BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Perencanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs. Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB III PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS TRADISI AMALIYAH NU DI SMK MA ARIF NU TIRTO. kecamatan Tirto untuk mendirikan SLTA. Pada awalnya didirikan, SMK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI NAHDLATUL ULAMA (PTNU) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

Muatan Lokal dalam Kurikulum /27/2017 Nafan 1

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

meningkatkan perilaku terpuji di MA Salafiyah Syafi iyah Hadirul Ulum Tasikrejo Kec. Ulujami, Kab. Pemalang, mengacu pada data utama yaitu data

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Oleh sebab

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah yang bernama MIS HAYATUSY. Madrasah ini terletak di Desa Panyiuran Jalan Amutai Alabio

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajan Mata Pelajaran Fiqih di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PEMBAHASAN

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah /

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PENUTUP. SMP Negeri 2 Tulungagung, maka melalui penelitian ini dapat. 1. a. Pelaksanaan KTSP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 3 UNGARAN. Disusun Oleh Dyah Ayu Kusuma W

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran Fiqih Pada Siswa. kelas VII Mts. Terpadu Al-Fatich Surabaya

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum Aswaja pada MAS dan MTs.S Muslimat NU Palangka Raya

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya MTs Sunan Kalijogo Ngadri Binangun Blitar

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mengetahui secara mendalam bentuk perencanaan kurikulum aswaja pada. MAS dan MTs. S Muslimat NU Palangka Raya.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

BUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI

sekretariat tim kartanu 2015 komplek ketintang regency no 17-19, telp surabaya jawa timur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. Trenggalek, maka laporan ini hanya penulis fokuskan pada masalah-masalah. dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

KEBIJAKAN LP MA ARIF NU WILAYAH JAWA TENGAH MASA KHIDMAT DASAR

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN 2012/2013. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 5 SEMARANG Jalan Pemuda No. 143 Semarang Jawa Tengah Telp (024) Mata Pelajaran Seni Musik

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

INSTRUMEN PENELITIAN

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga merupakan salah satu aset terpenting yang nantinya akan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

pelajar/mahasiswa untuk dapat melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

Laporan PPL UNY 2014 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Perencanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek a) Penyusunan Kurikulum dan perangkat pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek. Sebagai lembaga pendidikan Ma arif Nahdlatul Ulama yang bernaungan dibawah LP Ma arif NU Wilayah Jawa timur dan LP Ma arif NU cabang Trenggalek, maka dilaksanakanlah pembelajaran Aswaja/Ke- NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dengan tujuan sebagai upaya peningkatan kualitas peserta didik di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek sekaligus sebagai media kaderisasi dan upaya pelestarian budaya dan faham Ahlussunnah Wal Jama ah sebagaimana yang dianut oleh warga Nahdliyin. Hal ini sebagaimana yang diterangkan oleh Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag selaku Kepala Madrasah: Karena MTs As Syafi iyah adalah lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama yang dalam hal ini berada dibawah naungan LP Ma arif NU maka sudah seyogyanya juga mengajarkan tentang jam iyah Nahdlatul Ulama hal ini juga ditujukan agar anak-anak mengenal, memahami dan kemudian mengamalkan ajaran Ahlussu nnah wal Jama ah baik sunnah Rasulullah maupun sunnah sahabat Khulafaur Rasyidin serta para pengikutnya. 1 1 Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag. Interview, 6 Juni 2016 61

62 Oleh karenanya dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dibuat dan dikembangkan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dicantumkan pula pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an yang menempati posisi sebagai Muatan Lokal selain Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris dan dilaksanakan mulai dari kelas VII sampai kelas IX dengan jumlah jam pelajaran adalah 2 jam perminggu untuk setiap kelasnya seperti yang di terangkan oleh Bapak Musta in Ashari S.Pd.I Untuk pembelajaran Aswaja di MTs As Syafi iyah, sesuai kebutuhan madrasah maka pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an dimasukkan dalam Muatan Lokal madrasah dengan waktu 2 jam pelajaran perminggu disetiap kelasnya dan dimulai mulai dari kelas VII sampai Kelas IX. 2 Dalam hal penyusunan kurikulum dan perencanaan pembelajaran mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah dilaksanakan atas kerja sama antara LP Ma arif NU, lembaga pendidikan dan guru yang mengajar mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an yakni dengan LP Ma arif NU mengembangkan dan mengeluarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang kemudian dikembangkan oleh lembaga dan guru mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek menjadi sebuah perangkat pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus dan RPP seperti yang yang dituturkan oleh Bapak Haris S.Pd.I: Penyusunan mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di dalam kurikulum MTs As Syafi iyah dilakukan mulai dari 2 Musta in Ashari S.Pd.I Interview, 6 Juni 2016

