BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan usaha yang kegiatan utamanya mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

Judul : RGEC Sebagai Determinasi dalam Menanggulangi Financial Distress

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

Tessa Aulia Rahman Nengah Sudjana Zahroh ZA Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

Fungki Prastyananta Muhammad Saifi Maria Goretti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Fitrawati Muhammad Saifi Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Rahmah Febrina Dwiatmanto M G Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

I. PENDAHULUAN. kemampuan kerja dan kemampuan-kemampuan lainnya. Pesatnya pertumbuhan perbankan di Indonesia menyebabkan diperlukannya

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembanguan perekonomian di Indonesia erat kaitannya dengan dunia perbankan. Dunia perbankan adalah salah satu sumber pemasukan dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Kasmir (2009:25), menyatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan, tabungan, giro, dan deposito, sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran telepon, uang kuliah dan pembayaran lainnya. Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis bank, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank syariah adalah bank yang tidak mengutamakan bunga sebagai penghasilan atau aset untuk bank itu sendiri, akan tetapi bank syariah lebih mengutamakan kesejahterahan masyarakat dengan memperkecil bunga pinjaman dari nasabahnya. Perbankan Syariah sendiri telah mengalami perkembangan yang sangat pesat secara global pada tahun 1996, sistem keuangan Islam memiliki aset 137 miliar doalr AS. Pengembangan sebuah sistem perbankan berbasis Islam secara politis di Indonesia akhirnya diakui sebagai bagian dari upaya tujuan pembangunan nasional yaitu untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur 1

2 berdasarkan demokrasi ekonomi. Hal ini antara ditandai dengan peran aktif pemerintah dalam mengembangkan industri perbankan syariah yang diharapkan akan mampu menjadi langkah awal bagi pengembangan sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatannya yang sesuai dengan prinsip syariah. Peran aktif ini diturunkan tidak saja dalam level kebijakan perundangan, tetapi juga masuk dalam ranah praktis yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada perekonomian masyarakat. Karena adanya peran dan pengaruh bank syariah dari masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa bank akan memiliki masalah terhadap keuangannya yang akan menyebabkan financial distress atau kebangkrutan bank. Meskipun pertumbuhan bank di Indonesia mengalami penurunan dan kenaikan, seperti pada saat terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 dan tahun 2008 yang berdampak pada menurunnya kinerja neraca pembayaran, tekanan pada nilai tukar rupiah, dan dorongan pada laju inflasi yang dapat mengakibatkan penurunan perekonomian disektor perbankan yang ditandai dengan banyaknya bank yang bermasalah di Indonesia ditutup oleh pemerintah untuk menghindari kemungkinan yang lebih buruk akibat krisi moneter. Selain krisis moneter, salah satu permasalahan yang terjadi di dunia perbankan adalah kredit macet. Salah satu bank yang menjadi perhatian dalam dunia perbankan adalah Bank Victoria. Tidak hanya pada bank konvensionalnya saja yang mengalami kredit macet sebesar 5,4% pada September 2010, bank Victoria Syariah juga menjadi perhatian kerena persentase kredit macet atau NPF yang selalu diatas 5% disetiap tahunnya seperti yang dijelaskan di tabel berikut :

3 Tabel 1.1 NPF (Gross) Bank Umum Syariah (%) Nama Bank 2014 Juni 2014 September 2014 Desember 2015 Maret 2015 Juni Maybank Syariah Indonesia 5,53 0,43 5,04 5,06 15,15 BJB Syariah 4,55 6,81 5,84 7,18 6,91 BSM 6,46 6,76 6,84 6,81 6,67 BRI Syariah 4,38 4,79 4,60 4,96 5,31 Bank Victoria Syariah 6,63 6,62 7,10 7,49 5,03 Bank Muamalat 3,30 5,96 6,43 6,34 4,93 Bank Mega Syariah 3,48 3,77 3,89 4,33 4,86 Bank Bukopin Syariah 4,31 4,27 4,07 4,52 3,03 BNI Syariah 2,00 1,99 1,86 2,22 2,42 BTPN Syariah 5,90 1,07 1,29 1,81 1,21 Panin Bank Syariah 0,76 0,81 0,53 0,88 0,90 BCA Syariah 0,14 0,14 0,12 0,92 0,68 Sumber : Laporan PBI, diolah kembali oleh Biro Riset Infobank Pelaku industri perbankan sejatinya sudah mengetahui bahwa laju penyaluran kredit yang melambat dalam dua tahun terakhir berpotensi memperbesarnya rasio kredit bermasalah. Menurut Supardi (2003;79) kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Adapun kondisi financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Menurut Rodoni dan Ali (2010:176) bila dilihat dari kondisi keuangan ada tiga faktor

