PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN Oleh Fifi Oktafiani * ), Yulyanti Harisman** ), Anny Sovia** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The backgrounds of the research are the low of students' understanding about mathematical concepts and the sense of responsibility and participation of the students in the learning has not seen yet. The aim of this research is to find out the development of the student s quiz and the influence of students' understanding about mathematical concepts in applying Talking Stick Learning Method at class VIII in SMP 3 Pasaman. The type of this research was pre-experimental research with one shot case study as a research design. The technique was random sampling technique and VIII 3 was selected as sampling class. Instruments used were quiz and test about student s understanding of mathematical concepts. The test used was essay with the reliability test, i.e. R 11 = 0.94. The data analysis was descriptive. Based on the result of quiz given at the end of the meeting, it can increase the average of students grade. Based on the grades of the final test on the sampling class, it is found the mean i.e. 76.62. It is higher than Minimum Completeness Criteria (KKM) i.e.73. Thus, it can be concluded by using the Talking Stick Learning Method, it affects the students understanding about mathematical concepts at class VIII SMP 3 Pasaman. Key Words: Quiz, students understanding concepts, Talking Stick PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, dan kritis. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh dan memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, matematika harus dipahami dengan baik dan diharapkan pembelajaran matematika berakhir dengan sebuah pemahaman konsep siswa. Mengingat pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika, begitu penting sudah seharusnya matematika menjadi pelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa dapat memahami dan menguasai konsep matematis. Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran harus mampu menerapkan strategi yang tepat dalam pembelajaran matematika yang bisa mengaktifkan dan menggali potensi siswa. Pembelajaran matematika diharapkan mampu menjadikan siswa memahami konsep-konsep yang telah dipelajari dengan baik dan akan berdampak pada hasil belajar yang baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 2014 di SMPN 3 Pasaman, terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa yang rendah disebabkan karena pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa hanya menunggu dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru, sehingga siswa kurang aktif, kreatif dan kurang termotivasi dalam belajar. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, apabila diberikan latihan maupun tugas rumah hanya sedikit siswa yang bisa mengerjakan tepat pada waktunya. Mereka lebih cendrung mencontoh dan meminta bantuan kepada orang lain untuk mengerjakan latihan. Jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mereka hanya diam seakan-akan sudah paham dan hanya siswa yang pintar saja yang mau bertanya, akibatnya siswa kurang memahami konsep materi pelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hal di atas adalah dengan memberikan suatu metode dalam pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mempelajari sendiri pengetahuan tentang konsep matematika, sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan serta mampu mengembangkan konsep tersebut. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah metode pembelajaran talking stick. Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan stick, siapa yang memegang stick terakhir wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya (Suprijono, 2010: 109). Pada metode pembelajaran Talking Stick, stick akan berjalan yang diiringi dengan musik, ketika musik berhenti dan siapa yang memegang stick
terakhir, maka siswa itu yang akan maju kedepan mengerjakan soal yang telah disediakan guru. Siswa akan menjawab soal dan menuliskan atau menjawabnya di depan kelas. Penerapan Talking Stick ini akan membuat siswa aktif, dan mampu mengembangkan ide atau pendapat dalam pembelajaran. Talking Stick juga memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah dapat menguji siswa dengan cepat terhadap pemahamannya dalam pembelajaran, untuk memancing siswa lebih giat dan belajar serta cepat tanggap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 3 Pasaman dengan pemberian kuis, dan bagaimanakah pengaruh pemahaman konsep matematis siswa dalam penerapan metode pembelajaran Talking Stick di kelas VIII SMPN 3 Pasaman. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Ferdina (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Strategi Talking Stick disertai Handout terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IX SMPN 2 Danau Kembar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan metode pembelajaran Talking Stick lebih baik dari pada pembelajaran konvesional. Perbedaan pada penelitian sebelumnya, yaitu pada tahap pelaksaan metode pembelajaran Talking Stick. Pada penelitian ini guru menggunakan buku paket, dan menyediakan soal dari rumah. Soal tersebut disediakan guru di dalam kotak dan diambil secara acak oleh siswa yang memegang stick terakhir. Pertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 3 Pasaman dengan pemberian kuis?. 2. Bagaimanakah pengaruh pemahaman konsep matematis siswa dalam penerapan metode pembelajaran Talking Stick di kelas VIII SMPN 3 Pasaman?. METODE PENELITIAN Waktu penelitian tanggal 15 September 2014 sampai 1 Oktober