63 LP Ma arif NU ke tingkat lembaga sampai kepada guru masing-masing kelas. Yaitu dengan cara LP Ma arif NU Jawa Timur mengeluarkan SK-KD Aswaja dan kemudian di kembangkan oleh LP Ma arif NU cabang Trenggalek lalu lembaga dan personal guru mengembangkan perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP Aswaja/Ke-NU-an. 3 Dalam menjalankan sebuah pembelajaran, agar tercipta kondisi pembelajaran yang diinginkan oleh guru, yakni pembelajaran yang tertib, teratur dan efektif mutlak membutuhkan perencanaan. Perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dicapai perbaikan dalam pembelajaran. Dalam wawancara peneliti dengan Bapak Musta in Ashari S.Pd.I tentang pemakaian perangkat pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek. Berikut penuturan beliau: MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek disini adalah lembaga pendidikan formal yang tentu mempunyai sistem dalam pembelajarannya. Disini, dalam pembelajaran Aswaja kita juga membuat perangkat pembelajaran sesuai instruksi berupa Program semester, Program tahunan, Silabus dan RPP yang mengacu pada SK dan KD yang dikeluarkan oleh LP Ma arif NU. 4 Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa MTs As Syafi iyah merupakan lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama yang berada dibawah naungan LP Ma arif NU. Dalam hal ini para peserta didik diajarkan tentang jam iyah Nahdlatul Ulama yang ditujukan agar para peserta didik mengenal, memahami dan kemudian mengamalkan ajaran Ahlussunnah Wal Jama ah baik sunnah Rasulullah maupun sunnah sahabat 3 Haris S.Pd.I. Interview, 6 Juni 2016 4 Musta in Ashari S.Pd.I Interview, 6 Juni 2016

64 Khulafaur Rasidin dan para pengikutnya. Oleh karena itu di kurikulum yang dibuat dan dikembangkan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dicantumkan pelajaran Aswaja Ke-NU-an yang menempati posisi sebagai muatan lokal selain bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Mulok Aswaja Ke-NU-an ini dilaksanakan mulai kelas VII sampai kelas IX dengan jumlah jam pelajaran 2 jam pelajaran untuk setiap kelasnya. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek juga membuat dan memakai perencanaan berupa perangkat pembelajaran namun, proses pembuatan perangkat pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan harus benar-benar dibuat oleh guru masing-masing, tidak boleh saling mencopy diantara guru. Yang boleh dicopy dan disebarluaskan secara bebas adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari LP Ma arif NU wilayah Jawa Timur, hal ini disampaikan oleh Bapak Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag: Untuk SK-KD yang dikeluarkan oleh LP Ma arif bisa untuk disebarluaskan tapi untuk perangkat pembelajaran harus dibuat oleh guru masing-masing dan tidak boleh hanya saling mengcopy antar guru karena perangkat pembelajaran harus sesuai dengan kelasnya masing-masing. 5 Pernyataan Bapak Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag tersebut diperkuat oleh pernyataan Bapak Haris S.Pd.I yang juga selaku guru Aswaja/Ke- NU-an sebagai berikut: Untuk pembelajaran Aswaja disini itu gini mas, sesuai instruksi dari bapak Mahsunuddin selaku kepala madrasah juga harus memakai perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP 5 Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag. Interview, 6 Juni 2016

65 namun harus benar-benar dikerjakan oleh gurunya masingmasing dan memang tidak ada contoh langsungnya. Begitupun dengan saya yang juga harus membuat perangkat pembelajaran Aswaja walaupun mungkin belum membuat secara optimal setiap semester dan meyeluruh seluruh mapel saya sepenuhnya karena saya masih belum begitu lama mengajar disini. 6 Dari data hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa SK-KD yang dikeluarkan oleh LP Ma arif bisa disebarluaskan tapi untuk perangkat pembelajaran harus dibuat oleh guru masing-masing. Dan dalam pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an memakai perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan pengembangan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dibuat oleh LP Ma arif NU Jawa Timur yang meskipun dalam implementasinya belum optimal secara keseluruhan karena berbagai hal diantaranya adalah masalah waktu mengajar yang masih baru dan tidak adanya contoh langsung sehingga guru benar-benar harus membuat sendiri perangkat pembelajaran Aswajanya. Dalam hal ini ada juga guru yang baru mengajar Aswaja di MTs As Syafi iyah walau mungkin belum membuat secara optimal setiap semester dan menyeluruh seluruh mata pelajaran yang di ampu, namun beliau selalu sharing bersama guru aswaja sudah lama mengajar di sini. b) Peningkatan Mutu Guru Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah. Selain perencanaan, dalam sebuah pembelajaran tentu tidak akan terlepas dari peran guru, oleh karenanya pemilihan guru yang akan mengampu mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an pun sangat diperhatikan 6 Haris S.Pd.I. Interview, 6 Juni 2016