4 saling berkaitan. yang menyebabkan financial distress yaitu faktor kekurangan modal, besarnya beban utang dan bunga serta menderita kerugian. Oleh karena itu, financial distress yang sangat esensial harus diwaspadai oleh perusahaan karena jika perusahaan berada pada kondisi financial distress terus menerus, maka perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi bangkrut atau perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha Berdasarkan Peraturan BI No.6/10/PBI/2004 yang dikeluarkan pada tanggal 12 April 2004 bahwa metode penilaian kesehatan bank yang dipakai hingga tahun 2011 adalah CAMEL. CAMEL merupakan penilaian kesehatan yang terdiri dari 6 faktor, yaitu Capital, Asset Aquality, Management, Earnings, dan Liquidity. Dengan adanya kompleksitas usaha dan penerapan pengawasan secara konsolidasi, metode CAMEL dianggap tidak efektif dalam menilai kinerja bank, dikatakan tidak efektif karena CAMEL tidak menyediakan kesimpulan ke dalam suatu penilaian yang terarah (Permana:2012). Pada tanggal 25 Oktober 2011 dikeluarkan peraturan No.13/1/PBI/2011 yang berisi tentang perubahan metode RGEC untuk menggantikan metode CAMELS. Metode RGEC adalah sebuah penilaian tingkat kesehatan bank umum yang menggantikan metode CAMELS. Metode ini juga biasa disebut dengan sistem penilaian RBBR (Risk Based Bank Rating), yang mana terdiri dari 4 faktor pengukuran yaitu Risk profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital (RGEC). Menurut Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia kepada seluruh bank, alasan Bank Indonesia memakai penilaian RGEC dilatarbelakangi karena adanya krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008. Hal tersebut

5 menyebabkan kinerja bank menjadi menurun dan tidak menentu. Seperti bank Victoria yang mengalami lonjakan kredit macet atau Non Performing Loan dikarenakan Mandala mengantongi kredit dari bank Victoria, hingga batas waktu yang ditentukan Mandala mengalami kesulitan untuk membayar utang tersebut, akibatnya NPL naik mencapai 5,4%. Krisis ini juga mengakibatkan macetnya Pasar Uang Antar Bank (PUAB), bank dengan likuiditas yang tinggi tidak meminjamkan uang kepada bank lain, dikarenakan bank khawatir uang tersebut tidak akan dikembalikan. Hal ini tidak menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap bank saja tetapi juga menurunkan kepercayaan antar sesama bank. Menurut Supangkat (LPPI, 29 April 2011),Adanya krisis ini memicu untuk melakukan perbaikan keuangan global (global financial reform) dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dan GCG. Menurut surat edaran bank Indonesia, tujun diadakan peningkatan, yaitu agar bank mampu mengidentifikasi permasalahan secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan GCG dan Manajemen Risiko yang lebih baik sehingga Bank lebih tahan dalam menghadapi krisis. Penerapan kualitas manajemen risiko dapat dilakukan dengan penilaian terhadap risiko-risiko dari metode RGEC. Menurut peraturan BI No.13/1/PBI 2011 profil risiko dibagi menjadi 4, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi. Dari risiko-risiko yang telah disebutkan, risiko yang bersifat kuantitatif adalah risiko likuiditas yang menggunakan LDR (Loan to Deposit Ratio), risiko kredit dengan menggunakan

6 rumus NPL (Non Performing Loan). LDR bermanfaat sebagai pengukur jumlah kredit yang diberi bank dengan dana yang diterima bank, sedangkan NPL merupakan sebuah rasio dimana manajemen bank harus menunjukkan kemampuannya di dalam mengatasi kredit bermasalah yangmana kolektibilitasnya tidak lancar. Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian yang dilakukan oleh manajemen bank. Menurut PBI No.13/1/PBI/2011 bahwa GCG (Good Corporate Governance) dinilai berdasarkan di dalam 5 komposit, komposit ini berguna untuk menilai bank apakah dalam keadaan sangat sehat, cukup umum sehat, secara umum cukup sehat, secara umum kurang sehat dan secara umum tidak sehat. Menurut Bank Indonesia, semua bank umum wajib untuk melakukan pengukuran dalam bentuk GCG agar tata kelola perusahaan tetap stabil. Rentabilitas merupakan suatu pengukuran yang berguna untuk mengukur sejauh mana perusahaan mendapatkan laba atas kinerja yang dilakukan pada periode yang sudah ditetapkan. Menurut surat edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, rentabilitas terdiri dari evaluasi terhadap sumber-sumber kinerja rentabilitas, manajemen dan kesinambungan rentabilitas. Agar hasil rentabilitas jelas, maka penilaian dilaksanakan dengan pertimbangan tingkat, trend, struktur. Rentabilitas menggunakan dua rasio, yaitu ROA (Return on Asset) dan NIM (Net Interest Margin). Menurut (Kun Ismawati :2015) ROA bermanfaat untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank

