BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga
|
|
- Ade Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga Home Industry Fanny Bakery Salatiga adalah usaha milik pribadi merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dibidang pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Fanny Bakery berdiri sejak 7 (tujuh) tahun yang lalu tepatnya pada tahun Lokasi terletak dijalan Canden No 48 Salatiga. Pada awal usaha Fanny Bakery adalah usaha kecil yang dijalankan oleh keluarga dengan membuat aneka roti serta jenis kue basah lainnya yang dijual untuk keperluan pribadi. Dalam memproduksi roti Home Industry Fanny Bakery Salatiga memiliki 10 tenaga kerja tetap, alat-alat atau mesin yang digunakan untuk mengolah bahan baku serta beberapa persediaan bahan baku yang digunakan untuk memenuhi pesanan. Persediaan bahan baku yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permintaan konsumen atau pelanggan yang tidak pasti. Penyimpanan bahan baku ditempatkan digudang, dengan menempatkan setiap bahan baku ditempat yang sesuai dengan ketahanan masing-masing bahan baku supaya bahan baku dapat terjaga kualitas serta tahan lama. Bahan baku yang digunakan untuk mengolah roti adalah terigu, gula, mentega, rum, rum butter, serta emulsifier ditempatkan 34
2 dimasing-masing penyimpanan atau gudang. Dalam hal memasarkan produk, hanya memasarkan di wilayah Salatiga saja. Konsumen berasal dari kalangan pegawai dinas, pegawai sekolah, serta pribadi yang membutuhkan snack untuk keperluaan berbagai acara. 4.2 Temuan Dari hasil wawancara serta data-data yang telah diterima maka penulis menemukan temuan-temuan persediaan pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Persediaan tersebut seperti kebutuhaan bahan baku selama satu tahun, biaya penyimpanan serta biaya pesan sekali order atau sekali pesan Persediaan Pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Persediaan yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga meliputi kebutuhan bahan baku, biaya simpan serta biaya pemesanan. Data-data tersebut adalah sebagai berikut: 1 Data Kebutuhan bahan baku Fanny Bakery Salatiga Bahan baku merupakan bahan yang utama dalam pembuatan bahan jadi dalam penelitiaan ini adalah bahan baku pembuatan roti. Bahan baku dalam pembuatan roti adalah terigu, mentega, gula halus, gula pasir, sp (pengembang), rum, rum butter, serta emulsifier. 35
3 Berikut ini data penggunaan bahan baku selama satu tahun adalah Tabel 1 Data Kebutuhan Bahan Baku Home Industry Fanny Bakery Salatiga No Jenis Bahan Kebutuhan rata-rata/thn/kg/rp 1. Terigu Mentega Gula Pasir Gula halus Sp (Pengembang) Rum Butter Rum Emulsifier 104 Sumber data : Fanny Bakery Salatiga, Biaya simpan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya simpan merupakan biaya yang timbul akibat adanya bahan baku yang disimpan. Biaya simpan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan bahan baku adalah biaya pendingan, serta biaya listrik yang digunakan untuk menyimpan bahan baku. Tabel 2 Biaya simpan Home Industry Fanny Bakery No Jenis biaya Harga 1. Biaya pendinginan Rp ,00 2. Biaya penerangan Rp ,00 3. Perawatan gudang Rp ,00 3 Penyusutan Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, 2014 Biaya simpan digunakan untuk menyimpan bahan baku kegudang atau tempat masing-masing agar kualitas bahan baku dapat tahan lama dan terjamin kualitasnya. 36
4 3 Biaya Pesan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya pesan merupakan biaya yang timbul akibat adanya pemesanan bahan baku setiap kali pesan. Dalam melakukan pemesanan biaya pesan yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku adalah Tabel 3 Biaya pesan Home Industry Fanny Bakery No Bahan Baku Jumlah Biaya Pesan (Rp) 1. Terigu ,00 2. Mentega ,00 3. Gula Pasir ,00 4 Gula halus ,00 5. Sp (Pengembang) ,00 6. Rum Butter ,00 7. Rum ,00 8. Emulsifier ,00 Jumlah biaya pesan ,00 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendatangkan bahan baku dari supplier ke Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Biaya yang termasuk didalam tabel 3 adalah biaya pengiriman sekali pesan, biaya angkut per sekali pesan dan biaya telepon. 4 Total biaya persediaan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya persediaan merupakaan total kesuruhan biaya simpan ditambah dengan biaya pesan.. Total biaya pemesanan per hari adalah biaya pemesanan per pesanan dikalikan dengan frekuensi pemesanan 37
