FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan tumbuhnya jaringan endometrium (stroma dan kelenjar) di luar

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

PERUBAHAN IMUNOLOGIS PADA ENDOMETRIOSIS PERITONEAL

BAB I PENDAHULUAN. kandungan bahan tertentu. Faktor intrinsik diantaranya adalah penurunan

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERAN MONOSIT (MAKROFAG) PADA PROSES ANGIOGENESIS DAN FIBROSIS

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

Respon imun adaptif : Respon humoral

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. sebagai bahan dasar mini screw orthodontics terhadap reaksi jaringan dorsum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang sering dijumpai

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kemajuan di bidang kedokteran merupakan hal yang. tidak dapat dipungkiri pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DIOXIN TERHADAP ENDOMETRIOSIS Oleh : Dr Hj. Putri Sri Lasmini, SpOG(K)

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, terlihat adanya ketertarikan pada polypeptide growth factor

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

MATURASI SEL LIMFOSIT

BAB I PENDAHULUAN. dan saluran empedu intrahepatik, leukemia dan limfoma non-hodgin, sedangkan urutan pertama adalah kanker payudara (Depkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rinitis alergi adalah gangguan fungsi hidung akibat inflamasi mukosa hidung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Epitelisasi. Epitelialisassi : Tujuan epitelialisasi. Pembentukan lapisan epitel baru di daerah luka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI

Transkripsi:

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS FATMAWATI MADYA SP2FER S

ENDOMETRIOSIS Telah banyak hipotesa diajukan untuk menerangkan patogenesis endometriosis, tapi hingga kini belum ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara keseluruhan kejadian endometriosis.

PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS Mesothellium Other cell types Metaplasi a Endometrial tissue and cell reflux Bone marrow : -mesenchymal -hematopoietic stem cells -endothelial precursor Induction -Muller rests -Wolf rests ENDOMETRIOSIS E 2 -environment -inflammation -genetics -lymphatic spread -Hematogenous spread Theories regarding endometriosis pathogenesis. Burney. Pathogenesis and pathophysiology of endometriosis. Fertil 3 Steril 2012.

Dikutip dari Jacob

Imunologi endometriosis Endometriosis diasosiasikan dengan perubahan pada mediasi-sel dan imunitas humoral Ditunjukkan bahwa tanggapan imun yang lemah menyebabkan pemindahan sisa menstrual yang tidak efektif yang dapat menjadi faktor kausatif dalam perkembangan penyakit. Sampai saat ini endometriosis sebagai kelainan imunologis masih diperdebatkan

Interaksi antara endometrium dan peritoneum Endometrium menempel pada peritoneum Kemampuan lesi endometriosis sel & jaringan terdapat protein Integrin dan Kadherin Endometrium cell-adhesion mollecules (CAMs) tidak memperlihatkan peran fungsi CAMs dalam perekatan ke endometrium

Perubahan imunobiologi dan teori sampson pada endometriosis 5 langkah yang diusulkan peneliti dalam perkembangan Endometriosis : 7 1. melengketnya sel-sel endometritik pada permukaan peritoneum 2. Invasi sel-sel endometritik kedalam mesotelium 3. Rekruitmen sel2 inflamasi pada daerah implantasi 4. Terjadi angiogenesis disekitar daerah implantasi sel-sel endometritik 5. Terjadi proliferasi sel-sel endometritik sebagai endometriosis

STADIUM PERKEMBANGAN ENDOMETRIOSIS

Tahap-tahap angiogenesis FASE Aktifasi sel endotel dan perisit. Degradasi basal membrane dan migrasi sel endotel. Proliferasi dan diferensiasi sel endotel. Pembetukan ulang basal membran. Maturasi dan stabilisasi vascular. Dikutip dari Felmeden et al 11 PROSES YANG TERJ ADI Perubahan morfologi sel endotel dengan menyiapkan diri untuk terjadinya proliferasi dan sekresi, vasodilatasi lokal, peningkatan permeabilitas, akumulasi fibrin ekstra vascular. Stimulasi angiogenik menyebabkan proses proteolitik basal membrane vascular. Factor kemostatik yang diproduksi oleh fibroblast, monosit, dan platelet merangsang sel endotel bermigrasi dan menyebar. Mitogen yang diproduksi secara lokal merangsang sintesis dan mitosis dari DNA sel endotel. Menurunnya proliferasi sel endotel dan terkaitnya kembali selsel menyebabkan peningkatan pemmbentukan lumen. Maturasi pembuluh darah terjadi karena pembentukan ulang basal membran oleh endotel dan perisit. Remodeling kapiler terjadi dengan stabilisasi dan regresi.

PERUBAHAN IMUNOLOGIS PADA ENDOMETRIOSIS Sistem pertahanan tubuh tersebut terdiri dari : Sistem imun non spesifik (alamiah) terdiri dari pertahanan fisik dan mekanik, petahanan biokimiawi, pertahanan humoral dan pertahanan selular Sistem imun spesifik (didapat) Sistem imun spesifik humoral yang berupa limfosit B dan sel B Sistem imun spesifik selular berupa limfosit T.