7 yang bersangkutan, sedangkan NIM merupakan rasio pendapatan bersih terhadap total aset. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan(capital). Menurut surat edaran No.13/24/DPNP tahun 2011 menjelaskan bahwa evaluasi permodalan meliputi kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan perbedaan. Adanya Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat menguntungkan di dalam perbankan, salah satunya dapat menutupi risiko yang ada di dalam bank dan dengan diketahuinya permodalan dapat mencegah kemungkinan terjadinya risiko yang lebih besar di masa depan. Hasil penelitian (Kun Ismawati, 2015) menjelaskan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profabilitas kebangkrutan dan pengaruhnya prositif, sedangkan (Bestari, 2013) dalam Jurnal Kun Ismawati menjelaskan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permasalahan yang ada di perbankan. Hasil penelitian (Christiana, 2013) menjelaskan bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas kebangkrutan bank di Indonesia, sementara hasil penelitian (Vidyarto,2012) menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebangkrutan bank di Indonesia. Hasil penelitian (Vidyarto, 2012) ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap kebangkrutan bank di Indonesia, sedangkan hasil penelitian (Kun Ismawati) menyatakan bahwa penelitiannya berpengaruh negatif dengan koefisien

8-2,34 yang mana bank dalam keadaan bermasalah semakin kecil. Penelitian (Adhistya, 2013) berpengaruh tidak signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank, sedangkan penelitian (Marthini, 2012) dalam Ismawatik 2015, menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah yang timbul di bank. Berdasarkan latar belakang dan penjelasan tingkat kesehatan bank yang telah dijelaskan sebelumnya dan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, maka penelitian ini berjudul Prediksi Financial Distress Pada Bank Umum Syariah Dengan Analisis Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and Capital 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah dari penelitian ini adalah Apakah analisis RGEC (Risk, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) mampu memprediksi financial distress pada bank umum syariah periode 2013-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini yaitu : Untuk menganalisis pengaruh dari metode RGEC (Risk, Good Coporate Governance, Earning dan Capital) terhadap financial distress pada bank umum syariah periode 2013-2014.

9 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain : 1. Manfaat bagi dunia Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain untuk memperbaiki kinerja bank tersebut. 2. Manfaat bagi Peneliti Sebagai bukti empiris bisa atau tidaknya tingkat kesehatan bank memprediksi kebangkrutan pada bank syariah dan dapat berguna sebagai bahan referensi dalam menambah wacana pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kebangkrutan pada bank syariah. 3. Manfaat bagi Civitas Akademik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sebagai bahan informasi tambahan bagi para mahasiswa dan mahasiswi dan diharapkan juga dapat digunakan untuk membandingkan penelitian yang akan dilakukan pembaca dengan topik yang sama di masa mendatang. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Dalam memudahkan pemahaman penelitian ini, digunakan sistematika penulisan yang bertujuan agar segala aspek yang dibahas dalam penelitian ini

10 dapat lebih mudah dimengerti dan dapat menggambarkan isi dari penulisan ini dengan jelas. berikut: Adapun sistematika dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang berisi tentang alasan yang mendasari diadakannya penelitian ini, rumusan masalah yang mana berisi tentang masalah yang muncul dan akan dicari jawabannya pada penelitian ini, tujuan penelitian berguna untuk mencari jawaban dalam menjawab pertanyaan dari rumusan masalah, manfaat penelitian yang berisi tentang hasil penelitian yang berguna untuk pihak-pihak yang bersangkutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang akan menguraikan sekilas tentang perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesisakan digunakan di dalam penelitian.

11 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang metode penelitian yang menjelaskan tentang prosedur atau cara menjawab permasalahan yang dijelaskan dalam penelitian dengan menggunakan langkah-langkah sistematis. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, prosedur penentuan sampel, serta teknis analisis data. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menguraikan mengenai gambaran subyek penelitian, analisis data yang menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi logistik serta pembahasan dari hasil data yang telah dianalisis. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil akhir analisis data, kemudian keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti selanjutnya yang diharapkan dapat berguna untuk perbaikan dari penelitian ini.