1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya berasal dari kata Sanksekerta budhayah, yaitu bentuk dari akal budi atau akal. Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti terbatas/sempit, yaitu pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan dengan hanya terbatas pada seni. Namun demikian, budaya dapat pula diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya. 1 J.P. Kotter and J.L. Hesket dalam bukunya Corporate Culture and Performance budaya perusahaan adalah nilai dan praktik yang dimiliki bersama di seluruh kelompok dalam satu perusahaan, sekurang-kurangnya dalam manajemen senior. 2 Pengertian Budaya Perusahaan merupakan seperangkat sistem yang nampak dalam nilai-nilai kerja, yang diperjuangkan dan diwujud-nyatakan menjadi satu tatanan manajemen yang berkualitas. Hal ini akan tercermin dari 1 F.X. Suwarto dan D. Koeshartono, Budaya Organisasi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009, hal.1. 2 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, hal. 6.
2 sikap yang menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang diwujudkan di dalam bekerja. 3 Budaya perusahaan (corporate culture), dianggap sebagai sebuah proses konstruksi sosial yang alamiah dan pasif, sehingga entitas yang terbentuk diterima sebagaimana adanya. Namun dengan mengetahui rahasia dan menghayati bagaimana sebuah budaya perusahaan bekerja, kini hal tersebut dapat dirancang dan dikontruksi sesuai keinginan pimpinan. Penerapan budaya perusahaan menurut peneliti seharusnya berbanding lurus dengan prestasi kinerja yang dicapai perusahaan dalam jangka waktu panjang karena apabila budaya perusahaan telah berjalan sebagaimana mestinya, seharusnya prestasi kinerja pun akan tercapai. Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru. Untuk mewujudkan visi dan misi sebagaimana di atas merupakan suatu perjalanan panjang yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama dalam organisasi. Terdapat 5 nilai budaya, yang diberi nama TIPCE (Trust, Integrity, Professionalism, Customer Focus, dan Excellence) yakni serangkaian prinsip yang dijadikan sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan. Budaya di suatu perusahaan akan berjalan secara efektif manakala komunikasi di perusahaan tersebut berjalan dengan baik, maka komunikasi sangat berperan dalam mensosialisasikan budaya perusahaan tersebut. 3 www.bankmandiri.co.id/corporate01/news
3 Sosialisasi budaya perusahaan Mandiri yaitu TIPCE menggunakan komunikasi interpersonal adalah salah satu wujud komunikasi antara seseorang dengan orang lain sehingga budaya perusahaan TIPCE ini dikategorikan sebagai bentuk komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan tahap awal dari komunikasi yang terjadi. 4 Usaha Public Relations ke dalam sering disebut pula dengan humas internal yang salah satunya adalah hubungan interpersonal (komunikasi interpersonal). Berbicara mengenai hubungan interpersonal tentu tidak lepas dari organisasi atau perusahaan dimana para karyawan bekerja. Organisasi merupakan kesatuan-kesatuan manusia yang telah diatur secara sistematik dalam mencapai usaha tertentu. Dalam setiap unit anggota telah mempunyai tugas, hal mana telah ditentukan terlebih dahulu secara resmi. Dengan demikian bentuk organisasi selalu mempunyai tujuan spesifik dan tertentu. 5 Public Relations yaitu publik internal dan eksternal berperan penting dalam kemajuan perusahaan. Khususnya publik internal yaitu melakukan komunikasi interpersonal antara karyawan dalam perusahaan. Oleh karena itu dalam melaksanakan tujuannya seringkali Public Relations mengadakan 4 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 78. 5 Astrid S. Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia. Bina Cipta: Bandung, 1980, hal. 145.
