BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses. produksi atau pemberian jasa. (PSAK No.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses. produksi atau pemberian jasa. (PSAK No."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Persediaan adalah aset yang: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. (PSAK No.14 Persediaan) M. Munandar (1991 : 56) bahwa yang dimaksud dengan inventory adalah persediaan barang-barang yang menjadi objek usaha pokok perusahaan, bagi perusahaan perdagangan barang-barang tersebut berupa persediaan barang dagangan, sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi (industri) berupa persediaan barang mentah, persediaan bahan pembantu, persediaan barang yang sedang diproses dan persediaan barang jadi. Jenis persediaan pada tiap perusahaan berbeda-beda. Pada perusahaan dagang hanya terdapat satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagang. Pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan adalah sumber utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Persediaan barang dagang pada perusahaan dagang diambil/diperoleh dari pemasok dan dijual kembali kepada para konsumen tanpa mengalami perubahan bentuk. Sedangkan pada perusahaan manufaktur persediaan terbagi menjadi 3 (tiga): persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku adalah persediaan bahan yang siap untuk diolah dan 1

2 diproses dalam kegiatan produksi perusahaan. Persediaan bahan dalam proses adalah persediaan yang masih setengah jadi atau sedang dalam proses produksi, dan persediaan barang jadi adalah persediaan yang telah siap dan dapat dujual dalam kegiatan normal perusahaan dan menjadi pendapatan utama pada perusahaan. Persediaan harus diperhatikan oleh perusahaan karena persediaan merupakan pokok penentu dalam penetapan harga pokok barang, baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan barang. Banyak sekali risiko-risiko yang dapat terjadi pada persediaan. Risiko-risiko yang timbul dari persediaan seperti: (a) persediaan rusak, (b) sediaan hilang atau dicuri (c) salah nilai pencatatannya. Selain itu perusahaan juga harus mengatur agar persediaan dapat tersedia sepanjang waktu dan berada dalam jumlah yang cukup yaitu tidak berlebih dan juga tidak kurang. Hal ini karena jika persediaan tinggi maka perusahaan dapat dengan mudah mencukupi kebutuhan pasar yang ada namun persediaan yang tinggi dapat menghambat perusahaan sebab sebagian besar dana perusahaan yang seharusnya dapat diputar perusahaan menjadi tidak dapat diputar karena terlalu besar tertanam pada persediaan. Sedangkan jika jumlah persediaan kurang maka perusahaan tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar yang ada. Pentingya peran persediaan pada perusahaan inilah, maka perusahaan wajib membuat sebuah sistem yang mengatur tentang persediaan. Sistem tersebut haruslah dapat megatur tentang segala hal yang berhubungan dengan persediaan, 2

3 mulai dari pengadaan persediaan, penyimpanan, perhitungan, kebijakan persediaan dan sistem akuntansi persediaan. Pada perusahaan skala besar biasanya perusahaan telah menyiapkan sistem khusus untuk mengatur dan mengawasi persediaan mereka. Berbeda dengan perusahaan skala kecil seperti UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang biasa kita singkat sebagai UMKM secara umum dapat diartikan sebagai usaha yang memiliki omset sampai dengan Rp ,-. Usaha ini terdiri dari 3 jenis kategori usaha yaitu: usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Pengertian untuk setiap kategori usaha ini menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah : Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria : 3

4 a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan dengan kriteria : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah). Banyak UMKM yang masih belum memperhatikan masalah sistem akuntansi persediaan karena biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan jasa ahli dalam melakukan penanganan proses akuntansi secara benar dan tepat tidaklah sedikit. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan UMKM yang ada saat ini baru melakukan pencatatan sebatas pada pencatatan akuntansi kas masuk dan kas 4

5 keluar saja. Padahal hal ini tidak lah cukup mengingat akuntansi tidak terbatas mengenai kas saja. Berbeda dengan UMKM kebanyakan yang belum menerapkan adanya penerapan sistem persediaan. UMKM UD. Semangat Jaya telah menerapkan sistem persediaan pada perusahaannya. Usaha yang telah berdiri sejak tahun 2007 lalu ini yang dulunya bernama Amanah Plastik telah menyadari betapa penting adanya sistem yang mengatur tentang persediaan pada usaha mereka. Namun walaupun telah menerapkan sistem persediaan pada usahanya, tetapi belum pernah dilakukan analisis terhadap sistem yang telah digunakan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UD. SEMANGAT JAYA Rumusan Masalah Berdasarkan masalah-masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah UD. Semangat Jaya telah memiliki sistem akuntansi persediaan bahan baku yang baik? 1. 3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan bertujuan untuk menganalisa apakah UD Semangat Jaya telah memiliki sistem akuntansi persediaan bahan baku yang baik atau belum. 5

