HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 5 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KOMPETENSI SEMANTIS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 LENGAYANG

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI LIMAU

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS WAWANCARA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP N 1 V KOTO TIMUR PARIAMAN

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 16 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SIPORA UTARA KABUPATEN MENTAWAI

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERDASARKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG PARIT MALINTANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG ABSTRACT

PENGARUH SEARCH REWRITE AND TEST (SRT) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 8 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BERITA DAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 PAINAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NURJANIL NPM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENERAPKAN TEKNIK MIND MAPPING ARTIKEL ILMIAH ISKAMIMI JEKRI NPM

KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS VII MTsN 1 KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Lenny Suryaniˡ, M.Atar Semi², Gusnetti²

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SUTERA

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN KEMAMPUAN BERCERITASISWA KELAS VII SMP N 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL ARTIKEL E JURNAL

KONTRIBUSI PENGETAHUAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PARIANGAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG MENGGUNAKAN TEKNIK AUTOBIOGRAFI ARTIKEL ILMIAH MIZA ELVAYANTI NIM.

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI PADA TEKS BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SIJUNJUNG

ABSTRACT

Abstract. Pendahuluan

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DALAM BENTUK AUTOBIOGRAFI SISWA KELAS X SMA ADABIAH PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA BIDANG LINGKUNGAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MENYIMAK PUISI DAN KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN UTARA TAHUN PELAJARAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN MENULIS RESENSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 LINGGO SARI BAGANTI

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PADANG

Keywords: STAD learning model, audio media, listening, intrinsic elements of short story.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

ABSTRACT. Kata kunci: Pengaruh, Media Objek Langsung, Menulis, Teks Laporan Hasil Observasi

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG Oleh: Retna Yeni 1, Erizal Gani 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: Retnayeni@yahoo.co.id ABSTRACT The aim of this research is to (1) describe the ability of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung in reading literature. (2) Explain the ability of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung in writing narrative text. (3) analize the relation between the ability of reading literature and the ability of writing narrative text of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung. The method that used in this research is correlation study method. Based on the research result, it can be concluded: first, reading literature ability of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung qualified in enough position (61, 48). Second, writing narrative text ability of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung qualified in almost enough position (49, 5). Third, there is a significant relation between the reading literature ability and writing narrative text ability of students class X SMA N 1 Negeri Lubuk Basung. Kata kunci: kemampuan membaca sastra, menulis karangan narasi A. Pendahuluan Kemampuan menulis erat kaitannya dengan membaca. Menurut Thahar (2008:11) terdapat hubungan antara menulis dengan membaca adalah sebagai berikut. Secara tidak sadar, seseorang telah memperoleh banyak pengetahuan, pengalaman, kaca banding, dan bahkan ilmu dari hasil bacaannya. Satu hal lagi yang mungkin juga tanpa disadari pembaca ialah berkembangnya kemampuan berbahasa, seperti kekayaan kosakata, mengenal berbagai bentuk kalimat, dan sebagainya sehingga si pembaca semakin lama semakin kaya bahasanya. Dengan kekayaan bahasa inilah modal dasar seorang penulis kelak dalam mengembangkan karirnya. Dengan kata lain, orang yang banyak membaca, kemampuan berbahasanya bisa berkembang melebihi rata-rata yang dimiliki orang kebanyakan. Tarigan (2008:4) berkata Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, pada prinsipnya ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Berdasarkan dua pendapat ahli tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara menulis dan membaca. Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung telah memperkaya diri dalam hal pengetahuan, pengalaman, 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode Maret 2013 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 453