PERUBAHAN IMUNOLOGIS PADA ENDOMETRIOSIS

PERUBAHAN KOMPONEN IMUNOLOGI PADA ENDOMETRIOSIS

PERUBAHAN KOMPONEN IMUNOLOGI PADA ENDOMETRIOSIS Teori yang berkembang saat ini adalah bahwa endometriosis sebagai proses inflamasi pelvis dengan perubahan fungsi sel yang berkaitan dengan kekebalan dalam lingkungan peritoneum. Cairan peritoneum (CP) penderita endometriosis mengalami peningkatan jumlah makrofag aktif yang menyekresi berbagai produk lokal seperti faktor-faktor pertumbuhan, sitokin, dan petanda tumor. Interleukin-6 (IL-6), IL-8 dan Matrix metalloproteinase (MMP) yang meningkat dikaitkan dengan proses implantasi jaringan endometriosis. Angiogenesis memberikan kemampuan sel endometriosis untuk berpoliferasi, diperantarai oleh peningkatan kadar Vascular endothelial growth factor (VEGF). Sementara perkembangan jaringan endometriosis juga disebabkan oleh sitokin seperti IL- dan tumor necrosis factoralpha (TNF-α).

AKTIVITAS MAKROFAG 1. Memproses antigen dan mempresentasikan kepada limfosit. 2. Memproduksi IL-1 dan mengaktivasi limfosit. 3. Memproduksi sitokin dan mengaktivasi respon makrofag-makrofag. 4. Menstimulasi produksi promonosit dan monosit dan mengaktivasi makrofag pada rongga peritoneum. 5. Memproduksi TNF, prostaglandin dan faktor-faktor komplemen. 6. Memfagositosis sel Target dan mengaktifasi sitotoksik. 7. Perusakan jaringan. 8. Pembentukan perlekatan dan penyelamatan

GROWTH HORMON Platelet derived growth factor. Hormon ini bertanggung jawab atas terjadinya inflamasi dan proses mitogen untuk fibroblas dan sel angiogenik. Transforming growth factor. Faktor pertumbuhan ini mempunyai aktivitas sebagai mitogen pada sel endometriosis yang berperan dalam inflamasi dan memelihara kehidupan endometriosis. Transforming growth factor α (TGF -α) Hormon ini mengikat reseptor EGF, menstimulasi proliferasi pada sel-sel stroma. Hormon ini juga menginduksi terjadinya endometriosis, bersifat

GROWTH HORMON Epidermal growth factor (EGF) EGF ini menginduksi proliferasi dari sel endometrium. Sel U 937 Sel dengan aktifitas mitogen untuk fibroblas dan sel otot-otot polos. Vaskular endothelial growth factor. Merupakan glikoprotein yang mempromosikan sel endometrium tumbuh pada invivo dan menginduksi terjadinya angiogenesis.

Sel B peritoneal dan imunoglobulin Sejak 10 tahun yang lalu telah diperkirakan pasienpasien dengan endometriosis mempunyai autoantibodi dan IgG yang utama. Kosentrasi autoantibodi ini berbanding terbalik dengan luasnya penyakit. Pada pasien endometirosis dapat kita dapatkan antibodi antiendometrial yang titernya berkolerasi dengan derajat beratnya penyakit. Gleicher dkk, menyatakan bahwa sindroma autoimun ini disebabkan oleh sel B poliklonal teraktifkan. Pada analisis immunophenityping didapatkan sel mononuklear di zalir peritoneal tetapi tidak memperhatikan perubahan kuantitatif pada populasi sel B. Proporsi sel B pada zalir peritoneal tidak berhubungan dengan beratnya endometriosis.

Sel Natural Killer (NK) Oosterlynck dkk melaporkan tidak efektifnya aktivitas sel NK pada pasien endometriosis menyebabkan gangguan pembersihan debris darah haid dan jaringan endometriosis Fungsi sel NK kemungkinan diatur oleh sekret dari makrofag dan limfosit T.

Sel T sel T terlibat dalam sistem imun untuk menolak transplantasi homologous terdapat beberapa perubahan fungsi sel T terjadi pada wanita dengan endometriosis Perubahan tersebut bukan karena jumlah yang menurun melainkan fungsinya berkurang Beberapa studi menyatakan rasio Th/Ts (CD4/CD8) meningkat pada darah perifer dan zalir peritoneal pada penderita endometriosis Di bawah pengaruh makrofag melalui sitokin, bagian dari sel T (Th 1 dan Th 2) dapat berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel yang aktif, tetapi adanya pengaruh dari IL-10 yang banyak terjadi penekanan pada Th 1

RINGKASAN Walaupun belum jelas apakah ketidaknormalan imunologik ini adalah penyebab atau akibat dari penyakit tersebut, tapi hampir dipastikan mereka memainkan peranan penting dalam patogenesis endometriosis. Adanya gangguan sistem imun merupakan salah satu dasar terjadinya endometriosis. Pada penderita endometriosis terjadi penekanan aktivitas sel NK dan limfosit T. Endometriosis peritoneal dengan ragam tampilannya berbedabeda sesuai tahap evolusinya. Lesi merah merupakan lesi yang teraktif dan paling banyak mengandung pembuluh darah.