BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu pada tenaga kerja seperti dalam hal penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih ketat, perubahan tuntutan terhadap hasil kerja serta perubahan dalam peraturan kerja dan lain lain dapat menimbulkan suatu situasi yang menekan tenaga kerja yang bersangkutan. Jika karyawan sebagai individu tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri maka ia dapat mempersepsikan hal ini sebagai tekanan yang mengancam dirinya dan lama kelamaan dapat menimbulkan stres bagi karyawan yang bersangkutan. Fred Luthans (terjemahan V.A. Yuwono, dkk 2006:439) mengemukakan bahwa: Banyak manajer melaporkan stres berkaitan dengan pekerjaan, dan lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Munandar (2004) menjelaskan stres yang dialami karyawan saat ini menjadi masalah yang besar jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan.turnover yang tinggi pada organisasi merupakan salah satu akibat dari stres kerja pada karyawan, hal ini jika tidak segera diatasi maka akan menimbulkan kerugian finansial pada organisasi. (Hamdani, Handoyo, Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, Volume 1, No. 02, Juni 2012). Para ahli mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Seperti yang dikemukakan oleh Handoko (2008:200) stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya berarti mengganggu prestasi kerjanya. Lebih lanjut penyebab stres dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal, dimana salah satu penyebab stress yang berasal dari eksternal yaitu
2 beban kerja yang dirasakan individu sebagaimana diungkapkan oleh (Cooperdalam Rice, 1999). Beban kerja itu sendiri misalnya target yang telah ditetapkan perusahaan merupakan suatu beban kerja yang harus ditanggung oleh para karyawan. Beban kerja yang dirasa cukup berat dapat berpengaruh pada kondisi fisik dan psikis seseorang. (Dhini Rama Dhania, Psikologi Volume I, No 1, Desember 2010). Biasanya stres semakin kuat apabila menghadapi masalah yang datangnya bertubi tubi. Hal ini merupakan indikasi bahwa begitu banyak stres yang dialami para pekerja, tidak seharusnya terjadi dan dapat dicegah. Pengendalian terhadap stres yang disfungsional akan dapat membantu organisasi agar berjalan lebih efektif. Robbins terjemahan Benyamin Molan (2006:806) mengemukakan bahwa: Dampak stres pada kepuasan jauh lebih langsung. Ketegangan yang terkait dengan pekerjaan cenderung mengurangi kepuasan kerja umum. Meskipun tingkat rendah sampai sedang mungkin memperbaiki kinerja, para karyawan merasakan bahwa stres itu tidak menyenangkan. Dengan demikian karyawan harus mampu membuat stres kerja menjadi motivasi atau dorongan dalam kerja sehingga timbul kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja sangatlah penting sebab karyawan dalam sebuah organisasi merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan organisasi. Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik baiknya agar moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan kerja tinggi. Locke yang dikutif oleh Fredluthans terjemahan V.A. Yuwono, dkk (2006:243) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah: Keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda sesuai dengan karakteristik yang berlaku pada dirinya. Masalah kepuasan kerja penting sekali untuk diperhatikan, karena kepuasan yang tinggi akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan akan mendorong karyawan untuk berprestasi.
3 Sebagaimana diungkapkan oleh Nilvia (2002) bahwa Kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan kemampuan sumber daya manusia suatu organisasi, karena dengan kepuasan kerja yang dirasakan maka seorang karyawan mampu bekerja secara optimal. ((Dhania, Jurnal, Psikologi Volume I, No 1, Desember 2010). Fenomena yang terjadi di lingkungan kerja adalah adanya tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan (journal.ipb.ac.id) Begitu pula yang terjadi di CV. Rezeki Intani Mandiri, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang distribusi pupuk, dimana kegiatan kerja perusahaan ini menuntut adanya target waktu, kerja dan beban kerja, hal ini dilihat dari ketidaktepatan waktu dalam pengerjaan saluran pemasaran, akibat jumlah terlalu banyaknya pupuk yang harus disalurkan sementara jumlah tenaga kerja terbatas dan kiriman pupuk dari pabrik terlambat. (Sumber: wawancara karyawan CV. Rezeki Intani Mandiri), sementara karyawan dituntut untuk mencapai target waktu yang telah ditetapkan demi menjaga kualitas manajemen. Sedangkan karyawan sendiri mengalami kesulitan dalam menutup target yang ditetapkan perusahaan karena kurangnya tenaga untuk menyalurkan produknya, sehingga suasana kerja tidak kondusif. Dengan demikian masalah stres kerja yang dialami oleh karyawan cenderung lebih mudah timbul dari pada mengatasinya, oleh karena itu stres kerja tidak akan muncul kalau tidak ada pemicunya. Stres kerja dapat dilihat dari suara yang muncul dari karyawan seperti munculnya keluhan-keluhan seputar masalah pekerjaan. Sullivan & Bhagat (1992) menyebutkan bahwa banyak penelitian mengenai pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja dalam suatu organisasi. Hasil penelitian Lee (2008) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja salah satunya adalah stres kerja.selanjutnya penelitian Alberto (1995), mengungkapkan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja stafaudit. Penelitian yang senada juga ditemukan oleh
4 Praptini (2000) yang menunjukkan bahwa stres berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang dirasakan oleh tenaga edukatif tetap Universitas Airlangga. (Dhania, Jurnal, Psikologi Volume I, No 1, Desember 2010). Dengan demikian Beban yang semakin bertambah akan mengakibatkan karyawan menjadi stres. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa stres kerja sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Suasana kerja yang tidak nyaman seperti beban kerja yang berlebih secara psikologis akan menimbulkan stres dilingkungan kerja. Karyawan yang bekerja dalam suasana tertekan tidak akan bisa memberikan hasil kerja yang baik dan berprestasi. Dengan melihat permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada CV. Rezeki Intani Mandiri. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana tingkat stres kerja pada karyawan pada CV.Rezeki Intani Mandiri 2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan pada CV.Rezeki Intani Mandiri. 3. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Rezeki Intani Mandiri. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk memperoleh data yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga diperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya mengenai pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Rezeki Intani Mandiri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui stres kerja karyawan pada CV. Rezeki Intani Mandiri. 2. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada CV. Rezeki Intani Mandiri. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Rezeki Intani Mandiri.
5 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian dapat memberikan kegunaan : 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam memahami stres kerja karyawan. 2. Bagi Mahasiswa Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan antara teori yang telah diberikan pada masa kuliah dengan kenyataan yang ada dan juga menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama masa perkuliahan. 3. Bagi Pihak lain Dapat berguna sebagai penambah referensi, yaitu untuk pengembangan ilmu pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa jurusan manajemen.