannya jika nilai faktor keamanan minimal kurang dari angka 1, maka produk tersebut kualitasnya jelek, tidak aman untuk digunakan dan cenderung membahayakan. Sebaliknya jika nilai faktor keamanan lebih dari 1, maka produk tersebut berkualitas baik, aman dan layak digunakan. Apabila nilai keamanan mencapai 3 digit (misalnya 100 atau lebih) maka produk tersebut aman, berkualitas sangat baik, namun harganya mahal dan cenderung berbobot besar. Pada rangka mesin ini, nilai faktor keamanan terkecil adalah 11,34 yang berarti rangka ini aman apabila diberi pembebanan sebesar 441,46 N yang ditunjukkan pada Gambar 3.35. Gambar 3.35 Faktor keamanan (factor of safety)