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri F 399-476 ilmu dan kosakata serta dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya. Intinya, membaca dilakukan untuk mengetahui atau memperoleh sebuah informasi dari suatu tulisan. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 1 Lubuk Basung, yaitu Ibu Hasnawati Hasan,S.Pd. pada tanggal 1 Desember 2011 diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam membaca sastra dan menulis karangan narasi sangat kurang. Persentase nilai rata-rata siswa dalam memahami isi suatu bacaan hanya mencapai 20 %. Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimum (SKM) yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menulis karangan narasi. Hal tersebut diketahui dari hasil belajar siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Rata-rata ketuntasan nilai yang diperoleh siswa hanya 20%. Tarigan (2008:7) menyatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melaui media kata-kata/bahasa tulis. Tarigan (2008:85) mengemukakan bahwa membaca sastra berpusat pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seorang pembaca mengenal bahasa dalam karya sastra, semakin mudah pula dipahami isinya. Agustina (2008:85) menyatakan bahwa membaca karya sastra ditujukan kepada pemahaman terhadap isinya. Dalam membaca karya sastra, pembaca ditujukan pada pemahaman yang baik agar pembaca dapat menangkap dan menjelaskan peristiwa-peristiwa serta konflik yang dikemukakan pengarang dalam karya sastra itu. Atmazaki (2007:90) menyatakan narasi adalah cerita yang didasarkan atas urutan serangkaian kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu, ada satu atau beberapa tokoh dan tokoh tersebut mengalami satu atau serangkaian peristiwa. Menurut Semi (2008:41) narasi adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. pengetahuan pendengar atau pembaca. Menurut Gani (1999:160-162), ciri-ciri karangan narasi adalah (1) karangan narasi mampu memangkitkan emosional pembaca. Ini dapat dilihat dari konflik-konflik yang dialami tokoh dan mimic pembaca saat membaca karangan narasi, (2) karangan narasi memiliki konflik. Konflik tersebut dapat berupa konflik batin, konflik antara gagasan dengan kenyataan, dan konflik antar-tokoh dalam karangan tersebut, (3) karangan narasi memiliki tokoh yang akan memainkan peranan dalam setiap konflik, (4) karangan narasi memiliki peristiwa. Rangkaian peristiwa demi peristiwa dapat membangkitkan emosional pembaca sehingga pembaca senang, tegang, cemas, takut, atau sedih, (5) karangan narasi memiliki plot yang dilaui oleh tokoh, bergerak dari awal peristiwa dimunculkan, peristiwa mulai bergerak, peristiwa memuncak (klimaks), peristiwa menurun, dan peristiwa berakhir, (6) karangan narasi memiliki dialog. Melaui rangkaian dialog tersebut peristiwa bergerak, (7) memiliki nilai estetika. Unsur estetika tersebut dapat berbentuk cerita, bahasa, dan rangkaian peristiwa. (8) karangan narasi mengandung interprestasi. Hal tersebut disebabkan karena unsur-unsur yang terdapat dalam karangan narasiditentukan oleh pemikiran, pengalaman, dan keterlibatan pembaca terhadap karya tersebut. (9) karangan narasi tidak mengindahkan kaidah sedemikian rupa dan tidak terlalu tunduk pada aturan kaidah bahasa, selanjutnya (10) karangan narasi merupakan karangan yang menyangkut masalah-masalah kehidupan. Menurut Semi (1990:35), pada dasarnya narasi dapat dibagi atas dua jenis, yakni narasi informatif dan narasi artistik atau literer. Narasi informatif sering menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas, dan konfliknya tidak terlalu kelihatan. Pada dasarnya narasi artistiklah yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi. Narasi jenis ini umumnya berupa cerita pendek atau novel. Semi (1990:34) mengemukakan lima langkah dalam menulis karangan narasi. Pertama, meyakini diri sendiri bahwa cerita yang akan disajikan mempunyai nilai, caranya adalah dengan bertanya kepada diri sendiri mengapa perlu untuk bercerita tentang hal itu. Kedua, menyampaikan peristiwa dengan urutan yang jelas, antara bagian yang satu dengan bagian yang lain diberi kaitan yang jelas agar mudah diikuti oleh pembaca. Ketiga, menggunakan dialog apabila diperlukan, karena dengan dialog tulisan akan lebih menarik. Keempat, pilih detail cerita 454

