PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG REFORMASI PERPAJAKAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No kebutuhan penerimaan pajak dan menjaga keberlanjutan efektivitas kebijakan pengampunan pajak; c. bahwa Indonesia telah mengikatkan diri

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 16/PJ/2017

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

2017, No penguatan basis data perpajakan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak dan menjaga keberlanjutan efektivitas kebijakan pengampunan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

Departemen Hukum Otoritas Jasa Keuangan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2018 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN BAGI LEMBAGA KEUANGAN DAN PENYAMPAIAN

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

AKSES INFORMASI KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kebutuhan negara juga kemakmuran rakyatnya (UU NO.16 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

TAX ALERT SS/TXALERT/02/2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

1 P a g e. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

Bab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online. Aplikasi Pajak Online - Bagian 1

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 29/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LAPORAN PER NEGARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu instrument yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya

Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016

Account Representative

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah N

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

PJ.091/KUP/S/001/

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan reformasi administrasi muncul setelah proses perubahan administrasi secara alamiah gagal, sehingga timbul dorongan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 29/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LAPORAN PER NEGARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018

TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

No ke luar Indonesia. Dengan adanya pusat-pusat pelarian pajak/perlindungan dari pengenaan pajak (tax haven), dan belum adanya mekanisme serta

Oleh: MUH. TUNJUNG NUGROHO, SE, ME, Ak, CA Kasubdit Perencanaan Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak. Rabu, 10 Mei 2017

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

2012, No.56 2 kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

PELAKSANAAN PEMBUKAAN RAHASIA BANK via APLIKASI BUKA RAHASIA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari wajib pajak badan, dan wajib pajak orang

PJ.091/KUP/S/006/

Pemeriksaan. Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 31 UU KUP)

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB III PEMBAHASAN. A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi.pada perekonomian secara keseluruhah pada saat ini teknologi

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

SPT MASA & BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26. PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-04/PJ/2017 Jakarta, 12 April 2017

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

Lampiran 2 Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor : INS-04/PJ/2015 Tanggal : 3 November 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

Susanti, Liberti Pandiangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak

Transkripsi:

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG REFORMASI PERPAJAKAN INDONESIA Siti Nurwahyuningsih Harahap Seminar Nasional Perpajakan Indonesia di Era Teknologi dan Keterbukaan Informasi Keuangan: Tantangan bagi Profesi Akuntan Universitas Bunda Mulia, 10 November 2017

INFORMATION SYSTEM WITHIN AN ORGANIZATION Sumber : Rainer, Prince, and Cegielski. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business, 5 th ed. (2014)

INFORMATION SYSTEM WITHIN AN ORGANIZATION Sumber : Rainer, Prince, and Cegielski. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business, 5 th ed. (2014)

Porter s Competitive Forces Model

https://hbr.org/video/3590615226001/the-explainer-porters-five-forces

David McKevitt s Competitive Forces Model for Public Sector Sumber : Open University. Strategic view of performance (2016) www.open.edu/openlearn/money-management/management/human-resources/strategic-view-performance/content-section-0

REFORMASI BIROKRASI DAN TRANSFORMASI KELEMBAGAAN KEMENKEU Penguatan kelembagaan DJP dilakukan melalui program REFORMASI PERPAJAKAN serta menyesuaikan hasil pembahasan RUU terkait Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/wide/leaders-offsite-meeting-dan-penetapan-inisiatif

REFORMASI PERPAJAKAN Keputusan Menteri Keuangan Nomor 885/KMK.03/2016 tentang Pembentukan Tim Reformasi Perpajakan, tertanggal 9 Desember 2016 Reformasi Perpajakan : Perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan basis perpajakan. Diwujudkan melalui transformasi terhadap lima pilar perpajakan Indonesia: organisasi, SDM, TI dan basis data, Proses Bisnis, Peraturan perundang-undangan (sumber : FAQ Reformasi Perpajakan (Terbaru). 18 April 2017. http://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan/faq)

Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Sumber : Lampiran Peraturan DirJen Pajak No PER-46/PJ/2015 tentang Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP

REFORMASI PERPAJAKAN Bidang Teknologi Informasi, Basis Data dan Proses Bisnis kuartal pertama 2017 E-billing : integrasi sistem billing dengan sistem penagihan, termasuk notifikasi jatuh tempo pembayaran dan pemberitahuan melalui outbound call Virtual assistant dan live chatting : fitur pelayanan tanya-jawab dalam website pajak.go.id yang terhubung dengan call center Kring Pajak E-Form 1770 dan 1770S : SPT elektronik untuk e-filing Prepopulated SPT OP Karyawan: data bukti potong WP OP karyawan otomatis muncul dalam e-form/e-filing E-Bukpot : bukti potong pajak elektronik untuk memudahkan administrasi data dan menjadi input bagi prepopulated SPT Platform Kartin1 : yaitu platform yang menggabungkan NPWP dengan kartu identitas lainnya Implementasi AKRAB (OJK)-AKASIA (Ditjen Pajak) Pengembangan core tax system; (sumber : FAQ Reformasi Perpajakan (Terbaru). 18 April 2017. ttp://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan/faq)

Sumber: https://news.microsoft.com/id-id/2017/02/28/direktorat-jenderal-pajak/

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 yang dilampirkan atau Bukti Potong lain) Angka 14 Jumlah Penghasilan Neto

KETERBUKAAN INFORMASI (AKASIA) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang N0 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, didasarkan pada keikutsertaan Indonesia dalam pertukaran informasi keuangan secara otomatis (Automatic Exchange of Financial Account Information) Akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan meliputi akses untuk menerima dan memperoleh informasi keuangan dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan dan pelaksanaan perjanjian internasional di bidang perpajakan Dirjen Pajak berwenang mendapatkan akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan dari lembaga jasa keuangan yang melaksanakan kegiatan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain yang dikategorikan sebagai lembaga keuangan sesuai standar pertukaran informasi keuangan berdasarkan perjanjian internasional di bidang perpajakan. Lembaga jasa keuangan, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain sebagaimana dimaksud wajib menyampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak (Sumber : Humas, Perppu No. 1/2017: Petugas Pajak Berwenang Peroleh Akses Informasi Perpajakan Dari Lembaga Jasa Keuangan. 17 May 2017. http://setkab.go.id/perppu-no-12017-petugas-pajak-berwenang-peroleh-akses-informasi-perpajakan-dari-lembaga-jasa-keuangan)

KETERBUKAAN INFORMASI (AKASIA) Akasia (Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank) digunakan untuk pengajuan usulan permintaan pembukaan rahasia bank secara elektronik menggantikan proses manual yang dilakukan selama ini Bank merupakan pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak dan terikat dengan kewajiban merahasiakan. Kewajiban merahasiakan itu ditiadakan melalui permintaan tertulis Menteri Keuangan kepada Ketua Dewan Komisioner OJK Permintaan tertulis itu berdasarkan usulan dari Dirjen Pajak dan dapat dilakukan melalui Akasia. Akasia diluncurkan agar memberikan kepastian hukum serta mendorong percepatan dan meningkatnya efektivitas permintaan keterangan atau bukti dari pihak bank. (sumber : Buka Kerahasiaan Bank, 26 Kantor Pajak Terapkan Akasia. 9 Pebruari 2017. http://www.pajak.go.id/content/news/buka-kerahasiaan-bank-26-kantor-pajak-terapkan-akasia)

CORE TAX SYSTEM Core tax system ini dibutuhkan mengingat sistem teknologi informasi yang dimiliki Ditjen Pajak saat ini (SIDJP) belum terintegrasi Core tax system : sistem teknologi informasi yang menyediakan dukungan terpadu bagi pelaksanaan tugas DJP, termasuk otomasi proses bisnis mulai dari proses pendaftaran wajib pajak, pemrosesan surat pemberitahuan dan dokumen perpajakan lainnya, pemrosesan pembayaran pajak, dukungan pemeriksaan dan penagihan, hingga fungsi taxpayer accounting Diharapkan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pelayanan, pengawasan, dan penegakan hukum oleh DJP (Sumber : anonim, Pengembangan Core Tax System Masuki Fase Desain.16 Agustus 2017. http://www.pajak.go.id/content/news/pengembangan-core-tax-system-masuki-fase-desain)

