BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh
|
|
- Sri Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah populasi penduduk yang sangat besar. Dengan adanya kondisi tersebut, maka mencerminkan suatu keadaan dimana pemerintah memiliki peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyatnya. Dalam hal mewujudkan suatu kesejahteraan yang merata dan standar hidup yang layak maka pemerintah dalam hal ini memerlukan suatu strategi khusus guna meningkatkan pendapatan negara. Dan penerimaan negara terbesar adalah berasal dari pajak. Pajak mempunyai fungsi strategis sebagai penggerak perekonomian negara, sekitar 70% penerimaan dalam negeri berasal dari pajak (Faizah,2013). Agar target penerimaan pajak tercapai perlu didukung dengan fasilitasfasilitas pajak dan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajibannya. Salah satu fasilitas yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah elektronik SPT (e-spt), yaitu suatu aplikasi (software) yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk memperoleh kemudahan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT). SPT ini tidak berbentuk kertas, melainkan berbentuk formulir elektronik yang ditransfer atau disampaikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Kantor Pelayanan Pajak dengan proses yang terintegrasi. Penggunaan e-spt tersebut dimaksudkan agar 1
2 semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan lancar, jadi akan mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan Wajib Pajak meningkat. Melaporkan SPT merupakan salah satu kewajiban untuk Wajib Pajak seperti yang telah ditulis dalam Undang-undang Perpajakan Indonesia, yaitu pada Undang-undang No.28 Tahun 2007 pasal 3 menyebutkan bahwa setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Penyampaian SPT secara elektronik tentu sangat berbeda dengan penyampaian SPT secara manual, hal tersebut yang membuat Wajib Pajak Badan mengalami kesulitan dalam memasukkan data pajak. Beberapa perbedaan antara penyampaian SPT secara elektronik dan manual yaitu dengan menggunakan e-spt perhitungan pajak semakin mudah sedangkan manual perhitungan pajak dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak, kertas yang digunakan sedikit jika menggunakan e-spt karena hanya mencetak induk SPT sedangkan SPT manual akan membutuhkan banyak kertas-kertas lampiran, dengan SPT manual dapat langsung memperbaiki jika terdapat kesalahan sedangkan e-spt tidak. Pada dasarnya penyampaian SPT secara elektronik merupakan upaya dari Dirjen Pajak agar memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah 2
3 pajak yang harus dibayarkan. Namun pada kenyataannya proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui sistem elektronikini tidak semudah yang dibayangkan. Terdapat kesulitan yang dialami oleh Wajib Pajak, misalnya kesulitan untuk memasukkan data dokumen karena kurangnya pengetahuan mengenai e-spt. Pelayanan e-spt untuk SPT Masa PPN dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan, kepastian hukum, dan meningkatkan pelayanan kepada Pengusaha Kena Pajak dalam melaporkan kegiatannya serta mempertanggungjawabkan perhitungan PPN dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah, menyelaraskan dengan perkembangan dunia usaha, sistem informasi, serta memperhatikan saran dan masukan yang diterima dan berguna bagi penyempurnaan SPT Masa PPN (Hidayat, 2008). Kemudian saat ini ditunjang dengan dikeluarkannya aturan baru Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-11/PJ/2013 yang berisi bahwa setiap Pengusaha Kena Pajak badan wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik.pemanfaatan e-sptdimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat (Lingga,2012). Pemerintah membuat Standard Operating Procedure (SOP) dimana di dalamnya berisi tentang prosedur operasi/prosedur kerja tata cara penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan Pajak adalah unit kerja dari Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai 3
4 Wajib Pajak maupun tidak. Beberapa tugas dari kantor pelayanan pajak adalah penatausahaan dan pengecekan atas surat pemberitahuan, penyusunan dan pemantauan laporan masa PPN. Tabel 1 : Jumlah penyampaian SPT Masa PPN secara elektronik dan manual di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul Bulan Electronik Manual Electronik Manual Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul Aturan baru Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- 11/PJ/2013 mulai berlaku sejak tanggal 12 April 2013 dan diberlakukan untuk pengisian dan pelaporan SPT Masa PPN mulai Masa Pajak Juni Terlihat dalam tabel di atas bahwa pada bulan Juli tahun 2013 pelaporan SPT Masa PPN secara elektronik(e-spt) meningkat drastis dari jumlah 158 Pengusaha Kena Pajak (PKP) menjadi 712 dan pada bulan selanjutnya jumlah Pengusaha Kena Pajak yang melaporkan e-spt Masa PPN terus meningkat, hal tersebut karena Kantor Pelayanan Pajak Pratama menerapkan peraturan baru tersebut. 4
5 Dengan adanya peraturan baru dari Direktorat Jenderal Pajak, bagaimana penerapan penerimaan pelaporan e-spt Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Bantul dan apa kendala yang dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Bantul terkait penerapan e-spt PPN? Atas dasar latar belakang tersebut saya mengambil judul mengenai Analisis Prosedur Penerimaan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Secara Elektronik (e-spt) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah: 1. Bagaimana penerapan penerimaan e-spt Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul? 2. Apa kendala yang dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul terkait dengan penerapan e-spt? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin saya capai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan penerimaan e-spt Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantul dengan membandingkan standar operasi yang berlaku. 5