Hubungan Kemampuan Membaca Sastra dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Retna Yeni, Erizal Gani, dan Afnita dengan teliti, detail yang akan dimasukkan sebaiknya yang penting, menarik, berkesan, dan ada kaitan langsung dengan batang tubuh cerita. Kelima, pilih dan tetapkan pusat pengisahan, apakah pengarang sebagai tokoh cerita, tokoh sampingan sebagai orang ketiga, atau sebagai narator sekaligus pemain. Berdasarkan unsur-unsur narasi yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator yang digunakan untuk menilai kemampuan menulis narasi yang diuraikan sebagai berikut. Pertama, mampu memangkitkan emosional pembaca. Kedua, memiliki konflik. Ketiga, memiliki tokoh yang akan memainkan peranan dalam setiap konflik. Keempat, karangan narasi memiliki peristiwa. Kelima, karangan narasi memiliki plot. Keenam, karangan narasi memiliki dialog. Ketujuh, memiliki nilai estetika. Kedelapan, karangan narasi mengandung interprestasi. Kesembilan, karangan narasi tidak mengindahkan kaidah sedemikian rupa dan tidak terlalu tunduk pada aturan kaidah bahasa. Kesepuluh, karangan narasi merupakan karangan yang menyangkut masalah-masalah kehidupan. Relevan dengan uraian tersebut, tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan kemampuan membaca cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung, (2) menjelaskan kemampuan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung, (3) menganalisis hubungan kemampuan membaca cerpen dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung. B. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Ibnu dkk (2003:8) dikatakan kuantitatif karena merupakan penelitian yang mendasarkan diri pada paradigma positivisme yang rancangan penelitiannya bersifat linier atau tahapan penelitian dirancang secara pasti dan datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Berkaitan dengan hal tersebut, Ary dkk. (1982:415) mengemukakan Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan dan bertujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi sesuatu yang ada dalam suatu situasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi korelasi. Menurut Ary dkk (1982:429) studi korelasi adalah penelitian deskriptif yang sering digunakan yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Selanjutnya adalah populasi dan sampel, variabel dan data, instrumentasi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung yang terdaftar tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 330 orang yang tersebar dalam delapan kelas. Sampel penelitian berjumlah 32 orang. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu, (1) kemampuan membaca sastra siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung sebagai variabel bebas (variabel X) dan (2) kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung sebagai variabel terikat (variabel Y). Instrumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengguna tes objektif dan tes unjuk kerja. Tes objektif dengan pilihan jawaban (A, B, C dan D) untuk mengukur kemampuan membaca sastra siswa. Tes unjuk kerja untuk mengukur kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung dalam menulis karangan narasi. Siswa diminta menulis karangan narasi, berdasarkan topik yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Uraiannya akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, dengan cara menguji tingkat kemampuan membaca sastra siswa. Kedua, dengan cara unjuk kerja menulis karangan narasi yang telah ditentukan topiknya. C. Pembahasan Dalam pembahasan ini, akan diuraikan (1) kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung, (2) kemampuan membaca sastra siswa kelas X SMA Negeri 455

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri F 399-476 1 Lubuk Basung, (3) hubungan kemampuan membaca sastra dengan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung. 1. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung Data yang diperoleh dari masing-masing indikator, selanjutnya dikelompokkan menjadi analisis skor dan nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa secara keseluruhan. Kemudian, hasil dari nilai tersebut dikonversikan ke dalam skala 10. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Skor, Nilai, dan Kualifikasi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung Secara Umum No Kode sampel Skor Nilai Kualifikasi 1 2 3 4 5 1 01 25 50 Hampir cukup 2 02 31 62 Cukup 3 03 27 54 Hampir cukup 4 04 18 36 Kurang sekali 5 05 28 56 Hampir cukup 6 06 26 52 Hampir cukup 7 07 35 70 Lebih dari cukup 8 08 26 52 Hampir cukup 9 09 33 66 Cukup 10 10 28 56 Hampir cukup 11 11 40 80 Baik 12 12 16 32 Kurang sekali 13 13 21 42 Kurang 14 14 16 32 Kurang sekali 15 15 25 50 Hampir cukup 16 16 23 46 Kurang 17 17 25 50 Hampir cukup 18 18 14 28 Buruk 19 19 14 28 Buruk 20 20 20 40 Kurang 21 21 29 58 Hampir cukup 22 22 26 52 Hampir cukup 23 23 29 58 Hampir cukup 24 24 29 58 Hampir cukup 25 25 32 64 Cukup 26 26 18 36 Kurang sekali 27 27 18 36 Kurang sekali 28 28 22 44 Kurang 29 29 31 62 Cukup 30 30 27 54 Hampir cukup 31 31 16 32 Kurang sekali 32 32 24 48 Kurang Setelah nilai diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengelompokan kemampuan membaca sastra siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung ke dalam tabel konversi skala sepuluh. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. 456

