BAB IV: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 4.1. Lokasi Makro Jalan KH Syahdan tepatnya berada Provinsi Jakarta, Kotamadya Jakarta Barat, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Kemanggisan. Gambar-gambar dibawah ini adalah hubungan Binus Anggrek, Syahdan, dan Kijang yang memiliki 1 akses. Titik temunya berada di tengah yaitu Jalan KH Syahdan, mengakibatkan paling banyak aktivitas lalu lalang Binusian ketimbang jalan lain. Gambar 8. Peta DKI Jakarta (Sumber: www.google.earth) (atas) Gambar 9. Peta Palmerah dengan sirkulasi titik-titik Binus (Sumber: www.google.earth) (bawah) Jalan KH Syahdan Gambar 10. Binus Anggrek (Sumber: www.wikipedia.com) Gambar 11. Binus Syahdan (Sumber: www.panoramio.com) Gambar 12. Binus Kijang (Sumber:www.wikipedia.com) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37
4.2. Lokasi Studi Kasus Gambar dibawah ini adalah Peta Jalan KH Syahdan yang dijadikan sebagai lokasi studi kasus di penelitian ini. Gambar 13. Lokasi tapak (Jalan KH. Syahdan) Alamat lokasi Panjang jalan Lebar jalan : Jalan KH Syahdan, Kel. Palmerah, Kec. Kemanggisan, Jakarta Barat : ± 550 meter : 6 meter Perbatasan : Pertigaan Kemanggisan Anggrek sampai pertigaan Rawabelong 2 Batas-batas jalan KH. Syahdan sebagai berikut : Sebelah utara : Jalan H. Senin. Sebelah timur : Jalan KH. Taisir dan Rawa Belong 2. Sebelah selatan : Jalan U. Sebelah barat : Jalan Kebon Jeruk Raya. Sumber: google earth Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38
Kondisi Umum Sekitar Kawasan Jalan KH Syahdan Bangunan pertama Universitas Bina Nusantara ini Kampus Syahdan (sebutan dari Binusian) berada di jalan KH. Syahdan (Lihat gambar 10). Universitas Bina Nusantara akhirnya berkembang dan jumlah bangunan kampus Binus bertambah. Masyarakat setempat menyebutnya Binus Syahdan, lalu dibangun Binus Kijang, terakhir Binus Anggerk (tidak termasuk bangunan diluar Kemanggisan). Berkembangnya kampus Binus di Kemanggisan menyebabkan kepadatan dan keramaian kususnya di jalan KH. Syahdan karena Binus Syahdan terdapat di tengah-tengah antara Binus Kijang dan Binus Anggrek. Jalan KH Syahdan memiliki 2 akses utama, yang terletak dari ujung ke ujun jalan Syahdan ini (lihat gambar 13). Dan kedua pertigaan itu merupakan titik kemacetan, ditambah dengan lebar jalan KH Syahdan yang hanya bisa dilewati 2 mobil. Gambar 14 dan gambar 15 menunjukan akses ke dalam lokasi dan merupakan informasi titik kemacetan. Gambar 14. Foto Jalan Kebon Jeruk Raya, pertigaan Syahdan. Foto pertigaan Syahdan diatas diambil langsung dari lokasi (juli. Tanda panah menunjukan akses dari jalan besar yaitu jalan Kemanggisan Raya. Kondisi jalan lebih sering Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 39
macet karena sempit dan banyak angkutan umum seperti M.11 dan M.24. Karena saking ramainya kawasan ini angkutan umum M.11 beroperasi 24 jam sehari (dari yang terlihat di lapangan). Gambar 15. Foto Jalan KH Taisir, pertigaan Taisir. Kedua gambar tersebut adalah titik kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas pengguna kendaraan yang memiliki tujuan ke Binus Anggrek, Rawa Belong, Kebon Jeruk, dan Slipi. Sering dilewati kendaraan karena salah satu alternative cepat untuk menuju ke lokasilokasi tersebut. 