BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, dikemukakan bahwa pengertian bank adalah sebagai badan usaha yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

No.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang menjadi pilar

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. perputaran uang, deposito dan lainnya. Menurut Sigit dan Totok (2006:5) bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pengertian ataupun definisi bank, yaitu: 1. Joseph Sinkey, bank adalah departement store of finance yang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang akan dipergunakan untuk mendukung teori-teori yang akan diuji. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

Transkripsi:

11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BANK 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, dikemukakan bahwa pengertian bank adalah sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.lebih lanjut lagi dalam pasal 1 ayat 3 UU No. 10 Tahun 1998 dijelaskan bahwa, Bank Umum adalah bank yang menjelaskan kegiatan-kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut Kasmir (2008:11) bahwa, Bank adalahlembaga keuangan yangkegiatan utamanya adalah menghimpun dana darimasyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa lainnya. Lukman Dendawijaya (2008:25) yang berpendapat bahwa, Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,

12 bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain. Pengertian Bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undangnomor 10 tahun 1998 dikutip oleh Fery N. Idroes (2008:15) adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanandan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2008:2) bahwa: Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksanaan lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. 2.1.2 Fungsi Bank Kegiatan yang ada dalam bank ditentukan oleh fungsi-fungsi yang melekat pada bank tersebut. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 fungsi bank tersebut diuraikan sebagai berikut : 1. Fungsi pengumpulan dana, adalah dana dari msyarakat yang disimpan di bank yang merupakan sumber dana untuk bank selain dana bank. 2. Fungsi pemberian kredit, dana yang dikumpulkan dari msyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan depoisto harus segera diputarkan sebab dari dana tersebut bank akan terkena beban bunga, jasa giro bunga deposito, bunga tabungan, dan biaya operasioan seperti gaji, sewa gedung dan penyusutan.

13 3. Fungsi penanaman dan investasi, biasanya mendapat imbalan berupa pendapatan modal yang bisa berupa bunga, laba, dan deviden. 4. Fungsi pencipta uang, adalah fungsi paling pokok dari bank umum jika dilihat dari sudut pandang manajer bank, bahwa dengan melupakan sama sekali fungsi ini tidak akan berpengaruh terhadap maju mundur bank yang dipimpinnya. 5. Fungsi pembayaran, transaksi pembayaran dilakuka melalui cek, bilyet giro, surat wesel, kupon, dan transfer uang. 6. Fungsi pemindahan uang, kegiatan ini biasanya disebut sebagai pentransferan uang, yang bisa dilakukan antar bank yang sama dan antar bank yang berbeda. 2.1.3 Jenis-Jenis Bank Berikut di bawah ini adalah macam-macam dan jenis-jenis bank yang ada di Indonesia beserta arti definisi/pengertian masing-masing bank (Kasmir, 2003:21) : 1. Bank Sentral Bank Sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.

14 2. Bank Umum Bank Umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing/valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. 3. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam SBI (Sertifikat Bank Indonesia), deposito berjangka, sertifikat/surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya. 2.2 LAPORAN KEUANGAN BANK 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Bank Bank menyajikanlaporan keuangan kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat. Hal ini disebabkan karena bank sangat membutuhkan simpanan dari masyarakat, dan sebagian modal kerja bank merupakan kekayaan masyarakat yang dititipkan kepada bank. Jika diperhatikan neraca bank pada sisi kewajiban dan ekuitas, maka

15 sebagian besar kewajiban bank adalah simpanan masyarakat, sedangkan modal bank hanya sebagian kecil saja dibandingakan dengan kewajiban bank. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7) : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (1992:2) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu bank dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivutas bank tersebut. 2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Bank Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:3) tujuan dari laporankeuangan adalah: 1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini adalah memenuhi kebutuhan bersama dari sebagian besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum

16 menggambarkanpengaruh keuangan dari berbagai kejadian di masa yang lalu (historis), dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3) Laporan keuangan juga telah menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melakukan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen, melakukan hal ini agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin saja mencakup keputusan untuk memanamkan atau menjual investasi mereka dalam suatu perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau melakukan penggantian manajemen. 2.2.4 Komponen Laporan Keuangan Bank Komponen laporan keuangan bank sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.31 (revisi 2000) yang dicantumkan dalam buku Indra dan Suhardjono (2006:62) yaitu: 1) Neraca Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan mengenai jumlah aktiva, hutang, serta modal suatu perusahaan pada saat tertentu.dalam pedoman akuntansi perbankan indonesia (PAPI) dinyatakan bahwa modal adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan yang selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai

17 jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Modal akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian deviden, dan kerugian yang di derita (Indra dan Suhardjono, 2006:70). 2) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari ahsil-hasil kegiatan bank selama periode tertentu dan sering dipandang sebagai laporan keuanganyang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan laba rugi terdiri dari tiga komponen yaitu pendapatan, beban, dan laba-rugi (Indra dan Suhardjono, 2006:77). 3) Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal pemilik atau laporan ditahan merupakan laporan yang menyajikan oeningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayanaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan (PSAK No.31 reivi 2000). 4) Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukan darimana sumber penerimaan kas dan tujuan penggunaannya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

18 Jadi dengan demikian komponen utama laporan arus kas adalah sumbersumber penerimaan kas dan penggunaan kas (Indra dan Suhardjono (2006:78). 5) Catatan atas Laporan Keuangan Indra dan Suhardjono buku satu (2006:79-82) dalam buku nya sesuai dengan PSAK No.31 (Revisi 2000) menetapkan bahwa catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan bank mengungkapkan antara lain : a. Analisa jatuh tempo aktiva dan kewajiban. b. Komitmen, kontijensi dan unsur-unsur diluar neraca. c. Konsentrasi aktiva kewajiban dan pos-pos diluar neraca. d. Perkreditan. 2.3 KINERJA KEUANGAN BANK Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan,implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki labaperusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambahmelalui serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dariaktivitas riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampaiaktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangkapanjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnissampai aktivitas korporasi. Para

19 pengambil keputusan akan mendapatkangambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan,namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. Martono dan Agus Harjito (2008:52) berpendapat bahwa, Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba, menunjukkan bahwa laporan rugi laba menggambarkan suatu aktivitas dalam satu tahun sedangkan untuk neraca menggambarkan keadaan pada suatu saat akhir tahun tersebut atas perubahan kejadian dari tahun sebelumnya. Pengukuran kinerja mencerminkan pengukuran hasil atas keputusan strategis, operasi dan pembiayaan dalam suatu perusahaan. Untuk melakukan pengukuran kinerja perlu adanya ukuran yang dipergunakan seperti : a. Rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. b. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan industri.

20 c. Ukuran penilaian (evaluation measure), mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas. Posisi dan kinerja perusahaan sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan perlu diketahui agar dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Sedangkan kelemahan perlu diketahui untuk diperbaiki. Perbankan Indonesia memang terkenal jago dalam mencetak laba. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada semester I 2012, laba bersih perbankan mencapai Rp 45,73 triliun atau tumbuh 23,26% dibandingkan Juni 2011 sebesar Rp 37,1 triliun. Pertumbuhan laba ditopang beberapa faktor. Pertama, pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 97,73 triliun atau tumbuh 16,94%. Kenaikan ini sejalan dengan kredit yang mencapai Rp 2.470,38 triliun, atau tumbuh 25,95%. Kedua, pendapatan non bunga (fee based income). Perbankan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan komisi sebesar 14,31% menjadi Rp 67,2 triliun. Ketiga, kenaikan margin dan efisiensi. Perbankan sukses menurunkan rasio Beban Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 74,68%. Bandingkan dengan BOPO pada periode yang sama tahun lalu sebesar 85,9%. Sementara rata-rata net interest margin (NIM) meningkat menjadi 5,38%. Kenaikan NIM terjadi sejak April 2012.