6 2. Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 1. Bagi Penulis: 1. Menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh saat kuliah 2. Membandingkan teori yang ada dengan masalah yang sebenarnya pada perusahaan. 3. Untuk memenuhi syarat kelulusan di Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2. Bagi Perusahaan: Sebagai sarana mengevaluasi tentang sistem persediaan yang ada pada UD. Semangat Jaya. 3. Bagi Universitas : Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran yang diperoleh selama kuliah 1. 4 Gambaran Umum Penulisan BAB I Berisikan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian serta Manfaat penelitian. BAB II Berisikan mengenai profil perusahaan, landasan teori penelitian, tinjauan pustaka dan metode penelitian. 6

7 BAB III Berisi mengenai data-data yang digunakan dalam penelitian beserta analisis penelitian. BAB IV Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari penulis untuk perusahaan selaku objek penelitian. 7

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: 14Fakultas Janfry Ekonomi & Bisnis Perekonomian Indonesia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sihite Program Studi Manajemen Tujuan Sesuai rapem UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1666, 2016 KEMEN-KP. Pengolahan Ikan. Skala Usaha. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2016 TENTANG SKALA USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 1997-1998 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro. Banyak perusahaan besar yang merupakan jantung

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.274, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Kredit. Pembiayaan. Bank Umum. Pengembangan Usaha. Mikro. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5378) PERATURAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu masyarakat Indonesia yang tidak dapat bekerja di perkantoran. disebut dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu masyarakat Indonesia yang tidak dapat bekerja di perkantoran. disebut dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai sumber daya alam melimpah. Namun Indonesia belum bisa mengelola sumber daya alam tersebut dengan baik sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan terutama terhadap perusahaanperusahan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum UMKM BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi dan Penggolongan UMKM Terdapat beberapa definisi menengenai usaha mikro, kecil, dan menengah. Berikut definisi mengenai UMKM menurut beberapa

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK KALSEL UNTUK PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa dan manufaktur. Setiap perusahaan menjalankan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. jasa dan manufaktur. Setiap perusahaan menjalankan kegiatan operasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Baik perusahaan yang bergerak dibidang dagang, jasa dan manufaktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengertian usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: 2.1.1 Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang didirikan oleh orang seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH NON PERMANEN (INVESTASI NON PERMANEN) KE DALAM FASILITAS DANA BERGULIR KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya dalam bidang pangan yang merupakan suatu kebutuhan sehari-hari. Tentunya agar dapat bertahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut setiap perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi secara signifikan terhadap cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Koordinasi dan Pengendalian Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan. atau seperangkat komponen yang berhubungan dan mendukung

BAB III LANDASAN TEORI. Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan. atau seperangkat komponen yang berhubungan dan mendukung BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat komponen yang berhubungan dan mendukung dengan fungsi mengumpulkan,memproses, menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia yang terus berubah dan tidak menentu, memberikan dampak yang beragam baik bagi negara maju ataupun negara berkembang. Seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA BAZAR FURNITURE

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA BAZAR FURNITURE ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA BAZAR FURNITURE SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 4 2014 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN OLEH BANK UMUM DAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No tentang Biaya Jasa Hukum Notaris untuk Pendirian Perseroan Terbatas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No tentang Biaya Jasa Hukum Notaris untuk Pendirian Perseroan Terbatas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang No.514, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Biaya Jasa Hukum Notaris. Pendirian PT bagi UMKM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BALANGAN KEPADA KOPERASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial yang dibentuk guna menanggulangi kemiskinan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa sebagian besar penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa sebagian besar penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia didominasi oleh kegiatan usaha yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dominasi ini seharusnya juga tercermin pada penerimaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA KOPERASI KREDIT PINUNJUL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha kecil dan menengah (UKM) diyakini memilki peran yang penting dan strategis ditinjau dari beberapa aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 98 /PMK.06/2011 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG INSTANSI PEMERINTAH YANG DIKELOLA/DIURUS OLEH PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA/DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah Untuk mengatur agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia agar memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha dan untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional,

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap usaha selayaknya memiliki suatu laporan yang dapat menunjukan posisi keuangan mengenai usaha yang dijalankannya. Tetapi hal tersebut belum sepenuhnya dijalankan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENEMPATAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di

BAB 1 PENDAHULUAN. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Iindonesia. Menurut undang-undang tahun 1992, di Indonesia koperasi didefinisikan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis semakin kompleks. Berbagai perusahaan sejenis bermunculan dengan membawa inovasi terbaru.

