LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VIII PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT ( REKRISTALISASI & SUBLIMASI)

PENENTUAN METODE REKRISTALISASI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN KRISTAL AMONIUM PERKLORAT (AP)

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Revisi BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

Perubahan zat. Perubahan zat

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REKRISTALISASI Tujuan Percobaan : Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB IV ZAT DAN KARAKTERISTIKNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

PERUBAHAN MATERI. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertent

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN TITIK LEBUR UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 PENENTUAN TITIK LEBUR

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

MENYARING DAN MENDEKANTASI

TEKNIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

SIFAT-SIFAT BENDA. A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

STUDI EKSPERIMENTAL PEMURNIAN GARAM NACL DENGAN CARA REKRISTALISASI

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

Titik Leleh dan Titik Didih

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH) OLEH: NAMA : RAMLAH NIM : F1F1 12 071 KELOMPOK KELAS ASISTEN : III : B : FAISAL ABDA JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2013

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH) A. TUJUAN Tujuan dari percobaan kali ini yaitu: 1 Melakukan rekristalisasi dengan baik 2 Memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi 3 Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan 4 Memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi B. LANDASAN TEORI Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasil dalam bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri yang sangat penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam bentuk kristal.bentuk kristal semakin banyak diminati karena kemurniannya yang tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah dalam pengepakan dan trasportasi. Dari segi kebutuhan energi, kristalisasi memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan distilasi atau metode pemisahan yang lain (Fachry dkk, 2008). Pemurnian yang diistilahkan dengan rekristalisasi pada prinsipnya adalah pelarutan kristal di dalam pelarut yang sesuai dan kemudian dikristalkan kembali. Dengan demikian impuritas yang terperangkap ke dalam kristal bisa keluar seiring larutnya kristal dalam pelarut. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam konisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Setelah suatu kristal endapan terbentuk, kemurniannya dapat ditingkatkan dengan cara endapan itu disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan ulang. Ion pengotor akan hadir dalam konsentrasi yang lebih rendah selama pengendapan. Kemudahan suatu

endapan dapat disaring dan dicuci tergantung ebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya (Pinalia, 2011). Temperatur rekristalisasi yaitu, perubahan struktur kristal akibat pemanasan pada suhu kritis dimana untuk suhu kritis pada baja karbon adalah pada 723 C, sehingga dapat diartikan lebih lanjut bahwa temperatur rekristalisasi adalah suatu proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk didalamnya (Syafurjaya, 2009). Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian. Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan dari tiga parameter berikut yaitu : distribusi ukuran kristal (Crystal Size Distribution, CSD), kemurnia kristal (crystal purity) dan bentuk Kristal (crystal habit/shape) (Setyopratomo, 2003). Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisai adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam kondisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan menguap (Pinalia, 2011). Sublimasi adalah perubahan es dari bahan beku langsung menjadi uap (sublimasi) tanpa mengalami proses pencairan terlebih dahulu, karena proses ini melibatkan suhu (pembekuan dan pengeringan) dan tekanan tertentu (Syafurjaya, 2011).

Pemanasan terbalik dilakukan dengan memberikan elemen pemanas dari bawah wadah. Pemanasan terbalik dilakukan dengan harapan panas akan berkonduksi melalui lapisan beku bahan yang mempunyai nilai konduktivitas panas lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan bahan kering berongga, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses sublimasi akan lebih cepat (Siregar, dkk., 2006). Naftalena, zat padat hablur yang tidak berwarna, berbau kapur barus yang tajam, titik leleh 80 o C, titik didih 218 o C, menyumblim jika dipanaskan. Tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alcohol, larut dadlam benzene dan sangat larut dalam eter chloroform dan karbondisulfida. Molekulnya terdiri atas dua lingkaran benzene berdampingan terikat pada dua atom karbon, jadi terdiri atas sepuluh atom karbon dan delapan atom hydrogen (Anonim,2004).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu : Gelas kimia Hotplate Labu alas bulat 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : Kapur barus (naftalen) Air

D. PROSEDUR KERJA Kapur barus - Dihancurkan - Dimasukkan ke dalam gelas kimia - Ditutup gelas kimia menggunakan labu alas bulat yang berisi air - Dipanaskan - Diamati penguapan yang terjadi Menguap dan membentuk Kristal jarum berwarna putih

