BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk. Instrumen yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Muhammad Ikbal (2011) dan Sri Wahyuni Widyastuti dkk (2004). Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu data yang berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner. Penyebaran kuesioner dilaksanakan kurang lebih selama dua minggu, yaitu tanggal 30 September 14 Oktober 2011 sebanyak 186 kuesioner, dilakukan dengan cara memberikan hardcopy kuisioner dan mengirim ke alamat e-mail masing-masing responden. Cara ini dilakukan karena mahasiswa akuntansi reguler angkatan 2008 masih efektif mengikuti kegiatan belajar di kampus, sehingga penulis dapat menyebarkan hardcopy kepada para responden. Sedangkan mahasiswa S1 akuntansi reguler 41
42 angkatan 2007, mayoritas telah menyelesaikan semua mata kuliah, sehingga mahasiswa sudah sangat jarang datang ke kampus yang menyebabkan sulitnya untuk memberikan kuesioner secara langsung kepada responden. Tabel 4.1 berikut ini menunjukkan informasi mengenai distribusi kuesioner kepada responden. Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner Keterangan Jumlah Kuesioner yang Disebar 186 Tidak Kembali (20) Kembali 166 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 186 kuesioner yang penulis sebar kepada responden, sebanyak 166 kuesioner yang kembali atau sebesar 89,25%, sedangkan sisanya sebanyak 20 kuesioner atau sebesar 10,75% tidak kembali sampai dengan batas waktu akhir pengembalian kuesioner yang telah ditentukan. 2. Statistik Deskriptif Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif atas skor rata-rata jawaban responden terhadap masing-masing variabel kecerdasan emosional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
43 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Motivasi Kualitas (X 1 ) 166 27 50 43,8373 3,36165 Motivasi Karir (X 2 ) 166 18 50 43,7892 4,26801 Motivasi Ekonomi (X 3 ) 166 22 50 43,7831 4,84186 Valid N (listwise) 166 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Hasil analisis statistik deskriptif yang terangkum dalam tabel 4.2 untuk variabel motivasi kualitas (X 1 ), variabel motivasi karir (X 2 ), dan variabel motivasi ekonomi (X 3 ) diperoleh nilai mean yang tidak berbeda jauh. Nilai mean yang diperoleh merupakan respon rata-rata yang diberikan oleh responden atas 10 pernyataan dari masing-masing variabel motivasi yang disajikan dalam kuesioner mengenai pengaruh masing-masing unsur motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi S-I untuk mengikuti PPAk. Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen memperoleh nilai mean pada kisaran angka lebih dari 4, yang berarti masing-masing unsur motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi S-I untuk mengikuti PPAk adalah setuju. B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur.
44 Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, maka semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi Pearson s Correlation Product Moment dengan membandingkan r hitung dengan r tabel (r product moment). Dari hasil uji validitas yang dilakukan untuk semua pernyataan dari masing-masing variabel independen seperti yang disajikan dalam lampiran 3, menunjukkan bahwa masing-masing item penyusun konstruk variabel independen menunjukkan nilai corrected item-total correlation yang berada di atas nilai r tabel untuk n = 166, pada taraf signifikansi 0,05, df = n 2 = 164 (166 2) adalah sebesar 0,1524. Dengan demikian, semua item pernyataan yang tertuang dalam kuesioner dapat dinyatakan valid sehingga item-item pada masing-masing konsep variabel independen tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Saat kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel independen ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini.
