UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

PERSIAPAN MAHASISWA MENGIKUTI PERKULIAHAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Persepsi Peserta Didik tentang Pelaksanaan Layanan Informasi Mengenai Pemahaman Gaya Belajar di Kelas X Sma Negeri 15 Padang.

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

Keywords: Group Guidance Services, learning skills, Junior High School Students

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR YANG DIALAMI WARGA BELAJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) SURYA KECAMATAN NANGGALO PADANG.

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

PROFIL AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ABSTRACT

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

Hamida * Fitria Kasih ** Nofrita ** Key word: Students Interest, Individual Counseling, Internal Factor and External Factor

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 11 PADANG. Oleh : Deni Okto Nengsi. Fitria Kasih Gusneli

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

Transkripsi:

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

TEACHER EFFORTS IN IMPROVING GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS LEARN HOW TO CONTROL THE CONTENT ON THE SERVICE SMP N 18 PADANG Oleh: * Student ** Lectures Doni Herianto* Dr. Helma, M.Pd** Septya Suarja, M.Pd** Student Guidance and Counseling STKIP PGRI West Sumatra ABSTRAK This research was motivated by students who have problems in their learning. The purposes of this research are to described: 1) the effort of counselor in improving students learning in the form of service planning of content mastery; 2) the effort of counseling teacher in improving students learning in the form of implementation service of content mastery; 3) the effort of counseling teacher in improving students learning in the form of service evaluation of content mastery. This research is quantitative research. The population was class VIII and IX of SMP Negeri 18 Padang which was 602 students. The writer used stratified random sampling technique to determine the sample of this research. The data were analyzed by using percentage formula. The result of this research show that 1) the effort of counseling teacher in improving students learning in the form of service planning of content mastery is in a good categories; 2) the effort of counseling teacher in improving students learning in the form of service implementation of content mastery is in a good categories; 3) the effort of counseling teacher in improving students learning in the form of service evaluation of content mastery is in a good categories. Key Word: Improving Students Learning PENDAHULUAN Sekolah Menengah Pertama adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah Menengah Pertama menjadi program wajib 12 Tahun (SD, SMP, SMA). Lanjutan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun, sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun, dan sekolah menegah atas (sederajat) 3 tahun. Pendidikan merupakan langkah bijak dalam pembinaan generasi bangsa Indonesia. Upaya semua pihak melalui pendidikan, terutama pendidikan formal diharapkan dapat membina para peserta didik mencapai perkembangan yang optimal. Upaya pembinaan peserta didik sebagai generasi masa depan ini telah dirumuskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya pada Pasal 3 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan 1

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Daradjat (201 1: 266) guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan adalah dua macam peranan yang mengandung banyak perbedaan dan persamaan. Keduanya sering dilakukan oleh guru yang ingin mendidik dan yang bersikap mengasihi dan mencintai peserta didik. Sebagai pembimbing, guru lebih suka kalau mendapat kesempatan menghadapi sekumpulan peserta didik di dalam interaksi belajar-mengajar. Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat mengiringi mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri. Guru Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu tenaga pendidik yang ada di lingkungan sekolah. Dalam hal ini berarti guru BK juga bertugas mewujudkan suasana belajar dan tugas pembelajaran layanan bimbingan dan konseling. Tugas utama seorang guru BK ialah memberikan bantuan berupa layanan melalui bimbingan kearah kemandirian peserta didik, baik itu bimbingan yang menyangkut keadaan pribadi sampai kepada bimbingan yang menyangkut untuk Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES). Sebagai pertanda bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (Soetjipto dan Kosasi 1999: 66) sebagai berikut: 1. Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas. 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya. 3. Menunjukan sikap yang kurang wajar: suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugastugas, dan sebagainya. 4. Menunjukan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu, dan sebagainya. Kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi: 1. Cara belajar, baik belajar secara kelompok maupun individual. 2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar. 3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran. 4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. 5. Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran. Menurut Slameto (Djamarah, 2002: 13) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (2002: 13) belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian, maka perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, dan sebagainya bukanlah termasuk perubahan akibat belajar. Oleh karena itu, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang atau peserta didik. Berdasarkan kesimpulan di atas belajar adalah serangkaian kegitan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu sistem yang dapat difungsikan dalam upaya pengembangan kebiasaan belajar adalah layanan penguasaan konten atau layanan pembelajaran. Layanan dalam kegiatan bimbingan konseling ini merupakan sebuah opsi yang dapat dijalankan konselor dalam rangka membantu peserta didik menemukan cara-cara efektif dan sesuai bagi dirinya untuk melangsungkan kegiatan belajar. Penemuan cara-cara yang efektif dalam kegiatan belajar diyakini dapat membantu dalam membentuk persepsi dan sikap positif peserta didik terhadap belajar. Menurut Prayitno (2004: 2) definisi layanan penguasaan konten adalah layanan bantuan kepada individu (sendiri -sendiri 2

ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Jadi di dalam layanan penguasaan konten harus terdapat suatu konten atau kemampuan atau kompetensi tertentu yang dibelajarkan kepada peserta didik dan diharapkan peserta didik mampu menguasai konten tersebut secara matang. Konten dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar peserta didik. Dalam upaya mengembangkan keterampilan belajar, guru dapat melangsungkan layanan tentang cara membuat catatan, membuat ringkasan, membaca efektif, bertanya efektif. Sedangkan dalam pengembangan sikap belajar, guru dapat memberikan pelayanan seperti menemukan motif belajar, mengatur waktu belajar, belajar menggunakan sumber belajar. Layanan penguasaan konten dinilai efektif karena layanan ini memiliki fungsi utama sebagai pemeliharaan dan pengembangan (Mugiarso, dkk 2009: 61). Diharapkan setelah mengikuti layanan penguasaan konten, peserta didik mampu memelihara kebiasaan belajar yang efektif sehingga mampu memberikan dampak yang positif bagi dirinya. Prosedur pelaksanaan layanan penguasaan konten hampir sama dengan layanan klasikal lainnya dalam bimbingan dan konseling. Layanan klasikal umumnya mengisi tahap inti dengan penyajian materi bahasan dan tanya jawab. Namun berbeda dengan layanan penguasaan konten yang menambahkan kegiatan lanjutan setelah diberikan penyampaian materi dan tanya jawab. Kegiatan lanjutan ini dapat berupa diskusi kelompok, latihan terbatas, survei lapangan, studi kepustakaan, percobaan, atau latihan tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengubah kebiasaan belajar peserta didik melalui layanan penguasaan konten. Aspek yang perlu ditingkatkan dalam kebiasaan belajar peserta didik adalah cara peserta didik mengerjakan tugas di sekolah (Delay Avoidance) dan kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan belajar (Works Methods). Misalnya saat peneliti ingin meningkatkan aspek cara peserta didik mengerjakan tugas di sekolah, peneliti tidak hanya menyampaikan materi tentang pentingnya cara yang efektif mengerjakan tugas di sekolah dan tanya jawab, tetapi juga memberikan latihan terbatas bagaimana cara membuat ringkasan materi pelajaran. Lalu apabila peneliti ingin meningkatkan kebiasaan dalam melaksanakan kebiasaan belajar, dapat diberikan kegiatan lanjutan berupa memberikan latihan mengurangi rasa kantuk saat belajar benar agar dapat menerima pelajaran dengan baik, bagaimana cara bertanya kepada guru, dan sebagainya Berdasarkan wawancara pada tanggal 3 April 2016 di SMP Negeri 18 Padang dengan salah satu guru BK bahwasanya peserta didik banyak mengalami masalah dalam cara belajar seperti meribut di kelas, copy paste, sering memainkan handphone saat belajar, peserta didik sering izin keluar kelas, tidak fokus pada saat belajar sehingga menggangu kondisi belajar mengajar, dan adanya peserta didik yang mendapatkan nilai rendah. Hasil observasi pada tanggal 3 April 2016 di SMP Negeri 18 Padang tersebut terlihat peserta didik yang mengalami masalah seperti adanya peserta didik yang melamun saat belajar, tidak membawa buku catatan, tidak memiliki catatan yang lengkap, suka mengganggu teman yang lain saat belajar. Upaya yang dilakukan guru BK belum maksimal dalam memperbaiki cara belajar peserta didik yang kurang baik. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa guru sebagai pendidik yang bisa memberikan pembinaan ke arah yang lebih baik dalam memperbaiki cara belajar peserta didik. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mngadakan penelitian yang berjudul Upaya Guru BK dalam Memperbaiki Cara Belajar Peserta Didik Melalui Layanan Penguasaan Konten di SMP Negeri 18 Padang. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah penelitian ini adalah : 1. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara perancanaan layanan penguasaan konten. 2. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara pelaksanaan layanan penguasaan konten. 3. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara evaluasi layanan penguasaan konten. Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan; Bagaimana upaya guru BK dalam memperbaiki cara belajar konten belajar di SMP Negeri 18 Padang?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara perancanaan layanan penguasaan konten. 3

2. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara pelaksanaan layanan penguasaan konten. 3. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara evaluasi layanan penguasaan konten. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005: 83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail. populasi dalam penelitian yakni peserta didik kelas VIII dan IX SMP Negeri 18 Padang yang berjumlah 602 orang.dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik stratified random sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Arikunto (201 3:275) bahwa data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan data yang lain karena interval artinya jarak. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data tentang cara belajar peserta didik. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di kelas VIII dan XI SMP 18 Padang, sedangkan data sekunder pada penelitian ini adalah data yang didapatkan dari tata usaha. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Arikunto (2013 : 128) quesioner (angket) yaitu seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal ingin diketahui. Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Sugiyono (2013: 43) persentase dapat dihitung dengan rumus: P = x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perencanaan Layanan Penguasaan Konten Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas dapat diketahui upaya guru BK dalam memperbaiki cara belajar konten di SMP Negeri 18 Padang, kategori sangat baik frekuensi 26 (30,23%), kategori baik frekuensi 37 (43,02%), kategori cukup baik frekuensi 18 (20,93%), kategori kurang baik frekuensi 5 (5,82%), kategori sangat kurang baik tidak ada. Jadi upaya guru BK dalam memperbaiki cara aspek perencanaan layanan penguasaan konten 2. Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas dapat diketahui upaya guru BK dalam memperbaiki cara belajar konten di SMP Negeri 18 Padang, kategori sangat baik frekuensi 31 (36,05%), kategori baik frekuensi 40 (46,51%), kategori cukup baik frekuensi 13 (15,12%), kategori kurang baik frekuensi 2 (2,32%), kategori sangat kurang baik tidak ada. Jadi upaya guru BK dalam memperbaiki cara aspek pelaksanaan layanan penguasaan konten 3. Evaluasi Layanan Penguasaan Konten Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas dapat diketahui upaya guru BK dalam memperbaiki cara belajar konten di SMP Negeri 18 Padang, kategori sangat baik frekuensi 33 (38,37%), kategori baik frekuensi 47 (54,65%), kategori cukup baik frekuensi 4 (4,65%), kategori kurang baik frekuensi 2 (2,33%), kategori sangat kurang baik tidak ada. Jadi upaya guru BK dalam memperbaiki cara aspek evaluasi layanan penguasaan konten KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya guru BK dalam memperbaiki cara belajar konten sebagai berikut: 1. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara perancanaan layanan penguasaan konten 2. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara pelaksanaan layanan penguasaan konten 4

3. Upaya guru BK dalam memperbaiki cara evaluasi layanan penguasaan konten berada pada kategori baik. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yanag telah dikemukakan berikut diberikan saran kepada: 1. Peserta didik Diharapkan peserta didik, agar lebih memperhatikan tentang layanan penguasaan konten mengenai cara belajar efektif yang diberikan oleh guru BK serta menerapkan materi-materi yang diberikan oleh guru BK dalam kehidupan sehari-hari karena sangat penting dan dapat menunjang prestasi belajar peserta didik. 2. Guru BK Sebaiknya, guru BK tetap mempertahankan dan meningkatkatkan dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten mengenai cara belajar efektif peserta didik. 3. Guru mata pelajaran Diharapkan agar guru mata pelajaran ikut serta dalam meningkatkan dan mempertahankan cara dan kebiasaan belajar peserta didik. 4. Kepala Sekolah Sebagai pimpinan sekolah, agar dapat memperhatikan lagi faktor penunjang keberhasilan suatu tujuan pembelajaran, serta melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya pembelajaran yang diharapkan. 5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai acuan dalam upaya guru BK memperbaiki cara belajar peserta didik dan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk meluluskan tenaga guru BK di sekolah yang professional. 6. Peneliti selanjutnya Agar dapat meneliti dengan variabel yang berbeda. Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Jurusan BK FIP Universitas Negeri Padang. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Bandung: Fokusmedia. Yusuf, A. Muri. 2005. Metode Penelitian. UNP: Padang. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharismi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Mugiharso, Heru. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES Press. 5