E. HASIL PENGAMATAN Perlakuan Kapur barus dimasukkan dalam gelas kimia, ditutup dengan labu alas bulat lalu dipanaskan Hasil Warna sebelum dipanaskan : hijau, ungu, jingga. Setelah dipanaskan, menguap dan membentuk Kristal jarum berwarna putih

F. PEMBAHASAN Teknik kristalisasi adalah suatu proses melarutkan zat padat tidak murni dalam pelarut panas, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan larutan tersebut untuk membiarkan zat tersebut mengkristal. Hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proses rekristalisasi adalah pemilihan pelarut yang tepat. Pelarut yang tepat adalah pelarut yang suka melarutkan senyawa pada suhu kamar, tetapi dapat melarutkan dengan baik pada titik didihnya. Pemisahan dan pemurnian bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercampur atau tercemar. Zat atau materi dapat dipisahan dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasri pemisahan dan pemurniaan campuran. Berikut adalah beberapa prinsip yang digunakan dalam proses pemisahan dan pemurnian campuran. Sublimasi adalah suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat. Pemurnian dengan metode sublimasi ini dapat dilakukan karena adanya perbedaan kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dengan pengotornya. Sublimasi dapat digunakan untk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak dapat menyublim. Pada percobaan kali ini digunakan kapur barus yang akan dipanaskan untuk melihat zat murninya. Kapur barus yang masih berwarna biru, hijau, pink, dan kuning dalam gelas kimia yang ditutup dengan labu alas bulat dengan lehernya disumbat oleh tissue. Kemudian kapur barus dipanaskan hingga berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan dahulu. Naftalen merupakan senyawa yang sangat mudah menyublim. Naftalen mudah diisolasi karena senyawa ini menyublim dari larutan sebagai serpihan kristal tidak berwarna dengan titik leleh 80 0 C. Saat dilakukan pemanasan secara sistem terisolasi,

naftalen menyublim dengan menyisakan kristal yang menempel didasar glass wool berupa jarum dan pipih. Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, yang kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga pada proses sublimasi, kapur barus yang dipanaskan tidak berubah menjadi senyawa lain, melainkan menjadi zat murni naftalena yang berubah dari bentuk fase padat ke gas, kemudian ke padar kembali.

G. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Rekristalisasi adalah suatu tekhnik pemisahan zat padat dari pencemarnya, yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. 2. Naftalen dilarutkan dalam air karena titik didih air yang jauh lebih rendah dari titik didih naftalen. 3. Menghilangkan warna larutan pada sampel dilakukan dengan proses pemanasan. 4. Kristal yang terbentuk yaitu berbentuk jarum yang menunjukkan bentuk molekul asli dari naftalen.

DAFTAR PUSTAKA Affiz, Fuad, 2012, Pengaruh Pengerolan Pra Pemanasan Dibawah Temperatur Rekristalisasi dan Tingkat Deformasi Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik serta Struktur Mikro Baja Karbon Sedang untuk Mata Pisau Pemanen Sawit, Jurnal e-dinamis, Vol: 2(2). Pinalia, Anita, 2011, Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan Sistem Pendinginan Terkontrol untuk Menghasilkan Kristal Berbentuk Bulat, Majalah Sains dan Teknologi, Volume 9(2). Pinalia, Anita. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk Meningkkatkan Kemampuan Kristal Amonium Perklorat (AP). Majalah Sains dan Teknologi. Volume 6(2). Setyopratomo, Puguh., Wahyudi Siswanto dan Heru Sugiyanto Ilham. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan Cara Rekristalisasi. Unitas. Volume 11(2). Siregar, K., dkk., 2006, Pengeringan Beku Dengan Metode Pembekuan Vakum Dan Lempeng Sentuh Dengan Pemanasan Terbalik Pada Proses Sublimasi Untuk Daging Buah Durian, Buletin Agricultural Engineering BEARING, Vol: 2 (1). Syafurjaya,Roby & Sari Hasanah, 2009, Kualitas Fisik Kertas Setelah Pengeringan dengan Metode Kering Angin dan Vacuum Freeze Drying, BACA, Vol: 30(1). Anonim, 2004, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Penerbit Erlangga. Jakarta.