5 bahan baku per hari. Total biaya penyimpanan per hari adalah biaya penyimpanan bahan baku per hari dikalikan dengan rataan jumlah persediaan bahan baku. Total biaya persediaan di Fanny Bakery Salatiga adalah sebagai berikut: Tabel 4 Total Biaya PersediaanHome Indusry Fanny Bakery No Jenis Bahan Total Biaya Persediaan (Rp) 1. Terigu ,00 2. Mentega ,00 3. Gula Pasir ,00 4. Gula halus ,00 5. Sp (Pengembang) ,00 6. Rum Butter ,00 7. Rum ,00 8. Emulsifier ,00 Jumlah ,00 Sumber data: Fanny Bakery diolah 2014 Berdasarkan data diatas jumlah total biaya persediaan pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga adalah sebesar Rp ,00 meliputi jumlah biaya pesan dijumlah dengan biaya simpan dalam setahun. 38
6 5 Frekuensi Pemesanan Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Frekuensi pemesanan merupakan waktu pemesanan bahan baku yang dilakukan perusahaan untuk memesan bahan baku. Frekuensi pemesanan pada Fanny Bakery Salatiga dalam satu tahun adalah sebagai berikut : Tabel 5 Frekuensi Pemesanan Home Industry Fanny Bakery No Jenis Bahan Jumlah 1. Terigu 48 kali 2 Mentega 12 kali 3. Gula Pasir 24 kali 4. Gula halus 24 kali 5. Sp (Pengembang) 24 kali 6. Rum Butter 12 kali 7. Rum 24 kali 8. Emulsifier 24 kali Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah
7 4.3 Analisis Persediaan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Dari temuan yang diperoleh maka penulis melakukan analisis pengendaliaan persediaan dengan menggunakan metode EOQ pada home industry Fanny Bakery Salatiga. Metode EOQ digunakan untuk mengetahui kuantitas yang harus dipesan dan berapa kali harus melakukan pemesanan supaya biaya persediaan bahan baku minimal. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui perbandingan yang efisien antara saat menggunakan metode EOQ dan tanpa menggunakan metode EOQ. Perhitungan hasil analisis adalah sebagai berikut : Perhitungan persediaan dengan menggunakan metode EOQ. Persediaan yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga mencakup kebutuhan bahan baku satu tahun, biaya simpan, serta biaya pesan per satu kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui hasil perhitungan sebagai berikut: 40
8 Tabel 6 Perhitungan Menggunakan Metode EOQ No Jenis Bahan Kebutahan ratarata/thn/kg Bi.Pesan/kali pesan (Rp) Bi.Simpan per unit (Rp) EOQ 1. Terigu Mentega Gula Pasir Gula halus Sp (Pengembang) 6. Rum Butter Rum Emulsifier Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Berdasarkan tabel tersebut perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghasilkan pesanan yang ekonomis terigu sebesar 2.615, mentega 246, gula pasir 308, gula halus sebesar 120, Sp (pengembang) sebesar 6, rum butter sebesar 13, rum sebesar 6 serta emulsifier sebesar 6. 41
9 1. Frekuensi Pemesanan Optimum Frekuensi pemesanan merupakan waktu perusahaan menentukan pemesanan kembali bahan baku. Frekuensi pemesanan optimum dapat dihitung dengan menggunakan metode EOQ yaitu dengan perhitungan kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi EOQ adalah sebagai berikut : Tabel 10 Frekuensi pemesanan menggunakaan metode EOQ No Jenis Bahan Frekuensi 1. Terigu 51 kali 2. Mentega 15 kali 3. Gula Pasir 25 kali 4. Gula halus 22 kali 5. Sp 16 kali (Pengembang) 6. Rum Butter 14 kali 7. Rum 16 kali 8. Emulsifier 16 kali Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Dari tabel diatas dapat diketahui frekuensi pemesanan optimum yaitu untuk terigu 51 kali pesan, mentega 15 kali pesan, gula pasir 25 kali pesan, gula halus 22 kali pesan, Sp (pengembang) 16 kali pesan, rum butter 14 kali pesan, dan rum16 kali serta emulsifier 16 kali pesan merupakan pesanan yang optimum saat home industry Fanny Bakery Salatiga melakukan pemesanan kembali bahan baku. 42
10 2. Biaya Simpan Optimum Biaya simpan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan bahan baku dalam pembuatan roti. Biaya simpan dapat menghasilkan biaya yang optimum dengan menggunakan perhitungan EOQ yaitu sebagai berikut: Tabel 7 Biaya Simpan Optimum Menggunakan metode EOQ No Jenis Bahan Biaya simpan optimum (Rp) 1. Terigu Mentega ,17 3. Gula Pasir ,76 4. Gula halus ,79 5. Sp ,71 (Pengembang) 6. Rum Butter ,23 7. Rum ,71 8. Emulsifier ,71 Jumlah ,76 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah, 2014 Dari data diatas biaya simpan optimum didapat dengan menggunakan metode EOQ yaitu EOQ dibagi 2 dikalikan dengan biaya simpan per unit maka dapat dihasilkan jumlah biaya simpan optimum sebesar Rp ,76 43
11 3. Biaya Pesan Optimum Biaya pesan optimum merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku menggunakan metode EOQ. Biaya simpan dapat optimum dengan menggunakan metode EOQ sebagai berikut : Tabel 8 Biaya pesan optimum menggunakan metode EOQ No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp) 1. Terigu Mentega ,17 3. Gula Pasir ,76 4. Gula halus ,79 5. Sp (Pengembang) ,71 6. Rum Butter ,23 7. Rum ,71 8. Emulsifier ,71 Jumlah ,76 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Dari data diatas melalui perhitungan EOQ dapat didapat perhitungan untuk mencari biaya pesan optimum yaitu kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi dengan EOQ dikali dengan biaya pesan. Total biaya pesan optimum adalah sebesar Rp ,76 44