4.3. Keberadaan Kampus Binus Syahdan Keberadaan Universitas Binus di jalan KH Syahdan Kemanggisan mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang pesat menurut Bapak Hasan Basri selaku ketua RT007 tahun 2014. Bapak Basri yang sudah menjabat selama 4 periode ini berkomentar tentang sejarah hadirnya kampus Binus diantaranya, sebelum kampus ini dibangun adalah rawa. Bangunan pertama yang dibuat adalah sekolah kursus Binus, seiring dengan perkembangan tempat ini menjadi Universitas Binus. Kini dengan adanya kampus Binus menunjukan perubahan fungsi lahan di daerah sekitar kampus menjadi sangat berbeda, dari yang rata dengan tanah dan tumbuh-tumbuhan kini dipenuhi bangunan-bangunan di sekitar kampus. Seolah kampus ini mempunyai daya tarik yang sangat besar terhadap pertumbuhan di sepanjang jalan KH Syahdan baik dari segi sosial maupun ekonomi. Banyaknya pendatang yang ingin mengisi pendidikannya di Binus membuat pemilik tanah berpikiran untuk membuat kos-kosan, ruko, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 40
laundy, dan usaha lainya. Yang tadinya penghasilan daerah tersebut menjual anggrek menjadi para pengusaha kecil-kecilan yang menjamur, menjadikan tempat ini sangat padat. Banyak sekali perubahan ketika kampus ini berdiri, yang tadinya mayoritas masyarakat asli (Betawi) menjadi mayoritas orang pendatang yang sedang berkuliah. Ibu Lilis pun selaku istri dari Pak Hasan menambahkan informasi. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di sepanjang jalan KH Syahdan telah membuat daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya meningkat pesat. Dengan adanya fasilitas yang disediakan yakni berupa toko, warnet, kafe, laundry, dll, maka tidaklah sulit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Banyaknya pendatang juga menjadi salah satu celah yang dapat di manfaatkan untuk mendirikan bangunan yang dimanfaatkan untuk berdagang. Maka tidak heran jika banyak dari mereka berlomba lomba mencari ide agar dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke toko tersebut. Namun semakin banyaknya bangunan yg berdiri di sepanjang jalan membuat para pedagang informal berdatangan untuk meraih keuntungan. Berkembangnya jalan ini menimbulkan masalah-masalah baru karena tingkat keramaian tidak sesuai dengan jalan raya yang ada. Ditambah banyak pedagang-pedagang informal yang mengganggu pejalan kaki karena berjualan di trotoar maupun di bahu jalan. Kehadiran mereka tidak hanya menimbulkan dampak negatif, terdapat pula sisi positifnya. Untuk mengatasi masalah di lokasi perlu adanya kajian kusus yang mengarah pada pedagang informal, agar kedepannya nanti ada perhatian kusus dari pemerintah atau pihak-pihak terkait. 4.4. Kondisi Umum Pedagang Informal Cukup banyak pedagang informal yang berkeliaran di sepanjang jalan KH Syahdan. Keadaan tersebut cukup meresahkan pengguna jalan jika dilihat dari sisi negatifnya, namun yang terlihat demikian. Tidak enak dipandang, memakai bahu jalan, membuat jalan bertambah macet dan lain-lain. Berikut ini beberapa foto PKL di sepanajang jalan KH. Syahdan yang memanfaatkan bahu jalan (deberi kotak merah). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41
Gambar 16. Foto pedagang informal (survey lokasi Juli Gambar 17. Foto pedagang informal (survey lokasi Juli Gambar 18. Foto pedagang informal (survey lokasi Juli Gambar 19. Foto pedagang informal (survey lokasi Juli Foto-foto tersebut diambil langsung dari lapangan. Terlihat di foto ada beberapa jenis pedagang informal. Di sepanjang jalan KH. Syahdan masih banyak jenis pedagang informal yang beraktivitas. Dan terdapat jam-jam tertentu untuk berdagang di lokasi. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42