6 2. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Bantul terkait penerapan e-spt Masa PPN. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: a. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya mengenai prosedur penerimaan SPT Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratamamelaluiilmu yang peroleh selama melakukan kegiatan magang di KPP Pratama Bantul serta di bangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penulisan tugas akhir ini. b. Bagi Universitas Hasil dari penulisan tugas akhir ini dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian sehingga berguna bagi mereka yang memerlukan terutama rekan-rekan mahasiswa. c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul Laporan dari tugas akhir ini dapat memberikan saran-saran dan masukan berupa nilai yang bermanfaat dan dapat dijadikan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul. 6
7 1.5 Batasan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini saya akan membatasi masalah dalam prosedur penerimaan e-spt Masa PPN yaitu kesesuaian antara prosedur penerimaan SPT Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantul dengan standar operasi yang berlaku. 1.6 Sistematika Penulisan Kerangka penulisan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Batasan Masalah dan Kerangka Penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai Sejarah Instansi, Tinjauan Pustaka, Metodologi, Jenis dan/atau Sumber Data. BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi analisis dan pembahasan mengenai perbandingan Standar Operating Procedure(SOP) tata cara penerimaan SPT Masa PPN dengan penerapan prosedur kerja penerimaan dan pengolahan e-spt Masa PPN di KPP Pratama Bantul, kendala yang dialami terkait penerapan e-spt Masa PPN. 7
8 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan atas hasil observasi mengenai penerapan e-spt Masa PPN dan saran untuk peningkatan pelayanan di KPP Pratama Bantul. 1.7 Kerangka Pemikiran Berikut skema dari kerangka pemikiran: Standard 1. Operating Procedures (SOP) mengenai prosedur penyampaian SPT Masa PPN Praktik prosedur penyampaian e-spt Masa PPN di KPP Pratama Bantul Menganalisis SOP dengan metode wawancara, observasi, dan studi pustaka Apa kendala yang dialami dengan adanya penerapan e-spt di KPP KESIMPULAN Gambar 1: Skema kerangka pemikiran menganalisis prosedur penerimaane-spt Masa PPN di KPP Pratama Bantul 8
BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan kas negara yang berasal dari iuran rakyat dengan karakteristik dapat dipaksakan, tanpa kontraprestasi langsung, dan digunakan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang terus melakukan pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai dengan sila kelima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian atau
Lebih terperinciSE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I
SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I Contributed by Administrator Wednesday, 06 October 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 6 Oktober 2010
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009
LAMPIRAN I LAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009 NO PEMBERI KERJA PEKERJA YANG MENERIMA PPh 21 DTP PENGHASILAN BRUTO
Lebih terperinciBAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian
BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI A. Sejarah Institusi Direktorat Jenderal Pajak mengawali pembentukan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan meresmikan berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 110 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dan dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global, pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa sasaran administrasi perpajakan, seperti : (1) meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara Indonesia dan semakin bertambahnya jumlah penduduk bangsa Indonesia maka, harus diiringi dengan peningkatan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara dimana dana tersebut digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan melaksanakan pembangunan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR
Lebih terperinciPER - 18/PJ/2011 PENAMBAHAN WILAYAH KERJA DAN JENIS SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) YANG DIOLAH PUSAT PENG
PER - 18/PJ/2011 PENAMBAHAN WILAYAH KERJA DAN JENIS SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) YANG DIOLAH PUSAT PENG Contributed by Administrator Thursday, 30 June 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan berada pada setiap warga negara sebagai Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung penerimaan Negara. Pajak sebagai sumber penerimaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK LAMPIRAN
Lebih terperinciPER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT
PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT Contributed by Administrator Monday, 07 September 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006
Lebih terperinciDefinisi. SPT (Surat Pemberitahuan)
Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO Kepala Kantor Fungsional Penilai Fungsional Pemeriksaan Kepala Sub Bagian Umum Seksi Pelayanan Seksi PDI Seksi Waskon I Seksi Waskon II Seksi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib
Lebih terperinciSPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto
SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa penulis melaksanakan kerja praktek di KPP (Kantor Pelayanan Pajak)
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan nasional secara terus menerus. Untuk melakukan pembangunan nasional ini, pemerintah memerlukan dana
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang terus berupaya untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih tergolong lemah dan
Lebih terperinciPER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA
PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA Contributed by Administrator Thursday, 18 February 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari
Lebih terperinci15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,
15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, Contributed by Administrator Friday, 26 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciHukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap
Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah memanfaatkan dua sumber pokok penerimaan pajak, yaitu sumber dana dari dalam negeri misalnya penerimaan
