TANTANGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL IAI BUNGA BANGSA CIREBON DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PENINGKATAN KOMPETENSI CALON PENDIDIK MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENCIPTAKAN DAYA SAING YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

LSM/NGO/ORMAS/OKP ERA MEA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRAFT RENCANA STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

OLEH : TUNGGUL PRIYONO (Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kelembagaan Kopertis Wil V DIY) Materi disampaikan dalam acara BIMTEK KERJASAMA PTS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat tepat sebagai penunjang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Persaingan antar perusahaan di Indonesia semakin terasa dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III DAMPAK HUMAN TRAFFICKING TERHADAP ASEAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan diri agar berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi baik

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

PELUANG USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan


RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

RENCANA STRATEGIS TAHUN

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

INDONESIA CERDAS 2020

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. cara-cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, dikarenakan tahun ini

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

DR. EPON NINGRUM, M.PD KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM KONTEKS STRATEGI PEMBELAJARAN

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi global yang kompetitif saat ini, Total Quality Management

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Transkripsi:

TANTANGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL IAI BUNGA BANGSA CIREBON DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Barnawi (Dosen Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon) Abstrak Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN menyuguhkan tantangan sekaligus peluang bagi setiap anggota masyarakat ASEAN. Anggota masyarakat ASEAN akan mampu berkiprah dengan baik jika memiliki kompetensi yang unggul. Kompetensi yang unggul dapat dibangun melalui pendidikan tinggi yang berkualitas. Pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki falsafah quality is the first. Dalam konteks IAI Bunga Bangsa Cirebon, falsafah quality is the first akan terwujud jika Lembaga Penjaminan Mutu Internal memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan setidaknya tiga hal yakni membangun budaya mutu, integrasi dengan IT, dan diversifikasi program studi. Key words : Tantangan MEA dan LPMI A. Pendahuluan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak lama lagi akan diberlakukan. MEA secara singkat bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN, yang artinya semua negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan 1

sistem perdagangan bebas. Menurut Arya Baskoro (20I3) ada empat nilai strategis bagi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya MEA. Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online. Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga 2

memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global. Keempat nilai strategis tersebut tidak akan optimal tanpa peran pendidikan tinggi. Dalam renstra Dikti tahun 20I0-20I4 terdapat 4 strategi kebijakan untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan. Keempat strategi tersebut adalah: a.meningkatkan efisiensi internal perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan meningkatnya efisiensi internal yang berarti terjadi pengurangan waktu studi, maka kapasitas perguruan tinggi dalam menampung lulusan SMA/K akan meningkat dengan investasi yang minimal. b.mengembangkan pendidikan vokasi jangka pendek (D1 dan D2) yang berorientasi pada lapangan kerja di daerah maupun dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pendidikan tersebut bisa diselenggarakan di SMK melalui seamless education, community college/ akademi, politeknik, maupun institusi pendidikan tinggi lainnya. Program ini harus betul-betul digandengkan dengan DUDI dan kerjasama pendanaan dari daerah. c.mengembangkan model pembelajaran pendidikan tinggi non konvensional. Melalui kolaborasi antara Universitas Terbuka yang memiliki keunggulan dalam program delivery dengan perguruan tinggi konvensional yang memiliki keunggulan dalam materi dan sumberdaya diharapkan pembelajaran non konvensional berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi dapat menjangkau seluruh penjuru nusantara dengan pembelajaran berkualitas. Untuk itu diperlukan penguatan dan perluasan INHERENT sebagai tulang punggung jejaring pendidikan tinggi dan riset nasional. d.mengembangkan alternatif pendanaan pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu. Selain beasiswa, alternatif pendanaan seperti voucher dan kredit mahasiswa perlu dikembangkan tidak hanya untuk mahasiswa PTN tetapijuga untuk mahasiswa PTS, karena pada kenyataannya banyak mahasiswa kurang mampu tidak mampu bersaing masuk ke PTN 3

