Arsitektura, Vol.13, No.2, Oktober 2015

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESESUAIAN IMPLEMENTASI

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM SAPU LIDI SEBAGAI PROGRAM PENATAAN PERUMAHAN PERMUKIMAN MASYARAKAT MISKIN KOTA PEKALONGAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY

HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PERMUKIMAN DAN KEBERHASILAN METODE BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR. Oleh: Daniel Adi Prasetyo I Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

RINGKASAN ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA BANTANG KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN)

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN AKTE PERKAWINAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PADA PERUSAHAAN TESIS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

TUGAS AKHIR. Oleh: MOHAMAD NURIMAN I Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai. Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN

Key words : Implementation, regulation, green area. aspek kepentingan masyarakat. Kelestarian lingkungan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Status negara berkembang dengan kesejahteraan materials tingkat rendah

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

PEMENUHAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN PADA LINGKUNGAN PUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

TUGAS AKHIR TINGKAT KESESUAIAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI DENGAN STANDAR PERMUKIMAN LAYAK HUNI

ANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota. Disusun Oleh: Kurnia Ibnu Azhari NIM : I

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REVITALISASI DAN KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH KAWASAN KOTA LAMA DI KOTA SEMARANG

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN PEMUKIMAN BERKELANJUTAN (Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)

TUGAS AKHIR KESESUAIAN SISTEM TRANSPORTASI UMUM DI KOTA SURAKARTA TERHADAP KONSEP TRANSPORTATION FOR LIVABLE CITY

Mubashiroh et al., Penerapan...

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

EVALUASI KETERSEDIAAN RUMAH SUSUN SEWA TERHADAP PERTUMBUHAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN WAMEO KECAMATAN BATUPUARO

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN e-ktp DI KELURAHAN KINILOW I KECAMATAN TOMOHON UTARA

TUGAS AKHIR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM MASYARAKAT DI PERUMAHAN DI KAWASAN INDUSTRI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PENGERTIAN GREEN CITY

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Silabus. Standar Kompetensi

TUGAS AKHIR PERUBAHAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA-IMPLEMENTASI BANK SAMPAH

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

Supriyadi S.N. Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

47 APLIKASI KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN TATA RUANG DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

KAJIAN KUALITAS PERMUKIMAN MIKRO DI KOTA TEMANGGUNG. Mustawan Nurdin Husain Sri Rum Giyarsih

Keyword : livable, settlements, PLPBK

TESIS FERDINAND FASSA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008.

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH ILMU HUTAN KOTA LANJUTAN

PELAKSANAAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

PENERAPAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN SEKOLAH DASAR DI KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

TINGKAT KESESUAIAN RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA DENGAN KONSEP LIVABLE CITY

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2014 J U R NAL

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KATA PENGANTAR. Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya

Silabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI ATAS KEBIJAKAN AMDAL DALAM PEMBANGUNAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA

PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. 1. beristirahat, dan berlindung dari hujan atau terik matahari.

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro

Oleh : HENDRA SURYA PRATAMA NIM F

PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

BEDAH KONSEP DASAR ND

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2017 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret, Surakarta 1

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

dimana permasalahan perkotaan semakin mencuat ke permukaan. bertemu, melakukan transaksi perdangangan dan jasa. Tempat

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEBUAH TINJAUAN ANTARA PENGEMBANGAN POLA PEMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI

TUGAS AKHIR ANALISIS PERCEPATAN PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Transkripsi:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESESUAIAN IMPLEMENTASI DENGAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS STUDI KASUS: DESA JENDI WONOGIRI Antissia Meuthia Rizky, Winny Astuti, Galing Yudana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta email: antissiameuthia@gmail.com ABSTRACT Jendi village, selected as a pilot project which received the Neighborhood Development program (ND) is the government's effort to solve the poor s problemsbased onimprovementof housing s quality. To achieve the goal, the building implementation should be based on the plan that has been made. So, it makes a question is the implementation of Jendi Village based on Building and Environmental Planning and how the factors affect the suitability itself. This research uses quantities research methods to analyze the factors that affect the implementation of RTBL Jendi Village. The suitability is found from the analysis which compare the plan and the implementation related with each aspect of planning. To know the factors that affect the implementation of RTBL Jendi Village, the analysis is done using the quantities methods from combination of implementable suitability and the suitable factors of implementation. The research obtain that the implementable suitability with RTBL of Jendi Village has 81,25% with the suitability from streets, public open space, environment identity concept, the face of the streets, drainage. Factors that affect the implementable suitability with RTBL Jendi Village is communication, human resource, authority, infrastructures and facilities, money, attitude and commitment, bureaucracy structures, and support. And the other factor which not affected with suitability is information resource. Keywords: Factor that affect the implementable suitability, RTBL, Neighborhood Development 1. PENDAHULUAN Permukiman memiliki arti bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.1 tahun 2011). Permukiman di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu pemukiman desa dan kota. Sebagian penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di kawasan permukiman pedesaan. Kawasan pedesaan menghadapi permasalahanpermasalahan baik internal maupun eksternal Untuk mengatasi permasalahanpermasalahan kemiskinan melalui peningkatan kualitas permukiman, maka pemerintah membuat program Penataanan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) atau Neighbourhood Development. Desa Jendi yang merupakan salah satu dari 18 desa di Indonesia yang menerima program PLPBK terletak di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008. Desa Jendi menerima proyek percontohan (pilot project) PLPBK sebagai hadiah atau reward yang diberikan oleh pemerintah karena Desa Jendi memiliki Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berkualifikasi sebagai BKM mandiri. Untuk mencapai tujuan penataan lingkungan permukiman dan mengentaskan kemiskinan di