66 oleh pihak madrasah karena akan sangat menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Perekrutan guru bidang studi Aswaja/Ke- NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek pun dipilih dari individu yang memiliki kompetensi, pengetahuan dan pengalaman tentang Nahdlatul Ulama yaitu mereka yang pernah aktif sebagai pengurus maupun anggota organisasi ataupun badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama seperti IPNU-IPPNU, Anshor, Banser, Fatayat, Muslimat NU dan lain sebagainya. Berikut penuturan Bapak Drs. H. Mahsunuddin M.Ag: Untuk mengajar tentu butuh orang yang kompeten dalam bidangnya begitupun dengan mapel Aswaja/Ke-NU-an haruslah seorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman terutama mereka yang pernah aktif diorganisasi Nahdlatul Ulama yang kami jadikan guru Aswaja. 7 Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Musta in Ashari S.Pd.I: Dalam wawancara saya dengan pihak madrasah dulu itu mas memang tidak disebutkan dengan jelas mengenai kriteria ataupun persyaratan sebagai guru Aswaja karena sebagai guru agama saya juga mengajar mata pelajaran yang lain selain Aswaja, namun bapak Kepala Madrasah tentu memilih orangorang yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya untuk mengajar mata pelajaran tersebut termasuk Aswaja karena mungkin dulu saya pernah aktif di IPNU-IPPNU cabang Trenggalek. 8 Selain perangkat pembelajaran dan kompetensi guru pengampu mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dikelas peningkatan kualitas guru juga harus diperhatikan oleh karenanya untuk peningkatan kualitas guru maka 7 Drs. H. Mahsunuddin, M.Ag. Interview, 8 Juni 2016 8 Musta in Ashari S.Pd.I. Interview, 8 Juni 2016

67 dibentuklah kelompok kerja guru (KKG) Aswaja/Ke-NU-an yang dibentuk oleh LP Ma arif NU cabang Trenggalek dan diperuntukkan bagi seluruh guru Aswaja/Ke-NU-an se Kabupaten Trenggalek sebagai wadah peningkatan mutu guru pengajar mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke- NU-an di kabupaten Trenggalek hal tersebut diutarakan oleh Bapak Mahsunuddin M.Ag: Untuk peningkatan mutu guru Aswaja, kita ada Kelompok Kerja Guru (KKG) Aswaja/Ke-NU-an yang disana ada pertemuan rutin dalam rangka pengembangan mutu dan kualitas guru-guru pengajar Aswaja. Kelompok Kerja Guru (KKG) ini ada ditingkat kabupaten jadi hanya ada satu KKG Aswaja di kabupaten Trenggalek ini. 9 Dari data hasil observasi diatas dapat diketahui bahwa MTs As Syafi iyah merupakan lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama yang berada dibawah naungan LP Ma arif NU. Dalam hal ini para peserta didik diajarkan tentang jam iyah Nahdlatul Ulama yang ditujukan agar para peserta didik mengenal, memahami dan kemudian mengamalkan ajaran Ahlussunnah Wal Jama ah baik sunnah Rasulullah maupun sunnah sahabat Khulafaur Rasidin dan para pengikutnya. Oleh karena itu di kurikulum yang dibuat dan dikembangkan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dicantumkan pelajaran Aswaja Ke-NU-an yang menempati posisi sebagai muatan lokal selain bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Perekrutan guru Aswaja di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek ini sendiri dipilih dari indivifu yang memiliki kompetensi, pengetahuan, dan pengalaman di bidang ke-nu-an. Yaitu mereka yang 9 Drs. H. Mahsunuddin M.Ag. Interview, 8 Juni 2016

68 pernah aktif sebagai pengurus maupun anggota organisasi ataupun badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama seperti IPNU/IPPNU, Anshor, Banser, Fatayat, Muslimat NU dan lain sebagainya. Penyusunan mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja ke-nu-an didalam kurikulum MTs As Syafi iyah dilakukan mulai dari LP Ma arif NU ke tingkat lembaga sampai kepada guru masing-masing kelas. Dengan cara LP Ma arif NU Jatim mengeluarkan SK-KD Aswaja dan kemudian dikembangkan oleh LP Ma arif cabang Trenggalek lalu lembaga dan personal guru mengembangkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP Aswaja Ke- Nu-an. Dan SK-KD yang dikeluarkan oleh LP Ma arif bisa disebarluaskan tapi untuk perangkat pembelajaran harus dibuat oleh guru masing-masing. Dan dalam pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an memakai perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan pengembangan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dibuat oleh LP Ma arif NU Jawa Timur yang meskipun dalam implementasinya belum optimal secara keseluruhan karena berbagai hal diantaranya adalah masalah waktu mengajar yang masih baru dan tidak adanya contoh langsung sehingga guru benar-benar harus membuat sendiri perangkat pembelajaran Aswajanya. Dalam melaksanakan setiap pembelajaran Aswaja diupayakan dilaksanakan secara sistematis dan professional dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dibuat dan disusun oleh guru dan lembaga

69 serta selalu ada upaya peningkatan mutu guru karena dengan peningkatan mutu guru diharapkan akan berdampak positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut termasuk oleh guru-guru Aswaja/Ke-NU-an. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok kerja guru (KKG) Aswaja/Ke-NUan sekabupaten Trenggalek yang diprakarsai oleh LP Ma arif NU cabang Trenggalek dan MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan menjadi salah satu anggotanya yang aktif disetiap kegiatan. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek a) Strategi Belajar Mengajar mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke- NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek. Tahap perencanaan pembelajaran yang telah dibuat kemudian akan diimplementasikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru Aswaja/Ke-NU-an seperti yang diutarakan oleh Bapak Haris S.Pd.I: Untuk strategi pembelajaran dikelas yang saya lakukan tidak begitu banyak variasi strateginya kebanyakan saya hanya menggunakan strategi ceramah, tanya jawab dan saya juga mengaitkan pembelajaran dikelas dengan kegiatan pembiasaan yang biasa dilakukan anak-anak seperti sholat berjama ah, wiridan, tahlilan, pujian, sholawatan dan lain sebagainya untuk menunjang pembelajaran. 10 Pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan dilakukan dengan pembelajaran didalam kelas dan juga diluar kelas berupa kegiatan pembiasaan amaliyah khas Nahdlatul Ulama yang 10 Haris S.Pd.I. Interview, 9 Juni 2016