2014. Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMPN 3 Pasaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-eksperimen. Rancangan penelitian adalah Oneshot case study. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Pasaman Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan sampel kelas VIII.3 yang dipilih secara acak. Instrumen yang digunakan adalah kuis dan tes berbentuk essay dengan rubrik penelitian yaitu rubrik holistik yang berpedoman pada Iryanti, (2014:18). Uji coba tes peneliti lakukan di SMPN 2 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat karena berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika SMPN 2 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat, kedua sekolah ini setara dan memiliki KKM matematika yang sama yaitu 73. Tes dilakukan pada tanggal 22 September 2014 dikelas VIII 3 dengan jumlah peserta tes 24 orang. Hasil uji coba soal diperoleh reliabilitas r 11 = 0,94 maka soal reliabel, merujuk (Arikunto, 2010:239). Teknik analisis perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dapat dilihat dari nilai kuis yang diperoleh siswa pada setiap kali pertemuan dengan mencari rata-rata dan membagi siswa menjadi tiga kategori kelompok yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun pengelompokkan ketiga kategori tersebut berdasarkan KKM yaitu 73. Siswa berkemampuan tinggi dengan rentang nilai besar dari 73, siswa berkemampuan sedang dengan rentang nilai besar sama 73 dan besar dari 50. Siswa berkemampuan rendah dengan rentang nilai besar sama 50. Kemudian analisis tes akhir dengan cara membandingkan rata-rata nilai awal siswa dengan rata-rata hasil tes akhir, serta dilihat dari pencapaian siswa terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 73, merujuk (Iryanti, 2004, 18) Tes akhir bertujuan untuk menjawab salah satu pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu bagaimana pengaruh penerapan motode pembelajaran Talking Stick terhadap pemahaman konsep matematis siswa di kelas VIII SMPN 3 Pasaman. Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penerapan motode pembelajaran Talking Stick terhadap pemahaman konsep matematis siswa, dengan cara membandingkan rata-rata nilai awal siswa dengan rata-rata hasil tes akhir, serta dilihat dari pencapaian siswa terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 73, merujuk (Iryanti 2004, 18) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Kuis Siswa Perkembangan pemahaman konsep matematika siswa yang diperoleh dari nilai kuis yang diadakan pada setiap pertemuan. Kuis dinilai menggunakan indikator pemahaman konsep dan penskoran berdasarkan rubrik holistik. Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa yang akan dideskripsikan dan dianalisis adalah perkembangan secara klasikal. Kuis ke-i diikuti oleh 23 siswa dari 24 siswa, kuis ke-ii diikuti oleh 21 siswa dari 24 siswa, kuis ke-iii diikuti oleh 22 siswa dari 24 siswa, kuis ke-iv diikuti oleh 22 siswa dari 24 siswa yang terdaftar. Berdasarkan nilai awal yang dilakukan pada kelas sampel dapat dilihat perkembangan pengelompokan kemampuan siswa dapat dilihar padatabel 1. Tabel 1.Perkembangan Pemahaman Konsep Matematis Siswa dari Nilai Awal sampai Kuis IV Kategori Rentang Nilai Nilai Awal KuisI Jumlah siswa Kuis II Kuis III Kuis IV Tinggi 73 < N 100 2 16 13 18 10 Sedang 50 < N 73 9 4 7 2 7 Rendah 0 N 50 13 3 1 2 5 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kategori siswa berkemampuan tinggi pada nilai awal meningkat pada kuis ke-i mengalami penurunan pada kuis ke-ii kemudian meningkat pada kuis ke-iii dan mengalami penurunan pada kuis ke-iv. Siswa berkemampuan sedang pada nilai awal mengalami penurunan pada kuis ke-i dan kuis ke-iii sedangkan pada kuis ke-ii dan ke-iv meningkat. Sedangkan kategori siswa berkemampuan rendah pada nilai awal mengalami penurunan dari nilai kuis ke-i sampai kuis ke-ii dan mengalami peningkatan dari kuis ke- III sampai kuis ke-iv. Pengelompokan kategori kemampuan siswa dari nilai kuis ke-i sampai kuis ke-iv dibagi berdasarkan perhitungan rata-rata dan standar deviasi nilai tes atau kuis yang diadakan pada setiap pertemuan.
b. Hasil Tes Akhir Siswa Setelah dilaksanakan tes akhir pada Rabu, 1 Oktober 2014. Soal tes akhir yang diberikan berupa soal essai yang berjumlah 10 butir soal dengan indikator pemahaman konsep matematis siswa, diperoleh data pada kelas sampel yang diikuti oleh 23 orang siswa. Dari skor tes pemahaman konsep matematis dilakukan perhitungan rata-rata ( ), simpangan baku (S), skor tertinggi (X maks ) dan skor terendah (X min ). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.Hasil Tes Pemahaman konsep Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas S X maks X min Kelas Sampel 76,62 13,22 100 50 Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa rata-rata pemahaman konsep siswa kelas sampel berada di atas KKM. Rata-rata pemahaman konsep yang didapat siswa adalah 76,62 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 100.. Rata-rata nilai awal adalah 54,17 meningkat pada rata-rata nilai tes akhir siswa yaitu 76,62.Pada Nilai awal siswa yang memiliki nilai di atas KKM 2 orang sedangkan pada tes akhir meningkat menjadi 15 orang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pasaman maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perkembangan pemahaman konsep siswa dalam penerapan motode pembelajaran Talking Stick di kelas VIII SMPN 3 Pasaman dengan melihat rata-rata nilai kuis siswa yang mengalami peningkatan dan penurunan, dan terdapat pengaruh pada tes akhir siswa dalam penerapan motode pembelajaran Talking Stick di kelas VIII SMPN 3 Pasaman dibandingkan dengan nilai awal dan KKM yang ditentukan KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Ujuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.