12 4. Total biaya persediaan Optimum Total biaya persediaan merupakan penjumlahan biaya simpan optimum ditambah dengan biaya pesan optimum maka dapat didapat hasil sebagai berikut : Tabel 9 Total Biaya Persediaan No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp) Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga,2014 diolah Dari tabel tersebut dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui total biaya persediaan dari biaya pesan optimum ditambah biaya simpan optimum adalah sebesar Rp ,52 Biaya simpan optimum (Rp) Total biaya persediaan (Rp) 1. Terigu ,41 2. Mentega , , ,33 3. Gula Pasir , , ,51 4. Gula halus , , ,57 5. Sp , , ,41 (Pengembang) 6. Rum Butter , , ,45 7. Rum , , ,41 8. Emulsifier , , ,41 Jumlah , , ,52 45
13 4.3.2 Perbandingan Sebelum dan Sesudah menggunakan metode EOQ Dari hasil analisis pengendaliaan persediaan dapat diketahui perbandingan biaya yang dapat diminimalkan sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ: 1. Perbandingan Biaya pesan dengan Biaya pesan optimum Membandingkan biaya pesan perusahaan dengan biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ adalah seperti berikut: Tabel 11 Pebandingan Biaya Pesan serta Biaya Pesan Optimum N Jenis Bahan Biaya Pesan Biaya pesan Selisih (Rp) o (Rp) optimum (Rp) 1. Terigu , ( ,70) 2. Mentega , , ,83 3. Gula Pasir , ,76 (53.508,76) 4. Gula halus , , ,21 5. Sp (Pengembang) , , ,29 6. Rum Butter , ,23 (23.602,23) 7. Rum , , ,29 8. Emulsifier , , ,29 Sumber: Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya pesan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya pesan untuk terigu penambahan sebesar Rp ,70. Untuk mentega penghematan sebesar Rp ,83, untuk gula pasir penambahan sebesar Rp ,76 untuk gula halus penghematan sebesar Rp ,21, untuk Sp (pengembang) penghematan sebesar 46
14 Rp ,29, untuk rum buter penambahan sebesar Rp ,23, untuk rum penghematan sebesar Rp ,29, untuk emulsifier penghematan sebasar Rp ,29. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 2. Perbandingan biaya simpan dengan biaya simpan optimum Membandingkan biaya simpan perusahaan dengan biaya simpan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut Tabel 12 Perbandingan Biaya simpan serta Biaya simpan Optimum No Jenis Bahan Biaya simpan Biaya simpan Selisih (Rp) (Rp) optimum (Rp) 1. Terigu , ,30 2. Mentega , , ,83 3. Gula Pasir , , ,24 4. Gula halus , ,79 (62.437,79) 5. Sp (Pengembang) , ,71 (79.874,71) 6. Rum Butter , , ,77 7. Rum , ,71 (79.874,71) 8. Emulsifier , ,71 (79.874,71) Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa biaya simpan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya simpan untuk terigu penghematan sebesar Rp ,30, Untuk mentega penghematan sebesar Rp ,83, untuk gula pasir 47
15 penghematan sebesar Rp56.491,24, untuk gula halus penambahan sebesar Rp ,79, untuk Sp( pengembang) penambahan sebesar Rp ,71 untuk rum buter penghematan sebesar Rp33.897,77, untuk rum penambahan sebesar Rp ,71 sedangkan untuk emulsifier penambahan sebasar Rp ,71. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya simpan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 3. Perbandingan frekuensi pemesanan dengan frekuensi pemesanan optimum Membandingkan frekuensi pemesanan perusahaan serta frekuensi pemesanan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut: Tabel 13 Perbandingan frekuensi pemesanan serta frekuensi pemesanan optimum No Jenis Bahan Frekuensi Frekuensi optimum Selisih 1. Terigu 48 kali 51kali (3) kali 2. Mentega 12 kali 15 kali (3) kali 3. Gula Pasir 24 kali 25 kali (1) kali 4. Gula halus 24 kali 22 kali 2 kali 5. Sp 24 kali 16 kali 8 kali (Pengembang) 6. Rum Butter 12 kali 14 kali (2) kali 7. Rum 24 kali 16 kali 8 kali 8. Emulsifier 24 kali 16 kali 8 kali Sumber data Fanny Bakery yang diolah
16 Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa frekuensi pemesanan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi pemesanan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan saat melakukan pemesanan. Dari data diatas terlihat bahwa frekuensi untuk terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ libih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 49