70 dilakukan secara rutin. Seperti penjelasan Bapak Mahsunuddin M.Ag berikut: Di Madrasah ini, dalam rangka pembinaan karakter para peserta didiknya juga mengkemas praktek-praktek amaliyah seperti Tahlil, Manaqib, Istigotsah pada setiap minggunya guna melatih pembiasaan pada siswa siswi di madrasah ini. Sedangkan sebagai kegiatan ekstranya di madrasah ini, bagi peserta didik yang bersekolah disini itu harus sudah menjadi anggota IPNU/IPPNU. Hal ini kami lakukan tujuannya untuk mempermudah dalam mengembangkan karakter yang berbasis Aswaja tersebut. 11 Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek tidak menggunakan banyak variasi strategi pembelajaran didalam kelas, pembelajaran biasanya dilakukan lebih banyak menggunakan strategi ceramah dan tanya jawab, dan terkadang diskusi kecil mengenai materi pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an yang diajarkan namun, pihak guru dan madrasah juga mengadakan kegiatan pembiasaan untuk menunjang proses pembelajaran karena pembelajaran Aswaja/Ke- NU-an tidak cukup hanya dilaksanakan didalam kelas saja melainkan juga harus ada pembiasaan amaliyah khas Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara rutin seperti pembiasaan sholat Dhuha, tahlilan ketika memulai suatu acara, wiridan setelah sholat berjamaah dengan dikeraskan dan pujian setelah adzan juga sholawatan bersama sebagai penunjang pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an tersebut. Kegiatan pembiasaan tersebut dibimbing langsung oleh Bapak/Ibu guru dan dilaksanakan di Musholla 11 Drs. H. Mahsunuddin M.Ag. Interview, 9 Juni 2016

71 Madrasah, dikelas ataupun juga di Aula Madrasah. Kegiatan-kegiatan tersebut dicanangkan oleh madrasah karena mata pelajaran Aswaja/Ke- NU-an sangat berkaitan erat dengan amaliyah Nadlatul Ulama oleh karenanya praktek amaliyah berupa kegiatan pembiasaan pun penting dilakukan agar anak-anak terbiasa menjalankannya dalam keseharian mereka nantinya. Kegiatan-kegiatan pembiasaan amaliyah Nahdlatul Ulama seperti tersebut diatas juga merupakan ciri khas pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak Drs. H. Mahsunuddin M.Ag ketika peneliti menanyakan tentang ke khasan pembelajaran Aswaja/Ke- NU-an di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan. Berikut penuturan beliau: Kalau dilembaga lain saya kurang tahu tapi untuk di MTs As Syafi iyah kami melakukan pembiasaan untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran Ahlussunnah Wal Jama ah, tidak hanya sunnah Nabi Muhammad tapi juga sunnah Khulafaur Rasyidin dan juga para sahabat seperti: anak-anak kita latih untuk Sholat Tarawih dengan sunnah sahabat Abu bakar, Sholat Jum at dengan mengikuti sunnah sahabat Utsman. Selain itu Anak-anak juga kita biasakan melakukan amaliyah masyarakat Nahdliyin seperti pujian setelah adzan, wirid dengan mengeraskan suara, tahlil, ziarah kubur, istighosah dan lain sebagainya Kita juga punya target bahwa anak-anak yang lulus dari MTs As Syafi iyah harus hafal tahlil dan mampu menjadi imam tahlil 12 Beliau juga menambahkan: Dalam rangka menginovasi madrasah kami, juga menerapkan setiap peserta didik baru yang akan masuk di Madrasah ini diharuskan sudah menjadi anggota IPNU/IPPNU mas..bahkan sebagai tindak lanjutnya, saya juga merubah bet sekolah yang sebelumnya menggunakan bet OSIS dirubah menjadi bet IPNU untuk siswa laki-laki dan bet IPPNU untuk siswa 12 Drs. H. Mahsunuddin M.Ag. Interview, 10 Juni 2016

