BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI

Koping individu tidak efektif

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB II TINJAUAN TEORI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB II TINJAUAN TEORI

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

BAB II KONSEP DASAR. langsung (Schult & Videbeck, 1998) langsung diekspresikan (Townsend, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

NURSING CARE PLAN (NCP)

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB II TINJAUAN TEORI

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

BAB II KONSEP DASAR A.


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

TINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

Transkripsi:

BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan ego. Sulit untuk berhubungan dengan orang lain ketika konsep diri tidak jelas. Klien juga mengalami masalah dalam hal kepercayaan dan keintiman, yang mengganggu kemampuannya untuk membina hubungan yang memuaskan ( Videbeck, L. Sheila, 2008). Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Isolasi social yaitu suatu keadaan kesepian yang di alami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam (Townsend, Mary.C, 1998). Menarik diri adalah suatu keadaan seseorang yang kesulitan berinteraksi dengan orang lain secara langsung bersifat sementara atau menetap. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Isolasi sosial yaitu keadaan individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tatapi tidak mampu membuat kontak. Menarik diri merupakan suatu

tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain (Carpenito, 1998). Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana individu atau kelompok yang mengalami kesulitan berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain, lingkungan atau masyarakat yang ditandai dengan sikap sedih, afek tumpul, tidak komunikatif, menarik diri, kurang kontak mata, posisi janin pada saat tidur, Mengekspresikan perasaan kesendirian atau penolakan. B. Rentang Respon Sosial Manusia adalah makhluk sosial. Untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi tetap dipertahankan. Individu juga harus membina hubungan saling tergantung, yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan.

RENTANG RESPON SOSIAL Respon Adaptif Respon Maladaptif Menyendiri Kesepian Manipulasi Otonomi Menarik diri Impulsif Kebersamaan Ketergantungan Narsisisme Seling ketergantungan (Skema. 1. 2) Dari bagan diatas bisa dilihat bahwa rentang respon sosial bahwa respon adaptif sampai respon maladaptive yaitu: 1. Menyendiri yaitu merenungkan sesuatu yang telah dilakukan di lingkungan sosial dan cara untuk mengintrospeksi diri untuk menentukan langkah berikutnya. 2. Otonomi kemampuan seseorang untuk mencurahkan pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. 3. Kebersamaan yaitu saling membantu, memberi dan menerima dalam hubungan sosial. 4. Saling ketergantungan suatu hubungan interpersonal saling ketergantungan antara seorang dengan yang lain.

5. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain 6. Katergantungan ini terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa percaya diri. 7. Manipulasi merupakan suatu sikap yang hanya berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain, orang lain diperlakukan seperti objek. 8. Impulsif yaitu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk, tidak dapat di andalkan. 9. Narsisme merupakan sifat suatu individu yang secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, harga diri yang rapuh, sikap egosentris, pecemburu dan marah jika orang lain tidak mendukung (Stuart W. Gail, 2007). C. Pengkajian Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai suatu keinginan ( Budi Anna Keliat, 1999). 1. Faktor predisposisi. Beberapa faktor predisposisi meliputi: a. Faktor perkembangan dimana setiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan menyebabkan seseorang mempunyai masalah respon sosial yang maladaptif. Untuk faktor perkembangan, setiap tahap tumbuh

kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan baik. Bila tugas perkembangan ini tidak dapat dilalui dengan baik maka akan menghambat tahap perkembangan selanjutnya b. Faktor genetik dimana salah satu faktor yang menunjang adalah adanya respon sosial yang maladaptif dari orang tua atau garis keturunan diatas c. Faktor sosio kultural yaitu norma yang tidak mendukung terhadap pendekatan orang lain atau norma yang salah yang dianut keluarga, seperti anggota keluarga yang gagal diasingkan dari lingkungan sosial. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain, akibatnya klien menjadi regresi, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri (Stuart W. Gail 2007). 2. Stressor Presipitasi a. Steressor sosiokultural. Dapat di timbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya. b. Stressor psikologik merupakan ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi (Stuart, Sunden. 1998).

D. Tanda Dan Gejala 1. Sedih, afek tumpul 2. Menjadi tidak komunikatif, menarik diri, kurang kontak mata 3. Asyik dengan pikiran- pikiran sendiri, melakukan tindakan tindakan yang tidak bermakna secara berulang ulang 4. Mengekspresikan perasaan kesendirian atau penolakan 5. Memperlihatkan rasa ketidaknyamanandalam situasi- situasi sosial 6. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga atau orang lain 7. Posisi janin pada saat tidur (Townsend, Mary. C, 1998). E. Mekanisme Koping Mekanisme koping di gunakan klien dalam upayanya untuk mengatasi ansietas (kecemasan) yang merupakan kesepian nyata yang mengancam dirinya (Stuart, sunden. 1998). F. Masalah Keperawatan Masalah keperawatan pada klien isolasi sosial: menarik diri yaitu: 1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi a. Data objektif Berbicara, senyum dan tertawa sendiri, menarik diri dan menghindar dari orang lain, tidak dapat membedakan nyata dan tidak