Hubungan Kemampuan Membaca Sastra dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Retna Yeni, Erizal Gani, dan Afnita Tabel 2 Pengklasifikasian Nilai Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung No Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi % 1 2 3 4 5 1 96 100 Sempurna 0 0 2 86 95 Baik sekali 0 0 3 76 85 Baik 1 3,125 4 66 75 Lebih dari cukup 1 3,125 5 56 65 Cukup 4 12,5 6 46 55 Hampir cukup 13 40,625 7 36-45 Kurang 5 15,625 8 26 35 Kurang sekali 6 18,75 9 16 25 Buruk 2 6,25 10 0 15 Buruk sekali 0 0 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung secara umum. Siswa yang mendapat nilai tertinggi terdiri atas 1 orang dengan kualifikasi baik (3,125%) dan nilai terendah diperoleh oleh 2 orang dengan kualifikasi buruk (6,25%). Rata-rata nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa SMA Negeri 1 Lubuk Basung secara umum adalah 49,5 dengan kualifikasi hampir cukup. Jika dideskripsikan dalam bentuk histogram, penyajian data tersebut adalah sebagai berikut. 15 10 5 0 BS BR KS KG HC CP LC BK BS SP Gambar 1 Histogram Kemampuan Menulis Karangan Narasi Secara Umum 2. Kemampuan Membaca Sastra Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca sastra siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu baik sekali (BS), lebih dari cukup (LdC), cukup (C), hampir cukup (HC), dan kurang (K). Nilai rata-rata kemampuan membaca sastra siswa secara keseluruhan adalah 61,48 dengan kualifikasi cukup (C) dengan rentangan nilai 56-65%. Diketahui bahwa nilai kemampuan membaca sastra siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung berkisar antara 39,13-91,30. Secara lengkap, jumlah siswa yang memperoleh nilai tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, nilai kurang diperoleh 7 orang siswa dengan persentase 21%. Kedua, nilai hampir cukup diperoleh 1 orang dengan persentase 3,%. Ketiga, nilai cukup diperoleh 6 orang dengan persentase 19%. Keempat, nilai lebih dari cukup diperoleh 8 orang dengan persentase 25%. Kelima, nilai baik diperoleh 5 orang dengan persentase 16%. Keenam, nilai baik sekali diperoleh 5 orang dengan persentase 16%. 457

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri F 399-476 3. Hubungan Kemampuan Membaca Sastra dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung Hubungan antara kemampuan membaca sastra dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung dianalisis dengan menggunakan produk momen. Data membaca sastra dilambangkan dengan variabel X dan data kemampuan menulis karangan narasi dilambangkan dengan variabel Y. Data mengenai variabel X dan Y tersebut, dapat dilihat pada tabel korelasi berikut. Tabel 3 Penentuan Korelasi Kemampuan Membaca Sastra dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi No Kode Sampel X Y X² Y² XY 1 2 3 4 5 6 7 1 01 52,17 50 2721,71 2500 2608,5 2 02 69,57 62 4839,98 3844 4313,34 3 03 73,91 54 5462, 69 2916 3991,14 4 04 56,52 36 3194,51 1296 2034,72 5 05 39,13 56 1531,16 3136 2191,28 6 06 69,57 52 4839,98 2704 3617,64 7 07 91,30 70 8335,69 4900 6391 8 08 91,30 52 8335,69 2704 4747,6 9 09 78,26 66 6124,63 4356 5165,16 10 10 73,91 56 5462,69 3136 4138,96 11 11 69,57 80 4839,98 6400 5565,6 12 12 78,26 32 6124,63 1024 2504,32 13 13 91,30 42 8335,69 1764 3834,6 14 14 78,26 32 6124,63 1024 2504,32 15 15 73,91 50 5462,69 2500 3695,5 16 16 86,96 46 7562,04 2116 4000,16 17 17 69,57 50 4839,98 2500 3478,5 18 18 78,26 28 6124,63 784 2191,28 19 19 65,22 28 4253,65 784 1826,16 20 20 73,91 40 5462,69 1600 2956,4 21 21 82,61 58 6824,41 3364 4791,38 22 22 39,13 52 1531,16 2704 2034,76 23 23 60,87 58 3705,16 3364 3530,46 24 24 43,48 58 1890,51 3364 2521,84 25 25 65,22 64 4253,65 4096 4174,08 26 26 91,30 36 8335,69 1296 3286,8 27 27 56,52 36 3194,51 1296 2034,72 28 28 47,83 44 2287,71 1936 2104,52 29 29 60,87 62 3705,16 3844 3773,94 30 30 43,48 54 1890,51 2916 2347,92 31 31 39,13 32 1531,16 1024 1252,16 32 32 39,13 48 1531,16 2304 1878,24 1967,43 1584 261598,13 83496 98565,08 458