Arsitektura, Vol.13, No.2, Oktober 2015 Desa Jendi implementasi seharusnya dilakukan sesuai dengan rencana. Dengan kondisi seperti ini memunculkan pemikiran apakah implementasi rencana di Desa Jendi sesuai dengan RTBL dan apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesesuaian antara implementasi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri dalam program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas. 2. METODE Analisis dalam penelitian ini dilakukan dua kali. Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara implementasi dengan RTBL Desa Jendi dengan menggunakan metode skoring. Analisis kedua dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap implementasi RTBL Desa Jendi dengan menggunakan metode kuantitatif dari hasil penggabungan kesesuaian implementasi dengan faktor kesesuaian implementasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kesesuaian Implementasu dengan RTBL Desa Jendi Kesesuaian implementasi dengan RTBL Jendi dilihat dari setiap lokasi, jumlah dan ukuran pada masing-masing aspek-aspek perencanaan. Analisis kesesuaian dilakukan dengan membandingkan antara implementasi yang telah dilakakukan dengan RTBL yang disusun dalam program PLPBK Desa Jendi. Dalam pelaksanaan implementasi RTBL Desa Jendi terdapat kesesuaian dalam implementasi jaringan jalan, ruang terbuka umum, identitas lingkungan, wajah jalan dan jaringan drainase. Serta ketidaksesuaian terdapat pada peruntukan lahan mikro, sirkulasi pejalan kaki dan jaringan persampahan (lihat Lampiran 1. Faktor Kesesuaian Implementasi dengan RTBL). Berdasarkan metode, dapat dirumuskan bahwa kesesuaian implementasi dengan RTBL Desa Jendi memiliki presentase sebesar 81,25% A. Faktor Kesesuaian Implementasi RTBL Desa Jendi Faktor kesesuaian implementasi RTBL Desa Jendi di lihat dari faktor-faktor yang ada pada saat melakukan implementasi. Faktor tersebut dilihat pada setiap aspek perencanaan yang dilakukan (lihat Lampiran 2. Faktor Kesesuaian Implementasi dengan RTBL) 3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesesuaian Implementasi dengan RTBL Desa Jendi Analisis ini bertujuan untuk mengatahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesesuaian implementasi pada setiap aspek yang ada pada RTBL Desa Jendi. Analisis faktor yang mempengaruhi kesesuaian dilakukan pada setiap aspek implementasi. Implementasi peruntukan lahan mikro tidak dilaksanakan sesuai dengan RTBL Desa Jendi walaupun semua faktor mendukung seperti adanya komunikasi, adanya tokoh masyakat yang dipercaya untuk melaksanakan, adanya informasi, kewenangan penuh pada pelaksana, memadai, tersedia pendanaan yang cukup, adanya sikap dan komitmen dari pelaksana, pelaksana melakukan implementasi sesuai dengan tugasnya dan tedapat dukungan dar pihak luar. Sehingga walaupun semua faktor yang mendukung akan tetapi belum mampu membuat rencana dapat diimplementasikan sesuai dengan RTBL Desa Jendi. Seperti yang dikatakan Jan Marse dalam Wahab (1990), implementasi yang tidak sesuai dapat disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Kesesuaian antara implementasi dengan rencana sistem jaringan jalan karena adanya faktor-faktor seperti pelaksana pembangunan merupakan tokoh yang dipercaya masyarakat untuk melaksanakan perbaikan jalan, pelaksana memiliki kewenangan yang penuh dalam