4 kegiatan-kegiatan agar terjalin hubungan baik antara pimpinan dengan karyawan. Pelaksanaannya sering kali didukung oleh kegiatan komunikasi organisasi dan lebih khusus lagi komunikasi perusahaaan atau corporate communications, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui program sosialisasi. Kaitan budaya perusahaan dengan kinerja sangatlah erat. Kekuatan budaya perusahaan dapat membantu karyawan bergerak menuju satu tujuan yang sama, mendorong terciptanya tingkat motivasi yang luar biasa dalam karyawan serta memberikan struktur dan kontrol yang diperlukan tanpa birokrasi atau aturan formal. Akan tetapi kekuatan budaya saja tidak cukup untuk menghasilkan kinerja yang unggul, tetapi diperlukan budaya yang dapat mengikuti perubahan lingkungan yang cepat, Oleh karena itu diperlukan sosialisasi budaya perusahaan dalam mempercepat perubahan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa untuk mengkomunikasikan budaya perusahaan (Corporate Culture) kepada seluruh jajaran karyawan atau pihak-pihak yang terkait, sangatlah dituntut peran Humas (Public Relations) untuk mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan tersebut. Jika melihat kenyataan-kenyataan yang ada serta manfaat-manfaat yang dijanjikan apabila budaya perusahaan berjalan dengan baik, maka seharusnya setiap karyawan dari suatu perusahaan telah dapat menerapkan nila-nilai dari suatu budaya perusahaan yang notabene muncul dari karyawan itu sendiri. Namun dalam kenyataannya pelaksanaan dari nilai-nilai budaya
5 perusahaan tersebut tidak sepenuhnya diketahui oleh karyawan sehingga sulit dalam pelaksanaannya. Dengan melihat gejala tersebut terlihat permasalahan yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, diantaranya yaitu mengetahui peran dan hambatanhambatan yang dihadapi oleh humas dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan (Corporate Culture) khususnya pada Bank Mandiri. Dilihat dari pengamatan peneliti bahwa dalam penerapan budaya (culture) dari masing-masing individu pegawai masih sangat sedikit sekali tingkat perhatiannya. Maka budaya ini diabaikan saja oleh pegawai sebagai angin berlalu. Padahal dengan adanya budaya ini kita dapat meningkatkan performance kerja kita dalam segala hal yang bersifat positif. Padahal budaya organisasi sangat penting sekali untuk karyawan, dalam meningkatkan keefektifan dalam bekerja di sebuah perusahaan. Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal organisasi, banyak organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur maupun pengelolaannya dengan cara melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan lainnya. Tata nilai dalam budaya organisasi dapat berperan sebagai sumber kekuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan. Namun budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila budaya organisasi tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya situasi lingkungan bisnis
6 yang menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya organisasi menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo, maka organisasi akan mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami kemunduran. Dalam melihat pernyataan di atas maka diharapkan bagi seluruh karyawan Mandiri agar bekerjasama dengan baik dalam hal internal sesuai dengan TIPCE dengan mengacu pada Budaya Bank Mandiri. Karena dengan melihat ini peneliti melihat bahwa di Area Sudirman khususnya Cabang Palmerah belum terealisasi dengan baik dikarenakan TIPCE ini hanya dicetak di majalah Mandiri dan intranet Mandiri. Apalagi ditambah dengan jam kerja kantor yang sangat padat dengan nasabah. Maka dengan adanya Public Relations mensosialisasikan ke cabangcabang, diharapkan karyawan paham dan mengamalkan tentang makna budaya tersebut agar dapat terbina kerjasama dengan baik, mengingat bahwa budaya harus dilestarikan minimal dari ruang lingkup internal dahulu. Sosialisasi ini dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada masing -masing cabang oleh Public Relations.
7 Tabel 2 Area Sudirman Area Jumlah Karyawan Jumlah Responden yang tahu tentang budaya perusahaan (TIPCE)* Persentase Hub Plaza Bapindo 57 25 44% Cabang Kehutanan 29 11 38% Cabang DPR 31 13 42% Cabang Majestik 28 15 54% Cabang Ratu Plaza 27 20 74% Cabang Palmerah 25 7 28% Cabang Puncak Mas 32 17 53% Kantor Kas Pakubuwono 15 9 60% Kantor Kas Senayan City 16 8 50% Kantor Kas Plaza Abda 15 8 53% *Data yang diambil oleh peneliti dari Public Relations Pusat Alasan peneliti memilih Bank Mandiri Palmerah karena menurut data yang bersumber dari Public Relations bahwa budaya perusahaan Mandiri (TIPCE) karyawan di Palmerah paling sedikit yang mengetahui tentang budaya perusahaan ini, untuk itu peneliti ingin meneliti apakah dengan sosialisasi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh Public Relations diharapkan karyawan di Palmerah menjadi tahu dan mengamalkannya dalam bekerja. Peneliti ingin meneliti seberapa efektifkah komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh Public Relations dalam mensosialisasikan budaya perusahaan (TIPCE) di Mandiri Jakarta Palmerah.
8 1.2 Perumusan Masalah Dilihat dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan secara terperinci maka dari permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Efektifitaskah komunikasi interpersonal yang dilakukan PR (Public Relations) dalam mensosialisasikan budaya TIPCE Mandiri Cabang Palmerah? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai terkait dengan permasalahan yang telah dikemukan diatas tersebut adalah ; Untuk mengetahui efektifitas komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh PR (Public Relations) dalam mensosialisasikan budaya TIPCE Mandiri Cabang Palmerah 1.4 Manfaat Penelitian Melaksanakan Budaya Kerja mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai produktifitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan. Berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka pada hakekatnya kegunaan yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu komunikasi khususnya bidang Public Relations dalam rangka penyempurnaan bidang Public Relations untuk masa kini dan masa
9 yang akan datang dan untuk menambah wahana kepustakaan ilmu komunikasi pada Universitas. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi perusahaan Bank Mandiri Palmerah dan jajaran humas dalam memaksimalkan pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan (Corporate Culture). Dengan adanya penelitian ini makan diharapkan bagi seluruh instansi-instansi yang terkait dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa paksaan. Manfaat yang didapat antara lain: menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dari perkembangan luar (faktor eksternal).