45 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Batasan Keterangan Motivasi Kualitas 0,738 0,60 Reliabel Motivasi Karir 0,759 0,60 Reliabel Motivasi Ekonomi 0,769 0,60 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Suatu variabel independen dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. Berdasarkan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha (α) > 0,60, maka dapa t disimpulkan semua butir pernyataan dalam variabel independen adalah handal atau reliabel sehingga layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. 2. Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik harus bebas dari masalah asumsi klasik. Uraian berikut akan membahas mengenai uji asumsi klasik pada regresi linear berganda, di antaranya: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data residual normal atau tidak adalah dengan melihat grafik Normal P-P Plot atau dapat juga dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
46 Hasil output SPSS atas uji normalitas dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas Distribusi data residual dikatakan normal, jika garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dari gambar 4.1 di atas terlihat bahwa sebaran plot residual cenderung mendekati garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan hasil output SPSS untuk uji Kolmogorov-Smirnov ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
47 Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Motivasi Motivasi Motivasi Minat Kualitas Karir Ekonomi Mahasiswa N 166 166 166 166 Normal Mean 43.8373 43.7892 43.7831 8.9458 Parameters a,,b Std. Deviation 3.36165 4.26801 4.84186 2. 11848 Most Extreme Differences Absolute.094.091.100.098 Positive.094.073.100.098 Negative -.088 -.091 -.096 -.095 Kolmogorov-Smirnov Z 1.206 1.167 1.283 1.266 Asymp. Sig. (2-tailed).109.131.074.081 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil output SPSS, 2012 Untuk uji Kolmogorov-Smirnov, data residual yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Sementara berdasarkan hasil output SPSS atas uji Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada tabel 4.4 di atas bahwa semua variabel independen memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
48 variabel independen. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan ringkasan hasil uji multikolinearitas masing-masing variabel bebas (independen). Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Motivasi Kualitas (X 1 ) 0,770 1,298 Motivasi Karir (X 2 ) 0,604 1,655 Motivasi Ekonomi (X 3 ) 0,648 1,543 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas (independen) memiliki nilai tolerance > 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan kesimpulan yang sama, yaitu semua variabel independen memiliki nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Hasil output SPSS atas uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
49 Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Dalam model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas apabila tidak terdapat pola yang teratur pada grafik scatterplot. Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.2 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t 1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
50 Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson. Hasil output SPSS atas uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.132 a.017.000 2.11940 1.361 a. Predictors: (Constant), Motivasi Ekonomi, Motivasi Kualitas, Motivasi Karir b. Dependent Variable: Minat Mahasiswa Sumber : Hasil output SPSS, 2012 Dalam uji autokorelasi, suatu model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah autokorelasi jika nilai Durbin-Watson berada di antara nilai du dan 4 du. Berdasarkan hasil output SPSS atas uji Durbin-Watson pada tabel 4.6 di atas diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,361. Nilai Durbin-Watson tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05 atau 5%, jumlah sampel (n) = 166, dan jumlah variabel independen 3 (k = 3), maka akan diperoleh nilai du = 1,7831. Oleh karena nilai Durbin-Watson 1,361 lebih besar dari 0 (nol) dan kurang dari 1.7095 (dl), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi positif, dimana 0 < 1,361 < 1,7095.
51 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 17.0, untuk melihat pengaruh motivasi yang ditinjau dari variabel motivasi kualitas (X 1 ), variabel motivasi karir (X 2 ), dan variabel motivasi ekonomi (X 3 ), tehadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk. Tabel 4.7 berikut ini menunjukkan hasil output SPSS atas analisis data yang dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda. Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 11.496 2.332 4.929.000 MOTIVASI KUALITAS -.069.056 -.109-1.234.219 MOTIVASI KARIR.050.050.101 1.007.315 MOTIVASI EKONOMI -.039.042 -.090 -.928.355 a. Dependent Variable: MINAT MAHASISWA Sumber : Hasil output SPSS, 2012 Berdasarkan hasil output SPSS atas analisis data pada tabel 4.7, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 11,496-0,069 X 1 + 0,050 X 2 0,039 X 3 + e Hasil persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa variabel independen motivasi karir memiliki koefisien regresi bertanda positif. Hal ini menunjukkan motivasi karir lebih baik yang dimiliki oleh para
52 mahasiswa dapat meningkatkan tingkat minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk. Sedangkan untuk unsur motivasi kualitas dan motivasi ekonomi memiliki koefisien regresi bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi yang lebih baik yang dimiliki oleh para mahasiswa dapat menurunkan tingkat minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk. Namun demikian, apakah ketiga unsur motivasi yang meliputi: motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk, selanjutnya akan dibahas berikut ini. a. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi S-1 Untuk Mengikuti PPAk Pengujian pengaruh variabel motivasi kualitas (X 1 ) terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk secara parsial diperoleh nilai koefisien β 1 = -0,069 yang berarti setiap meningkatnya variabel motivasi kualitas maka minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk akan turun sebesar 6,9% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Variabel motivasi kualitas mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,219. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05, variabel motivasi kualitas (X 1 ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa S-1 untuk
53 mengikuti PPAk (Y) atau dengan kata lain Ha 1 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lisnasari & Fitriyani (2008). b. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi S-1 Untuk Mengikuti PPAk Pengujian pengaruh variabel motivasi karir (X 2 ) terhadap tingkat minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk secara parsial diperoleh nilai koefisien β 2 = 0,050 yang berarti setiap meningkatnya variabel motivasi karir maka tingkat minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk akan meningkat sebesar 0,5% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Variabel motivasi karir mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,315. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05, variabel motivasi karir (X 2 ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk (Y) atau dengan kata lain Ha 2 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lisnasari & Fitriyani (2008). c. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi S-1 Untuk Mengikuti PPAk Pengujian pengaruh variabel motivasi ekonomi (X 3 ) terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk secara parsial diperoleh nilai koefisien β 3 = -0,039 yang berarti setiap meningkatnya variabel motivasi mahasiswa akuntansi maka tingkat pemahaman akuntansi akan
54 turun sebesar 3,9% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Variabel motivasi ekonomi mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,355. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05, variabel motivasi ekonomi (X 3 ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk (Y) atau dengan kata lain Ha 3 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lisnasari & Fitriyani (2008). Sementara itu ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t yang akan dibahas berikut ini. a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampunan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 4.8 berikut ini menunjukkan besarnya nilai Adjusted R Square yang yang digunakan untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.