Gambaran Umum Arsitektur TI yang Diharapkan Sumber : Lampiran Peraturan DirJen Pajak No PER-46/PJ/2015 tentang Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP 1. Social Business Pilar : Social Business mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk membantu menggali perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat secara komprehensif. Contoh : mengambil informasi yang tersedia di berbagai media sosial untuk mencari tahu perilaku belanja, kebiasaan berlibur, dan berbagai sisi lain dalam kehidupan masyarakat yang relevan dengan proses penggalian potensi pajak. Pilar Social Business ini menegaskan bahwa data dan informasi yang dibutuhkan oleh DJP tidak lagi terbatas pada sumber-sumber yang formal, tapi juga mencakup berbagai sumber informasi informal yang dapat diandalkan untuk menggali potensi pajak

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP 2. Mobility Pilar Mobility mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk memiliki jangkauan yang lebih luas, khususnya terhadap anggota masyarakat yang lebih leluasa menggunakan perangkat mobile atau anggota masyarakat yang pilihannya terbatas pada perangkat mobile. Pilar Mobility juga mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk berorientasi pada layanan mobile-first, yaitu aplikasi atau sistem informasi yang sejak awal dirancang untuk diakses melalui perangkat mobile, baik oleh WP maupun oleh pengguna di internal DJP. Pilar Mobility akan mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk mendukung terwujudnya layanan kepada WP yang tidak dibatasi ruang dan waktu.

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP 3. Pilar Cloud Computing mengarahkan pengembangan TIK di DJP untuk menjadi fleksibel dalam pengelolaan infrastruktur TIK, yaitu dengan menyerahkan tanggung jawab pengelolaan infrastruktur TIK tersebut ke penyedia layanan cloud computing. Pilar tersebut mengarahkan pengembangan TIK di DJP menjadi agile (mudah beradaptasi terhadap perubahan) untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur TIK sehingga ketersediaan layanan TIK pun menjadi optimal. Sifat agile tersebut juga diterapkan dalam pengembangan aplikasi atau sistem informasi di DJP sehingga ketersediaan layanan TIK di DJP dari hulu ke hilir dapat dengan mudah beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan.

Pilar-Pilar Pengembangan TIK DJP 4. Big Data Analytics Analytics merupakan proses yang tidak terpisahkan dari DJP, khususnya dalam penggalian potensi pajak dan pencegahan penggelapan pajak. Pencanangan pilar Big Data Analytics bertujuan untuk memperkuat proses analytics yang sudah dilakukan di DJP dengan menyediakan dan memanfaatkan big data, baik yang bersifat terstruktur, seperti basis data, maupun tidak terstruktur, seperti data dari berbagai media sosial atau dari sumber data eksternal (pihak ketiga). Dengan memperkuat analytics melalui pemanfaatan big data, semakin banyak pola dan korelasi yang dapat ditemukan di dalam data perpajakan sehingga keberhasilan proses penggalian potensi pajak dan pencegahan penggelapan pajak pun semakin tinggi.

https://www.youtube.com/watch?v=tzxmjbl-i4y

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Data yang dikelola Ditjen Pajak diperkirakan telah melebihi dua miliar record Teknologi untuk analisis Big Data mulai digunakan di Ditjen Pajak di 2015 (Sumber : Moh Makhfal Nasirudin. Reformasi Teknologi Informasi Perpajakan. 30 Mei 2017. http://www.pajak.go.id/content/article/reformasi-teknologi-informasi-perpajakan) DJP telah bekerja sama dgn ILAP (Instansi, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain) dalam rangka memperkuat basis data perpajakan. Data dan/atau informasi terkait dengan perpajakan yang telah dimiliki oleh Kanwil DJP Jatim I saat ini antara lain Data Kendaraan Bermotor, Data PHR, Data Transaksi Jual Beli Tanah/BPHTB, Data Perizinan, Data PNS, dan Data Kepemilikan Villa. (sumber : anonim, Surabaya gandeng pers sambut keterbukaan informasi. 13 Juli 2017. http://www.pajak.go.id/content/surabaya-gandeng-pers-sambut-keterbukaan-informasi)