Antissia Meuthia Rizky, Winny Astuti, Galing Yudhana, Faktor yang Mempengaruhi Kesesuaian Implementasi... melaksanakan pembangunan dan melaksanakan sesuai dengan tugasnya, mendukung dalam melaksanakan implementasi, adanya pendanaan dalam pelaksanaan, serta terdapat dukungan dari pemerintah khusunya DPU yang turut berpartisipasi dalam implementasi. Walaupun faktor komunikasi, sumber daya manusia, dan informasi masih kurang, pelaksanaan pembangunan jaringan jalan masih sesuai dengan rencana. Ketidaksesuaian implementasi jaringan pejalan kaki dipengaruhi kurangnya komunikasi antara perencana dengan pelaksana pembangunan, tidak adanya informasi terkait rencana jaringan pejalan kaki, kurangnya sikap dan komitmen pelaksana pembangunan, dan tidak adanya dukungan dari pihak luar terkait rencana tersebut. Kesesuaian implementasi rencana ruang terbuka umum Desa Jendi dipengaruhi oleh adanya tokoh masyarakat yang paham, adanya kewenangan yang jelas, tersedia sarana dan prasarana, sikap dan komitmen masyarakat, struktur birokrasi, dan adanya dukungan dari pihak luar. Kesesuaian implementasi identitas lingkungan dikarenakan adanya tokoh masyarakat yang paham terkait identitas lingkungan, adanya kewenangan, adanya sarana dan prasarana pembangunan gerbang, adanya sikap dan komitmen dari pelaksana pembangunan, adanya struktur birokrasi, dan dukungan dari pihak luar. Kesesuaian implementasi wajah jalan dikarenakan adanya kewenangan, sarana dan prasarana yang memadai, pendanaan yang cukup, sikap dan komitmen dari pelaksana untuk menyelesaikan rencana wajah jalan, pelaksana melaksanakana pembangunan sesuai dengan tugasnya dan adanya dukungan dari pihak luar. Kesesuaian antara implementasi dengan rencana sistem jaringan drainase dikarenakan adanya faktor-faktor seperti pelaksana pembangunan merupakan tokoh yang dipercaya masyarakat, pelaksana memiliki kewenangan yang penuh dalam melaksanakan pembangunan dan melaksanakan sesuai dengan tugasnya, mendukung dalam melaksanakan imlementasi, serta adanya pendanaan dalam pelaksanaan. Seperti yang dikatakan Edward III, Merilee S (1980), kesesuaian terjadi karena faktor-faktor tersebut beroprasi dan saling terkait satu sama lainnya. Kegiatan pengolahan dan pemanfaatan tersebut tidak terlaksana sebab tidak adanya kemauan dari masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan sampah, tidak adanya pendanaan dan dukungan yang dapat memacu masyarakat, tidak adanya komunikasi antar masyarakat, dan masyarakat merasa kurang memiliki keahlian dalam hal daur ulang sampah. Sedangkan, faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi RTBL Desa Jendi terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kesesuaian implementasi dengan RTBL Desa Jendi (lihat Lampiran 3. Faktor yang Mempengaruhi Kesesuaian Implementasi dengan RTBL). Faktor tersebut adalah komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya kewenangan, sumber daya sarana dan prasarana, sumber daya pendanaan, sikap dan komitmen, struktur birokrasi, serta dukungan. Sedangkan faktor informasi merupakan faktor yang tidak berpengaruh terhadap kesesuaian. Keberadaan faktor yang paling tinggi pengaruhnya dalam kesesuaian implementasi dengan RTBL adalah sumber daya kewenangan, sarana dan prasarana serta struktur birokrasi. Adanya BKM Ngudi Mulyo, TIPP, dan TPP Desa Jendi yang diberikan kewenangan yang jelas dan pembagian tugas melalui struktur organisasi yang dijalankan dengan baik dalam proses pelaksanaan pembangunan membuat implementasi yang dilaksanakan dapat sesuai dengan RTBL yang telah dibuat.