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal dan mempertahankan kelangsungan perusahaan itu sendiri. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengindikasikan 1) barang dagang yang disimpan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengindikasikan 1) barang dagang yang disimpan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan baik itu perusahaan jasa, industri maupun dagang, karena persediaan (Inventory) digunakan untuk mengindikasikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.588, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyelesaian. Piutang. Panitia Urusan Piutang Negara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/PMK.06/2012 TENTANG PENYELESAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam posisi keuangan suatu organisasi. Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam posisi keuangan suatu organisasi. Menurut Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data BPS (2016), Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data BPS (2016), Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data BPS (2016), Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Menurut Data BPS ada tahun 2016, tingkat pengangguran terbuka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI OLEH OKY OCKTAVIANI NIM : 11520036 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2016 DENGAN

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 177, Tam

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 177, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.397, 2018 KEMENKUMHAM. Biaya Jasa Hukum untuk Pendirian Perseroan Terbatas bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG PADA PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi zaman sekarang menuntut setiap jenis sektor kehidupan untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi. Sektor

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI KEPADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya seharihari untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI DAN UKM KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang pembangunan negara kita dewasa ini, banyak bermunculan perusahaan-perusahaan milik negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik UMKM Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut undang-undang no. 20 tahun

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN CILACAP KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disingkat UMKM memiliki peran yang penting dan strategis serta bisa dibilang cukup dominan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 20082007 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PADA BADAN USAHA MILIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelesaian piutang Negara macet merupakan salah satu aspek penting dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelesaian piutang Negara macet merupakan salah satu aspek penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelesaian piutang Negara macet merupakan salah satu aspek penting dari pengelolaan keuangan Negara yang memerlukan perhatian khusus agar dapat terselanggara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang undang. Usaha kecil adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang undang. Usaha kecil adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 tahun 2008, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG BELANJA BANTUAN KEUANGAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 93 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Perusahaan PT Tangguh Andalan Makmur adalah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan scaffolding atau perancah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer bagi perekonomian nasional (Marantika, 2013). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 menunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PENGGUNA BARANG WILAYAH (UPPB-W)

DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PENGGUNA BARANG WILAYAH (UPPB-W) 2013, No.1381 6 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persediaan bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi. Persediaan harus

BAB I PENDAHULUAN. persediaan bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi. Persediaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu memiliki persediaan di dalam toko maupun di gudang persediaan. Persediaan tersebut dapat berupa persediaan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PESISIR SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, semakin maju teknologi dan perekonomian yang terus berkembang pesat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang dialami masyarakat. Permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut (Sudarmo dan Sudita dalam Widiyanti:2013) adalah suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.199, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Laporan Bank. Transparansi. Publikasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5353) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN KEPADA PERSEROAN TERBATAS PETRO MUBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KEPADA PT. BANK JABAR BANTEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 4 TAHUN TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM, PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN KUDUS DAN PERSEROAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG DANA PENGUATAN MODAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan

Lebih terperinci

Jilma Dewi Ayu Ningtyas, S.Pd, M.Si Politeknik Pusmanu Abstract

Jilma Dewi Ayu Ningtyas, S.Pd, M.Si Politeknik Pusmanu   Abstract Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) (Study Kasus Di UMKM Bintang Malam Pekalongan) Jilma Dewi Ayu Ningtyas, S.Pd, M.Si Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuannya, perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang dimilikinya sebaik mungkin.

Lebih terperinci

2011, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Per

2011, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Per No.390, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Piutang Instansi Pemerintah Penyelesaian. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/PMK.06/2011 TENTANG PENYELESAIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan kretikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menciptakan disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan keuangan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau segala transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan, persediaan mempunyai pengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan, persediaan mempunyai pengaruh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan, persediaan mempunyai pengaruh dalam penyajian laporan keuangan bagi semua jenis perusahaan. Hal ini karena persediaan sangat mempengaruhi perhitungan

Lebih terperinci