BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya dalam bidang pangan yang merupakan suatu kebutuhan sehari-hari. Tentunya agar dapat bertahan dalam persaingan tersebut perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan peluang yang ada. PG Tjoekir yang mengolah tebu menjadi gula pasir memiliki peluang untuk terus bertahan dalam bisnisnya karena gula pasir merupakan produk pokok yang sering dicari oleh konsumen. Perusahaan penghasil gula tentunya berusaha bersaing secara kompetitif dalam mempertahankan pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan para konsumen. Setiap perusahaan dalam melakukan proses produksi tentunya memerlukan persediaan bahan baku guna menghadapi permintaan tak terduga. Perusahaan manufaktur dalam membeli bahan baku selalu dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan selama produksi akan tetapi perusahaan harus memperhatikan dengan baik persediaan. Persediaan yang besar akan berpengaruh dengan biaya penyimpanan sedangkan persediaan yang kecil akan berpengaruh pada biaya pemesanan sehingga perusahaan harus memperhatikan dengan baik masalah persediaan. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan banyak jika permintaan seluruh konsumen terpenuhi dengan cara melakukan pengelolaan persediaan dengan optimal. 1
Persediaan bahan baku merupakan suatu bahan atau barang yang dimiliki perusahaan untuk menjaga kelancaran proses produksi. Menurut Ristiono (2009) persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan setengah jadi merupakan bahan yang disimpan sebelum masuk dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi merupakan bahan yang disimpan sebelum dipasarkan. Persediaan yang optimal akan menghindari berbagai resiko seperti rusaknya bahan akibat terlalu lama disimpan dan turunya kualitas persediaan tersebut sehingga dengan melakukan persediaan optimal resiko tersebut akan terhindari. PG Tjoekir merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tebu menjadi gula yang terletak di Jombang Jawa Timur. PG Tjoekir adalah perusahaan memproduksi gula pasir dengan menggunakan berbagai bahan baku seperti tebu. Bahan baku merupakan bahan utama atau bahan yang paling aktif serta paling dibutuhkan dalam proses produksi dimana PG Tjoekir menggunakan bahan baku tebu sebagai bahan utama memproduksi gula pasir. PG Tjoekir tentunya harus memperhatikan persediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Persediaan bahan baku ini merupakan elemen utama dari modal kerja yang selalu terus mengalami perubahan. Perencanaan produksi yang dilakukan PG Tjoekir tidaklah lepas dari perencanaan pengendalian persediaan bahan baku guna menjamin proses produksi berjalan sesuai kebutuhan dan permintaan para konsumen. 2
Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada laporan tugas akhir ini digunakan untuk pengukuran persediaan bahan baku. Dimana laporan ini akan melakukan perbandingan persediaan bahan baku berdasarkan kebijakan PG Tjoekir dengan kebijakan metode EOQ. Sehingga akan didapatkan hasil yang lebih optimal dalam persediaan bahan baku tebu dan tentunya dapat meminimumkan biaya yang berkaitan dengan biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. PG Tjoekir sejauh ini belum menerapkan metode EOQ sehingga perlu dilakukan pengukuran untuk dapat menerapkan metode EOQ dalam PG Tjoekir agar perusahaan lebih optimal dalam masalah persediaan bahan baku. Pabrik gula Tjoekir diketahui belum menerapkan perhitungan persediaan bahan baku tebu dengan menggunakan metode EOQ. Berdasarkan informasi menurut salah satu pekerja PG Tjoekir, PG Tjoekir dalam memproduksi tebu dinilai tidak optimal karena sering terjadi kekurangan bahan baku dan bahan baku terkadang datang tidak tepat waktu. Hal tersebut merugikan perusahaan karena kurangnya persediaan bahan baku menyebabkan terhentinya proses produksi dan otomatis produk yang dihasilkan berkurang. Persediaan yang belum optimal akan berpengaruh dengan biaya yang dikeluarkan sehingga terjadi pemborosan. Permasalahan tersebut akan menjadi bahan penelitian dengan menggunakan metode EOQ dan menerapkan persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali dengan membandingkan kebijakan perusahaan dengan metode EOQ untuk menghasilkan persediaan yang optimal. 3
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana Pengukuran persediaan bahan baku yang dilakukan oleh PG Tjoekir? b. Bagaimana pengukuran persediaan bahan baku tebu yang optimal jika menggunakan pengukuran metode Economic Order Quantity (EOQ)? c. Bagaimana hasil dari perbandingan pengukuran persediaan bahan baku berdasarkan PG Tjoekir dan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ)? 1.3 Batasan Masalah a. Pengukuran persediaan bahan baku tebu dilakukan di PG Tjoekir Jombang Jawa Timur. b. Pengukuran persediaan bahan baku tebu dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). c. Periode pengukuran persediaan yaitu periode 2016. d. Rasio yang digunakan dalam proses pengolahan data yaitu berdasarkan data kebutuhan bahan baku (D), biaya penyimpanan (H), biaya pemesanan (S) dan total biaya persediaan (TC). 1.4 Tujuan a. Mengidentifikasi persediaan bahan baku tebu yang dilakukan oleh PG Tjoekir. 4
b. Menentukan persediaan bahan baku tebu yang ekonomis dalam menggunakan metode EOQ. c. Mengetahui perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan PG Tjoekir dengan metode EOQ. 1.5 Manfaat a. Bagi Mahasiswa 1. Sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan pada saat masa perkuliahan secara nyata. 2. Sebagai persiapan diri sebelum memasuki dunia kerja serta sebagai bekal untuk kerja pada masa yang akan datang. 3. Sebagai persyaratan kelulusan dalam menempuh pendidikan diploma III agroindustri di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. b. Bagi Perguruan Tinggi 1. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum pendidikan yang sudah diajarkan dalam perkuliahan. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari materi perkuliahan dalam dunia industri secara individu. 3. Mengenalkan dunia industri khususnya industri pertanian kepada mahasiswa agar mendapatkan gambaran dan pengalaman tentang industri pertanian yang sesungguhnya untuk diterapkan dimasa yang akan datang. 5
c. Bagi Perusahaan 1. Memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 2. Penyiapan tenaga kerja terdidik yang diharapkan nantinya setelah lulus dapat bekerja dengan baik apabila mahasiswa tersebut bekerja pada perusahaan atau industri yang bersangkutan. 3. Penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam temu tugas akhir yang terkait yaitu pengendalian persediaan bahan baku. 6