BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tidur dan Ritme Sirkadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hall (1997), p.488 (dalam Karota-Bukit, 2005). Selama tidur, tubuh akan beristirahat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal. 9 18, Juni 2017

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

BAB I PENDAHULUAN. akan lebih sulit memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tidur adalah proses yang berfungsi untuk memulihkan energi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anesty Claresta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1997). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) b. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Aktivitas Fisik 1. Tulang Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi yaitu fungsi mekanis, tempat penyimpanan dan fungsi tempat produksi. pada fungsi mekanis, tulang berfungsi untuk membentuk rangka dan tepat melekatnya berbagai otot, pada fungsi tempat penyimpanan, tulang berfungsi menyimpan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang biasanya dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan dan pada fungsi tempat produksi, tulang berguna sebagai tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah dan fungsi pelindung organ-organ. 8

9 2. Otot dan tendon Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat kuat pada tempat insersinya di tulang. 3. Ligamen Ligamen adalah bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Pada lutut, ligamen merupakan struktur penjaga stabilitas. Jika ligamen terputus, akan berakibat pada sistem kestabilan yang menyebabkan ketidakstabilan. 4. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki bagian somatis dan otonom. Bagian somatis memiliki fungsi motorik dan sensorik. 5. Sendi Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antarsegmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang.

10 c. Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik, diantaranya: 1. Gaya hidup Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari. Olah ragawan biasanya memiliki gaya hidup atau kebiasaan yang sehat, mulai dari nutrisi yang tercukupi, latihan fisik yang baik sampai kebutuhan tidur yang teratur. Namun, ada juga olah ragawan yang tetap mengkonsumsi kopi hingga merokok. Berbagai gaya hidup ini akan berdampak pada perilaku dan kebiasaan dari masing-masing olah ragawan itu sendiri. 2. Proses penyakit Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas seseorang karena dapat mempengaruhi sistem tubuh. Contohnya, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah. 3. Kebudayaan Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Contoh, orang yang memiliki kebudayaan berjalan jauh kemampuan berjalannya lebih kuat daripada, orang yang memiliki kebudayaan tidak pernah berjalan jauh. 4. Tingkat energi

11 Energi merupakan sumber untuk melakukan aktivitas. Energi yang cukup dapat mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas yang baik. Tidak terkecuali seorang atlet, seorang atlet memerlukan energi yang baik untuk menjaga kesegaran tubuhnya agar tetap prima. Kesegaran yang prima diimbangi dengan keterampilan teknik dan taktik yang baik merupakan faktor pendorong atlet untuk memperoleh prestasi (Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga, 1999 dalam Iswahyudi 2007). 5. Usia Terdapat perbedaan kemampuan aktivitas pada usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Usia dewasa akan lebih baik pada kemampuan fungsi alat gerak dari pada orang pada usia lanjut. 2. Tidur a. Definisi tidur Tidur adalah kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Azis, 2006) atau juga dapat dikatakan tidur sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang. b. Fisiologi tidur

12 Kegiatan pengaturan menuju tidur oleh mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun merupakan fisiologis dari tidur. Salah satu aktivitas tidur diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pelepasan serum serotinin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat dan sistem limbik menyebabkan tidur (Guyton dan Hall, 2007). c. Fase tidur 1. Tidur gelombang lambat/non REM Tidur gelombang lambat/nrem (Rapid Eye Movement) dikenal juga dengan tidur yang dalam atau istirahat penuh dimana pada tidur ini gelombang otak bergerak lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi. Tahap tidur yang begitu tenang menyebabkan penurunan tonus pembuluh darah perifer. Selain itu, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10-30% (Guyton dan Hall, 2007 dalam Elis, 2015). 2. Tidur paradoks/rem Tidur paradoks/rem gelombang otak bergerak lebih cepat dan tidak sinkron, mirip seperti gelombang pada saat manusia