nyata, tidak dapat memusatkan perhatian/ konsentrasi, curiga, bermusuhan, merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan, takut ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, disorientasi dan kekacauatan alur pikir. b. Data subjektif Mendengar bunyi yang tidak nyata, melihat gambar- gambar yang tidak nyata, takut terhadap suara, bunyi atau gambaran yang di dengar, ingin memukul atau melempar suatu barang. 2. Isolasi sosial: menarik diri. a. Data objektif Afek tumpul, apatis, sedih, menyendiri dalam ruangan, tidak komunikatif, tidak melakukan kontak mata, posisi janin saat tidur. b. Data subjektif Data subjektif sulit dilihat saat klientidak mau atau menolak untuk berkomunikasi, biasanya klien hanya menjawab iya atau tidak. 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah a. Data subjektif Perasaan malu terhadap diri sendiri, merendahkan diri, percaya diri kurang, libih suka sendiri, merendahkan martabat, rasa bersalah terhadap dirinya sendiri.

b. Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri, merasa tidak mampu, merasa bodoh atau tidak tau apa-apa, merasa bersalah pada diri sendiri (mengkritik diri) (Towsend, Mary. 1998). G. Pohon Masalah Gangguan sensori persepsi : halusinasi Isolasi social : menarik diri Core problem Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( Kaliat, B. A, 2005) H. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko gangguan sensorik persepsi : halusinasi 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

I. INTERVENSI KEPERAWATAN TGL NO. DIAGNOSIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI 1 2 3 4 5 6 11 /1/ 2010 1 Isolasi sosial: TUM: 1.1 Wajah cerah, terlihat 1.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menarik diri Klien dapat tersenyum, mau menggunakan prinsip komunikasi berinteraksi dengan berkenalan, ada kontak terapeutik: orang lain mata, bersedia a. Beri salam setiap berinteraksi TUK: menceritakan perasaan b. Sapa klien dengan nama baik verbal 1. Klien dapat dan mau maupun non verbal membina mengungkapkan c. Perkenalkan diri dengan sopan hubungan saling masalah. d. Tanyakan nama lengkap dan nama percaya panggilan yang di suka klien e. Jelaskan tujuan pertemuan f. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji g. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya h. Beri perhatian kepada klien dan

2. Klien mampu menyebutkan penyebab dari menarik diri 2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri: a. Diri sendiri b. Orang lain c. Lingkungan perhatikan kebutuhan dasar klien i. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang di hadapi lkien j. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan lkien 2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tandanya a. Di rumah, ibu tinggal dengan siapa? b. Siapa yang paling dekat dengan ibu? c. Apa yang membuat ibu dekat dengannya? d. Dengan siapa ibu tidak dekat? e. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan yang menyebabkan klien tidak mau bergaul, berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi 3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain. Misalnya : 3.1.1Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki teman 3.1.2 Beri kesempatan pada klien untuk berinteraksi kepada orang lain

dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 4 Klien dapat melaksanakan interaksi social secara bertahap a. Banyak teman b..tidak sendiri c. Bisa diskusi dll Klien dapat menyebutkan kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain Misalnya : a. Sendiri b. Tidak memiliki teman Sepi dll. 4.2 Klien dapat mendemonstrasikan interaksi social secara bertahap antara lain : a. Klien-Perawat b. Klien-perawat-Perawat lain 3.1.3 Diskusi dengan klien tentang tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain 3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain 3.2.2 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berinteraksi denmgan orang lain 3.2.3 Beri penguatan positif terhadap kemampuan mengungkapkan Perasaan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 4.2.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain 4.2.2 Bermain peran tentang cara berhubungan / berinteraksi dengan orang lain 4.2.3 Dorong dan Bantu lain untuk berinteraksi dengan orang lain

c. Klien-Perawat-Perawat lain-klien lain melalui tahap : 5 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain d. Klien-Keluarga / kelompok / masyarakat 5.2 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain untuk : a. Diri sendiri b. Orang lain a. Klien-Perawat b. Klien-Perawat-Perawat lain c. Klien-Perawat-Perawat lain- Klien lain d. KlienKeluarga/kelompok/masya rakat 5.2.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berinteraksi dengan orang lain 5.2.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan berinteraksi dengan orang lain 5.2.3 Beri penguatan positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan berhubungan dengan orang lain

6 Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga 6.2 Keluarga dapat: a. Menjelaskan perasaannya b. Menjelaskan cara perawatan klien menarik diri 6.2.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga a. Salam, perkenalan diri b. Jelaskan tujuan c. Buat kontrak d. Eksplorasi perasaan klien c. Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri d. Berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri 6.2.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: a. Perilaku menarik diri b. Penyebab perilaku menarik diri c. Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi d. Cara keluarga menghadap klien menarik diri. ( Kalit, B. A, 2006)