Hubungan Kemampuan Membaca Sastra dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Retna Yeni, Erizal Gani, dan Afnita Berdasarkan tabel koefesien korelasi dari kedua variabel tersebut, dapat dianalisis data dengan menggunakan rumus prodak momen sebagai berikut. r xy = r y = = N. N. X XY X Y X 2. N. Y 2 Y 2 2 32x 98565,08 (1967,43). (1584) 32x 261598,13 (3870780,805). 32. (83496) (2509056) 3154082,56 3116409,12 (8371140,16 3870780,805).(2671872 2509056) 37673,44 = (4500359,355x 162816) 37673,44 = 7327305087 = 37673,44 85599,67925 = 0,44 Berdasarkan nilai r yang diperoleh, diketahui bahwa tingkat korelasi kedua variabel berada pada kualifikasi Cukup (C). Hal ini dapat dilihat pada tabel interpretasi nilai r berikut. Tabel 4 Interpretasi Nilai r No Besarnya Nilai r Interpretasi 1 2 3 4 5 Antara 0,800 100 Antara 0,600 0,800 Antara 0,400 0,600 Antara 0,200 0, 400 Antara 0,00 0,200 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto, 1996:71) Setelah diketahui nilai koefisien korelasi (r), langkah penganalisisan data selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menulis rumus uji-t yaitu sebagai berikut. t = t = r n 2 1 r 2 0,44 32 2 1 0,44 = 0,44 30 0,8064 = 2,409979253 0,897997772 = 1,4796 0,9629 = 2,68 Setelah diperoleh nilai t dari rumus tersebut, dilanjutkan dengan membandingkan nilai t- hitung dengan t-tabel pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan n-2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Uji Hipotesis R t hitung n-2 t tabel P 0,05 0,44 2,68 30 1,70 Dari hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan membaca sastra dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Basung pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan n-2 (32-2). Dengan demikian, H 0 ditolak dan H 1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 2,68 besar dari 1,70. 459

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri F 399-476 D. Simpulan, Implikasi, dan Saran Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian mengenai hubungan kompetensi sintaksis dan kemampuan menulis kalimat efektif dalam karangan argumentasi SMAN 1 Lengayang, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, nilai rata-rata kemampuan membaca sastra siswa berada pada kualifikasi cukup (61,48). Kedua, nilai rata-rata menulis karangan narasi yang diperoleh siswa berada pada kualifikasi hampir cukup (49,5). Ketiga, terdapat hubungan antara kemampuan membaca sastra dan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMAN 1 Lubuk Basung, dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti dengan derajat n-2 dan probabilitas 0,05 diperoleh t hitung dan uji-t tersebut adalah 2,68 dan lebih besar dari t tabel 1,70. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah kemampuan membaca sastra seseorang mempengaruhi kemampuannya dalam menulis karangan narasi. Semakin tinggi kemampuan membaca sastra, maka kemampuan menulis karangan narasi juga akan semakin baik. Hal ini dikarenakan untuk menuangkan gagasan, ide atau pendapat ke dalam bentuk tulisan narasi, diperlukan kemampuan membaca sastra, terutama unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan membaca sastra seseorang maka kemampuan dalam menulis karangan narasi juga semakin rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran penulis adalah sebagai berikut. Pertama, siswa lebih memperdalam pengetahuannya tentang unsur-unsur sastra dengan cara banyak membaca buku-buku yang bersifat sastra. Kedua, guru lebih memotivasi siswa dalam kegiatan menulis. Ketiga, guru lebih sering memberikan soal-soal yang berhubungan dengan sastra dan melatih siswa dalam menulis karangan. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr. Erizal Gani, M.Pd. dan pembimbing II Afnita, M.Pd. Daftar Rujukan Abdurrahman dan Ratna. 2003. Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP. Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP. Ary. Donald dkk. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Indonesia. Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press. Gani, Erizal. 1999. Pembinaan Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi. (Buku Ajar). Padang: DIP Proyek UNP. Ibnu, Suhadi dkk. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif: Panduan bagi Pemula. Padang: UNP Press. 460