55 Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.132 a.017.000 2.11940 a. Predictors: (Constant), MOTIVASI EKONOMI, MOTIVASI KUALITAS, MOTIVASI KARIR b. Dependent Variable: MINAT MAHASISWA Sumber : Hasil output SPSS, 2012 Berdasarkan hasil output SPSS model summary pada tabel 4.8 dapat dilihat besarnya nilai Adjusted R 2 adalah sebesar 0,000. Hal ini berarti, variable minat mahasiswa tidak dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variable independen motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi. Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas (Ghazali, 2005). b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Tabel 4.9 berikut ini menunjukkan hasil output SPSS atas uji statistik F.
56 Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 12.829 3 4.276.952.417 a Residual 727.683 162 4.492 Total 740.512 165 a. Predictors: (Constant), MOTIVASI EKONOMI, MOTIVASI KUALITAS, MOTIVASI KARIR b. Dependent Variable: MINAT MAHASISWA Sumber : Hasil output SPSS 17.0, 2012 Dari hasil uji statistik F pada tabel 4.9 di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,417. Karena nilai signifikansi jauh lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi secara keseluruhan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti program PPAk. Dari tabel 4.9 di atas juga dapat dilihat bahwa nilai statistik F hitung diperoleh sebesar 0,952, sementara F tabel pada taraf signifikansi 0,05, jumlah sampel (n) = 166, dan jumlah 3 variabel independen, maka diperoleh nilai degree of freedom (df1) untuk pembilang N1 = k 1 = 2 (3 1) dan nilai degree of freedom (df2) untuk pembilang N2 = n k 1 = 162 (166 3 1) adalah sebesar 3,05. Jadi F hitung < F tabel yang berarti bahwa Ho diterima atau dengan kata lain Ha ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan demikian dapat dikatakan besarnya minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur motivasi. c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
57 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada tabel di atas, diperoleh nilai t hitung untuk parameter β 1, β 2, dan β 3 masing-masing sebesar -1,234, 1,007, dan -0,928, sedangkan t tabel pada level of significant 0,05, jumlah sampel (n) = 166, dan jumlah 3 variabel independen, maka diperoleh nilai degree of freedom (df) = n k 1 = 162 (166 3 1) adalah sebesar 1,975. Artinya t hitung < t tabel, yang berarti bahwa Ha 1, Ha 2, dan Ha 3 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kualitas, variabel motivasi karir, dan variabel motivasi ekonomi, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi S-1 untuk mengikuti PPAk. C. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Terbuka Selain menyebarkan kuisioner kepada responden, penulis juga mengajukan beberapa pertanyaan sebagai kuisioner terbuka tentang minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk). Berikut rekapitulasi hasil kuisioner terbuka:
58 No. Pertanyaan Jawaban 1. Apakah anda memiliki rencana Belum ada rencana karna masih untuk mengikuti PPAk? terfokus pada skripsi dan menyelesaikan kuliah terlebih dahulu. 2. Apakah setelah lulus kuliah anda memiliki minat untuk mengikuti PPAk? 3. Apakah faktor yang membuat anda tidak berminat untuk mengikuti PPAk? Setelah lulus kuliah, sebagian besar ingin mencari kerja dan melanjutkan jenjang pendidikan S-2. Ada kecenderungan para responden bosan dengan materimateri akuntansi. Semua jawaban tersebut tercermin pada hasil penelitian penulis, yang menunjukkan semua variabel independen (motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi) tidak mempengaruhi variabel dependen (minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk). Hal ini disebabkan karena pola pikir responden yang masih beroreantasi jangka pendek, sehingga menimbulkan kurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, bahkan cenderung tidak berminat untuk mengikuti PPAk.