72 perempuan. Dan untuk pendalaman materinya, di Madrasah kami pada saat pondok Ramadhan juga bekerja sama dengan rekan rekanita di IPNU/IPPNU cabang Trenggalek mas. Seluruh rangkaian kegiatan selama bulan Ramadhan kami serahkan dan percayakan pada perwakilan rekan rekanita dari cabang. Biasanya itu diisi materi ke-aswajaan, ke-nuan, kepemimpinan, dan keorganisasian Di lain kesempatan beliau juga menjelaskan: Bentuk inovasi lain yang kami lakukan di madrasah ini adalah pada saatpeserta didik baru masuk yang biasanya diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa), diganti dengan MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang selama pelaksanaannya itu dipandu oleh kakak-kakak dari IPNU/IPPNU cabang Trenggalek. Selain itu mas, di madrasah kami itu juga selalu melakukan sosialisasi secara langsung kepada berbagai pihak untuk senantiasa memberikan masukan-masukan sebagai sarana pengembang. Dan salah satunya adalah melalui media radio yang ada di madrasah ini, yang itu letaknya disebelah ruang kesenian itu mas.. Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi ciri khas pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an adalah selain pembelajaran tentang faham Ahlussunnah wal jama ah versi Nahdlatul Ulama dan juga keorganisasian NU kepada siswa, diadakan pula kegiatan praktek amaliyah warga Nahdliyin yang tidak hanya mempraktekkan amalan sunnah Nabi Muhammad SAW tapi juga amalan sunnah sahabat terutama sahabat Khulafaur Rasyidin yang telah menjadi trade mark warga Nahdliyin seperti Sholat Tarawih 20 rakaat mengikuti sunnah sahabat abu Bakar Ash-Shiddiq, Sholat Jum at mengikuti sunnah sahabat Utsman bin Affan dengan dua kali adzan, Sholat subuh dengan disertai do a Qunut, selain itu anak-anak juga dibiasakan mengamalkan tahlil bahkan pihak madrasah mempunyai target terhadap kegiatan pembiasaan amaliyah tersebut yang salah satu diantaranya adalah ketika anak-anak tersebut lulus

73 dari kelas IX mereka mampu untuk menjadi imam tahlil di lingkungan mereka masing-masing. Disamping itu di MTs As Syafi iyah juga mengembangkan inovasi inovasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, seperti mengganti MOS pada saat peserta didik baru masuk digantikan MAKESTA guna pembekalan ilmu pengetahuan. Dan juga menggunakan media radio yang ada di madrasah tersebut sebagai sarana pengembang dan wadah sosialisasi secara langsung kepada berbagai pihak. Berbagai informasi seputar pendidikan, social, yang berhubungan dengan madrasah dan masyarakat setempat akan disampaikan melalui radio yang ada di MTs As Syafi iyah tersebut. b) Cakupan Materi Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek. Selain pembelajaran dikelas, dalam pembelajaran komponen yang tidak kalah penting adalah materi yang diajarkan oleh guru. Begitu pula dengan pembelajaran mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan. Materi pelajaran disampaikan berdasarkan buku pelajaran yang dikembangkan dan disesuaikan dengan SK-KD dari LP Ma arif NU Jawa Timur serta perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh lembaga dan guru seperti penuturan Bapak Musta in Ashari S.Pd.I: Karena kita menggunakan buku, maka materi yang diajarkan juga yang ada dalam buku dan kemudian kita sesuaikan dengan SK-KD serta perangkat pembelajaran. 13 Selain penyusunan materi 13 Musta in Ashari S.Pd.I. Interview, 10 Juni 2016

74 pembelajaran yang akan disampaikan, guru juga melakukan pengembangan materi, pengembangan sumber belajar dan pengembangan metode penyampaian. Untuk pengembangan materi dan sumber belajar dilakukan didalam dan diluar kelas dengan pembiasaan amaliyah Nahdlatul Ulama seperti yang diutarakan diatas sedang untuk pengembangan metode penyampaian materi pelajaran diantaranya adalah dengan cerita-cerita mengenai tokoh tokoh Nahdlatul Ulama walaupun hanya dengan cara ceramah seperti yang disampaikan Bapak Haris S.Pd.I: Seperti yang saya katakan sebelumnya, untuk pengembangan sumber belajar dan juga materi Aswaja kita lakukan didalam dan diluar kelas dengan pembiasaan praktikum amaliyah NU selain itu untuk penyampaian juga terkadang menggunakan cerita-cerita tentang tokoh Nahdlatul Ulama agar menarik sekaligus anak-anak biar mudah menerima walaupun penyampaiannya dengan ceramah saja. 14 Dari data hasil observasi diatas dapat deketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek tidak menggunakan banyak variasi strategi pembelajaran didalam kelas, pembelajaran biasanya dilakukan lebih banyak menggunakan strategi ceramah dan tanya jawab, dan terkadang diskusi kecil mengenai materi pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an yang diajarkan namun, pihak guru dan madrasah juga mengadakan kegiatan pembiasaan untuk menunjang proses pembelajaran karena pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an tidak cukup hanya dilaksanakan didalam kelas saja melainkan juga harus ada pembiasaan amaliyah khas Nahdlatul Ulama 14 Haris S.Pd.I. Interview, 10 Juni 2016