Keempat hal tersebut harus ditopang oleh keberadaan lembaga penjaminan mutu pendidikan tinggi yang berkualitas dan profesional. IAI Bunga Bangsa Cirebon penting untuk merevitalisasi keberadaan Lembaga Penjaminan Mutu Internal untuk berkontribusi dalam percaturan MEA dan khususnya menyiapkan mutu lulusan yang setidaknya memiliki kualitas yang sama dengan para alumni pendidikan tinggi dikawasan ASEAN. B. Pembahasan Dalam pasal 2 ayat (1) Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dinyatakan bahwa tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Dalam Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa salah satu cita-cita pendirian negara Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna cerdas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencakup akal budi dan tubuh. Kata cerdas memiliki dua arti, yaitu sempurna perkembangan akal budinya dan sempurna pertumbuhan tubuhnya. Orang yang cerdas berarti orang yang berkembang akal budinya secara sempurna. Orang tersebut memiliki daya pikir yang tajam. Selain itu, orang yang cerdas juga orang yang sempurna dalam pertumbuhan tubuhnya. Tubuhnya sehat dan kuat sehingga dapat digerakkan secara sempurna. Dalam KBBI dijelaskan bahwa ada tiga kata penting yang berkaitan dengan kata cerdas. Tiga kata itu ialah mencerdaskan, pencerdasan dan kecerdasan. Mencerdaskan berarti mengusahakan atau mengupayakan agar sempurna akal budinya. Dengan kata lain mencerdaskan adalah menjadikan cerdas. Proses, cara dan perbuatan mencerdaskan disebut pencerdasan. Sedangkan kecerdasan memiliki makna perihal cerdas atau kesempurnaan perkembangan akal budi. Menurut Gardner kecerdasan adalah satu set kemahiran yang membuat individu dapat menyelesaikan masalah atau menghasilkan output ataupun perkhidmatan yang berguna 4

bagi budayanya (Hamid, 2007:89). Menurut Pasiak (2006:97), anak yang cerdas adalah anak yang otak rasional, otak emosional dan fungsi-fungsi motoriknya berjalan secara baik. Apabila hanya salah satu kecerdasan hilang maka akan menghilangkan salah satu bekalnya dalam menghadapi hidup. Senada dengan Pasiak, Yusuf (2008:293) juga menyebutkan bahwa orang yang cerdas ialah orang yang bicaranya tidak logika saja tetapi juga melibatkan hati. Dalam KBBI disebutkan bahwa kecerdasan mencakup dimensi emosional, dimensi intelektual dan dimensi spiritual. Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan hati dan kepedulian antar sesama mahluk dan alam sekitar. Kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hati dan kepedulian antar mahluk dan alam sekitar sesuai dengan keyakinan terhadap Tuhan. Untuk mencapai tujuan akhir maka ditetapkanlah tujuan antara penjaminan mutu pendidikan. Dalam pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dinyatakan bahwa tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP termasuk: (1) terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal; (2) pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah; (3) ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal; (4) terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan; (5) terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang handal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, 5

penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah. Dari renstra dikti tahun 20I4-20I5 dan tujuan antara penjaminan mutu pendidikan sebagaimana termaktub dalam pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 maka tugas Lembaga Penjaminan Mutu Internal IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam menyambut MEA sangat strategis. Setidaknya tugas yang penting untuk dijalankan antara lain membangun budaya mutu di internal kampus dengan bingkai efisiensi kerja, integrasi kerja lembaga berbasis IT, dan diversifikasi program akademik kampus yang berorientasi pada pendidikan vokasi. Budaya mutu di kampus dapat terbentuk melalui tiga tahapan yakni knowing the quality, loving the quality, dan doing the quality. Knowing the quality berarti stakeholders IAI Bunga Bangsa Cirebon mengetahui berbagai regulasi dan kebijakan kampus berkaitan dengan berbagai dokumen standar. Hal ini akan terjadi jika proses dan sosialisasi regulasi dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Loving the quality akan terjadi jika stakeholders merasa memiliki kepentingan dengan berbagai regulasi dan kebijakan kampus. Loving quality tidak akan terjadi jika proses konstruksi berbagai hal tidak dilaksanakan dengan melibatkan stakeholders yang ada. Doing the quality merupakan bentuk tanggung jawab dan kebutuhan stakeholders kampus karena mengetahui regulasi dan kebijakan sekaligus mencintai regulasi yang ada. Doing the quality merupakan kasta tertinggi dalam tahapan pembangunan budaya mutu. Tugas penting berikutnya adalah integrasi regulasi dan kebijakan mutu dengan IT. Integrasi ini penting karena dengan bantuan IT maka pekerjaan dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun sehingga efisiensi kerja akan terwujud. Kerja tidak harus rigid tetapi dapat dijalankan dengan fleksibel dan tanggung jawab yang tinggi. Selain efisiensi kinerja, integrasi dengan IT juga dapat menjadi instrumen kontrol mutu kerja stakeholders IAI Bunga Bangsa Cirebon. 6

Tugas ketiga LPMI IAI Bunga Bangsa Cirebon adalah diversifikasi program akademik kampus yang berorientasi pada pendidikan vokasi. Diversifikasi kearah pendidikan vokasi menjadi urgen di era MEA karena sejauh ini diaspora lulusan IAI Bunga Bangsa Cirebon sekopnya masih terbatas. Diversifikasi tidak harus membuka jurusan/prodi baru namun menekankan kreatifitas dalam desain kurikulum. Sebagai contoh, jurusan PGRA dapat membekali pendidikan vokasi mahasiswanya sehingga memiliki kemampuan di bidang rekayasa APE (Alat Permainan Edukatif). Dengan bekal yang dimiliki maka lulusannya dapat bekerja pada perusahaan penyedia APE atau yang sejenis seperti Bamboo media yang memproduksi media pembelajaran. Prodi Ekonomi Syariah dapat mengadakan pendidikan vokasi dengan spesialisasi di bidang yang relevan dengan prodinya misalnya ahli di bidang akuntansi (yang dulu dikenal Bon A dan Bon B). Prodi-prodi yang lain dapat mendesain pendidikan vokasi sejalan dengan corebusiness masing-masing. Selain tiga tantangan di atas, LPMI Bunga Bangsa Cirebon juga harus memberi garansi kemampuan berbahasa asing kepada lulusannya agar benar-benar siap berkiprah dalam MEA. Tidak ada salahnya kampus mengadopsi sistem Pare atau mensithesakan berbagai model untuk disesuaikan dengan konteks yang ada di IAI Bunga Bangsa Cirebon. C. Penutup Lembaga Penjaminan Mutu Internal IAI Bunga Bangsa Cirebon menempati posisi yang strategis dalam menghadapi MEA. Bahkan eksistensi kampus IAI Bunga Bangsa Cirebon di era MEA juga menggantungkan pada LPMI. Pendekatan demografi yang sejauh ini diandalkan IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam tumbuh dan berkembang harus bergeser pada orientasi mutu. Tantangan berat yang dihadapi LPMI Bunga Bangsa Cirebon dapat diselesaikan dengan memberi otoritas penuh kepada pemangku kepentingan di LPMI dengan dukungan dari pihak manajemen dan stakeholders kampus. *** 7

DAFTAR PUSTAKA Baskoro, Arya. 20I3. Peluang, Tantangan, dan Risiko Bagi Indonesia Dengan Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tersedia dalam: http://crmsindonesia.org/knowle dge/crms-articles/peluangtantangan-dan-risiko-bagiindonesia-dengan-adanyamasyarakat-ekonomi. Hamid, Mohd. Azhar Abdul. 2007. Meningkatkan Daya Pikir. Kuala Lumpur: PTS Professional. Pasiak, Taufiq. 2006. Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Yusuf, Nanang Qosim. 2008. The Heart of Awareness. Jakarta: Noura Books Publishing. 8