21 Tingginya laba perbankan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perbankan memang harus mengejar profit yang tinggi untuk memperkuat struktur permodalan yang turun karena pembagian dividen. Tingginya laba sejalan dengan derasnya aliran kredit, terutama ke segmen mikro. Kebutuhan kredit mikro besar dan marginnya tinggi. Bank berlomba-lomba menggarap sektor ini. Tingginya laba perbankan karena peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap teknologi. Pendapatan masyarakat yang terus membaik juga ikut mengerek daya beli masyarakat. Pembatasan yang dilakukan regulator terhadap kredit konsumsi memang bagus karena mencegah risiko pemanasan ekonomi, tetapi pembatasan tersebut tidak mengurangi konsumsi, hanya menunda waktu. Tabel2.1Laba Bank Bunga Bersih Kredit Pendaptan non Bunga sumber: http://www.surabayapost.co.id/ Rp. 97,73 triliun Rp. 2.470,38 triliun Rp. 67,2 triliun naik 16,94% naik 25,95% naik 14,31% Saat ini, BI mencatat jumlah pengutang yang memperoleh fasilitas kredit (debitur) dari industri perbankan dan non bank mencapai 62,632 juta hingga Juni 2012. Angka tersebut terus meningkat jika dibandingkan di awal 2012 yang hanya sebesar 57,87 juta. Tahun 2007 jumlah debitur mencapai 28 juta kemudian meningkat menjadi 35 juta pada 2008. Selama 2009 dan 2010 juga mengalami peningkatan menjadi 51 juta debitur.

22 Hingga akhir Desember 2011, jumlah debitur telah mencapai 57,14 juta dan bertambah menjadi 57,8 juta di awal Januari 2012. Guna mendukung penyaluran kredit perbankan yang sehat, Bank Indonesia menyelenggarakan Sistem Informasi Debitur (SID). Dalam SID ini terdapat data-data jumlah debitur. Debitur bank umum per Juni 2012 mencapai 55,998 juta. Sedangkan debitur BPR/BPRS mencapai 6,690 juta. Debitur Lembaga keuangan non bank sendiri mencapai 943 ribu, output dari SID berupa Informasi Debitur Individual (IDI) digunakan oleh Lembaga Keuangan (LK) sebagai salah satu alat dalam mengukur risiko gagal bayar dari penyaluran kredit. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut terhadap temuan-temuan empiris dengan menggunakan rasio keuangan berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Kesehatan Bank berbasis risiko, khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi profitabilitas dimasa yang akan datang seperti yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu seperti Nesti Hapsari (2006) telah membuktikan secara parsial dan simultan aspek capital, asset, dan likuiditi berpengaruh secera signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini dilakukan pada 19 bank umum pada tahun 2000 2004. Peneliti lain yang juga menggunakan rasio keuangan CAMEL yaitu, Luciana Spica dan Winny Herdaningtyas (2002) dengan hasil rasio keuangan CAMEL memiliki kemampuan untuk memprediksi bank yang

23 kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Rasio CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, dan BOPO membuktikan bahwa kondisi rasio antar bank kondisi bangkrut dan kesulitan keuangan jelas berbeda terutama pada rasio CAR dan BOPO. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana dengan assets yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen (khususnya manajer keuangan) dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. 2.4 METODE RBBR (Risk-based Bank Rating) Pendekatan RBBR memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada Bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan. Selain itu sejalan dengan penerapan pengawasan berdasarkan risiko maka pengawasan tidak cukup dilakukan hanya untuk Bank secara individual tetapi juga harus dilakukan terhadap Bank secara konsolidasi termasuk dalam penilaian

24 kesehatan. Oleh karena itu, penilaian Kesehatan Bank juga harus mencakup penilaian Kesehatan Bank secara konsolidasi. Berdasarkan SE BI No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 oktober 2011, prinsipprinsip umum penilaian kesehatan bank umum yang menjadi landasan dalam menilai Kesehatan Bank adalah sebagai berikut: a. Berorientasi Risiko. Penilaian kesehatan didasarkan pada Risiko-Risiko Bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan Bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan Bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien. b. Proposional. Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian Kesehatan Bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Parameter/indikator penilaian Kesehatan Bank merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai Kesehatan Bank. Namun demikian, Bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan

25 kompleksitas usahanya dalam menilai Kesehatan Bank sehingga dapat mencerminkan kondisi Bank dengan lebih baik. c. Material dan Signifikansi. Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor penilaian Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai Risiko dan kinerja keuangan Bank. d. Komperhensif dan Terstruktur. Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan utama Bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar Risiko dan antar faktor penilaian Kesehatan Bank serta perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank.