17 4. Perbandingan kebijakan total biaya persediaan dengan total biaya persediaan menggunakan EOQ Perbandingan kebijakan antara total biaya persediaan persusahaan dengan total biaya persediaan menggunkan EOQ dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14 Perbandingan Total Biaya Persediaan dengan Total Biaya Persediaan dengan Menggunakan Metode EOQ No Jenis Bahan Total biaya persediaan (Rp) Total biaya persediaan EOQ (Rp) Selisih (Rp) 1. Terigu , , ,59 2. Mentega , , Gula Pasir , , ,49 4. Gula halus , , ,43 5. Sp (Pengembang) , , ,59 6. Rum Butter , , ,55 7. Rum , , ,59 8. Emulsifier , , ,59 Jumlah , , ,48 Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total biaya persediaan menurut Home Indusry Fanny Bakery untuk pembeliaan bahan baku terigu Rp ,00 dan total biaya persediaan menggunakan perhitungan EOQ sebesar Rp ,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp6.710,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku mentega menurut menurut Home Indusry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp ,67. Total biaya persediaan Home 50
18 Indusry Fanny Bakery untuk pembeliaan bahan baku gula pasir menurut sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,51 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 2.982,49. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku gula halus menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,57 terdapat penghematan sebesar Rp 6.624,43. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku sp (pengembang) menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp ,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum butter menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,45 jadi terdapat penghematan sebesar Rp ,55. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 568,500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,41 terdapat penghematan sebesar Rp ,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku emulsifier menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp ,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp ,59 51
19 4.4 Pembahasaan Dari hasil temuan yang diperoleh pada Home Industry Fanny Bakery di Kota Salatiga. Dapat diperoleh jumlah pemesanan, biaya persediaan, frekuensi pemesanan dan total biaya persediaan yang optimum. Dengan menggunakan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sesudah dan setelah menggunakan metode EOQ. Jumlah pesanan untuk terigu dengan menggunakan metode EOQ sebesar 2.615, untuk mentega jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 246, untuk gula pasir jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 308, untuk gula halus jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 120,untuk sp jumlah dengan menggunakan metode EOQ 6, untuk rum butter jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 13, untuk rum jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6, untuk emulsifier jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6. Dan biaya total biaya pesan pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp ,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp ,24. Dan total biaya simpan pada pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp ,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp ,24 Dan Total biaya persediaan pada pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp ,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp ,52 dan terdapat penghematan sebesar Rp ,48. Perhitungan EOQ dapat meminimalkan 52
20 biaya persediaan seperti pendapat Bambang Riyanto adalah economic order quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan yang optimal 1. Serta perhitungan frekuensi pemesanan, setelah menggunakan metode EOQ adalah terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) penghematan 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8 kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. Dengan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan perhitungan EOQ. Maka dengan menggunakan metode EOQ terjadi penghematan total biaya persediaan seperti pendapat Zulian Yamit adalah jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan. 2. Metode EOQ dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya simpan serta biaya pesan seperti pendapat Barry Render: Meminimalkan biaya-biaya total yaitu dengan kebijakan optimum yaitu semua biaya- biaya pemesanan serta biaya simpan dapat meminimalkan 1 Riyanto, Bambang Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.BPFE.Yogyakarta. Hal : 78 2 Yamit, Zulian Opcit. Hal : 47 53
21 ketika kuantitas pemesanan meningkat, jumlah pemesanan total yang ditempatkan dalam stu tahun akan berkurang dengan demikian, ketika kuantitas pesanan meningkat biaya pemesanan akan berkurang. Tetapi ketika kuantitas pemesanan meningkat, biaya akan meningkat karena persediaan dipertahankan lebih besar dari rata-rata. 3 Dengan demikian biaya dapat diminimalkan dengan kebijakan optimum terhadap biaya pesan serta biaya simpan.dengan menerapkan metode economic order quantity didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya pesan serta biaya simpan. 3 Jay Heizer &Barry Render Manajemen Operasi. Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Hal :