Arsitektura, Vol.13, No.2, Oktober 2015 Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh terhadap kesesuaian implementasi adalah faktor sumber daya informasi. Informasi terkait rencana menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam mengarahkan pelaksana pembangunan dan masyarakat koridor permukiman untuk mengimlementasikan sesuai rencana yang tertuang di RTBL. Media informasi rencana berupa papan pengumuman dan media internet blogspot yang ada masih dianggap belum mencukupi dalam upaya menginformasikan rencana yang tertuang dalam RTBL. Kondisi tersebut menunjukan bahwa faktor yang ada saat implementasi yakni komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya kewenangan, sumber daya sarana dan prasarana, sumber daya pendanaan, sikap dan komitmen, struktur birokrasi dan dukungan akan berpengaruh terhadap kesesuaian antara implementasi dengan RTBL Desa Jendi dan faktor tertentu yakni informasi,tidak berpengaruh terdadap kesesuaian implementasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Edward III, Grindle 1980 dan Jan Marse dalam Wahab 1990. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian antara implementasi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Desa Jendi secara keseluruhan bernilai sesuai dengan prosentase kesesuaian 81,25% apabila dilihat dari kesesuaian lokasi, kesesuaian jumlah dan kesesuaian ukuran pada setiap aspek perencanaan yang ada di Desa Jendi. Namun, apabila ditinjau dari masing-masing aspek perencanaannya, terdapat kesesuaian pada jaringan jalan, ruang terbuka umum, identitas lingkungan, wajah jalan dan jaringan drainase. Serta ketidaksesuaian terdapat pada peruntukan lahan mikro, sirkulasi pejalan kaki dan jaringan persampahan. Dalam implementasi yang dilakukan sebagai upaya mewujudkan kawasan Desa Jendi yang bertatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras, berjati diri dan lestari memiliki faktor yang berpengaruh terhadap masing-masing aspek perencanaan. Faktor tersebut adalah komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya kewenangan, sumber daya sarana dan prasarana, sumber daya pendanaan, sikap dan komitmen, struktur birokrasi serta dukungan. REFERENSI Edward III, George C (edited). 1984. Public Police Implementing. London-England: Jai Press Inc. Grindle, Merille S. (ed). 1980. Politic and Policy Implementation in the Third Word. New Jersey: Princeton University Press. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Wahab, Solichin. 1990. Analisa Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Malang: Bumi Aksara.

Antissia Meuthia Rizky, Winny Astuti, Galing Yudhana, Faktor yang Mempengaruhi Kesesuaian Implementasi... LAMPIRAN Lampiran 1. Faktor Kesesuaian Implementasi dengan RTBL Kesesuaian Peruntukan lahan mikro Tidak sesuai Jaringan jalan Sesuai Sirkulasi pejalan kaki Tidak sesuai Ruang terbuka umum Sesuai Identitas lingkungan Sesuai Wajah jalan Sesuai Jaringan drainase Sesuai Jaringan persampahan Tidak sesuai Lampiran 2. Faktor Kesesuaian Implementasi dengan RTBL Faktor a b c d e f g h i Peruntukan lahan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 mikro Jaringan jalan 2 3 2 3 3 3 3 3 3 Sirkulasi pejalan kaki 2 3 1 3 3 3 2 3 1 Ruang terbuka 2 3 2 3 3 2 3 3 3 umum Identitas lingkungan 2 3 2 3 3 3 3 3 3 Wajah jalan 2 1 1 3 3 3 3 3 3 Jaringan drainase 3 3 3 3 3 2 3 3 1 Jaringan persampahan 2 2 3 3 3 2 1 3 1 Keterangan tabel: 1: Faktor tidak berpengaruh 2: Faktor kurang berpengaruh 3: Faktor berpengaruh a: Komunikasi b: Sumber Daya Manusia c: Sumber Daya Informasi d: Sumber Daya Kewenangan e: Sumber Daya Sarana dan Prasarana f: Sumber Daya Pendanaan g: Sikap dan Komitmen h: Struktur Birokrasi i: Dukungan Lampiran 3. Faktor yang Mempengaruhi Kesesuaian Implementasi dengan RTBL Faktor a b c d e f g h i Peruntukan lahan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 mikro Jaringan jalan 4 4 4 6 6 6 6 6 6 Sirkulasi pejalan kaki 2 3 1 3 3 3 2 3 1 Ruang terbuka 4 6 2 6 6 4 6 6 6 umum Identitas lingkungan 4 6 4 6 6 4 6 6 6 Wajah jalan 4 2 2 6 6 6 6 6 6 Jaringan drainase 6 6 6 6 6 4 6 6 2 Jaringan 2 3 3 3 3 2 1 3 1 persampahan Jumlah 29 34 27 39 39 34 36 39 31 Keterangan tabel : 1: Faktor tidak berpengaruh 2: Faktor kurang berpengaruh 3: Faktor berpengaruh a: Komunikasi b: Sumber Daya Manusia c: Sumber Daya Informasi d: Sumber Daya Kewenangan e: Sumber Daya Sarana dan Prasarana f: Sumber Daya Pendanaan g: Sikap dan Komitmen h: Struktur Birokrasi i: Dukungan