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciSE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA
SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA Contributed by Administrator Monday, 16 August 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 6 Agustus 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 88/PJ/2010
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang penulis kerjakan selama melaksanakan kerja praktek
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan yang dimulai sejak tanggal 15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah menganalisis penerapan sistem e-filing sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang Satu, maka penulis dapat mengambil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor perpajakan memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan di segala bidang. Penerimaan negara dari sektor pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang bersifat memperbaiki dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciSE - 20/PJ/2011 PENGISIAN FORMULIR SPT MASA PPN 1111 DAN SPT MASA PPN 1111 DM DALAM BENTUK FILE PDF
SE - 20/PJ/2011 PENGISIAN FORMULIR SPT MASA PPN 1111 DAN SPT MASA PPN 1111 DM DALAM BENTUK FILE PDF Contributed by Administrator Monday, 28 February 2011 Pusat Peraturan Pajak Online 28 Februari 2011 SURAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan terbesar yang diterima oleh pemerintah. Dengan adanya penerimaan pajak pemerintah dapat memperluas ruang gerak pendanaan dari berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan oleh kemampuan bangsa untuk dapat memajukan kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil pengamatan ini penulis akan menyampaikan mengenai Prosedur penghapusan sanksi administrasi atas pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perpajakan merupakan salah satu kegiatan pemerintah berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang mempunyai tujuan
Lebih terperinciPENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) (STUDI PADA PENGUSAHA KENA PAJAK DI KABUPATEN BULELENG)
PENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) I Nyoman Putra Yasa 1 (Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja) 1 Email : putrayasanyoman11@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa Pengusaha Kena Pajak untuk dapat
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN NOMOR SE-39/PJ/2014 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN NOMOR SE-39/PJ/2014 TENTANG PROSEDUR PENERBITAN SURAT KETERANGAN BEBAS DAN SURAT DISPENSASI SERTA PROSEDUR PENGEMBALIAN PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciREKAPITULASI DATA SSP NTPN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-81/PJ/2010 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN PAJAK
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01/PJ/2017 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01/PJ/2017 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai penyampaian Surat Pemberitahuan
Lebih terperinciSE - 17/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 25/PMK.011/2010 TENTANG PAJAK PERTAMBAH
SE - 17/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 25/PMK.011/2010 TENTANG PAJAK PERTAMBAH Contributed by Administrator Thursday, 11 February 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 11 Februari 2010
Lebih terperinciKeterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 79/PJ/2010 TENTANG : STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERPAJAKAN DAFTAR 16 (ENAM BELAS) JENIS LAYANAN UNGGULAN BIDANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-12/PJ/2014 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-12/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN
LAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN MOH. WILDAN ULUL AZMI 103020008027 / 830203410 PROGRAM ON THE JOB TRAINING PEGAWAI BARU/CPNS KPP PRATAMA KEPANJEN KANWIL
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT PT. TRT adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produsen bahan kimia yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Lebih terperinciPER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY
PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY Contributed by Administrator Thursday, 11 February 2010 Pusat Peraturan Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membayar pajak merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara yang telah berstatus menjadi Wajib Pajak. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.16 Tahun 2000
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor adalah surat yang menyatakan Wajib
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Pengertian Surat Keterangan Bebas PPN Impor Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor adalah surat yang menyatakan Wajib Pajak dibebaskan dari pemotongan dan/atau
Lebih terperinciSPT MASA PPN UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI
SPT MASA PPN Mata Kuliah : Perpajakan II Ruang, Hari /Jam kuliah : M 504, Minggu, Jam :16.15 18.45 WIB Tatap Muka : Ke 15 Dosen : Sugianto, Ak., MSi UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan dalam pelayanan publik, pembiayaan, subsidi, pembangunan dan proyekproyek pemerintah. Peran dalam
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.52/2005 TENTANG PENJELASAN ATAS PEMBERLAKUAN PPN DAN PPn BM DI DAERAH INDUSTRI
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 9 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pajak Pertambahan Nilai normal Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi Barang atau jasa yang dikonsumsi di
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 756/PJ./2001 TENTANG PENYAMPAIAN LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DALAM BENTUK MEDIA ELEKTRONIK
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 756/PJ./2001 TENTANG PENYAMPAIAN LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DALAM BENTUK MEDIA ELEKTRONIK Menimbang : DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 16 Februari sampai dengan 31 Maret 2015 di Kantor Pelayanan Pajak
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA
Lebih terperincipemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
Lebih terperinci