75 yang dilakukan secara rutin seperti pembiasaan sholat Dhuha, tahlilan ketika memulai suatu acara, wiridan setelah sholat berjamaah dengan dikeraskan dan pujian setelah adzan juga sholawatan bersama sebagai penunjang pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an tersebut. Kegiatan pembiasaan tersebut dibimbing langsung oleh Bapak/Ibu guru dan dilaksanakan di Musholla Madrasah, dikelas ataupun juga di Aula Madrasah. Kegiatankegiatan tersebut dicanangkan oleh madrasah karena mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an sangat berkaitan erat dengan amaliyah Nadlatul Ulama oleh karenanya praktek amaliyah berupa kegiatan pembiasaan pun penting dilakukan agar anak-anak terbiasa menjalankannya dalam keseharian mereka nantinya. Yang menjadi ciri khas pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke- NU-an adalah selain pembelajaran tentang faham Ahlussunnah wal jama ah versi Nahdlatul Ulama dan juga keorganisasian NU kepada siswa, diadakan pula kegiatan praktek amaliyah warga Nahdliyin yang tidak hanya mempraktekkan amalan sunnah Nabi Muhammad SAW tapi juga amalan sunnah sahabat terutama sahabat Khulafaur Rasyidin yang telah menjadi trade mark warga Nahdliyin seperti Sholat Tarawih 20 rakaat mengikuti sunnah sahabat abu Bakar Ash-Shiddiq, Sholat Jum at mengikuti sunnah sahabat Utsman bin Affan dengan dua kali adzan, Sholat subuh dengan disertai do a Qunut, selain itu anak-anak juga dibiasakan mengamalkan tahlil bahkan pihak madrasah mempunyai target terhadap kegiatan pembiasaan amaliyah tersebut yang salah satu diantaranya adalah

76 ketika anak-anak tersebut lulus dari kelas IX mereka mampu untuk menjadi imam tahlil di lingkungan mereka masing-masing. Disamping itu di MTs As Syafi iyah juga mengembangkan inovasi inovasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, seperti mengganti MOS pada saat peserta didik baru masuk digantikan MAKESTA guna pembekalan ilmu pengetahuan. Dan juga menggunakan media radio yang ada di madrasah tersebut sebagai sarana pengembang dan wadah sosialisasi secara langsung kepada berbagai pihak. Berbagai informasi seputar pendidikan, social, yang berhubungan dengan madrasah dan masyarakat setempat akan disampaikan melalui radio yang ada di MTs As Syafi iyah tersebut. 3. Evaluasi Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek Setelah tahap perencanaan yang kemudian diimplementasikan kedalam sebuah pembelajaran, tahap terakhir adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional atau pembelajaran dikelas. Begitu juga dengan pembelajaran di MTs As Syafi iyah yang selalu melakukan evaluasi pembelajaran secara rutin termasuk guru mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NUan yang rutin melakukan kegiatan evaluasi. Sejauh pengamatan peneliti, evaluasi pembelajaran di MTs As Syafi iyah dilakukan dengan menggunakan tes yang berupa latihan-latihan soal dan ujian. Evaluasi dilakukan oleh madrasah terhadap seluruh mata pelajaran termasuk mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As

77 Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah evaluasi tengah semester (mid semester) pada pertengahan semester dan juga ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan pada akhir semester. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Bapak Musta in Ashari S.Pd.I selaku guru Aswaja/Ke-NU-an: Untuk evaluasi pembelajaran Aswaja saya lakukan ditiap pertemuan dengan tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu secara lisan, selain itu disetiap akhir bab juga saya adakan evaluasi per bab dengan bentuk latihan soal-soal. Selain itu tentu ada juga evaluasi rutin yang dilakukan oleh madrasah yakni disetiap pertengahan semester (middle semester) dan juga disetiap akhir semester (UAS). 15 Hal senada juga dijelaskan oleh bapak Haris S.Pd.I: Untuk penilaian yang dilakukan oleh madrasah, lembaga kami memberlakukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa untuk setiap mata pelajaran tak terkecuali mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di madrasah ini. Dan saya tambahkan lagi mas..tidak semua sistem penilaian di MTs ini menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai tolok ukur penilaian karena hanya tes blok dan ujian tengah semesterlah yang menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal sebagai tolok ukur dalam penilaiannya seperti Ujian Akhir Semester (UAS) yang dalam pelaporan hasil evaluasinya adalah gabungan dari rata-rata nilai ujian blok dalam satu semester yang hasilnya berupa nilai raport. 16 Berdasarkan data hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti bahwa sistem penilaian dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah berupa tes blok yang merupakan evaluasi proses untuk mengukur kemampuan siswa untuk kompetensi dasar tertentu yang pelaksanaannya dilaksanakan dua bulan sekali, Ujian Tengah Semester pada pertengahan semester, kemudian Ujian Akhir Semester (UAS) yang merupakan evaluasi hasil guna 15 Musta in Ashari S.Pd.I. Interview. 13 Juni 2016 16 Haris S.Pd.I. Interview. 13 Juni 2016

78 mengukur kemampuan siswa untuk beberapa kompetensi dalam satu semester, selain itu Ujian Nasional (UN) juga dilaksanakan sebagai syarat kelulusan peserta didik dan juga Ujian Madrasah. Untuk penilaian yang dilakukan oleh madrasah, lembaga memberlakukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa untuk setiap mata pelajaran tak terkecuali mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah. Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an yang harus dicapai untuk masing-masing kelas adalah 65 dan siswa yang tidak mencapai KKM harus mengikuti program Remedial. Namun tidak semua sistem penilaian di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai tolok ukur penilaian karena hanya tes blok dan ujian tengah semesterlah yang menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal sebagai tolok ukur dalam penilaiannya seperti Ujian Akhir Semester (UAS) yang dalam pelaporan hasil evaluasinya adalah gabungan dari rata-rata nilai ujian blok dalam satu semester yang hasilnya berupa nilai raport begitupun dengan Ujian Nasional dan Ujian Madrasah yang telah ditentukan kriteria kelulusannya secara nasional dan dari Kementrian Agama Republik Indonesia.