13 beraktivitas. Tonus otot leher dan anggota gerak minimal, bola mata bergerak cepat dibalik pelupuk mata yang menutup, mimpi biasanya terjadi pada jenis tidur ini. Tidur REM pada orang dewasa 20-25% pada tidur malamnya. Tidur REM berperan penting untuk keseimbangan mental, berperan dalam belajar, memori dan adaptasi (Kozier, 2010 dalam Annurohim, 2016). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat yang sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap kualitas tidurnya, diantaranya: 1. Penyakit Kebutuhan tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh sakit. Terdapat penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, misalnya infeksi limfa, akan memerlukan banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Namun, ada juga sakit yang menjadikan seseorang kekurangan tidur, misalnya insomnia (Tarwoto dan Wartonah, 2006). 2. Stres Psikologis Stres psikologis adalah kondisi yang terjadi pada seseorang dengan ketegangan jiwa. Masalah psikologis akan membuat kegelisahan yang berdampak pada kualitas tidurnya.

14 3. Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman akan mempercepat proses tidur seseorang. Sebaliknya, keadaan yang ramai akan membuat orang untuk berproses pada tidurnya. 4. Nutrisi Kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein dapat mempercepat proses tidur karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. 5. Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi tidur adalah jenis golongan obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia. Kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, sedangkan anti depresan dapat menekan REM sehingga seseorang mudah mengantuk. 6. Latihan dan kelelahan Aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi. Tubuh tidak mampu menghasilkan energi dalam waktu singkat dan bergantung pada glikolisis anaerob. Metabolisis gikolisis anaerob menghasilkan produk samping yaitu asam laktat, dimana penimbunan asam laktat ini menyebabkan gangguan reaksi kimia dalam otot yang

15 menyebabkan kelelahan. Orang dengan aktivitas latihan yang teratur cenderung memiliki kualitas tidur yang baik daripada orang dengan aktivitas latihan tidak teratur, hal tersebut dikarenakan adanya kompensasi tubuh yang sudah terbiasa dengan pola aktivitas latihan (Widiyanto, 2012). 7. Irama Sirkadian Irama sirkadian adalah irama kehidupan dengan beredarnya waktu siklus 24 jam yang sesuai dengan rotasi bola dunia. Bagian ventral anterior hipotalamus merupakan pusat kontrol dari irama sirkardian. Pusat tidur terletak pada susunan saraf substansia ventrikula retikularis medula oblongata. Pusat penggugah atau arousal state terletak pada bagian restoral medula oblongata. Memiliki irama sirkadian yang secara ketat berkoordinasi untuk menciptakan hubungan optimal antara berbagai macam organ dan sistem fisiologis dan lingkungan dalam waktu-waktu tertentu (Guyton dan Hall, 2008). Irama sirkadian dalam keadaan normal berfungsi mengatur siklus irama tidur dan bangun, siklus sirkadian ini dapat mengalami pergeseran. Menurut beberapa penelitian terjadinya pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur regular dengan waktu tidur irregular sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur (Saftarina, 2013).

16 B. KERANGKA TEORI Sistem tubuh yang berpengaruh: - Tulang - Otot dan tendon - Ligamen - Sistem saraf - Sendi Fase Tidur: - Tidur Gelombang Lambat/Non REM - Tidur Paradoks/ REM Aktivitas Fisik Kualitas Tidur Faktor yang mempengaruhi: - Gaya Hidup - Proses Penyakit - Kebudayaan - Tingkat Energi - Usia Faktor yang mempengaruhi: - Penyakit - Stres Psikologis - Lingkungan - Nutrisi - Latihan dan kelelahan - Irama Sirkadian Skema 2.1

17 C. KERANGKA KONSEP Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik: - Gaya Hidup - Proses penyakit - Kebudayaan - Tingkat energi - Usia Aktivitas Fisik - Berat - Ringan Kualitas Tidur - Baik - Buruk Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur: - Penyakit - Stres psikologi - Lingkungan - Nutrisi - Obat - Latihan dan kelelahan - Irama Sirkadian Skema 2.2 D. HIPOTESIS Ha: Ada hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa UKM tapak suci Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ho: Tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa UKM tapak suci Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.