LAMPIRAN LAMPIRAN 73
LAMPIRAN LAMPIRAN 73 Instrumen Penelitian Identitas Usaha: Nama Perusahaan Jenis Usaha makanan dll. : Fanny Bakery Salatiga. :Usaha pembuatan cake, roti basah kue, Tahun berdiri : 2007 Alamat : Jln Candi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA HOME INDUSTRY FANNY BAKERY DI KOTA SALATIGA SKRIPSI
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA HOME INDUSTRY FANNY BAKERY DI KOTA SALATIGA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau NURHAYANI LUBIS Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Jalan Yos Sudarso KM 8 Rumbai Telp. (0761)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada
BAB IV PENUTUP Bagian bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada manajemen persediaannya. Kesimpulan dan saran ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. persediaan jika ada permintaan timbul.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi akan memerlukan persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas manusia dalam sektor industri tentunya akan menimbulkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Adanya persaingan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI IKM D LIA CAKE & BAKERY DENGAN METODE ABC DAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Nama : Sutrisno Adityo NPM : 36410767 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Budi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah
BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG.
ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1) : 128-141 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia
46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY) GUNA MENCAPAI EFISIENSI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PR. GAMBANG SUTRA KUDUS Ilham
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan
Lebih terperinciOLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG KATUN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA KERAJINAN TENUN IKAT MEDALI MAS BANDAR KIDUL KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan perlu untuk melakukan pengendalian persediaan yang baik untuk mendukung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun
Lebih terperinciOLEH: WIWIN PURWATININGSIH
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA HOME INDUSTRI PRODUKSI KERUPUK BAPAK SURYANTO KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERSEDIAAN NOTEBOOK PADA UD MITRA SARANA ABADI
OPTIMALISASI PERSEDIAAN NOTEBOOK PADA UD MITRA SARANA ABADI Oleh: Mohammad Zaenuri Po oe, LCA. Robin Jonathan, Rina Masyitoh Fakultas Ekonomi 17 Agustus 1945 Samarinda Email : zainuripou90@gmail.com ABSTRAKSI
Lebih terperinciManagement Analysis Journal
MAJ 1 (3) (2014) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA SALSA BAKERY JEPARA Ahmad Taufiq,
Lebih terperinciVolume II No. 2, Juni 2016 ISSN :
KEBIJAKAN PENGENDALIAN STANDAR WAKTU DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM RANGKA KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA LYLY BAKERY LAMONGAN *( Luluk Nur Azizah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan olahraga sepeda belakangan ini mulai berkembang kembali dikarenakan sepeda menjadi alat transportasi alternatif selain mobil dan motor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya dalam bidang pangan yang merupakan suatu kebutuhan sehari-hari. Tentunya agar dapat bertahan dalam
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis
Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan besar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang akan dikemukakan merupakan jawaban atas identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI
ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah CV. Vannisa CV. Vannisa merupakan salah satu perusahaan industri di bidang makanan yang berada di Kota Bandung. Produksi utamanya adalah
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN MODEL EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. PUSPA MADU SARI SALATIGA. Oleh Matius Rinto Suryanto Alumni UKSW Salatiga
EFISIENSI PENGGUNAAN MODEL EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. PUSPA MADU SARI SALATIGA Oleh Matius Rinto Suryanto Alumni UKSW Salatiga Arief Sadjiarto Dosen UKSW Salatiga Abstrak Penelitian ini ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciEVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY.
EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EO (ECONOMIC ORDER UANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY. Disusun Oleh: Vikki Yudhi Hapsari Anastasia Susty Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi
Lebih terperinciPertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan teknologi canggih pada akhir-akhir ini, dan adanya peningkatan kebutuhan dan keinginan manusia baik dalam
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan
Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan
Lebih terperinciPERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Nur Amelia NPM : 25210114 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Istichanah,
Lebih terperinciAnalisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat
Analisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat Anggun Ratna ewi 1, Marlinda Apriyani 2, Bina Unteawati 3 Mahasiswa 1, osen Politeknik Negeri Lampung 1 2, osen Politeknik Negeri Lampung 2 3
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015
JURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015 ANALYSIS OF SOFTWARE REORDER POINT (ROP) FOR THE LEFT OF TEMPE PRODUCTION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal adalah minimalisasi pengeluaran dan maksimalisasi pemasukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga atau organisasi yang melakukan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk optimalisasi keuntungan. Faktor
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi sebuah perusahaan.tanpa adanyapersediaan, perusahaan akan dihadapkan pada suatu resiko dimana perusahaan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1
OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA Muhammad Erwan Rizki 1 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. m.erwan_rizki@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU
INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU Juliana Puspika dan Desi Anita Program Studi Akuntansi, STIE PELITA INDONESIA ABSTRAK This research
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM
MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses
Lebih terperinciManajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning
42 BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi permasalahan sistem, proses produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning Bakery, analisis kebutuhan sistem,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY
ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1128-1140 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah menunjukkan kemajuan cepat dan pesat dengan adanya pertumbuhan industri. Persaingan yang ketat antar
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. BAROKAH DI KEDIRI TAHUN 2015
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. BAROKAH DI KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian...
ABSTRAK Dalam tuntutan era globalisasi saat ini sangat diperlukan profesionalisme dalam manajemen persediaan bahanbaku. Masalah penentuan besarnya persediaan mempunyai efek yang secara tidak langsung mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu resiko mengalami kendala beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan jasa maupun manufaktur. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada suatu resiko
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini merupakan tanda bahwa semakin pesatnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan
Lebih terperincibagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya
Lebih terperinciStudi Kelayakan Bisnis (Aspek Teknis dan Operasi)
Studi Kelayakan Bisnis (Aspek Teknis dan Operasi) Latar Belakang Produksi Penentuan Lokasi Luas produksi Tata letak (layout) Ketepatan Lokasi, SDM, tata letak, luas produksi, Persediaan Tujuan Perusahaan
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciMempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama
Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Nama : Aldi Prasetyo NPM : 30411548 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. PENDAHULUAN Permasalahan
Lebih terperinciANALISIS METODE PERSEDIAAN TEPAT WAKTU (JUST IN TIME) SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU. ( Studi pada PG.
1 ANALISIS METODE PERSEDIAAN TEPAT WAKTU (JUST IN TIME) SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU ( Studi pada PG. Lestari Nganjuk) Muhammad Sholehudin Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA Yustine Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 Lim Sanny Binus University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Aktivitas Perusahaan Lotte Mart adalah sebuah hypermarket di Asia yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan, elektronik, dan barang lainnya. membuka cabang
Lebih terperinciAnggi Lisli Montolalu Celcius Talumingan Eyverson Ruauw
Agri-sosioekonomi Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 71-76 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA PADA INDUSTRI TEPUNG KELAPA (Studi Kasus Pada PT. Royal Coconut) Anggi Lisli Montolalu Celcius Talumingan
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi didirikan pada tahun 1978 oleh. Sebelum mendirikan
Lebih terperinciNASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
PERANAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DALAM MEMINIMALISASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Study Kasus Pada Perusahaan PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya) NASKAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPersediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan
Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Menurut Freddy Rangkuti (2004), persediaan merupakan suatu aktiva
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan badan usaha, perusahaan dan organisasi mengalami kemajuan yang pesat, sehingga persaingan antar perusahaan semakin meningkat pula.
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.
ejournal Administrasi Bisnis, 5 (4) 2017: 1065-1075 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi. manusia. Kebutuhan ini wajib dipenuhi setiap manusia agar terjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia. Kebutuhan ini wajib dipenuhi setiap manusia agar terjaga keberlangsungan hidupnya. Hal ini sesuai
Lebih terperinciAnalisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,
Lebih terperinci