79 B. Temuan Penelitian Berdasarkan paparan data pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Aswaja di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dapat dituliskan temuan penelitian sebagai berikut: A. Perencanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek 1. Peningkatan kualitas peserta didik Pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek bertujuan sebagai upaya peningkatan kualitas peserta didik sekaligus sebagai media kaderisasi dan upaya pelestarian budaya dan faham Ahlussunnah Wal Jama ah sebagaimana yang dianut oleh warga Nahdliyin. 2. Pembuatan perangkat pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an Dalam hal penyusunan kurikulum dan perencanaan pembelajaran mata pelajaran muatan lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah, LP Ma arif NU mengembangkan dan mengeluarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang kemudian dikembangkan oleh lembaga dan guru mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek menjadi sebuah perangkat pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus dan RPP. 3. Pemilihan guru mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an

80 Perekrutan guru bidang studi Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dipilih dari individu yang memiliki kompetensi, pengetahuan dan pengalaman tentang Nahdlatul Ulama yaitu mereka yang pernah aktif sebagai pengurus maupun anggota organisasi ataupun badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama seperti IPNU-IPPNU, Anshor, Banser, Fatayat, Muslimat NU dan lain sebagainya. 4. Peningkatan kompetensi guru Di MTs As Syafi iyah dibentuklah kelompok kerja guru (KKG) Aswaja/Ke-NU-an sekabupaten Trenggalek yang diprakarsai oleh LP Ma arif NU cabang Trenggalek sebagai upaya peningkatan mutu guru. Dan madrasah ini menjadi salah satu anggotanya yang aktif disetiap kegiatan. B. Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek 1. Strategi guru dalam pelaksanaan pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an Selain menggunakan strategi ceramah dan tanya jawab Aswaja/Ke- NU-an, pihak guru dan madrasah juga mengadakan kegiatan pembiasaan amaliyah khas Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara rutin seperti pembiasaan sholat Dhuha, mempraktekkan amalan sunnah sahabat terutama sahabat Khulafaur Rasyidin yang telah menjadi trade mark warga Nahdliyin seperti Sholat Tarawih 20 rakaat mengikuti sunnah sahabat abu Bakar Ash-Shiddiq, Sholat Jum at

81 mengikuti sunnah sahabat Utsman bin Affan dengan dua kali adzan, Sholat subuh dengan disertai do a Qunut, selain itu anak-anak juga dibiasakan setiap sholat berjama ah untuk mengamalkan tahlil bahkan pihak madrasah mempunyai target ketika anak-anak tersebut lulus mereka mampu untuk menjadi imam tahlil di lingkungannya masingmasing. 2. Inovasi pengembangan ilmu pengetahuan MTs As Syafi iyah mengembangkan inovasi inovasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, seperti mengganti MOS pada saat peserta didik baru masuk digantikan MAKESTA guna pembekalan ilmu pengetahuan. Dan juga menggunakan media radio yang ada di madrasah tersebut sebagai sarana pengembang dan wadah sosialisasi secara langsung kepada berbagai pihak. C. Evaluasi Pembelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek 1. Evaluasi pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an Evaluasi yang dilakukan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah evaluasi tengah semester (mid semester) pada pertengahan semester dan juga ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan pada akhir semester. Sistem penilaian dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah berupa tes blok yang merupakan evaluasi proses untuk mengukur kemampuan siswa untuk kompetensi dasar tertentu

82 yang pelaksanaannya dilaksanakan dua bulan sekali, Ujian Tengah Semester pada pertengahan semester, kemudian Ujian Akhir Semester (UAS) yang merupakan evaluasi hasil guna mengukur kemampuan siswa untuk beberapa kompetensi dalam satu semester, selain itu Ujian Nasional (UN) juga dilaksanakan sebagai syarat kelulusan peserta didik dan juga Ujian Madrasah. 2. Penilaian pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an yang harus dicapai untuk masing-masing kelas adalah 65 dan siswa yang tidak mencapai KKM harus mengikuti program Remedial. Namun tidak semua sistem penilaian di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai tolok ukur penilaian karena hanya tes blok dan ujian tengah semesterlah yang menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal sebagai tolok ukur dalam penilaiannya seperti Ujian Akhir Semester (UAS) yang dalam pelaporan hasil evaluasinya adalah gabungan dari rata-rata nilai ujian blok dalam satu semester yang hasilnya berupa nilai raport.