26 Faktor faktor penilaian dalam Risk based Bank Rating dalam SE BI No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 oktober 2011sebagai berikut: 1. Profil risiko (risk profile). Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. a. Risiko Kredit. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana (borrower). Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. b. Risiko Pasar Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Risiko suku bunga dapat

27 berasal baik dari posisi trading book maupun posisi banking book. Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko ekuitas dan komoditas wajib diterapkan oleh Bank yang melakukan konsolidasi dengan Perusahaan Anak. c. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk). Risiko Likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan Bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai Risiko likuiditas pasar (market liquidity risk). d. Risiko Operasional Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber Risiko Operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.

28 e. Risiko Hukum Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai. f. Risiko Stratejik Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. g. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum.

29 h. Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the line). 2. Good Corporate Governance (GCG). Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana diatur dalam PBI GCG. 3. Rentabilitas (earnings). Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank. 4. Permodalan (capital). Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.

30 2.5 KEMAMPULABAAN Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank. Seluruh manajemen suatu bank, baik yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan. Menurut Hasibuan (2001: 100), ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning beforetax/ebt) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang semakin tinggi. Melalui metode penilaian tingkat kesehatan bank menurut bank indonesia yang meliputi Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) diharapkan dapat memberikan gambaran kesehatan bank yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai suatu indikator yang digunakan oleh investor dan nasabah untuk menanamkan dana dan melihat prospek bank kedepannya. Karena dengan terjaminnya kesehatan suatu bank tentu menjadi dasar kepercayaan bagi nasabah dan investor untuk melakukan transaksi dengan bank tersebut.

31 Dengan melihat adanya pengaruh metode penilaian RBBR (Riskbased Bank Rating) terhadap kemampulabaan maka pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen. 2.6 PENELITIAN TERDAHULU 1. Penelitian yang dilakukan Luciana Spica Amalia dan Winny herdiningtyas (2002) dengan judul Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Pada penelitian ini Luciana dan Winny menggunakan variabel independe rasio keuangan CAMELS dengan menggunakan rasio keuangan CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, dan BOPO. Hasil dari penelitian ini adalah rasio keuangan CAMELS memiliki kemampuan untuk memprediksi kondisi bank yabg kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Rasio CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, dan BOPO membuktikan bahwa kondisi rasio antara bank kondisi bangkrut, dan kesulitan keuangan jelas berbeda, terutama rasio CAR dan BOPO (jurnal akuntansi dan keuangan, Vol 7, No. 2, November 2005). 2. Penelitian yang dilakukan Nesti Hapsari (2007) dengan judul penelitian Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba Masa Mendatang pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu rasio keuangan meliputi aspek permodalan, kualitas aset dan

32 likuiditas sedangkan variabel independenya adalah pertumbuhan laba. Penelitian dilakukan pada 19 bank di tahun 2000-2004, hasil penelitian ini adalah aspek capital, asset quality, dan likuidity secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan secara bersama-sama juga mempengaruhi pertumbuhan laba. (http://eprints.undip.ac.id/8128/1/nestihapsari.pdf). 3. Penelitian yang dilakukan Rindy Nurhatifa dan Dharma Tintri (2010) dengan judul penelitian Effect On The Quality of Earning Ratio CAMEL yaitu CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR sedangkan variabel dependen adalah kualitas laba. Penelitian ini dilakukan tahun 2004-2008 pada 15 bank umum yang tercatat di BEI. Hasil penelitian secara simultan CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR bermanfaat dalam memprediksi pertumbuhan laba. Secara parsial CAR, NPL, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, hanay ROA yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. (jurnal Gunadarma, 2010:1-7).

33 2.7 HIPOTESIS Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka diduga bahwa tingkat kesehatan bank mempunyai pengaruh terhadap kemampulabaan perbankan. Tingkat kesehatan bank diukur berdasarkan dari ukuran yang tertera dalam SE Bank Indonesia No.134/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, yaitu: 1. Profil resiko: Kredit (X1) 2. Profil resiko : Pasar (X2) 3. Profil resiko : Likuiditas(x3) Kemampulabaan (Y) 4. Rentabilitas / Earning (X4) 5. Permodalan / Capital (X5) Gambar 2.1 kerangka pikir Keterangan : : berpengaruh secara simultan dan parsial.