83 C. Analisis Data Sebagai lembaga pendidikan Ma arif Nahdlatul Ulama yang bernaungan dibawah LP Ma arif NU Wilayah Jawa timur dan LP Ma arif NU cabang Trenggalek, maka dilaksanakanlah pembelajaran Aswaja/Ke- NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek dengan tujuan sebagai upaya peningkatan kualitas peserta didik di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek sekaligus sebagai media kaderisasi dan upaya pelestarian budaya dan faham Ahlussunnah Wal Jama ah sebagaimana yang dianut oleh warga Nahdliyin. Dalam hal penyusunan kurikulum dan perencanaan pembelajaran mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah dilaksanakan atas kerja sama antara LP Ma arif NU, lembaga pendidikan dan guru yang mengajar mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an yakni dengan LP Ma arif NU mengembangkan dan mengeluarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang kemudian dikembangkan oleh lembaga dan guru mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan menjadi sebuah perangkat pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Selain perencanaan, dalam sebuah pembelajaran tentu tidak akan terlepas dari peran guru, oleh karenanya pemilihan guru yang akan mengampu mata pelajaran Aswaja/Ke-NU-an pun sangat diperhatikan oleh pihak madrasah karena akan sangat menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Perekrutan guru bidang studi Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan,

84 Trenggalek pun dipilih dari individu yang memiliki kompetensi, pengetahuan dan pengalaman tentang Nahdlatul Ulama yaitu mereka yang pernah aktif sebagai pengurus maupun anggota organisasi ataupun badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama seperti IPNU-IPPNU, Anshor, Banser, Fatayat, Muslimat NU dan lain sebagainya. Disamping itu MTs As Syafi iyah dalam melaksanakan setiap pembelajarannya diupayakan dilaksanakan secara sistematis dan professional dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dibuat dan disusun oleh guru dan lembaga serta selalu ada upaya peningkatan mutu guru karena dengan peningkatan mutu guru diharapkan akan berdampak positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut termasuk oleh guru-guru Aswaja/Ke-NU-an. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok kerja guru (KKG) Aswaja/Ke-NUan sekabupaten Trenggalek yang diprakarsai oleh LP Ma arif NU cabang Trenggalek dan MTs As Syafi iyah Ngetal, Pogalan menjadi salah satu anggotanya yang aktif disetiap kegiatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek tidak menggunakan banyak variasi strategi pembelajaran didalam kelas, pembelajaran biasanya dilakukan lebih banyak menggunakan strategi ceramah dan tanya jawab, dan terkadang diskusi kecil mengenai materi pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an yang diajarkan namun, pihak guru dan madrasah juga mengadakan kegiatan pembiasaan untuk menunjang proses pembelajaran karena pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an tidak cukup hanya dilaksanakan didalam kelas saja

85 melainkan juga harus ada pembiasaan amaliyah khas Nahdlatul Ulama yang dilakukan secara rutin seperti pembiasaan sholat Dhuha, tahlilan ketika memulai suatu acara, wiridan setelah sholat berjamaah dengan dikeraskan dan pujian setelah adzan juga sholawatan bersama sebagai penunjang pembelajaran Aswaja/Ke-NU-an tersebut. setiap sholat berjama ah untuk mengamalkan tahlil bahkan pihak madrasah mempunyai target terhadap kegiatan pembiasaan amaliyah tersebut yang salah satu diantaranya adalah ketika anak-anak tersebut lulus dari kelas IX mereka mampu untuk menjadi imam tahlil di lingkungan mereka masing-masing. Disamping itu di MTs As Syafi iyah juga mengembangkan inovasi inovasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, seperti mengganti MOS pada saat peserta didik baru masuk digantikan MAKESTA guna pembekalan ilmu pengetahuan. Dan juga menggunakan media radio yang ada di madrasah tersebut sebagai sarana pengembang dan wadah sosialisasi secara langsung kepada berbagai pihak. Berbagai informasi seputar pendidikan, social, yang berhubungan dengan madrasah dan masyarakat setempat akan disampaikan melalui radio yang ada di MTs As Syafi iyah tersebut. Evaluasi dilakukan oleh madrasah terhadap seluruh mata pelajaran termasuk mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah evaluasi tengah semester (mid semester) pada pertengahan semester dan juga ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan pada akhir semester. sistem penilaian dan pelaksanaan

86 penilaian yang dilakukan oleh MTs As Syafi iyah Pogalan, Trenggalek adalah berupa tes blok yang merupakan evaluasi proses untuk mengukur kemampuan siswa untuk kompetensi dasar tertentu yang pelaksanaannya dilaksanakan dua bulan sekali, Ujian Tengah Semester pada pertengahan semester, kemudian Ujian Akhir Semester (UAS) yang merupakan evaluasi hasil guna mengukur kemampuan siswa untuk beberapa kompetensi dalam satu semester, selain itu Ujian Nasional (UN) juga dilaksanakan sebagai syarat kelulusan peserta didik dan juga Ujian Madrasah. Untuk penilaian yang dilakukan oleh madrasah, lembaga memberlakukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa untuk setiap mata pelajaran tak terkecuali mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an di MTs As Syafi iyah. Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Muatan Lokal Aswaja/Ke-NU-an yang harus dicapai untuk masing-masing kelas adalah 65 dan siswa yang tidak mencapai KKM harus mengikuti program Remedial.